Anda di halaman 1dari 14

Kewirausahaan Komunikasi

RISET STRATEGI KOMUNIKASI KEWIRAUSHAAN

“LOKASAJI”

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Kusuma Ratnawati, M.M.

Oleh:

BELARISKA HIDAYAH

INSANI
(2246000169)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
I. PENDAHULUAN
Salah satu bisnis yang paling populer saat ini adalah bisnis FnB (Food
and Beverage). Pasalnya, makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok
bagi manusia yang menyebabkan sektor ini berkembang pesat. Dikutip
Suryowati (2021) dalam tulisannya di portal berita Jawapos.com, industri FnB
menjadi penyumbang terbesar sektor ekonomi pengolahan nonmigas pada
kuarter II 2021 dikutip dari statistik Badan Pusat Statistik (BPS). Bisnis FnB
telah memberikan kontribusi terhadap PDB nasional mencapai 6,7%. Angka
tersebut tentu perlu diapresiasi karena di masa dampak pandemi, sektor ini
mampu bertahan.
Menurut survei yang dilakukan Hootsuite (2021) di Indonesia,
pengguna internet mencapai 73,7% dari total populasi 274,9 juta jiwa yang
tercatat pada Januari 2021. Dari jumlah tersebut, 61,8% populasi merupakan
pengguna media sosial aktif. Berdasarkan data di atas, pemasaran online dinilai
cukup menjanjikan bagi para pelaku usaha, khususnya di bidang makanan dan
minuman. Penggunaan media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari
pemasaran di era digital saat ini. Inovasi bisnis makanan yang saat ini dituju
adalah makanan siap saji. Makanan siap saji adalah makanan olahan yang
dikemas dan disajikan cepat untuk dipanaskan kembali. Media sosial adalah
komponen pemasaran yang penting di era digital baru ini. Konsumen dapat
menggunakan media sosial untuk berbagi informasi teks, foto, musik, dan video
satu sama lain dan sebaliknya (Kotler & Keller, 2013).
Banyak perusahaan yang telah menerapkan media sosial untuk
memasarkan produknya. Mereka menganggap pemasaran media sosial sebagai
metode pemasaran dan promosi yang lebih murah dan lebih efisien.
Penggunaan media sosial sebagai teknik promosi bertujuan untuk menarik
konsumen agar membeli suatu produk. Konsumen dapat lebih mudah
mengakses informasi tentang suatu produk saat ini, berkat kemajuan teknologi
yang sangat pesat. Kekuatan media sosial adalah interaksi karena media sosial
memungkinkan pelanggan untuk berkomunikasi satu sama lain.
II. PROFILE PT. LOKA SAJI GROUP

Gambar 1. Profile Lokasaji (sumber: mediaini.com)

