Anda di halaman 1dari 20

Abstrak Kebanyakan orang lebih mengenal istilah Entrepreneur dibanding dengan Intrapreneur, bahkan mungkin ada yang menganggap

bahwa Entrepreneur sama dengan Intrapreneur. Penelitian ini dimaksudkan agar setiap orang yang membacanya dapat membedakan antara Entrepreneur dan Intrapreneur. Terdapat perbedaan yang nyata antara Entrepreneur dan Intrapreneur dimana Entrepreneur adalah seseorang atau sekelompok orang yang membuka usahanya sendiri, sementara Intrapreneur adalah orang yang memiliki pekerjaan dari usaha yang memang sudah ada, namun ia yang mengurus usaha tersebut dan memiliki bawahannya sendiri. Selain itu, terdapat persamaan antara Entrepreneur dan Intrapreneur, yaitu entrepreneur dan intrapreneur harus selalu memiliki ide, kreatif dan inovatif, pantang menyerah, dan tekun. Kata kunci: entrepreneur, intrapreneur, persamaan, perbedaan.

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan memiliki kualitas yang baik maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk melihat badan usaha / perusahaan tersebut telah menjalankan suatu kaidahkaidah manajemen yang baik. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan dan kinerja non keuangan. Banyaknya pengangguran yang terdapat di Indonesia diakibatkan tenaga kerja yang ada lebih banyak daripada lapangan pekerjaan yang tersedia. Banyaknya pengangguran yang terjadi menyebabkan sebagian orang berpikir untuk membuka usahanya sendiri. Orangorang ini selain memberikan pemasukan terhadap diri mereka sendiri, juga membantu terciptanya lapangan pekerjaan yang baru dan mengurangi pengangguran yang ada. Orang-orang yang menciptakan lapangan pekerjaan baru ini disebut sebagai Wirausaha. Orang-orang yang membuka usaha sendiri disebut sebagai Entrepreneur. Selain istilah Entrepreneur, ada pula istilah Intrapreneur. Kebanyakan orang tidak memahami apa itu intrapreneur. Kebanyakan menganggap bahwa Intrapreneur sama saja dengan Entrepreneur. Sampai saat ini memang masih banyak pihak yang hanya memperhatikan sosok entrepreneur dan mengesampingkan sosok intrapreneur yang sebenarnya juga sangat berperan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. Padahal konsep dari intrapreneur sendiri adalah orang yang memiliki dan menggunakan inovasi dan kreativitas dalam bekerja di sebuah perusahaan yang bertujuan untuk mengikat nilai perusahaan tersebut. Menjadi Entrepreneur ataupun Intrapreneur masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Entrepreneur tentu memiliki potensi penghasilan jauh lebih tinggi daripada seorang intrapreneur, tetapi resiko yang dihadapi oleh seorang entrepreneur juga jauh lebih tinggi. Seorang Entrepreneur yang baru memulai usaha harus siap bekerja keras. Entreprenur tidak boleh menyerahkan begitu saja kepada karyawannya. Entrepreneur harus memberikan teladan terlebih dahulu kepada karyawannya. Meski dikatakan bahwa penghasilan seorang Entrepreneur lebih tinggi dibandingkan Intrapreneur, bukan berarti bahwa penghasilan Intrapreneur rendah. Intrapreneur bukanlah seorang karyawan biasa. Intrapreneur adalah seorang professional yang bekerja di suatu perusahaan yang memiliki jiwa leadership untuk memimpin bawahan-bawahannya. Dengan adanya seorang intrapreneur dalam suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan semakin mampu bersaing

dalam segala hal.

1.2 Rumusan Masalah a) Apa yang dimaksud dengan Entrepreneur dan Intrapreneur? b) Bagaimana cara membedakan antara seorang Entrepreneur danIntrapreneur? c) Mengapa seseorang memilih menjadi seorang Entrepreneur atau Intrapreneur?

1.3 Tujuan a) b) c) Agar lebih memahami tentang Entrepreneur dan Intrapreneur. Agar dapat membedakan antar Entrepreneur dan Intrapreneur. Agar seseorang mengetahui keuntungan menjadi seorang Entrepreneur ataupun Intrapreneur.

