Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN KE 8

KARAKTERISTIK USAHA KECIL

1. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik dan ukuran usaha Mikro,kecil
dan menengah serta mampu mengidentifikasi keunggulan usaha kecil dalam
perekonomian

2. Uraian Materi
A. Pengertian Usaha Kecil
Usaha kecil adalah setiap usaha perseorangan atau badan hukum yang
menjalankan kegiatan dibidang ekonomi yang dilakukan secara sederhana dengan
tujuan memperoleh keuntungan dengan batasan- batasan tertentu. Usaha Kecil
(UK) merupakan sebutan yang sering diringkas dari Usaha Skala Kecil (USK)
sebagai terjemahan dari istilah Small Scale Enterprise (SSE) yang mempunyai
banyak pengertian , baik dalam makna konsep teoritis, maupun sebagai konsep
strategis kebijakan pembangunan.

Usaha Kecil (UK) sebagai konsep mengacu kepada dua aspek

1. Aspek perusahaan, yang melakukan aktifitas produktif, mengkombinasikan


faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa, memasarkan dan
meraih keuntungan.
2. Aspek pengusaha yaitu orang dibalik usaha atau perusahaan yang biasnya
adalah pemilik , pengelola sekaligus administrator dari perusahaannya[1]

Usaha Kecil menurut surat edaran bank Indonesia no 26/1/UKK tanggal 29


Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total asset
maksimal Rp 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang
ditempati. Pengertian usah kecil meliputi badan usaha perseorangan, badan usaha
swasta , dan koperasi, sepanjang asset yang dimiliki tidak lebih dari Rp 600 juta..

Sedangkan berdasarkan UU no 9 tahun 1995 yang dimaksud dengan Usaha


Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud disini juga meliputi
usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun Usaha Kecil Informal
adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan
hukum, antara lain industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling dan
pedagang kaki lima. Sedangkan Usaha Kecil tradisional adalah usaha yang
menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun
dan atau berkaitan dengan seni atau budaya.

Dalam UU No.20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
yang dimaksud Usaha Kecil adalah Usaha ekonomiproduktif yang berdiri sendiri ,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bkan merupakan
anak perusahaan ,atau cabang perusahaan yang dimiliki ,dkuasai, atau menjadi
bagian baik langsug maupun tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang
memenuhi kreteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.

B.Kreteria Usaha Kecil

Pasal 5 UU no 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil menentukan kriteria usaha


kecil yang dapat diubah dengan peraturan pemerintah yaitu:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta


rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 ( satu
milyar rupiah )
3. Milik warga negara Indonesia.
4. Berdiri sendiri , bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki , dikuasai , atau berafiliasi ,baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha menengah atau besar.
5. Berbentuk usaha perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum
atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

Sedangkan menurut definisi Mitzerg mengatakan bahwa, sektor usaha kecil


adalah entrevenual organization yang memiliki struktur organisasi sederhana tanpa
staff berlebihan, pembagian kerja fleksibel, hierarki manajer kecil, aktifitas dikelola
relatif tanpa perencanaan dan sangat jarang melakukan pelatihan.
Adapun kreteria usaha kecil dalam undang-undang No.20 Tahun 2008 ini
adalah :
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,-( lima puluh juta rupiah
)sampai sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) tidak termasuktanah
dan bangunan tempat usaha atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,-( dua milyar lima
ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,-( lima puluh
milyar rupiah ) .
Selain tersebut diatas ada pengertian dankreteria usaha kecil menurut
instansi atau depertemen sebagai berikut :
(1) Pendekatan Tenaga Kerja (menurut BPS)
a. Jenis usaha rumah tangga, jumlah tenaga kerja antara 1- 5 orang
b. Jenis usaha kecil, jumlah tenaga kerja 6 – 15 orang
c. Jenis usaha menengah, jumlah tenaga kerja 20 -99 orang
d. Jenis usaha besar, jumlah tenga kerja lebih dari 100 orang
(2) Pendekatan Omzet (Departemen Keuangan)
Usaha kecil adalah perseorangan atau badan usaha yang memiliki asset maksimal
adalah Rp.300.000.000,- setahun.
(3) Pendekatan Asset (Kamar Dagang dan Industri)
Usaha kecil adalah industri yang memiliki total asset maksimal Rp. 600.000.000,-
tidak termasuk rumah atau tanah yang ditempati dengan jumlah tenaga kerja di
bawah 250 orang.
(4) Pendekatan Bank Indonesia
Usaha kecil adalah perusahaan atau perseorangan yang usahanya mempunyai total
asset maksimalRp. 600.000.000,- tidak termasuk rumah atau tanah yang ditempati.