PT. LOKA SAJI GROUP adalah perusahaan yang bergerak dibidang


e- commerce dan retail yang memasarkan produk Frozen Food untuk para
reseller dan konsumen umum. Pada tahun 2020, lokasaji diinisiasi oleh 2 ibu
muda yaitu Rachel Vennya dan Icha Swavira sebagai bentuk untuk
mengembangkan makanan local yang telah di modernisasi. Lokasaji berasal
dari kata Sajian Lokal. Sajian yang artinya hidangan, sedangkan lokal artinya
daerah sekitar. Lokasaji tercipta dari kenangan Rachel dan Icha pada saat
semasa sekolah di kampung halamannya, tujuan utama terbentuknya lokasaji
adalah untuk tetap melestarikan produk – produk lokal khususnya (Jawa Barat).
Lokasaji adalah bentuk inovasi dari kenangan Rachel dan Icha. Mereka
berharap lokasaji bisa dikonsumsi oleh khalayak luas dari Sabang sampai
Merauke dengan kualitas terbaik, aman dan tetap fresh. Berbagai pilihan menu
cemilan yang disajikan sangatlah beragam, mulai dari Cimol, Cireng, Churros,
Keju Aroma dan lain-lain. Harga yang dipatok untuk produk lokasaji terbilang
murah, yakni mulai dari Rp 28 ribu saja. Selain memasarkannya melalui
Instagram dan website resminya, Lokasaji juga membuka toko resmi mereka di
sejumlah platform e-commerce, seperti Shopee dan Tokopedia. Lokasaji juga
berhasil membangun offline store di sejumlah kota – kota besar dan memiliki
Reseller yang bahkan hampir di seluruh daerah di Indonesia.
III. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT menurut Kotler & Keller (2012) analisis SWOT
adalah suatu teknik perencanaan strategis yang terbagi dua faktor berupa
external factor dan internal factor. Faktor yang berasal dari luar atau eksternal
berperan dalam pemantauan lingkungan mikro maupun makro ekonomi melalui
peluang serta ancaman (opportunities and threats) yang berhubungan dengan
organisasi. Sedangkan faktor internalnya berupa strength untuk melihat
mengevaluasi kekuatan dan weakness untuk mengevaluasi kelemahan
perusahaan. Berikut adalah analisis SWOT PT. LOKASAJI GROUP:
1. Strengths (Kekuatan)
- Inovasi produk
Pada umumnya, jajanan tradisional yang sering ditemui di pasaran
memiliki rasa yang sangat sederhana. Namun, lokasaji mampu berinovasi
untuk merubah rasa sederhana tersebut menjadi rasa yang lebih modern.
Praktiknya, cimol yang dijual lokasaji memiliki isian keju leleh yang
sedang terkenal di jajaran millennial.
- Produk tahan lama
- Jangkauan pasar yang luas
Karena inovasi produk jajanan lokasaji berbentuk Frozen Food yang
identik dengan ketahanan produk yang tahan lama, maka dari itu lokasaji
dapat menjangkau pasar yang lebih luas tanpa rasa khawatir terhadap
kadaluwarsa produk.

- Dapat menjangkau konsumen luas

Dengan follower yang dimiliki oleh founder yang cukup banyak,hal ini
sangat dimanfaatkan oleh lokasaji group untuk memperluas target
pasarnya. selain itu founder pun memanfaatkan relasi yang dimiliki dari
hasil follower pada akun media sosial yang dia miliki baik dimulai dari
instagram, tik-tok ataupun platform youtube chanel.

- Promo yang menarik

Selain memanfaatkan relasi yang luas, atau pun ketenaran yang saat ini dia
capai. Lokasaji group cukup fokus dengan inovasi inovasi untuk
meningkatkan bisnis yang sedang dibangun tersebut. Lokasaji menawarna
promo yang menarik yaitu dengan ..... hal ini tentu jelas menjadi daya tarik
lebih dibanding bisnis ataupun produl serupa.
2. Weaknesses (Kekurangan)
- Perusahaan start up
Lokasaji merupakan salah satu perusahaan startup. Ini menjadi salah satu hal
yang perlu dipertimbangka lebih serius. Dari data yang diperolah sebanyak 90
% perusahaan startup akan mengalami kegagalan dalam tiga tahun
pertamanya.
- High price
Dikarenakan kebutuhan bahan baku yang berbeda dibanding dengan produk
yang sejenis. Lokasaji mau tidak mau harus menyesuaikan harga produksi
dengan harga jual, agar mencapai break event point.
- Founder influencer terkenal (kontroversial)
Tidak bisa dipungkiri dengan meningkatnya teknologi dan informasi ,
penggunaan media sosial di indonesia cukup tinggi khususnya instagram.
Apabila founder mengalami kendala ( kontroversi) hal tersebut akan
memepengaruhi keadaan bisnis lokasaji.
3. Opportunities (Peluang)
- Menciptakan varian produk terbaru
Istilah inovasi produk merupakan upaya yang harus
dilakukan oleh pelaku usaha untuk menciptakan,
meningkatkan, mengembangkan, dan menyempurnakan
produk tersebut. Lokasaji menciptakan varian cimol terbaru
dengan isian keju yang meleleh. Hal ini tentu menjadi
ketertarikan lebih pada konsumen tertimbang varia cimol
yang biasa.
- Membuka cabang baru
Dengan tingginya jumlah permintaan dikarena produk yang dibuka lokasaji
masih jarang ditemui ini bisa menjadi salah satu faktor perluasaan target pasar
dengan cara membuka cabang dikota kota besar agar terpenuhi permintaan
akan produk dari lolasaji
- Ekspansi bisnis (frenchise)
Perluasaan bisnis dengan cara frenchise sangat memungkinkan sekali
dilakukam oleh lokasaji. Dengan keuntungan founder seorang publik figur
yang terkenal tentu pasti banyak masyarakat yang tertarik untung bergabung
dengan lokasi selalipun tidak memilik pengalaman dalam berbisnis produk
tersebut.
4. Threats
(Ancaman)
- Produk sejenis
Produk jajanan
cimol memang
sudah lama
telah di temui
dipasar pasar
ataupun kantin
kantin sekolah.
Namun lokasaji
membranding
produknya
berbeda dengan
cimol lainya,
dikarena cimol
yang diproduksi
lokasaji varian
dengan isi keju
meleleh.
- Plagiat produk
Diera moderen seperti ini, siapa pun bisa belajar bahakan meniru dan
menciptakan inovasi bisnis bisnis yang menarik salah satu nya seperti
dilakukan likasaji. Walaupun ada produk yang sejenis founder menjamin
bahwa produknya berbeda dengan produl yang lain Sekalipun telah
mekakukan plagiat
- Bahan baku yang mahal
Pengguanaan bahan baku yang terbaik , tidak bisa dipungkiri hal ini bisa
menjadikan ancaman bagi lokasaji. Kenaikan harga sedikitpun akan sangat
mempengaruhi harga jual nantinya.
IV. ANALISIS MARKETING
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa lokasaji memakai
berbagai jenis marketing diantaranya adalah:
1. E-WOM
Electronic word of mouth (e-WOM) menurut Goyette, et al. (2012) adalah
komunikasi online informal yang bersifat non-komersial tentang pendapat
suatu barang atau jasa, yang terjadi secara langsung, melalui telepon, e-mail,
atau metode komunikasi lainnya. Komunikasi e-WOM menggunakan
teknologi elektronik seperti forum diskusi online, papan buletin online,
newsgroup, blog, situs ulasan dan media sosial yang memudahkan orang
yang berkomunikasi untuk saling bertukar informasi.
Dalam praktiknya, lokasaji menggunakan e-WOM sebagai salah satu strategi
komunikasi pemasarannya. Founder lokasaji baik Rachel maupun Icha
adalah influencer terkenal di platform Instagram yang masing – masing
memiliki 7,2 juta followers (Rachel) dan 102 ribu followers (Icha), maka
dari itu tidak sulit bagi mereka untuk mempromosikan sekaligus
mempengaruhi followersnya membeli produk lokasaji. (provide gambar ig
Rachel ica)
2. Digital Marketing
Menurut Coviello, Milley and Marcolin (2001) Digital Marketing adalah
penggunaan internet dan penggunaan teknologi interaktif lain untuk
membuat
dan menghubungkan dialog antara perusahaan dan konsumen yang telah
teridentifikasi. Mereka juga berpendapat bahwa e-marketing merupakan
bagian dari e-commerce. Pada awalnya, lokasaji tidak memiliki offline store
sama sekali dan hanya memilih digital marketing sebagai strategi
pemasarannya. Maka dari itu lokasaji menggunakan beberapa platform
media sosial sebagai sarana promosi produk mereka, yaitu melalu Instagram
@lokasaji dengan total 589 ribu followers, TikTok lokasaji.official (26,1
ribu followers), dan YouTube channel dengan 26 subscriber.
3. Content Marketing
Gunelius (2011) berpendapat bahwa content marketing adalah proses secara
tidak langsung dan langsung mempromosikan bisnis atau merek melalui
konten teks, video, atau audio yang bernilai tambah baik secara online
maupun offline. Hal itu bisa terjadi dalam bentuk long-form (seperti blog,
artikel, e- book, dan sebagainya), short-form (seperti update Twitter, update
Facebook, gambar, dan sebagainya), atau bentuk percakapan (misalnya,
sharing konten melalui Twitter atau berpartisipasi dalam diskusi aktif via
komentar blog atau melalui forum online).
Seperti penjabaran pada digital marketing, lokasaji membuat berbagai
konten yang digunakan untuk mempromosikan produknya pada setiap
platform media sosial. Lokasaji menetapkan tone warna merah dengan fun
tipografi sebagai brand identity mereka. Hal ini diterapkan di setiap konten
yang mengisi media social mereka berupa e-flyer, video, dan copy writing
yang menarik. Lokasaji juga berkolaborasi dengan para influencer besar
untuk membuat unique content, dari sekedar review makanan hingga konten
mukbang.
4. Event Marketing
Salah satu cara yang efektif dalam menyampaikan pesan sebuah brand
adalah dengan mengajak konsumen dan potential konsumen untuk terlibat
dalam sebuah event yang dapat membangkitkkan emosi dan memberikan
kesan yang lebih mendalam kepada suatu brand. Menurut Belch & Belch
(2012), event
marketing adalah jenis promosi dimana perusahaan atau merek dikaitkan
dengan suatu acara atau kegiatan yang memiliki tema untuk tujuan
menciptakan pengalaman bagi konsumen dan mempromosikan produk atau
jasa. Sebelum lokasaji mendirikan offline store, mereka memasarkan
produknya dengan mengikuti berbagai jenis event seperti bazar makanan
daerah Bandung dan Jabodetabek, bakti sosial (berbagi takjil), buka bersama
(selama bulan Ramadhan), arisan, ulang tahun, grand opening, dan lain -lain.
Tujuannya adalah untuk melebarkan sayap terhadap produknya.
5. Marketing Mix
Marketing mix merupakan kombinasi dari kegiatan – kegiatan pemasaran
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan dan membentuk suatu sistem
pemasar untuk mendatangkan hasil paling memuaskan (Alma, 2011).
Konsep bauran pemasaran (Marketing Mix) menurut Kotler dan Keller
(2012) terdiri dari 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat),
dan promotion (promosi)”.
1. Product (Produk) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian, akuisi, penggunaan dan konsumsi yang dapat
memuaskan keingginan atau kebutuhan konsumen. Lokasaji menjual produk
frozen food jajanan sekolah mulai dari cimol, keju aroma, cireng,
bitterballen, beragam kue kering, churros dan lain sebagainya.
2. Price (Harga) ini mengacu pada jumlah uang yang harus dibayar oleh
pembeli agar mendapat produk yang kita jual. Hal ini merupakan proses
menetapkan nilai produk melalui tawar menawar antara penjual dan pembeli
atau ditetapkaan oleh penjual untuk harga yang sama terhadap semua
pembeli. Pada praktiknya, lokasaji menetapkan harga yang berbeda untuk
offline dan online storenya. Rentang harga yang dipatok pada offline store
mulai dari Rp 19 ribu – 29 ribu saja, sedangkan online store mematok harga
Rp 28 ribu hingga 52 ribu. Harga tersebut tentu saja dibedakan dengan
jumlah kuantitas yang diterima oleh konsumen.
3. Place (Distribusi) mengacu pada penyaluran produk agar sampai ke
pelanggan. Misalnya, orang yang menjual langasung kepada pembeli atau
ritel. Penyalur ini kadang-kadang disebut juga tempat jualan, mengacu pada
saluran dimana suatu produk atau jasa dapat diperoleh oleh konsumen.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, lokasaji memasarkan produknya di
berbagai e- commerce dan medial sosial seperti Shopee, Tokopedia, TikTok,
dan Instagram serta membuka jasa reseller untuk memasarkan produknya
secara luas di seluruh Indonesia. Pendekatan pemasaran lokasaji ini juga
berhasil membangun cabang offline yang berada di sejumlah kota besar.
4. Promotion (Promosi) adalah aspek informasi produk kepada konsumen.
Ini termasuk periklanan, promosi penjualan, publisitas, hubungan
masyarakat, sponsorship, yang mengacu pada berbagai metode untuk
mempromosikan produk, merek, atau perusahaan. Lokasaji menggunakan
berbagai promosi untuk menjual produknya kepada konsumen. Salah satu
promosi yang sering digunakan oleh lokasaji adalah memberikan harga atau
diskon khusus di hari- hari tertentu, dan paket bundling yang sangat
menggiurkan.