1.4 Hipotesis Menjadi seorang Intrapreneur berbeda dengan seorang Entrepreneur. Resiko yang dimiliki oleh seorang Entrepreneur lebih besar dibanding dengan Intrapreneur.

1.5 Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data dari internet dengan keterangan-keterangan dari orang yang telah sukses di bidangnya.

Bab 2

Pembahasan 2.1 Entrepreneur Menurut Wikipedia, Wirausahawan atau Entrepreneur adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaransasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluangpeluang dan membuat keputusan. Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru. Wirausahawan adalah orang yang mengetahui peluang yang baik, kreatif, berani mengambil resiko, dan pantang menyerah dalam mewujudkan usahanya. Wirausahawan yang sukses selalu memiliki ide-ide yang kreatif dan terus berinovasi agar usahanya dapat berkembang dengan baik. Wirausahawan yang sukses tidak pernah takut gagal karena kegagalan adalah kunci kesuksesan mereka.

2.1.1

Entrepreneurship Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Menurut Wikipedia, Entrepreneurship is the act of being an entrepreneur, which can be defined as one who undertakes innovations, finance and business acumen in an effort to transform innovations into economic goods. Di bawah ini adalah pengertian Entrepreneurship menurut para ahli: Peter F Drucker Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) .

Thomas W Zimmerer Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.

Andrew J Dubrin Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business).

Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan berarti bekerja sendiri (self-employement). Definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.

Dari pengertian-pengertian mengenai Entrepreneurship di atas, dapat disimpulkan bahwa Entrepreneurship adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang menjalankan suatu usahanya dengan menerapkan ide, kreativitas, dan selalu berinovasi dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. 2.1.2 Ciri-ciri dan sifat seorang wirausahawan v Ciri-ciri wirausahawan Berikut ini adalah ciri-ciri dari seorang wirausahawan, yaitu: Percaya diri : keyakinan, individualitas, dan optimisme ketidaktergantungan,

Berorientasikan tugas : kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energitik, dan inisiatif Berani mengambil resiko : kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan Memiliki jiwa kepemimpinan : Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain

Berorientasi ke masa depan : Selalu bersikap positif dan memiliki pandangan ke depan Pantang menyerah : Tidak cepat putus asa meski mengalami kegagalan Keorisinilan : Inovatif dan kreatif, fleksibel, memiliki banyak sumber, dan serba bisa

v Sifat-sifat wirausahawan Sifat-sifat seorang wirausahawan adalah: Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

2.1.3

Kepribadian Wirausaha Menurut Miner (1996), ada empat tipe kepribadian wirausaha, yaitu:

v Personal Achiever. Ciri-ciri wirausaha tipe personal achiever adalah sebagai berikut: Memiliki kebutuhan berprestasi; Memiliki kebutuhan akan umpan balik; Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan Memiliki inisiatif pribadi yang kuat Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi bukan oleh hal lain.

v Supersalesperson. Ciri-ciri wirausaha tipe supersalesperson: Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain Memiliki keinginan untuk membantu orang lain Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting Memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan strategi perusahaan.

v Real managers. Ciri-ciri wirausaha tipe real managers: Keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan; Ketegasan; Sikap positif terhadap pemimpin;

Keinginan untuk bersaing; Keinginan berkuasa; Keinginan untuk menonjol di antara orang-orang lain.

v The expert idea generator. Ciri-ciri wirausaha tipe expert idea generator: Keinginan untuk melakukan inovasi: Keinginan untuk berinovasi menyebabkan expert idea generator suka menemukan gagasan baru dan melaksanakannya. Keinginan untuk berinovasi konsisten dengan usaha sendiri untuk mencapai keberhasilan dan merasakan kepuasan pribadi dengan itu Menyukai gagasan-gagasan Suka akan gagasan mencakup banyak unsur, seperti antusiame, memperlihatkan perhatian terhadap pendapat orang lain. Percaya bahwa pengembangan produk baru sangat penting untuk menjalankan strategi dan organisasi. Inteligensi yang tinggi Inteligensi mencakup kemampuan seperti penilaian dan penalaran,serta kemampuan untuk menggunakan abstraksi, konsep, dan gagasan. Juga kemampuan untuk belajar, menganalisis dan membuat sintetis. Ingin menghindari risiko Meskipun banyak orang yang menganggap sifat suka ambil risiko sebagai esensi profesi wirausaha, banyak wirausaha yang sangat berhati-hati, dan baru melangkah kalau betulbetul sudah yakin. Bagi wirausaha tipe ini, sifat ini memang penting karena gagasan-gagasannya bisa saja sangat baru dan aneh.

