PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Definisi yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di luar
batas organisasi. Secara garis besar sebuah perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan
perusahaan dimana lingkungan tersebut dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan di dalam
internal perusahaan itu sendiri. Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus memperhatikan
betul-betul apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain memperhatikan faktor eksternal.
Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber daya dan
kapabilitas yang dimilikinya.
Lingkungan internal:
Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan organisasi
sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain
itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan
yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan. Lingkungan Internal, ialah
lingkungan dalam perusahaan yang perlu diidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, yang
meliputi:
Disamping faktor-faktor di atas, faktor internal lainnya adalah budaya organisasi, yang meliputi:
1. Menjunjung nilai-nila luhur standar etka moral, ilmu pengetahuan, dan profesi.
2. Membantu pengembangan manusai secara optimal, baik dilingkungan pendidikan maupun
amsyarakat.
3. Mengembangkan ilmu secara bertangung jawab dan berkesinambngan serta menjadikan budaya
belajar (learning culture) da peningkatan mutu diri yang berkesinambungan (continuous quality
improvement) sebagai falsafah hidup.
4. Mengembangkan ilmu bagi kepentingan dan kesejahteraan umat manusia tanpa membedakan
agama dan suku bangsa.
5. Memperlakukan manusia sesuai dengan martabat dan harkatnya.
Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing perusahaan
berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal
perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat
diperbaiki.
Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai nilai yang memposisikan
perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan keunggulan bersaing perusahaan
melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu
margin, perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.
Operasi. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan transformasi input produksi menjadi
produk akhir, yang meliputi : permesinan, perakitan, pengetesan, pengepakan, dan pemeliharaan
mesin/peralatan.
Logistik Keluar. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan
distribusi produk ke konsumen.
Pemasaran dan Penjualan. Menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat membeli produk,
dan mencakup pula kegiatan seperti : periklanan, penjualan, penentuan harga, jalur distribusi,
dan promosi.
Pelayanan. Menyediakan pelayanan untuk memelihara dalam hal ini nilai dari produk yang
mencakup : instalasi, pelatihan, penyediaan suku cadang, perbaikan dan pemeliharaan.
Pengadaan. Merupakan fungsi dari bagian pengadaan, yang mencakup semua prosedur
pembelian dengan pemasok, yang melibatkan antar perusahaan.
Pengembangan Teknologi. Tidak hanya pengembangan teknologi dalam hal mesin dan proses
saja tetapi juga pengetahuan / keahlian, prosedur dan sistem.
Komponen utama untuk mencapai keunggulan bersaing adalah kompetensi inti perusahaan yang
mengandalkan asset atau skill. Prahalad menggambarkan kompetensi inti sebagai akar
pendukung sebuah pohon, dahannya adalah produk inti dan rantainya adalah bisnis. Dengan
kompetensi inti yang merepresentasikan kesatuan asset dan teknologi, perusahaan akan mampu
membentuk nilai optimal bagi konsumen maupun perusahaan, memposisikan diri secara khas
atas pesaing, kemampuan memperluas pasar, dan antisipasi proaktif terhadap perusahaan.
Apa saja faktor-faktor strategik itu, dimana dan dari mana berasal, mana yang perlu dievaluasi
secara teliti, karena merupakan kekuatan dan kelemahan dan sebagai landasan bagi strategi.
Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan potensial itu menurut Robinson (1997:238-230),
mencakup:
1. Pemasaran
2. Keuangan dan Akunting
3. Produksi, Operasi dan Teknik
4. Personalia
5. Manajemen Mutu
6. Sistem Informasi
7. Organisasi dan Manajemen Umum
8. Layanan
9. Pengembangan Teknologi
10. Manajemen Sumberdaya Manusia
11. Logistik kedalam
Aspek pemasaran
Kegiatan perusahan yang bertujuan menjual barang atau jasa yang di produksi perusahaan
kepasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung jawabdalam menentukan cirri-ciri pasar yang
akan dipilih. Analisis kelayakan dari aspek ini yang utama dalam hal;
o Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.
o Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku,
serta kepuasaan mereka atas produk.
o Menentukan strategi kebijakan dan program pemasaran yang akan dilaksanakan.
Aspek manajemen
Studi aspek manajemen dilaksanakan dua macam
o Manajemen saat pembangunan proyek bisnis.
o Manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin. Bahkan terjadi, banyak
terjadi, bahwa proyek-proyek bisnis gagal dibangun maupun dioperasionalkan
bukan disebkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya manajemen.
Aspek Keuangan
Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan
tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
o Data awal aspek pasar dan pemasaran berupa: proyeksi penjualan/permintaan,
harga produk, dan anggaran (biaya) pemasaran.
o Data operasi dan produksi, berupa: rencana lokasi baik sewa maupun beli, harga
pokok produksi (bahan baku, TKL, bahan pembantu), dan rencana pengadaan
mesin, peralatan, teknologi yang digunakan.
o Data personalia, berupa: rencana biaya perekrutan, biaya pelatihan, biaya upah
tetap, tunjangan-tunjangan, dan lain-lain.
o Legalitas, berupa: biaya notaris, biaya perizinan prinsip (misal, DepKeu, DepDag,
DepAg, DepHut, DepHub, DepKeh, DepKes, DikNas dll), biaya perizinan
operasional (Pemda).
a. Dari sisi budaya, Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan
masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
b. Dari sudut ekonomi, Apakah proyek dapat merubah atau justru mengurangi income per
capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk,
pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
c. Dan dari segi sosial , Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai,
lalulintas semakin lancer, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan
masyarakat setempa
Berikut adalah beberapa cara atau strategi dalam mengatasi konflik internal pada
perusahaan:
1. Menjaga komunikasi
Dalam sebuah organisasi apalagi perusahaan tentunya terdapat beberapa individu yang terlibat
dan membutuhkan komunikasi yang terjalin untuk menjalankan seluruh aktivitas yang ada.
Sehingga sudah seharusnya perusahaan menjaga komunikasi dengan baik untuk melakukan
segala aktivitas. Mengapa demikian? Ketika sumber daya manusia yang ada pada perusahaan itu
sendiri mampu menjaga komunikasi, maka otomatis akan menghindari terjadinya hal buruk yang
merugikan perusahaan. Seperti misalnya, dapat terhindar dari kesalahpahaman, dapat membantu
membangun kinerja yang optimal baik secara individu atau secara tim, membangun suasana
yang kondusif sekaligus positif, serta masih banyak hal lain yang tentunya bermanfaat untuk
perusahaan itu sendiri. Jadi sudah seharusnya poin pertama ini diterapkan dengan baik pada
perusahaan.
2. Menerapkan Keterbukaan
Salah satu penyebab adanya konflik internal adalah kesadaran akan pentingnya menyampaikan
pendapat atau masukkan yang bersifat membangun. Seseorang sering kali menyembunyikan
permasalahan yang berkaitan dengan rekan di perusahaan atau bahkan berkaitan dengan aktivitas
di perusahaan itu sendiri. Sehingga jika hal semacam itu terjadi maka tak heran jika adanya
konflik yang memungkinkan adanya perselisihan pada internal perusahaan. Untuk menghindari
hal tersebut, maka sumber daya manusia yang ada didalam perusahaan disarankan untuk terbuka
jika ada permasalahan yang mengganggu dan sama-sama ingin memperbaiki untuk kepentingan
bersama.
Jika konflik internal telah terjadi, maka cara untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan
adalah dengan menerapkan sikap proaktif, fleksibel dan profesional pada seluruh jajaran yang
ada dalam perusahaan itu. Sikap tersebut dapat diterapkan dengan memberikan mengarahan yang
baik dan tepat agar dapat dijalankan pada masing-masing individu. Mengingat konflik internal
ini dikhawatirkan akan mengganggu kelangsungan perusahaan dalam mencapai kesuksesan dan
merugikan berbagai pihak tentunya. Untuk itu, dengan bersikap proaktif, fleksibel dan
profesional maka diharapkan setiap individu dapat aktif dalam mencari solusi penyelesaikan
konflik dengan baik tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan mengetahui beberapa analisis lingkungan umum perusahaan tersebut perusahaan
dapat mengetahui bagaimana keadaan dilingkungan sekitar baik dari lingkungan internal dengan
berbagai elemen yang telah disebutkan diatas maupun dari lingkungan eksternal perusahaan.
Maka dari itu perusahaan bisa menentukan strategi apa yang harus dilakukan perusahaan guna
menghadapi berbagai keadaan yang terjadi disekitar perusahaan.
Paling utama dari analisis lingkungan perusahaan tersebut bagaimana perusahaan bisa
memberikan yang terbaik dan tidak membuat kebijakan yang bisa merugikan baik perusahaan
maupun lingkungan sekitar.
3.2 SARAN
Seharusnya setiap perusahaan harus mempunyai analisis lingkungan ini baik secara
internal maupun eksternal. Dengan penerapan analisis lingkungan umum yang baik perusahaan
akan mampu membuat strategi-strategi yang baik guna perusahaan mencapai tujuan dan dapat
berbaur dengan lingkungan tempat perusahaannya agar tidak terjadi konflik yang malah bisa
merugikan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/studi-kelayakan-bisnis/
https://zahiraccounting.com/id/blog/konflik-internal-perusahaan-bagaimana-cara-mengatasinya/
https://matkulblog.wordpress.com/2017/01/12/lingkungan-internal-dan-eksternal-perusahaan/