V. ANALISIS ADVERTISING
Advertising atau periklanan menurut Kotler & Armstrong (2011),
adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-
personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan
menurut Rangkuti (2009:23), periklanan adalah komunikasi non individu
dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh
perusahaan, lembaga nirlaba serta individu. Iklan diartikan sebagai bentuk
prestasi non personal yang dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan
gagasan atau ide promosi dari barang atau jasa tertentu. Maka dapat
disimpulkan bahwa periklanan merupakan suatu bentuk komunikasi
nonpersonal mengenai suatu barang atau jasa maupun ide sponsor tertentu yang
dikeluarkan hanya untuk kegiatan tersebut. Secara sederhana periklanan
didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan
kepada masyarakat lewat media.
Lokasaji menerapkan dan menggencarkan online advertising yang
terbukti efektif untuk menciptakan brand awareness terhadap produknya.
Lokasaji mempunyai keunggulan yang tidak dapat dipungkiri untuk masalah
periklanan. Tidak sulit bagi lokasaji untuk memasarkan produknya di kalangan
influencer, food vlogger, hingga artis papan atas seperti Nagita Slavina, isttri
Rafi Ahmad ssan Sultan Andara. Hal ini tentu tidak terjadi begitu saja,
melainkan usaha dari sang founder lokasaji sekaligus influencer, Rachel dan
Icha, untuk melakukan personal selling atau pendekatan produknya secara
langsung terhadap masing – masing kalangan.