C.Karakteistik ausaha Kecil


Suatu usaha dapat dikategorikan sebagaiman usaha kecil bilamana:

1. Manajemen independent , dimana pemilik sekaligus sebagai manager


2. Sumber modal kerja berasal dari pemilik usaha.
3. Beroperasi di tingkat local
4. Ukuran usaha relative kecil dibandingkan usaha lainnya.[2]
Apabila kita meninjau karakteristik usaha kecil dan pengusaha kecil dari
suatu empirik yang dapat diamati dilapangan maka kedua definisi tersebut diatas
mengambarkan sifat-sifat umum usaha kecil sebagai berikut:

1. Secara kuantitas berjumlah sangat besar dan tersebar.


2. Secara umum sangat mudah untuk mendirikan usaha.
3. Memiliki kebebasan untuk keluar masuk terhadap fluktuasi perekonomian.
4. Sebagian besar bergerak disektor non formal.

Menurut hasil studi lembaga manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,


menunjukkan bahwa di Indonesia kriteria usaha kecil itu sangat berbeda-beda,
tergantung pada fokus permasalahan yang dituju dan intisari yang berkaitan dengan
sektor usaha kecil.

Secara umum sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana cenderung tidak mengikuti kaidah


administrasi pembukuan standar.
2. Margin usaha yang cenderung tipis dan persaingan yang cukup tinggi.
3. Modal terbatas.
4. Pengalaman dalam memngelola manajerial masih terbatas.
5. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit menekan biaya.
6. Kemampuan pemasaran serta diversifikasi pasar terbatas.
7. Kemampuan dalam mendapatkan modal yang masih rendah.

Karakteristik yang dimiliki oleh usaha kecil menyiratkan adanya kelemahan-


kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbul masalah. Hal ini meyebabkan
berbagai masalah intern terutama yang berkaitan dengan pendanaan tampaknya
sulit mendapatkan solusi yang jelas. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai
kemudahan terutama paket-paket kebijakan untuk mendorong pertumbuhan(growth)
usaha kecil sehingga ukurannya(scale) menjadi besar.

Selain itu berikut ini adalah karakteristik umum dari Usaha Kecil Menengah di
Indonesia:
1. Kepala Usaha Kecil Menengah. Dari mayoritas sektor usaha ini, 69% diantaranya
adalah pemilik, 11,5% sebagai supervisor, 8,5% diantaranya adalah manager,
lalu 5% bertindak sebagai direktur sedangkan 6% sisanya menempati posisi lain.
2. Diperkirakan sekitar 77% dari pemilik sektor usaha ini berjenis kelamin laki-laki
sementara 23% sisanya adalah wanita.
3. Rata-rata umur dari kepala usaha kecil menengah adalah 42 tahun.
4. Jenjang pendidikan pemilik sektor usaha ini sangat beragam baik dari SD sampai
dengan program pascasarjana. Berikut ini adalah data lengkapnya: 4,4%
berpendidikan informal, 16,7% berpendidikan sekolah dasar, lalu 16,6% memiliki
tingkat pendidikan Sekolah menengah pertama, kemudian sekitar 42%
diantaranya berada pada jenjang sekolah menengah atas dan 5% berada pada
jenjang D3, lalu 14% diantaranya adalah sarjana Strata-1, Strata-2 berada pada
angka 1% dan sisanya sebesar 0,3% memiliki jenjang pendidikan Strata-3.
5. Jumlah tenaga kerja usaha kecil menengah. Pada tahun 2009, survey dari The
Asia Foundation menyebutkan bahwa rata-rata tiap perusahaan memiliki jumlah
pegawai sebanyak 27,6 orang. Meskipun 70% dari jumlah pegawai kurang dari 20
orang, sementara 5% diantaranya kurang dari 400 orang. Diperkirakan 23
perusahaan mempekerjakan lebih dari 1000 orang dengan satu perusahaan
dengan jumlah pegawai mencapai 9000 pekerja.

