NIM : 18.1426.S
Kelas : 3A Semester 6
Matkul : Enterpreunership
Latar belakang
Chairul Tanjung lahir tanggal 16 Juni 1962 di Jakarta, dalam keluarga yang
sederhana. Meskipun begitu, beliau berani mengambil jurusan Kedokteran Gigi yang
biayanya tidak murah. Beliau ialah Chairul Tanjung, anak dari seorang wartawan
waktu masa orde lama yang menerbitkan lima surat kabar beroplah kecil, tetapi akibat
perubahan menjadi orde baru yang berseberangan secara politik dengan penguasa
akhirnya sang ayah dipaksa menutup usaha persnya, beliau pun bangkrut serta
menjual seluruh harta benda miliknya termasuk rumahnya untuk melunasi hutang-
hutang yang menumpuk. Beliau sekeluarga akhirnya pindah dan tinggal di kamar
losmen yang sempit.
Beliau dan keenam saudaranya hidup berkecukupan. Ia pun mulai berbisnis
dari dasar sekali, berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya.
Selanjutnya, ia membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di
bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat tapi pada akhirnya mengalami kebangkrutan.
Setelah itu beliaupun bersekolah di SD Van Lith Jakarta dan lulus pada tahun
1975. Beliaupun melanjutkan ke SMP Van Lith Jakarta yang satu atap dengan SD nya
terdahulu dan akhirnya lulus pada tahun 1978. Beliau melanjutkan ke SMA Negeri 1
Budi Utomo yang berada di Jakarta dan akhirnya Lulus pada tahun 1981. Selepas
menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia
bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan
Tingkat Nasional 1984-1985.
Kegiatan disamping pendidikan diatas yang dijalaninya ialah sebagai Anggota
Komite Penasihat Prakarsa Jakarta yaitu Restrukturisasi Perusahaan, Delegasi
Indonesia untuk Asia-Europe Business Forum, Anggota Pacific Basin Economic
Council, Pengurus Yayasan Kesenian Jakarta, Ketua Umum Pengurus Besar
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia, Anggota Majelis Wali Amanat Universitas
Indonesia, dan Ketua Yayasan Indonesia Forum. Ia membangun relasi dengan
berbagai perusahaan, baik yang sudah ternama bahkan dengan perusahaan yang tidak
terkenal sekalipun. Ia mengarahkan bisnisnya ke konglomerasi (perusahaan yang
punya beragam bisnis dan memungkinkan tidak ada kaitan antara satu sama lain)
dengan mereposisikan dirinya kepada tiga bisnis inti, yaitu Keuangan, Properti dan
Multimedia.
Chairul Tanjung saat ini melejit namanya bahkan kariernya semakin
menanjak. Namanya semakin dikenal. Bagaimana tidak, selain menjadi bos dari CT
Corp, ia juga mengembangkan sayapnya dengan mereposisi bisnis penyiaran Trans
Corp dan Trans TV. Tidak hanya sampai di situ, pengusaha sukses yang memiliki
Bank Mega ini juga sempat ditunjuk sebagai Menko Perekonomian oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 16 Mei 2014 dimana saat itu ia sedang
menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN).
Chairul Tanjung saat itu menggantikan Hatta Rajasa yang mengundurkan diri
oleh karena ia mencalonkan diri untuk maju menjadi calon wakil presiden dari
Prabowo Subianto dalam Pilpres tahun 2014 melalui dukungan dari Partai Gerindra,
PKS, Golkar dan PPP.
Chairul Tanjung yang kini dikenal sebagai orang terkaya urutan ke-937 di
dunia versi majalah Forbes ini sempat berdagang kecil-kecilan untuk membayar uang
kuliahnya karena kondisi finansial yang tidak menguntungkan pada saat itu. Demi
membiayai kebutuhan kuliahnya, ia pernah berdagang buku-buku kuliah, fotokopi
hingga jasa pembuatan kaos.
