Anda di halaman 1dari 3

ENTERPRENEURSHIP DILAHIRKAN ATAU DICIPTAKAN ?

Pengusaha (entrepreneur) seringkali dipandang sebagai sosok yang ulet, pekerja keras,
kreatif, inovatif, serta mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan peluang
ekonomi. Lalu apakah seorang pengusaha itu dilahirkan (born) atau dibuat (made)?

Kemampuan untuk menjadi seorang pengusaha (entrepreneur) dapat dimiliki oleh


siapapun, tidak memandang latar belakang pendidikan apalagi latar belakang keluarga. Banyak
dari kita yang mempunyai pendapat bahwa untuk menjadi seorang pengusaha harus terlahir dari
keluarga yang memiliki latar belakang seorang pengusaha, atau juga dapat disebut sebagai faktor
keturunan. Namun ada juga pihak yang meyakini bahwa entrepreneur dapat diciptakan dengan
memiliki alasan bahwa entrepreneur dapat diajarkan seperti ilmu-ilmu lainnya. Keduanya
merupakan hal yang saling berhubungan dalam membentuk jiwa seorang pengusaha. Karena
pengusaha sejati yaitu mereka yang tidak hanya berasal dari salah satunya saja. Born
berhubungan dengan bakat dan potensi seseorang yang melekat pada dirinya pada saat lahir ke
dunia. Artinya kalo seseorang dilahirkan dari keluarga yang berprofesi entrepreneur akan lebih
mudah diarahkan menjadi entrepreneur. Namun bakat dan potensi saja tidaklah cukup. Made
menjadi faktor penting lainnya dalam membentuk karakter dan kepribadian dengan cara
membekali seorang pengusaha dengan ilmu, ketrampilan serta lingkungan yang baik.
Enterpreneur yang akan berhasil adalah mereka yang memiliki bakat yang selanjutnya dibentuk
melalui suatu pendidikan atau pelatihan, dan hidup di lingkungan yang berhubungan dengan
dunia binis. Seseorang yang meskipun berbakat tetapi tidak dibentuk dalam suatu
pendidikan/pelatihan, tidak akan mudah untuk berwirausaha. Hal ini disebabkan dunia usaha
pada era global menghadapi permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan
dengan era sebelumnya. Sebaliknya, orang yang bakatnya belum terlihat atau mungkin masih
terpendam jika ia memiliki minat dengan motivasi yang kuat akan lebih mudah untuk
dibentuk menjadi seorang enterpreneur. Untuk mempelajari kewirausahan, tidak cukup hanya
berpedoman pada berbakat atau tidak berbakat, tetapi juga harus ditunjang dengan minat
dan motivasi yang kuat untuk belajar berwirausaha. Selain itu adalah pengalaman, pengalaman
yang didapat akan menimbulkan ide-ide kreatif dan inovatif. Jadi seorang pengusaha yang ingin
bagaimana ide inovatif itu muncul, maka dibutuhkan ilmu dari mana saja mengenai berwirausaha
yang baik. Entrepreneur is not only born but also made. Dahulu kewirausahaan dianggap
sebagai bakat yang dibawa sejak lahir sehingga tidak dapat dipelajari. Sekarang, kewirausahaan
ternyata bisa dipelajari dan tidak cukup hanya mengandalkan bakat saja. Oleh karena itu,
kombinasi antara born dan made menjadi sangat penting dalam membentuk kepribadian seorang
pengusaha yang tangguh.

Kata entrepreneur yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata wiraswastaan saat
ini diterjemahkan dengan kata wirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yaitu
entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata
Wira : utama, gagah, berani, luhur; swa : sendiri; sta : berdiri; usaha : kegiatan produktif. Dari
asal kata tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri
sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha
berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang
dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber
daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam
rangka meraih kesuksesan. Kewirausahaan (bahasa inggris : entrepreneurship) atau wirausaha
adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi kedalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu
bisnis. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi
resiko atau ketidakpastian. Entrepreneur diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun diluar pribadi, seperti
pendidikan, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk
kreativitas dan pertumbuhan yang kemudian berkembang menjadi entrepreneur yang besar.
Secara internal, inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti toleransi,
nilai-nilai, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang
mempengaruhi diantaranya adalah model peran, aktivitas, dan peluang bisnis usaha. Oleh karena
itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan,
organisasi, dan keluarga.

Tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. Untuk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, maka seorang entrepreneur harus memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan,
diantaranya adalah komitmen, percaya diri, berani mengambil resiko, kepemimpinan, jujur,
tekun, disiplin, pekerja keras dan bertanggung jawab. Seperti contoh seorang pengusaha yang
karena ia memiliki saham disuatu perusahaan dan memiliki koneksi tertentu dengan pejabat
pemerintah sehingga memperoleh fasilitas-fasilitas istimewa baik dalam memenagkan tender
maupun kemudahan dalam perizinan bukanlah seorang wirausahawan. Orang tersebut hanyalah
seorang pengusaha/pedagang. Adapun contoh lain adalah pengusaha air minum dalam kemasan
merk Aqua, Bapak Tirto Utomo. Beliau dapat dikatakan seorang wirausaha karena ia telah
melakukan terobosan dalam usaha baru air minum dalam kemasan yang pada saat itu dikuasai air
minum bersoda. Pada awal berdirinya perusahaan aqua banyak yang mempertanyakan mengapa
air tawar diperjualbelikan yang biasanya di Indonesia dapat diminta dengan gratis, tetapi usaha
tersebut ternyata berhasil bahkan kini banyak perusahaan yang mengikuti produksi air minum
kemasan dengan berbagai macam merk ternama.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya setiap orang enterpreneur dapat dilahirkan
ataupun diciptakan dengan bakat menjadi seorang pengusaha, namun jika tidak dilatih dan
diasah, maka orang tersebut juga tidak akan menjadi pengusaha yang handal. Tidak ada yang
salah pada keduanya. meskipun berbeda latar belakang, namun keduanya sama-sama dapat
menjadi pengusaha sukses. Lingkunganlah yang membedakan satu dengan yang lainnya. Apakah
lingkungan sekitar akan mempertajam bakat menjadi entrepreneur atau justru membuat tumpul
hingga akhirnya musnah. Namun Memiliki bakat berwirausaha saja belum cukup untuk menjadi
pengusaha. Dibutuhkan latihan dan usaha untuk memiliki jiwa enterpreneur yang unggul.

Anda mungkin juga menyukai