2.1.4

Tahap-tahap Kewirausahaan v Tahap memulai Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa. v Tahap melaksanakan usaha Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. v Tahap mempertahankan usaha Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. v Tahap mengembangkan usaha Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

2.1.5

Kelebihan dan kekurangan wirausahawan Kelebihan - kelebihan yang dimiliki, yaitu: a. b. c. d. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita. Kesempatan untuk menciptakan perubahan. Untuk mencapai potensi penuh Anda. Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.

e.

Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda. Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.

f.

Kekurangan yang dimiliki, yakni: a. Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup. Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi. Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka. Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan. Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu. Putus asa,sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya.

b.

c.

d. e.

f.

2.2

Intrapreneur

Seorang Intrapreneur adalah para karyawan yang bekerja di dalam sebuah perusahaan tapi memiliki jiwa intrapreneur untuk membangun perusahaan. Tidak

semua karyawan memiliki jiwa Intrapreneur. Seorang Intrapreneur disebut juga sebagai seorang professional. Ada perbedaan derajat, kemampuan, karakteristik; tergantung dari seberapa besar keinginan mereka meningkatkan kualitas leadership, pengetahuan, dan kreatifitas dalam mengeksekusi strategi kerja mereka. Intrapreneur adalah seorang entrepreneur di dalam sebuah organisasi yang telah ada. Biasanya dilakukan karena organisasi tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel. Orang-orang berjiwa entrepreneur merupakan orang-orang yang mempunyai penciuman dan penglihatan tajam, melihat kesempatan dalam kesempitan dalam arti positif, melihat hambatan menjadi peluang, dan mengubah peluang menjadi bisnis yang mendatangkan uang. Orang-orang berjiwa entrepreneur seperti halnya leader merupakan orang-orang yang mengubah keadaan. Oleh karena itu ada korelasi bahwa orang-orang yang berjiwa entrepreneur juga menjadi leader dalam lingkungannya, bahkan dalam lingkungan yang lebih luas khususnya di dunia bisnis. Seorang Intrapreneur harus memiliki jiwa Intrapreneurship. Intrapreneurship adalah entrepreneurship yang dipraktekkan di dalam sebuah organisasi. Intrapreneurship merupakan kebiasaan mengembangkan bisnis baru di dalam struktur organisasi yang ada (Stoner, 1995). Intrapreneurship membantu terwujudnya keberhasilan yang inging dicapai organisasi. Pokok tujuan intrapreneurship adalah mengembangkan semangat entrepreneurial dalam ikatan organisasi, sekaligus menciptakan iklim guna tercapainya kesejahteraan.

2.1.1

Hal yang harus diperhatikan dalam menjadi seorang intrapreneur: a) Percaya Diri

Percaya diri adalah ciri khas seorang intrapreneur. Ini adalah modal pertama yang harus di miliki. Kita memang tidak dilahirkan dengan tingkat percaya diri yang sama, namun bukan berarti anda tidak mampu untuk memiliki kepercayaan diri. Percaya diri muncul karena tindakan dan pengambilan keputusan yang berani saat mereka dalam keraguan. Justru di saat ragu mereka lebih banyak memutuskan Yes dari pada No.

b)

Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi

Intrapreneur bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sepenuh hati. Mereka bertindak dan memberi perhatian

penuh terhadap proses. Mereka melihat solusi dari setiap masalah, bukan menyalahkan keadaan atau anak buah, betapapun sulit keadaan itu. Ketika mencari solusi, selalu cari cara untuk meningkatkan kualitas perusahaan. Ownership disini sangat berbeda dengan ingin mengontrol segala sesuatu atau control freak. Justru dengan mental positif ini membuat seluruh karyawan yang lain untuk belajar bertanggung jawab. Gerakkan setiap individu agar dapat diandalkan dan membiarkan setiap individu merasakan nikmatnya memenangkan profit, teamwork dan kesuksesan bisnis.

c)