Latar belakang
Pria kelahiran kota Bandung, 29 September 1987 ini merupakan anak ketiga
dari tiga bersaudara. Sejak kecil, orang tua Reza bercerai. Reza kemudian diasuh oleh
orang tua angkatnya. Status ‘broken home’ membuat ia pernah terjerumus ke hal-hal
negatif saat usinya masih sangat muda. Ia mengenyam pendidikan sekolahnya di
Bandung. Setelah lulus dari SMAN 2 Bandung, Reza memilih mencoba merintis
usaha ketimbang masuk ke perguruan tinggi. Dengan modal usaha yang ia berhasil
kumpulkan, Reza kemudian mencoba berbagai macam jenis usaha.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, ia berjualan berbagai
macam produk. Mulai dari barang elektronik hingga pupuk yang ia geluti selama
hampir empat tahun dari tahun 2005 hingga tahun 2009. Awal Berbisnis Keripik
Maicih Perkenalannya dengan bisnis cemilan, dimulai saat ia bersama dengan
temannya pergi ke Cimahi. Disana ia mencicipi keripik lada pedas buatan seorang
nenek. Reza Nurhilman kemudian tertarik dengan rasa cemilan tersebut.
Ia mengatakan bahwa rasa keripik buatan nenek tersebut sangat enak. Dan
tanpa malu-malu, Reza menanyakan resep dari keripik buatan nenek tersebut. Nenek
itupun tak keberatan untuk berbagi resep dari keripik lada pedas itu. Reza melihat
bahwa keripik tersebut mempunyai rasa yang enak namun pemarasan dari keripik
pedas tersebut masih kurang baik. Keripik tersebut tidak dipasarkan keluar daerah dan
produksinya hanya pada saat-saat tertentu saja.
Reza Nurhilman kemudian fokus menggeluti usaha cemilan keripik singkong
ini. Dengan strategi bisnis yang tepat ia yakin bisnis cemilannya bisa dikenal di
seluruh Indonesia. Dengan berbekal modal sebesar 15 juta rupiah, pria yang amat
menggemari sosok Axel Rose ‘Guns ‘n Roses’ ini mulai memproduksi kerupuk
singkong.
Ia pun memberi nama kerupuknya yaitu Maicih dan diluncurkan pada bulan
juni 2010. Reza membuat keripik pedasnya dengan level pedas yang berbeda-beda
awalnya dari level 1 hingga level 5.
Awalnya kapasistas produksi keripik buatan Reza Nurhilman hanya 50
bungkus perharinya. Ia menawarkan sendiri keripiknya dengan cara berkeliling
dengan sistem COD (Cash On Delivery). Ia pun mau mengantar pesanan keripiknya
walau hanya dipesan 1 bungkus saja. Reza tidak memiliki toko seperti produk cemilan
kebanyakan.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Reza Nurhilman ketika itu cukup
bagus. Ia memanfaatkan media sosial yang ketika itu sedang booming di Indonesia
yaitu Twitter dan Facebook.
Konsumennya dapat melihat lokasi para agen (reseler) yang disebut oleh Reza
sebagai ‘Jenderal’ dalam memasarkan keripik buatannya. Lokasi agennya tersebar
ditempat-tempat keramaian seperti kampus, kantor dan tempat keramaian lainnya.
Stategi pemasaran Keripik Maicih buatan Reza Nurhilman tepat sasaran. Para
konsumen dibuat penasaran akan rasa dari keripik Maicih. Meskipun sudah banyak
produk yang serupa di Bandung, Reza menyebut keripiknya eksklusif. Level pedas
keripik Maicih pun ditambah hingga mencapai level 10. Nama Keripik Maicih bahkan
sempat booming di twitter karena level kepedasannya. Dan terkenal dikalangan anak
muda. Omset Yang Terus Meningkat dalam beberapa bulan setelah meluncurkan
keripik pedasnya, Reza Nurhilman mampu meningkatkan produksi keripik Maicih
nya hingga 2000 bungkus perharinya. Omset bisnisnya terus meningkat dengan
pendapatan mencapai 7 milyar perbulan hanya dalam waktu setengah tahun saja
seiring permintaan pasar yang terus meningkat terhadap keripiknya. Kini keripik
buatan Reza Nurhilman sudah dapat ditemukan di minimarket maupun supermarket
dan tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini Reza Nurhilman mampu
memproduksi keripik Maicihnya hingga kapasitas 75 ribu bungkus perminggunya.