Gambar . Instagram Lokasaji (sumber: Instagram.com)

Gambar . TikTok Lokasaji (sumber: tiktok.com)


Gambar . YouTube Lokasaji (sumber: YouTube.com)
VI. REKOMENDASI STRATEGI KOMUNIKASI
Berbagai jenis marketing telah digencarkan oleh PT. LOKA SAJI
GROUP. Dengan keunggulannya di bidang advertising online, bisinis FnB ini
terbilang sukses mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Penggunaan
Celebrity Endorser (e-WOM) dikatakan cukup berpengaruh dalam memasarkan
produk. Kemudian digital flyer lebih memudahkan pemasaran untuk wilayah
yang lebih luas karena menggunakan internet dan tidak memerlukan biaya.
Namun, ada beberapa hal yang belum digencarkan dan bisa digunakan untuk
meningkatkan penjualan produk Lokasaji, antara lain:
1. Mengaktifkan seluruh platform media sosial yang memungkinkan untuk
menmasarkan produk, seperti: YouTube, Facebook, dan Twitter. Bisa
dilihat bahwa lokasaji hanya berfokus pada dua media social saja yang
DAFTAR PUSTAKA

Belch, G. E. & Belch, M. A. (2012). Advertising and Promotion An Integrated


Marketing Communication Pervective : 9th Edition. New York: McGraw Hill
Buchari, A. (2011). Marketing Mix atau Bauran Pemasaran. Semarang: Liberty
Offset. Coviello, N., Milley, R. and Marcolin, B. (2001). Understanding IT-
enabled interactivity in contemporary marketing. Journal of Interactive Marketing,
(Vol.15 No. 4, pp. 18-33).
Goyette, I., Richard, L., Bergeron, J., & Marticotte, F. (2012). E-WOM scale: Word-
of-mouth measurement scale for eservice context. Canadian Journal of
Administrative Sciences, 27(1), 5–23.
Gunelius, S. (2011). 30-Minute Social Media Marketing. United States: McGraw-Hill
Companies.
Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2021. Diakses pada 7 April
2023, dari https://Hootsuite-We-are-Social-Indonesian-Digital-Report-2021
JawaPos.com: Industri FnB Indonesia Dilirik Dunia. Diakses pada 7 April 2023, dari
https://www.jawapos.com/bisnis/01341170/industri-fnb-indonesia-dilirik-
dunia
Kotler, P., & Keller, K. L. (2013). Manajemen Pemasaran, Jilid Kedua, Jakarta:
Erlangga.
Mediaini.com: Bisnis Rachel Vennya, Lezatnya Cuan Dari Usaha Kuliner. Diakses
pada 7 April 2023, dari https://mediaini.com/info-
terkini/2021/12/11/65740/bisnis-rachel-vennya-2/

Anda mungkin juga menyukai