UKM di Indonesia mempunyai peranan penting sebagai penopang perekonomian.


Penggerak utama perekonomian di Indonesia selama ini pada dasarnya adalah
sektor UKM. Berkaitan dengan hal ini, setidaknya terdapat beberapa fungsi utama
sektor UKM dalam menggerakkan ekonomi Indonesia, yaitu:

• sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang yang tidak tertampung di
sektor formal,
• mempunyai kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), dan
• sebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis produk

Kinerja UKM di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa aset, yaitu nilai tambah; unit
usaha, tenaga kerja dan produktivitas; dan nilai ekspor.

1. Nilai Tambah
Kontribusi usaha kecil menengah dalam produk domestik bruto nasional meningkat
tajam selama dekade terakhir, yaitu 53,3% dan mengalami pertumbuhansebesar
5,4%. Secara rinci, kontribusi usaha kecil sebesar 37,7%, usaha menengah 15,6%
dan usaha besar 46,7 persen.

2. Unit Usaha dan Tenaga Kerja


Catatan pada tahun 2006 jumlah populasi UKM mencapai 48,9 juta unit usaha atau
99,98 persen terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga
kerjanya mencapai 85,4 juta orang.

3. Ekspor UKM
Hasil produksi UKM yang diekspor ke luar negeri mengalami peningkatan dari Rp
110,3 triliun pada tahun 2005 menjadi 122,2 triliun pada tahun 2006. Namun
demikian, peranannya terhadap total ekspor non migas nasional sedikit menurun
dari 20,3 persen pada tahun 2005 menjadi 20,1 persen pada tahun 2006.

UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi disebabkan oleh empat
hal, yaitu:
1. Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods),
khususnya yang tidak tahan lama,
2. Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking financing dalam
aspek pendanaan usaha,
3. Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti
hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan
4.Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan
kerja di sektor formal.