Varian pun ada tiga macam yaitu keripik, jeblak, gurilem. Ia sudah mempunyai
perusahaan sendiri yaitu PT Maicih Inti Sinergi. Omsetnya pun kini bisa mencapai
puluhan milyar perbulan dari berbisnis keripik.
Saat ini Reza Nurhilman bisa dikatakan salah satu pengusaha sukses di usia
muda. Dengan penghasilan yang ia dapat dari berjualan keripik, ia kini mampu
membeli rumah dan mobil mewah di usia muda.Ia juga biasa menjadi pembicara di
berbagai seminar kewirausahaan selain itu Reza Nurhilman juga kini merambah ke
bisnis properti dengan mendirikan PT Sinergy Land Property (SLP) yang menggarap
beberapa proyek perumahan.
Prinsip dalam berwirausaha
1. Jangan pikirin untung rugi
Kalo memulai bisnis harus totalitas dan berani rugi. Tapi dari kerugian itu
kamu mampu belajar mana yang kurang dan harus diperbaiki. Biar bagaimanapun
rugi beserta kekhawatiran lainnya itu bisa diminimalisir dengan perencanaan serta
tabungan berupa investasi. Bisnismu tetap jalan, hidupmu pun tetap masih bisa
berkecukupan.
2. Kreativitas dan Inovasi
Persaingan kuliner di Indonesia memang cukup sengit. Namun Maicih
membuktikan bahwa dengan bahan makanan tradisional saja kalo kamu punya ide
unik dan tidak berhenti berkreasi, maka kamu akan disukai oleh pembeli. Bila
kamu sudah punya pembeli yang loyal, kamu juga harus meningkatkan kualitas,
sehingga bisnismu masih memiliki eksistensi di hati masyarakat.
3. Personal Branding
Produkmu harus punya branding yang mudah diingat orang misalnya rasa
pedas, maka Maicih adalah makanan pertama yang melintas di kepalamu. Tapi
ingat, membangun branding seperti itu memang harus tekun. Selain itu bangun
kepercayaan kepada konsumen supaya mereka pun merasa dekat dan aman
dengan produkmu.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
1. Kerja keras
2. Inovatif
3. Pantang menyerah
4. Berpikir positif
5. Memiliki kemampuan melihat ke depan dengan pemikiran diluar logika
6. Mampu memanfaatkan sosial media dan mengikuti perkembangan jaman
Hambatan dalam berwirausaha
Hambatan yang dihadapi reza nurhilman ketika produksi meningkat yang
artinya membawa berkah, ternyata Reza harus diuji. Rupanya pemasok keripik Maicih
yang biasa memproduksi keripiknya tidak sanggup memproduksi sebanyak
permintaannya saat itu. Akhirnya mau tidak mau ia harus mengambil langkah untuk
mencari produsen baru. Ia menemukan sebuah desa yang sanggup memproduksi
keripik dalam jumlah besar. Perlu waktu lama baginya untuk mencari produsen yang
bisa menciptakan cita rasa yang sama seperti sebelumnya. Ia sendiri membutuhkan
waktu sebulan hingga Maicih bisa memproduksi kembali secara normal.
Satu masalah berlalu, ada pula masalah lain yang datang. Bisnis Maicih yang
awalnya didirikan bersama kedua saudaranya ini terjadi perbedaan visi misi di tengah
perjalanannya. Akhirnya ia memutuskan untuk pecah kongsi yang kemudian, terjadi
perbedaan logo 'emak' Maicih hadap depan dengan Maicih hadap samping di
kalangan pelanggan.
Pelajaran yang dapat diambil
1. Bekerja keras
2. Pantang menyerah
3. Keyakinan
Pendapat saya
Dari kisah hidup Reza Nurhilman saya belajar bahwa kesuksesan tidak datang
dengan sendirinya tapi untuk mencapainya diperlukan kerja keras dan keyakinan. Dan
juga sikap pantang menyerahnya patut dicontoh karena walaupun sering mengalami
kegagalan dalam usahanya tetapi reza selalu berpikir keras sampai usahanya berhasil.