Anda di halaman 1dari 14

Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM)

PENGANTAR BISNIS

OLEH:

ROSAMARISTA NUR AZIZAH

1752100053
PENDAHULUAN

    Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sebuah istilah yang mengacu pada
usaha berskala kecil yang memiliki kekayaan bersih maksimal sekitar Rp. 200.000.000, belum
termasuk tanah dan bangunan.UMKM merupakan salah satu contoh dari badan usaha
perseorangan dimana didirikan dan dimiliki oleh satu orang saja.Menurut Keppres RI No.99
tahun 1998, UMKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dimana tipe bidang
usahanya bersifat heterogen serta perlu dilindungi oleh pemerintah untuk mencegah persaingan
yang tidak sehat.

Kriteria UMKM menurut UU No. 9 tahun 1995, diantaranya memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp. 200.000.000 belum termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak senilai Rp. 1 Milyar, dan dimiliki oleh Warga Negara
Indonesia. UMKM merupakan usaha yang berdiri sendiri dan bukan anak dari suatu perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasi atau bergabung secara langsung atau tidak
langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. Salah satu badan usaha perseorangan yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum adalah Koperasi.

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam
memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja
baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter
tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan
usahanya.Saat ini,UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan
Negara Indonesia.

UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif
seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya menguntungka pihak-
pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat
pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang
masih mengganggur.Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun
pendapatan negara Indonesia.
UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu daerah
yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang
ada di setiap daerah.Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan
negara Indonesia.

Juga agar kita dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila kita
membuka sebuah usaha kecil dan menengah, dan kita dapat mengetahui cara mengelola usaha
kecil dan menengah dengan baik, sehingga memperoleh laba yang cukup besar.untuk
membangun sebuah usaha awal.

     Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud UMKM?


2. Apa saja kriteria yang ada dalam UMKM?
3. Apa peranan UMKM dalam Perekomian?
4. Apa saja masalah yang dihadapi UMKM?
5. Apa saja usaha yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam UMKM?
6. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Indonesia?
7. Bagaimana peran UMKM bagi Indonesia?
8. Apa peran UMKM terhadap MEA?

Tujuan Makalah

1. Menjelaskan pengertian UMKM.


2. Mendeskripsikan kriteria UMKM.
3. Menjelaskan peranan UMKM dalam perekonomian.
4. Mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi dalam UMKM.
5. Menjelaskan usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam UMKM.
6. Mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Indonesia
7. Menjelaskan peran UMKM bagi Indonesia
8. Menjelaskan peran UMKM terhadap MEA

PEMBAHASAN

Usaha kecil dan menengah (UKM)

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha
kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99
tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-
(Satu Milyar Rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha
orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan
hukum, termasuk koperasi.
Untuk dapat memacu dan meningkatkan penghasilan maka di perlukan strategi ukm waralaba
Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih.
Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, dimasing-masing
Propinsi atau Kabupaten/Kota yang dapat digunakan meningkatkan strategi UKM.

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi criteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Criteria
asset: maks Rp 50 Juta, criteria omset: maks Rp 300 Juta.
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi criteria usaha kecil sebagaimana
dimaksud salam undang-undang ini. Criteria asset: Rp 50 Juta – 500 Juta, criteria omset: Rp 300
Juta – Rp 2,5 Miliar rupiah.

Ciri-ciri usaha kecil

 Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;
 Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
 Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana,
keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat
neraca usaha;
 Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
 Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha;
 Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
 Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business
planning.

Contoh usaha kecil

 Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
 Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
 Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri
alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;
 Peternakan ayam, itik dan perikanan;
 Koperasi berskala kecil.

Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Criteria asset: Rp 500 Juta – Rp 10 Miliar, criteria
omset : >2,5 Miliar – Rp 50 Miliar.

Ciri-ciri usaha menengah

 Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur
bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan,
bagian pemasaran dan bagian produksi;
 Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan
teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk
oleh perbankan;
 Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
 Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin
tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
 Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
 Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

Contoh usaha menengah

Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor
mungkin hampir secara merata, yaitu:

 Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;


 Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
 Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan
bus antar proponsi;
 Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
 Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.
Sementara dari sisi perkembangan UMKM dalam dikelompokan dalam beberapa kriteria yaitu :

1. Livelihood Activities, merupakan usaha kecil menengah yang digunakan untuk mencari
nafakh, atau lebih dikenal sebagai sector informal. Contohnya adalh pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang merupakan pengrajin produk
tertentu namun belum memiliki ciri kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang telah memiliki ciri
kewirausahaan dan sudah menerima pekerjaan subkontrak dan melakukan ekspor
4. Fast Moving Enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang telah memiliki ciri
kewirausahaan dan siap untuk melakukan transformasi menjadi Usaha Besar.

Kriteria UMKM

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih.
Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, dimasing masing
Propinsi atau Kabupaten/Kota.

Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja


Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan merupakan
suatu tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau
besar, sebagai berikut :

Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar


Jumlah Tenaga <> 5-19 orang 20-99 orang > 100 orang
Kerja

Peranan UMKM bagi Perekonomian

Secara fungsi, UMKM memiliki dua peran yaitu sebagai wadah inovasi dan yang kedua adalah
sebagai wadah yang merencanakan. Selain itu UKM juga memiliki peran yang sangat penting
dalam pembangunan suatu bangsa, juga sebagai penggagas, penggerak dan pengendali atau juga
pemicu pembangunan sosial ekonomi dalam Negara.

Dari penjelasan di atas, secara spesifik dapat disimpulkan lagi beberapa manfaat UKM yang
diantaranya adalah :

1. Untuk membuka lapangan pekerjaan. Adanya UKM dikatakan dapat membuka lapangan


pekerjaan secara luas bagi masyarakat dan tentunya juga akan menjaadi cara untuk
mengatasi pengangguran.
2. Menjadi Penyumbang Terbesar Nilai Produk Domestik Bruto. Secara khusus di Negara
kita, UKM telah memberi andil untuk menyumbang pajak yang cukup besar. Data ini
memperlihatkan bahwa UKM sangat berperan dalam membantu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi Indonesia.
3. Solusi efektif untuk permasalahan ekonomi masyarakat menengah. Ada suatu penelitiana
yang membuktikan bahwa perekonomian suatu Negara akan tumbuh dan berkembang
dikarenakan adanya inovasi dalam produksi, dan ini ada pada UKM.

Peranan UMKM menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan
pembangunan yang dikelola oleh dua departemen:
1. Departeman Perindustrian dan Perdagangan
2. Deparetemen Koperasi dan UKM

Namun demikian usaha pengembangan yang dilaksanakan belum, terlihat hasil yang
memuaskan, kenyataanya kemajuan UKM masih sangat kecil dibandingkan dengan usaha besar.

Kegiatan UMKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha
kecil yang bergerak disektor pertanian. UMKM juga mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, oleh karna itu selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja juga juga berperan dalam pendistribusian hasil hasil pembangunan.
Kebijakan yang tepat untuk mendukung UMKM seperti:

 Tekhnologi
 Struktur
 Manajeman
 Pelatihan
 Pembiayaan
 Perizinan

Permasalahan yang dihadapi UKM

Permasalahan yang dihadapi oleh UKM antara lain meliputi:

Faktor Internal:

Kurangnya permodalan-permodalan meruapakan factor utama yang diperlukan untuk


mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, karena pada umumnya
usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya
tertutup.

Sumber Daya Manusia yang terbatas. Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi
pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh pada
manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang
secara optimal.

Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Usaha Kecil. Jaringan usaha
yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi rendah maka produk yang dihasilkan
jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.

Faktor Eksternal:

Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif dengan kebijaksanaan Pemerintah untuk


menumbuhkembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Terlihat dari masih
terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan
pengusaha besar.

Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha. Kurangnya informasi yang berhubungan


dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi menyebabkan sarana dan prasarana
yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan
usaha.

Terbatasnya akses pasar. Akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak
dapt dipasarkan Secara kompetitif baik dipasar nasinal maupun iternasional.

Terbatasnya Akses Informasi. Selain akses pembiayaan, UMKM juga menemui


kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya informasi yang diketahui oleh
UMKM, sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun
jasa dari unit usaha UMKM dengan produk lain dalam hal kualitas. Efek dari hal ini
adalah tidak mampunya produk dan jasa sebagai hasil dari UMKM untuk menembus
pasar ekspor. Namun, di sisi lain, terdapat pula produk atau jasa yang berpotensial untuk
bertarung di pasar internasional karena tidak memiliki jalur ataupun akses terhadap pasar
tersebut, pada akhirnya hanya beredar di pasar domestik.

Solusi dalam mengatasi Permasalahan UKM


Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UMKM dan langkah-langkah yang selama
ini telah ditempuh, maka kedepannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:

1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif. Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya


iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan
berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan
sebagainya.
2. Bantuan Permodalan. Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan
syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UMKM, untuk membantu peningkatan
permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial
informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura.
3. Perlindungan Usaha. Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang
merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari
pemerintah, baik itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang
bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).
4. Pengembangan Kemitraan. Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu
antar UMKM, atau antara UMKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di
luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Selain itu, juga
untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien.
5. Pelatihan. Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UMKM baik dalam aspek
kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam
pengembangan usahanya. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan
hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan
rintisan.
6. Membentuk Lembaga Khusus. Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung
jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya
penumbuhkembangan UMKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka
mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UMKM.
7. Mengembangkan Sarana dan Prasarana. Perlu adanya pengalokasian tempat usaha
bagi UMKM di tempat-tempat yang strategis sehingga dapat menambah potensi
berkembang bagi UMKM tersebut.
Pertumbuhan dan perkembangan UKM di Indonesia

Meski UKM mampu bertahan disaat krisis moneter namun pertumbuhannya ternyata melambat
setelah krismon. Padahal saat itu diperkirakan akan lebih cepat. Seperti data yang terdapat pada
Worldbank yang menunjukkan bahwa usaha kecil tumbuh lebih cepat sebelum tahun 1998 dari
pada sesudah tahun 1998.

Meski begitu dibandingkan dengan Negara tetangga lainnya, Indonesia merupakan Negara yang
memiliki UKM/UMKM terbesar sejak tahun 2014. Menurut data BPS 2014,jumlah UMKM di
Indonesia memiliki 57,89 juta unit atau 99,99 persen dari total jumlah pelaku usaha nasional.

Berdasarkan Data Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah wirausahawan di Indonesiapun


melonjak tajam dari 0,24 persen menjadi 1,56 persen dari jumlah penduduk.

Dan meski kuantitas jumlah wirausaha Indonesia banyak namun secara presentase jumlah
tersebut kalah jauh dibandingkan dengan Negara tetangga. Seperti Singapura sebesar tujuh
persen, Malaysia lima persen dan Thailand empat persen. Sementara Negara-negara maju seperti
Amerika serikat dan Jepang bahkan memiliki jumlah pengusaha lebih dari 10 persen dari jumlah
populasi.

Peran UMKM bagi Indonesia

Tak hanya ketika krisis moneter UMKM berkontribusi dalam perekonomian Indonesia. Setelah
krismon pun UKM masih berperan bahkan dijadikan tulang punggung perekonomian karena
secara alamiah lebih dinamis ketimbang perusahaan besar.

Menurut world bank, Indonesia sendiri sumber penghidupan sangat bergantung pada sector
UKM. Dan kebanyakan usaha kecil ini terkonsentrasi pada sector perdagangan, pangan, olahan
pangan, tekstil dan garmen, kayu dan produk kayu, serta produksi mineral non-logam. Dan
secara keseluruhan, sector UKM diperkirakan menyumbang sekitar lebih dari 50% PDB
(kebanyakan berada di sector perdagangan dan pertanian) dan sekitar 10% dari ekspor.

Data BPS 2014 pun menunjukkan UMKM berkontribusi besar dalam memberikan kesempatan
kerja sebesar 96,99 persenn terhadap pembentukan PDB sebesar 60,34 persen. UMKM juga
berkontribusi dalam penambahan devisa Negara dalamm bentuk penerimaan ekspor sebesar
27.700 milyar dan menciptakan peranan 6,86% terhadap total ekspor.

Peran UMKM terhadap MEA

Selain menjadi bagian penting bagi roda perekonomian tanah air, UKM pun memegang peranan
penting bagi perekonomian ASEAN hingga sasat ini 96% dari perusagaan ASEAN merupakan
UKM. Yang 50%nya memberikan kontribusi 30% sampai 53% dari produk domestic bruto
(PDB); dan berkontribusi 19% sampai 31% dari ekspor.

Meski Masyarakat Ekonomi Asean telah dimulai di akhir tahun lalu, namun ternyata UKM di
Indonesia masih belum mampu menghadapi persaingan. Karena selama ini saja menghadapi saja
menghadapi persaingan sesame UKM local dan perusahaan local masih kesulitan. Sehingga tak
dipungkiri jika perkembangan UKM di Indonesia memang belum stabil.

Sehingga dengan adanya kebijakan MEA , UKM di Indonesia sepertinya belum siap. Begitu juga
dengann UKM di beberapa Negara di ASEAN. Sebuah survey yang dilakukan oleh Bank
Pembangunan Asia dan Institut Studi Asia Tenggara (2015) menemukan bahwa kurang dari
seperlima bisnis kawasan ASEAN yang siap menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN.

KESIMPULAN
Usaha Mikro Kecil dan Menegah disingkat UMKM adalah sebuah sebuah istilah yang mengacu
kejenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut keputusan
presiden RI N0. 99 tahun 1998 pengertian UMKM adalah : “ kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecila dan
dan perlu dilindungu untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.

Dalam perekonomian Indonesia usaha mikro kecil dan menengah merupakan kelompok usaha
yang paling banyak jumlahnya. Usaha mikro kecil dan menengah ini tergolong kepada sector rill
dalam perekonomian , dimana sector inilah yang memiliki daya tahan yang tinggi terhadap krisis
global. UMKM dapat membantu mempeercepat laju pertumbuhan ekonomi suatu Negara karena
sector ini akan banyak menyarap tanaga kerja. Hal ini selaras dengan apa yang diungkapkan oleh
Joseph Alois Schumpeter seorang ahli ekonomi Amerika bahwa, pertumbuhan ekonomi suatu
Negara sanggat dipengaruhi oleh kewirausahaan ( entrepreneurship ), dimana UMKM termasuk
didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai