Anda di halaman 1dari 11

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi


ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Kewirausahaan dalam bahasa perancis disebut entrepreneurship yang kalau
diterjemahkan secara harfiah punya pengertian sebagai perantara, diartikan sebagai sikap dan
perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karya atau mampu
menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi
maksimal. Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon
pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-
an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada sedangkan di Indonesia,
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.

Ada juga yang menjelaskan definisi kewirausahaan adalah suatu sikap mental seseorang
yang memiliki kreativitas, aktif, bercipta daya untuk membuat sesuatu yang unik dan baru dan
dapat bermanfaat bagi banyak orang. Agar lebih memahami apa arti kewirausahaan, maka kita
dapat melihat beberapa pendapat para ahli berikut ini:

Richard Cantillon (1734)

Wirausaha ialah seorang yang sanggup menghadapi resiko dan ketidakpastian karena mereka
memproduksi barang dengan biaya tertentu dan menjual kembali barang tersebut dengan harga
tertentu.

Jean Baptise Say (1803)

Seorang wirausaha yang sukses mesti mempunyai sifat pengambil keputusan yang bijaksana,
ketekunan dan pengetahuan yang cukup tentang alam bisnis, selain kemahiran dalam aspek
pengawasan dan administrasi.

Richard T Ely dan H Hess (1893)

Wirausaha ialah seorang yang memplaning, mengorganisasi dan mengelola keuntungan sebuah
perusahaan di samping menghadapi ketidakpastian dan resiko.
Frederick Larrington. (1922)

Bidang kewirausahaan yang sukses dapat direalisasi dalam bentuk bisnis sendiri, perkongsian,
perusahaa, koperasi dan persatuan.

Joseph Schumpeter (1934)

Peranan bidang kewirausahaan ialah membentuk kembali kaedah produksi yang telah diciptakan
dan memproses produk yang lama menurut cara baru, apakah dengan mengunakan bahan mentah
yang baru atau mengorganisasikan kembali proses produksi.

David MC Clelland (1961)

Tingkah laku wirausaha yang sukses ialah mengambil resiko, tegas, energik, bertanggung jawab,
dapat membuat keputusan yang rasional, dapat memprediksi masa depan dan mempunyai
kemahiran organisasi.

Beberapa pengertian kewirausahaan menurut para ahli di Indonesia

Drs. Joko Untoro

Menurut Drs. Joko Untoro, pengertian kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan
berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, berdasarkan
kemampuan dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Eddy Soeryanto Soegoto

Menurut Eddy Soeryanto Soegoto, pengertian kewirausahaan adalah usaha kreatif yang
dilakukan berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah,
memberikan manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain.

Ahmad Sanusi

Menurut Ahmad Sanusi, definisi kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.
Soeharto Prawiro

Menurut Soeharto Prawiro, pengertian kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk
memulai usaha dan mengembangkan usaha.

Peter Drucker

Menurut Peter Drucker, pengertian kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan


sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain.

Zimmerer

Menurut Zimmerer, pengertian kewirausahaan adalah sebuah proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
bisnis

Siswanto Sudomo

Menurut Siswanto Sudomo, pengertian kewirausahaan adalah segala sesuatu yang penting
mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat pekerja keras dan mau berkorban,
memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya.]

Seseorang yang ingin memulai bisnis tentu harus memiliki jiwa kewirausahaan. Tanpa jiwa
kewirausahaan bisa jadi bisnis yang sedang dirintis berhenti di tengah jalan karena penyebab
yang sederhana, seperti ketidakmampuan mengatasi kepercayaan diri untuk menjalankan bisnis.
Berikut beberapa hal yang di miliki oleh seseorang yang berjiwa wirausahawan:

 Mempunyai Keberanian dan Daya Kreasi yang Tinggi

Pebisnis yang sukses adalah seseorang yang memiliki keberanian yang tinggi untuk berkreasi.
Karena memiliki kreativitas saja tidak cukup untuk menuju kesuksesan berbisnis. Orang yang
memiliki keberanian untuk memulai tidak akan takut dengan resiko kegagalan yang bisa saja
terjadi sewaktu-waktu. Tapi bukan berarti harus berani saja tanpa adanya pertimbangan dan
perencanaan yang mumpuni. Jiwa kewirausahaan tercipta karena timbulnya kepercayaan diri
untuk mewujudkan mimpi dan keinginan untuk hidup lebih baik dan lebih besar.
 Mempunyai Semangat Tinggi dan Kemauan Keras

Tidak hanya daya kreativitas saja, seorang wirausahawan yang ingin membangun bisnis harus
memiliki semangat tinggi dan kemauan keras. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa
percaya diri bahwa apa yang akan dikerjakan akan membawa pada keberhasilan. Adanya
kemauan yang keras membuat seseorang bertekad kuat untuk mewujudkan apa yang
diinginkannya.

 Mempunyai Daya Analisis yang Baik

Seorang wirausaha harus memiliki daya analisis terhadap apa yang sedang dikerjakannya. Misal
saja memperhitungkan untung rugi, persaingan, nilai jual barang atau jasa dan kemampuan
analisis pasar lainnya. Hal ini penting dimiliki dalam diri seorang wirausahawan yang sedang
menggeluti bisnis, karena betujuan untuk meminimalisir kerugian.

 Berjiwa Pemimpin dan Tidak Berperilaku Konsumtif

Pebisnis harus memiliki jiwa kepemimpinan, baik untuk dirinya sendiri maupun bawahannya.
Dalam artian mampu memimpin atau mengendalikan dirinya sendiri dan anggotanya dalam
pengambilan keputusan. Seorang pemimpin tidak seharusnya memiliki perilaku konsumtif,
karena pengeluaran harus lebih kecil daripada pemasukan. Dengan jiwa seperti ini, bisnis yang
sedang di bangun akan semakin berkembang dengan terus memanfaatkan keuntungan sebagai
modal untuk bisnis yang lebih besar.

 Membuat Keputusan dan Melaksanakannya

Pebisnis yang hebat adalah yang mampu membuat keputusan dengan cepat dan tepat untuk
menghasilkan sesuatu. Pebisnis yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah yang memiliki
perhitungan dalam setiap keputusannya dalan melaksanakan keputusan tersebut sesuai yang
sudah disepakati bersama timnya. Melaksanakan keputusan dengan cepat meminimalisir
hilangnya peluang.
 Memiliki Pengabdian yang Besar Terhadap Bisnisnya

Jiwa wirausaha dimiliki oleh seseorang yang bisa mengabdikan diriya terhadap pekerjaannya.
Pebisnis yang sedang memulai bisnisnya harus mengesampingkan kepentingan-kepentingan
yang bisa ditunda demi pekerjaanya.

Dalam berwirausaha tentu memiliki tujuan yang ingin di capai berikut ini adalah beberapa
tujuan seseorang berwirausaha:

 Membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain dan membantu mereka untuk menjadi
pengusaha mandiri.
 Menciptakan jaringan bisnis yang baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja di
sekitarnya.
 Meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan juga masyarakat di sekitar usaha yang
dijalankan dengan membuka lapangan kerja.
 Menularkan dan mengembangkan semangat berwirausaha kepada orang lain.
 Membantu para pengusaha muda untuk berkreasi dan berinovasi.

Selanjutnya adalah profil wirausaha menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha
dapat dijabarkan sebagai berikut.                    

 Kewirausahaan Rutin

Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan


masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan
perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan pengalo-kasian
sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi.

 Kewirausahaan Arbitase

Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan dan pemanfaatan. Kegiatan
kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana
pribadi wirausaha, kegiatan-nya adalah spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan
harga beli.
 Kewirausahaan Inovatif

Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia
merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga
dalam pasar dan sumber pengadaan, peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru.
Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pembekalan, dan organisasi
yang baru. 

Wirausaha mempunyai dua fungsi, kedua fungsi tersebut adalah fungsi makro dan fungsi mikro.

1.      Fungsi Makro

Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian
suatu bangsa. Di amerika serikat, eropa barat, dan negara-negara diasia, kewirausahaan menjadi
kekuat-an ekonomi negara tertentu, sehingga negara-negara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia
yang kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Hasil-hasil dari
penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi rekayasa telah
menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala global, yang
merupakan hasil dari proses dinamis wirausaha yang dinamis. Bahkan para wirausahalah yang
berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peranan wirausaha
melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, karena;

1. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan


usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil
produk-produk industri besar.

2. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber
daya yang ada, dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal, dan meningkatkan
sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh.

3. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat


pemerataan berusaha, dan pemerataan pendapatan, karena jumlahnya tersebar baik di
perkotaan maupun di pedesaan.
2.      Fungsi Mikro

Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan ketidakpastian, mengombinasikan
sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-
usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya menurut marzuki usman (1977) secara umum
wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana
(planner).

a. Innovator

Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan:

1)      Produk baru

2)      Teknologi baru

3)      Ide-ide baru

4)      Organisasi usaha baru

b.      Planner

Wirausaha berperan dalam merancang ;

1)      Perencanaan usaha

2)      Strategi perusahaan

3)      Ide-ide dalam perusahaan

4)      Organisasi perusahaan

Beberapa ahli mengemukakan profil kewirausahaan dengan pengelompokan yang berbeda-beda.


Roopke (1995: 5) mengelompokan kewirausahaan berdasarkan pada peranannya menjadi tiga
kelompok antara lain:
1. Wirausahawan rutin
Wirausahawan yang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung berfokus pada
pemecahan masalah dan perbaikan standard prestasi tradisional. Fungsi wirausahawan rutin
adalah mengadakan perbaikan terhadap standard tradisional, bukan penyusunan dan
pengalokasian sumber-sumber.

2. Wirausahawan arbitrase
Wirausahawan yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan dan pemanfaatan.
Misalnya, bila tidak terjadi ekuilibrium dalam penawaran dan permintaan pasar, ia akan membeli
dengan murah dan menjualnya dengan mahal.

3.Wirausahawan inovatif
Wirausahawan dinamis yang menghasilkan ide dan kreasi baru yang berbeda. Ia merupakan
promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan
sumber pengadaan, peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru.

Sementara itu, Thomas zimmerer (1996) mengelompokan wirausahawan berdasarkan pada


profilnya menjadi empat kelompok antara lain:

1. Part-time enterpreneurship, yaitu wirausahawan yang hanya setengah waktu melakukan usaha,
biasanya sebagai hobi. Kegiatannya hanya bersifat sampingan.
2. Home-based new ventures, yaitu usaha yang dirintis dari rumah/tempat tinggal.
3. Family owned-business, yaitu usaha yang dirintis dari rumah/dimiliki oleh anggota keluarga
secara turun-temurun.

4.Copreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausahawan yang bekerja sama
sebagai pemilik dan menjalankan usahannya bersama-sama.
Menurut Suryana (2014: 108), keberhasilan dalam wirausaha ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
yang mencakup hal-hal berikut:

1) Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan
dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan
menjadi wirausahawan yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dilengkapi
dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak
dilengkapi dengan kemampuan.

2) Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak meiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki
keamauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad
yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

3) Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada
peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau
menunggu peluang yang datang kepada kita.

Jadi, kemampuan wirausaha merupakan fungsi dari perilaku wirausaha dalam mengombinasikan
kreativitas, inovasi, kerja keras dan keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
Sikap wirausaha adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang untuk wirausaha, mengacu
pada respon individu terhadap risiko dalam berbisnis dan mampu menghadapi rintangan dalam
dunia usaha. faktor-faktor yang mempengaruhi sikap wirausaha merujuk dari teori Suryana
(2014: 42) yang meliputi hasrat untuk memperoleh pendapatan yang tinggi, hasrat untuk
memperoleh kepuasan karir, hasrat untuk mengkontrol diri sendiri, hasrat untuk mendapatkan
prestis dari keberadaan bisnisnya, hasrat untuk segera mewujudkan ide dan konsep-konsep baru,
hasrat untuk mengembangkan kekayaan jangka panjang, dan hasrat untuk berkontribusi terhadap
kemanusiaan atau hal-hal khusus.

Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat kedepan dan
berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan
pemecahannya. Alma (2011: 31) menjelaskan jika untuk menjadi wirausahawan, seorang harus
memiliki sikap sebagai berikut:

1) Percaya Diri
2) Berorientasi pada Tugas dan Hasil
3) Pengambilan Resiko
4) Kepemimpinan
5) Keorisinilan
6) Berorientasi ke masa depan

Pentingnya memiliki sikap wirausaha karena orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak
memiliki kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan,
keduanya tidak akan menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Sikap wirausaha yang dimiliki
oleh seorang wirausaha pada kenyataannya memang perlu dikembangkan, misalnya dengan
menambah pengetahuan wawasan. Penambahan pengetahuan dan wawasan itu seharusnya
dilakukan secara bertahap dan terus menerus melalui proses belajar. Terkadang setiap proses
belajar itu tidak disadari sebagai alat dalam mengembangkan perilaku wirausaha, karena
biasanya itu dianggap sebagai bagian dari pengalaman. Padahal pengalaman itu sendiri dapat
dijadikan cermin untuk selalu menetukan yang terbaik di masa yang akan datang. Dengan
pengalaman-pengalaman itu pula setiap wirausaha diharapkan selalu belajar dan belajar untuk
menambah pengetahuannya. Sikap pengambilan resiko dari seorang wirausahawan ditunjukkan
dari kemampuan mengambil resiko dan menyukai tantangan. Hal ini menjadi penting mengingat,
seorang wirausaha harus bisa mengambil resiko dari kesulitan dalam mengembangkan atau
menjalankan usaha yang akan dihadapi. Wirausahawan harus memiliki pertimbangan dan
perhitungan matang untuk mengatasi resiko yang menghadang.

Karakteristik wirausahawan pada umumnya terlihat pada waktu ia berkomunikasi dalam rangka
mengumpulkan informasi dan pada waktu menjalin relasi bisinisnya. Karakteristik wirausahawan
yang perlu dimiliki dan dikembangkan, antara lain sebagai berikut:

1) Berwatak luhur.
2) Kerja keras dan disiplin.
3) Mandiri dan realistis.
4) Prestatif dan komitmen tinggi.
5) Berpikir posoitif dan bertanggung jawab.
6) Dapat mengendalikan emosi.
7) Tidak ingkar janji, menepati janji dan waktu.
8) Belajar dari pengalaman.
9) Memperhitungkan resiko.
10) Merasakan kebutuhan orang lain.
11) Bekerja sama dengan orang lain.
12) Menghasilkan sesuatu untuk orang lain.
13) Memberi semangat orang lain.
14) Mencari jalan keluar dari setiap permasalahan.
15) Merencanakan sebelum bertindak.

Anda mungkin juga menyukai