D.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN UKM


Di lihat dari karakteristik yang ada pada Usaha Kecil Menengah di Indonesia
ada kelebihan dan kekuranganya dalam menjalankan usahanya. Adapaun
kelebihan dan kelemahaanya adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan Usaha Kecil
a. Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua fungsi
manajerial seperti marketing, finance, dan administrasi. Hal ini dapat
dijadikan kelebihan karena dapat memperkecil biaya yang dikeluarkan
untuk menggaji karyawan yang ada.
b. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya
baru serta barang dan jasa-jasa baru. Usaha kecil yang semakin banyak
dapat kita jumpai akhir-akhir ini juga dapat membantu pemerintah untuk
menyediakan lapangan pekerjaan baru. Selain itu usaha kecil yang
bermunculan memiliki ide ide baru yang menarik.
c. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki
rencana jangka panjang.
d.Bebas menentukan harga produksi atas barang dan jasa. Dalam usaha
kecil ini pemilik dibebaskan untuk menentukan berapa harga produksi atas
barang atau jasanya.
e. Prosedur hukumnya sederhana. Usaha kecil memiliki kelebihan dibidang
hukum yaitu mudah mendirikannya, berbeda dengan usaha yang besar
atau industri besar yang harus berlandaskan hukum serta notaris.
f. Pajak relatif ringan, hal ini juga termasuk kelebihan usaha / industri kecil
dibanding industri besar karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/peng-
usaha, bukan perus ahaannya.
g. Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki. Pemilik perusahaan kecil
memiliki wewenang bebas membubarkan usahanya kapan saja, sesuai
yang diinginkan oleh sang pemilik.
h. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. Pemilik bebas ingin
menggunakan waktunya kapan saja untuk mengelola perusahaannya.
i. Pemilik menerima seluruh laba. Karena perusahaan kecil hanya dimiliki
oleh pemiliknya sendiri maka laba yang didapat akan dinikmati sendiri pula.
j. Umumnya mampu untuk survive. Pada umumnya perusahaan kecil lebih
mampu untuk bertahan daripada perusahaan besar, misalnya saja saat
terjadi inflasi perusahaan besar banyak yang melakukan PHK pada
karyawannya sedangkam perusahaan kecil tetap bisa berjalan.
k. Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek perintisan yang sama
sekali baru, atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki
sedikit pesaing.
l. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan
pemerintah demi berkembangnya usaha kecil.
m. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen
senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.
n. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak
berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.
Industri kecil tidak membutuhkan terlalu banyak biaya jadi investasi yang
besarpun tidak selalu dibutuhkan. Tenaga pada industri kecilpun tidak
banyak yang menggunakan orang-orang yang berpendidikan tinggi
melainkan skill yang dapat dilatih atau di beri pelatihan sebelum direkrut
menjadi karyawan.

2. Kelemahan Usaha Kecil

a. Pembagian kerja yang tidak proporsional, dan karyawan sering bekerja di


luar batas jam kerja standar. Hal ini disebabkan karena fungsi seorang
pemilik yang merangkap menjadi manajer dan posisi lainnya, sehingga
banyak karyawan yang melakukan produksi hingga diluar bata jam kerja.
b. Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak
adanya perencanaan kas.
c. Persediaan barang terlalu banyak sehingga beberapa jenis barang ada
yang kadang kurang laku.
d. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap
prinsip-prinsip manajerial. Hal ini dikarenakan seorang pemilik yang
merangkap posisi manajerial diperusahaannya.
e. Keterbatasan Financial. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan
pemilik perusahaan saja. Sulit bagi perusahaan kecil untuk meminjam
dana yang banyak di bank maupun perseorangan.
f. Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum
pernah merumuskan.
g. Risiko dan utang-utang kepada pihak luar ditanggung oleh kekayaan
pribadi pemilik perusahaan karena memiliki tanggung jawab tak terbatas.
h. Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan
ambisi pengelola, serta lemah dalam promosi. Kebanyakan karyawan di
usaha kecil hanya melakukan apa yang pemiliknya minta.
i. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis
perputaran uang tunai seperti yang dilakukan oleh perusahaan besar.
j. Kesulitan dalam hal pemasaran karena tidak adanya manajemen khusus
bagi pemasaran yang dapat membantu memasarkan, jadi produk hanyak
dipasarkan sebatas sepengetahuan sang pemilik perusahaan.
k.Keterbatasan SDM. Hal ini dapat berlaku bagi usaha kecil yang dalam
proses produksinya membutuhkan keahlihan khusus yang tiap
karyawannya harus bisa melakukannya, jika tidak diberikan pelatihan
sebelum kerja maka akan semakin sulit mencari pengganti tenaga yang
lama jika saja usia mereka sudah tidak muda lagi.

Latihan Soal
1.Jelaskan perbbedaan antara usaha kecil informal dan usaha kecil formal
2. sebut karakteristik ukm Indonesia
3. sebutkan kelemahan dan kelebihan usha kecil di Indonesia
4.Jelaskan seberapa besar peranan ukm dalam ikutserta dalam meningkatakan
pendapatan nasional
5.Jelaskan mengapa ukm indonesia tahan krisis ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai