Anda di halaman 1dari 16

Etika Bisnis & Tata Kehidupan

Manusia

Mustopa Marli Ramli Batubara


Etika Bisnis & Tata Kehidupan
Manusia
Kemunculan Etika Bisnis tidak bisa
dilepaskan dari hadirnya etika dalam
kehidupan bermasyarakat. Etika merupakan
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran
moral, sehingga etika berbeda dengan ajaran
moral, setidaknya tidak berada pada level
yang sama.
Moral bukanlah keilmuaan yang selalu
berdasarkan pada fakta, namun moral
merupakan persoalan nilai yang ditentukan oleh
opini personal, sehingga berbeda pula dengan
keilmuan yang sifatnya objektif, moral
sepenuhnya bersifat subjektif.

Etika membantu manusia untuk menjadi manusia


yang bertanggungjawab. Lebih lanjut, Etika
memberikan arah bagi manusia untuk berperilaku
moral secara kritis dan rasional.
Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk mencakup
praktik dan kegiatan yang membedakan apa yang baik
dan apa yang buruk, aturan-aturan yang mengendali
kan kegiatan itu dan nilai-nilai yang tersimbol di
dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran oleh
kegiatan dan praktik tersebut.

Moralitas suatu masyarakat berkaitan di satu pihak


dengan adat istiadat dan kebiasaan yang telah diterima
selaku perilaku yang baik dan yang buruk oleh
masyarakat atau kelompok yg bersangkutan. Sehingga,
Moral mampu mempengaruhi seseorang dalam
mengambil keputusan. Misalnya jika bertindak tidak
sesuai standar moral maka menyebutnya sebagai
“immoral” merasa bersalah, menyesal dsb, mengalami
hilangnya rasa percaya diri.
Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari
baik buruknya perilaku manusia (K.Bertens).

Etika dapat diterjemahkan sebagai bentuk


tindakan dengan mendasarkan moral sebagai
ukurannya. Moral dan ukurannya dapat dilihat
dari berbagai segi seperti segi agama, hati nurani,
dan aturan-aturan yang tertulis maupun tidak
tertulis. Dimana semua itu dijadikan sebagai
pandangan dalam memahami lebih dalam
tentang Etika.
Definisi Etika Bisnis
Etika Bisnis adalah aturan-aturan yang
menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan
tidak boleh bertindak, dimana aturan-aturan
tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis
maupun aturan tidak tertulis. Dan jika suatu
bisnis melanggar aturan-aturan tersebut maka
sangsi akan diterima. Dimana sangsi tersebut
dapat berbentuk langsung maupun tidak
langsung.
Manusia memiliki sifat yang cenderung tidak
pernah merasa puas terhadap apa yang
diperoleh sehingga ia selalu merasa kurang
dan terus mencari. Upaya ini dilakukan untuk
mengubah kehidupan yang dimiliki terutama
merubah nasib hidup. Sehingga banyak umat
manusia yang bekerja keras untuk mengejar
tercapainya penghidupan yang layak termasuk
melupakan norma-norma yang berlaku.
Ada yang beranggapan bahwa manusia
mimiliki prinsip homo homoni lupus, yaitu
manusia adalah serigala bagi manusia lainnya.

Kaidah ini berlaku dari sisi rasa ambisius


manusia untuk meraih keuntungan tanpa
memikirkan nasib orang lain dan lebih
mengutamakan kesenangan bagi dirinya.
Dalam diri setiap manusia memiliki semangat
motivasi dan berjuang demi mewujudkan mimpi-
mimpi (terutama keinginan untuk terpenuhinya
semua yang diinginkan). Dan Bisnis dianggap
sebagai salah satu jalan yang bisa mendorong
manusia untuk mempercepat memperoleh
semua itu.

Kepemilikan bisnis yang bersifat profitable


menyebabkan seseorang memiliki peluang untuk
meraih keuntungan dari setiap keputusan dan
pengalokasian keuntungan terutama memiliki hak
menikmati keuntungan tersebut.
Manusia diberi kebebasan untuk menata dan
membentuk tata kehidupannya menjadi lebih baik.

Di sisi lain, Bisnis memiliki aturan yang harus dipatuhi,


dan aturan dalam bisnis dilahirkan atas kesepakatan-
kesepakatan di wilayah mana bisnis itu berada. Jika
Bisnis di negara yang berpenduduk mayoritas Islam
maka Etika Bisnis yang berlaku adalah Etika Bisnis
Islam. Di daerah mayoritas beragama Hindu (contoh;
Bali) Etika Bisnis berlaku di Bali berdasarkan Agama
Hindu yg dianut sebagai besar masyarakatnya (seperti
Perayaan Nyepi) semua kegiatan bisnis harus
mengikutinya. Tidak ada kegiatan Bisnis saat Nyepi.
Etika bisnis dalam suatu perusahaan agar
dapat berjalan secara konsisten dan
konsekuen diperlukan Kode Etik yang
mengikat bagi stakeholder bisnis baik internal
maupun eksternal.

Tujuan keberadaan kode etik ini untuk


memberikan cara pandang bagi pelaku bisnis
dalam menjalankan aktivitas bisnis yang
beretika.
Ruang Lingkup Ilmu Etika Bisnis
 Tindakan dan keputusan perusahaan yang dilihat
dari segi etika bisnis
 Kondisi-kondisi suatu perusahaan yang dianggap
melanggar ketentuan etika bisnis, dang sangsi-
sangsi yang akan diterima akibat perbuatan
tersebut.
 Ukuran yang dipergunakan oleh suatu
perusahaan dalam bidang etika bisnis.
 Peraturan dan ketentuan dalam bidang etika
bisnis yang ditetapkan oleh lembaga.
Permasalahan-permasalahan Umum
Yang Terjadi Dalam Bidang Etika Bisnis

Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pihak-


pihak yang mengerti dan paham tentang etika
bisnis. Hal ini dilakukan dengan sengaja karena
faktoringin mengejar keuntungan dan
menghindari kewajiban-kewajiban yang
selayaknya harus dipenuhi.
 Keputusan bisnis sering dilakukan dengan
mengesampingkan norma-norma dan aturan-
aturan yang berlaku. Sehingga keputusan
bisnis sering mengedepankan materi atau
mengejar target perolehan keuntungan
semata, terutama keuntungan yang bersifat
jangka pendek. Dengan kata lain, etika bisnis
diabaikan.
 Keputusan bisnis dibuat secara sepihak tanpa
memperhatikan ketentuan etik yang disahkan
oleh lembaga yang berkompeten termasuk
peraturan negara. (sering terjadinya
berbenturan kepentingan aturan kode etik
antrana pebisnis kecil dengan pebisnis besar)
terutama ketika Ia berkeinginan untuk
memperluas jaringan usahanya.
 Kondisi dan situasi realita menunjukkan
kondisi dari pihak berwenang dalam
menegakkan etika bisnis masih dianggap
lemah. Sehingga peluang ini diambil oleh
pihak tertentu untuk memanfaatkan kondisi
demi keuntungan pribadi atau sekelompok
orang.

Anda mungkin juga menyukai