Mampu berkomunikasi Intrapreneur menyadari bahwa faktor manusia sangat penting bagi kesuksesan kerja. Bukan hanya karyawan tapi termasuk juga customer, business partner, strategic alliances dan elemen manusia lainnyalah yang membuat pekerjaan sukses atau hancur berkepingkeping. Maka komunikasi menjadi kunci kesuksesan dalam menciptakan hubungan yang harmonis. Seorang intrapreneur mau berpikiran terbuka untuk mempelajari cara berkomunikasi efektif, baik secara tulisan maupun lisan. Demi komunikasi efektif, mereka tidak segan-segan menginvestasikan uang dan waktu untuk mengambil kursus komunikasi, public speaking, computer, email, neurolingusitic programming, search engine optimization yang berhubungan dengan komunikasi. Mereka mau mendengar, berpikiran terbuka, menjaga integritas dengan mengatakan secara jujur apa yang ada di dalam pikirannya.

d)

Sangat Terbuka Untuk Belajar Hal Baru Intrapreneurs adalah pembelajar sejati. Mereka sangat terbuka dengan semua hal yang berhubungan dengan ilmu baru. Banyak yang tidak memiliki pendidikan yang signifikan, namun mereka penuh semangat mencari informasi, bertanya, riset dan membaca buku. Tidak sedikit intrapreneur yang belajar dari kesalahan.

Mereka tidak memiliki arogansi, ego dan dibutakan dengan melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Mereka selalu menganjurkan teamnya untuk terus belajar. Thomas Alfa Edison hanya mengecap pendidikan selama tiga bulan. Beliau bukan ilmuwan, bahkan tidak tahu cara yang benar ketika menciptakan bola lampu pijar. Namun beliau dikelilingi orang-orang yang lebih pandai dari beliau. Demikian pula dengan intrapreneur, mereka sangat menghargai edukasi dan menjadi pelajar seumur hidup dari kehidupan dan pengalaman.

e)

Team Player Ini satu hal yang menarik berdasarkan penelitian para pakar bisnis. Intrapreneur adalah pemain team yang penuh komitmen. Mereka menyadari bahwa sebatang lidi bisa dengan mudah di patahkan, namun sapu lidi sangat sulit untuk di hancurkan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Mereka juga menciptakan leverage, daya ungkit dari teamwork untuk menyelesaikan persoalan bisnis yang rumit dan berat. Tidak ada intrapreneur yang sukses tanpa dukungan team sukses.

f)

System-Oriented Seperti seorang ahli matematika, formula yang benar akan memberikan hasil yang benar terus menerus. Selama kita masih menggunakan formula yang sama, hasilnya pasti sama. Seorang intrapreneur sangat mengandalkan system. Mereka sangat system oriented. Mereka berupaya menyelesaikan masalah dengan system sebelum mencari penyelesaian manusia. Mereka percaya bahwa pekerjaan yang sukses bukan karena mengandalkan manusianya tapi systemlah yang bekerja. Manusia bisa sakit, cuti, resign, jika intrapreneur mengandalkan manusia, maka system akan berhenti saat manusianya tidak di tempat. Untuk itu intrapreneur membuat sebuah blueprint, peta dan kompas agar saat terjadi sesuatu ada alat yang bisa memandu untuk mencapai hasil yang diinginkan secara konsisten. Nah, saat terjadi sebuah masalah, seorang intrapreneur akan

menganalisa sistem yang sudah ada, melakukan desain ulang, implementasi, dan menyempurnakan system tersebut.

g)

Dedikasi Tinggi Seorang intrapreneur mendedikasikan dirinya untuk menyelesaikan rencana-rencananya, visinya, dan mimpi-mimpinya yang merupakan tujuan hidupnya. Salah satu alasan mengapa sebuah pekerjaan gagal adalah karena kehilangan fokus. Contoh yang sangat nyata, Donald Trump sangat fokus dengan property, Anita Roddick sangat fokus dengan kosmetik ramah lingkungan, Warren Buffet sangat fokus dengan investing, Bill Gates sangat fokus dengan Microsoft, Michael Dell sangat fokus dengan Dell Computer, Robert Kyosaki sangat fokus dengan edukasi financial, Anthony Robbins sangat fokus dengan peak performance coach. Tidak menghiraukan masalah dan upaya yang harus dilakukan, seorang intrapreneur sangat berdedikasi tinggi dan single-minded atas komitmen terhadap goal mereka.

h)

Grateful Intrapreneur sejati ternyata adalah orang-orang yang penuh rasa syukur. Mereka sadari semakin bersyukur, semakin tangan terbuka, semakin terbuka pula pintu-pintu berkat. Karena hanya orang yang menghargai pemberian akan lebih banyak diberi. Mereka bukan hanya bersyukur menerima kebaikan, namun mereka juga bersyukur karena mendapat pembelajaran dari kesalahan. Mereka tidak menganggap remeh apapun, dan inilah yang memberikan mereka ketekunan, daya tahan serta fleksibilitas untuk terus maju. Intrapreneur sejati menyadari bahwa kaya tidak semata-mata diukur oleh benda-benda dan kemewahan, kekayaan diukur oleh kepuasan hati, kenikmatan memberi, berkontribusi dan pencapaian prestasi.

Donald Trump mengatakan, Money was never my greatest motivation, its my way of keeping the score, the true excitement is playing the game.

i)

Optimistic Mereka sangat optimis. Mereka tidak menjadikan kegagalan masa lalu menjadi hambatan untuk maju. Ambil hikmah dari kegagalan dan ciptakan momentum baru. Saat musim kemarau mereka tetap menaruh harapan bahwa musim hujan akan tiba dan saat makmur menghampiri, mereka menambah keyakinan, iman, dan pengharapan bahwa dunia akan menjadi lebih baik.

j)

Keseimbangan Semangat tinggi 80% kegagalan di pekerjaan disebabkan oleh manusia, untuk itu intrapreneur sangat menghargai hubungan antar manusia. Mereka sangat mudah didekati, suka bersosialisasi. Semangat mereka menular kepada team, pelanggan, teman, suplier. Meskipun mereka adalah pekerja keras, mereka juga seimbang dalam membagi kesenangan, bersama keluarga. Para psychologist mengakui, intrapreneur yang memiliki keseimbangan antara kerja keras dengan fun adalah orang yang lebih berpotensi memiliki karir dan kesuksesan lebih tinggi lagi. Justru intrapreneur adalah orang yang penuh perhatian, kesabaran dan Fun. Tidak selamanya serius dan pemarah.

k)

Menciptakan Pemimpin Baru Selain self motivated, mereka juga memiliki kemampuan untuk memimpin orang. Mereka memahami pentingnya teamwork, dan mereka memahami bahwa mendukung orang lain untuk sukses dan menjadi pemimpin akan membawa hasil yang lebih memuaskan lagi. Mereka bukan leader yang tidak bisa digantikan sehingga organisasi bisa bertumbuh tanpa mereka dan akhirnya meraih

kemakmuran dan kebebasan yang di idam-idamkan. Seorang business consultant dan pensiunan United States Air Force Major General Perry M. Smith menulis, seorang pemimpin yang membagikan kekuasaannya akan menghasilkan hal-hal yang luarbiasa. Pemimpin sejati memahami bahwa kepempimpinan adalah pembebasan bakat terpendam; mereka mencapai kejayaan bukan hanya karena menyerahkan kekuasaan namun karena tidak pernah menarik kekuasaan kembali.

l)

Tidak takut Sukses ataupun Resiko Mereka tidak takut resiko. Bukan hanya mengambil kesempatan, namun mereka mengambil resiko. Banyak orang menghambat kesuksesan dengan cara menurunkan mimpi dan takut dengan kemungkinan sukses. Ada pengusaha yang masih memiliki employee mindset bertahan dengan familiarity, zona nyaman, dan berusaha untuk tidak berubah. Intrapreneurs bukan orang yang tak kenal rasa takut. Mereka menciptakan prioritas sehingga mengalahkan rasa takut gagal, frustrasi, kebosanan, ketidakpuasan dan takut sukses.

m)

Mengenali potensi dari dalam Sangat mudah mengenali seorang individu yang memiliki kualitas intrapreneur sejati. Ada pula yang perlu bersusah payah membangun kualitas tersebut dalam dirinya. Apapun alasannya, anda bisa memupuk sifat ini dengan guidance, edukasi, pengetahuan, dan coaching secara konsisten. Mereka mengambil jalan yang salah karena kurang pengetahuan dan akhirnya membuang waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun karenanya. Keith Cunningham, Rich Dad Robert Kyosaki mengatakan,segala sesuatu yang belum anda ketahui mengakibatkan biaya besar, namun tidak semua yang anda ketahui bisa dijadikan uang.

2.2.2

Keunggulan dan Kerugian Intrapreneurship Keunggulan dari intrapreneurship adalah pada sumber daya untuk melaksanakan pembangunan bisnis. Mereka dapat memakai sumber daya yang ada pada perusahaan sekarang. Bahkan perusahaan core dapat memberi jaminan modal dan memperbolehkan penggunaan nama perusahaan inti untuk branding. Manajemen operasi pada perusahaan baru dan kebijakannya terkadang mirip dengan perusahaan lama. Pada entrepreneur, manajemen biasanya lebih flexible. Kerugian dari intrapreneurship adalah boss perusahaan baru sebenarnya masih tetap dihitung sebagai karyawan dari perusahaan inti sehingga kebebasannya tidak seluas perusahaan utama (terikat kontrak). Hidup dari perusahaan baru kadang sangat bergantung dari kebijakan perusahaan inti.

2.2.3

Korelasi antara intrapreneur dan entrepreneur Korelasi nyata antara entrepreneur dengan intrapreneur sendiri adalah entrepreneur merupakan orang yang membuka usaha sendiri dan menciptakan lapangan usaha bagi orang lain, sedangkan intrapreneur merupakan mereka yang bekerja di perusahaan dan menciptakan keamaan kerja bagi orang lain. Maksud keamanan kerja adalah peran intrapreneur mampu memberikan rasa aman bagi karyawan dalam bekerja karena perusahaan dimana mereka bekerja mampu beroperasi dengan stabil bahkan mampu bersaing hingga survive. Value yang diciptakan oleh intrapreneur dalam hal produk, model bisnis, dll akan mampu menghasilkan produk atau jasa yang sangat berguna b agi masyarakat. Misalnya, penemuan obat-obatan dalam perusahaan farmasi yang tentu saja akan menolong masyarakat untuk menyembuhkan wabah yang mereka derita.

2.3

Contoh Entrepreneur dan Intrapreneur

Contoh Entrepreneur di Indonesia: Boenjamin Setiawan Pendiri PT Kalbe Farma Tbk. Pendiri dan Komisaris Utama PT Kalbe Farma Tbk, Boenjamin Setiawan yang akrab dipanggil Dr. Boen dedikasinya bagi kemajuan industri farmasi nasional tak diragukan lagi. Di tangan Boen, perusahaan sekelas garasi disulap menjadi grup farmasi terbesar di Tanah Air: PT Kalbe Farma Tbk.

Trihatma Kusuma Haliman Pemilik Grup Agung Podomoro Trihatma Kusuma Haliman, Pemilik Grup Agung Podomoro yang mengelola 27 proyek properti berskala besar di Jakarta dan sekitarnya dengan total kapitalisasi Rp15 triliun. Pengusaha yang sudah berbisnis perumahan dan konstruksi sejak 1970, ini dulu sering disebut sebagai raja apartemen, tetapi kini dia telah masuk pula ke bisnis pusat perbelanjaan. Contoh Entrepreneur di dunia: Walt Disney. Setelah DO dari sekolah pada usia 16 tahun, karir Walt Disney menanjak. Dia hobi menggambar dan mencoba membuat beberapa kartun animasi. Hasilnya karya animasinya ternyata sangat disukai. Animasinya terkenal sangat disukai dan cukup kocak - beberapa karyanya seperti donald duck, micky mouse dll. Walt Disney meraih banyak penghargaan untuk pencapaiannya itu, sekarang penghasilan perusaan walt disney ini mencapai 30 miliar dolar pertahun. Henry Ford. Pada usia 16 tahun, henry ford meninggalkan rumah untuk bekerja sebagai seorang mekanik, atau montir. Dari pengalaman yang ia miliki, ia kemudian melakukan percobaan membuat dan mendisain mobil hingga akhirnya berdirilah Perusahan Motor Ford yang memproduksi mobil. Kesuksesan pertama ford adalah mobil model Tnya. Mary Kay Ash.

Beliau adalah pendiri Perusahan Mary Kay Inc. Dia merintis usaha di bidang bisnis kosmetik. Kenyataannya adalah bahwa si Kay ini tidak pernah mengikuti pendidikan perkuliahan ataupun mengikuti kegiatan training atau pelatihan, tapi ternyata hal ini tidak menjadi hambatan ia berusaha. Mary Kay sukses menciptakan brandnya sendiri yang cukup terkenal di seluruh dunia. Bisnis ini mungkin belum masuk di Indonesia, tapi di berbagai belahan dunia, sekarang banyak sekali jtaan wanita yang menjalankan bisnis Mary Kay, menjual produk kosmetik. Contoh Intrapreneur di Indonesia: Emiryah Satar Emirsyah Satar lahir dari pasangan Minangkabau. Ayahnya berasal dari Sulit Air, Solok dan ibunya berasal dari Bukittinggi. Ayahnya yang berprofesi sebagai diplomat, membuat hidupnya selalu berpindah-pindah. Satar lulus dari FEUI pada tahun 1985 dan mengawali kariernya sebagai auditor di kantor akuntan Pricewaterhouse Coopers pada 1983. Dengan bekal pendidikan akuntansiyang dimilikinya, pada tahun 1985 ia memasuki dunia perbankan dengan menjadi Assistant of Vice President of Corporate Banking Group Citibank. Pada 2003 - 2005 ia menjadi Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Dia pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Niaga Factoring Corporation. Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama dari PT Garuda Indonesiapada tahun 2005, ia menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia pada 2003. Contoh Intrapreneur di dunia: John Francis Welch Jr. John Francis Welch Jr. (Lahir 19 November 1935) adalah salah satu tokoh yang dikenal karena kepemimpinannya saat ia menjabat sebagai Pemimipin dan Ketua Eksekutif dari General Electric (GE) pada periode 1981-2001. Reputasinya diraih berkat kecerdasan bisnis yang tinggi dan strategi kepemimpinannya di GE. Ia tetap menjadi tokoh yang disegani di kalangan bisnis mengingat strategi manajemennya yang inovatif dan gaya kepemimpinannya. Welch bergabung dengan General Electric pada tahun 1960, saat ia bekerja sebagai insinyur muda di Pittsfield, Massachusetts. Ketika ia tidak puas dengan kenaikan gaji yang diterimanya dan dengan birokrasi yang ada dalam GE. Ia merencanakan untuk meninggalkan perusahaan

itu untuk bekerja pada International Minerals & Chemicals di Skokie, Illinois. Namun, Reuben Gutoff, seorang eksekutif muda dua tingkat di atasnya, memutuskan bahwa Welch terlalu berharga untuk dilepas. Ia mengajak Welch dan Istrinya dalam jamuan makan malam di restoran Yellow Aster dan menghabiskan berjam-jam untuk meyakinkan Welch untuk bertahan. Gutoff berjanji untuk mengubah birokrasi yang ada dan menciptakan nuansa perusahaan kecil di GE. Welch diangkat menjadi wakil presiden direktur di GE pada 1972. Kariernya menanjak menjadi wakil presiden senior pada tahun 1977 dan wakil ketua dewan direksi pada tahun 1979. Pada tahun 1981, Welch menjadi CEO termuda GE, menggantikan Reginal H. Jones. Pada tahun 1982, Welch telah membongkar sebagian besar manajemen yang dibangun oleh Jones.

Bab 3 Analisis dan Hasil Baik Intrapreneur dan Entrepreneur, masing-masing memiliki resiko masingmasing. Entrepreneur jelas memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan Intrapreneur karena Entrepreneur membuka usahanya sendiri, sedangkan Intrapreneur adalah orang yang bekerja di suatu perusahaan yang sudah mapan. Bagi orang-orang yang tidak yakin untuk menjadi seorang Entrepreneur, mereka dapat menyalurkan ideide yang mereka miliki dengan menjadi Intrapreneur. Dari hasil penelitian lewat situs-situs di internet, menunjukkan baik orangorang yang menjadi Entrepreneur maupun Intrapreneur sukses sama-sama makmur. Perbedaannya hanya pada jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang dimiliki. Baik Entrepreneur maupun Intrapreneur memerlukan ide dan kreatifitas sehingga dapat memajukan usaha mereka.

Anda mungkin juga menyukai