DISUSU OLEH
Kelompok 3:
Hernining
Satria (22010087)
Azharullah
Firmansyah
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
STUDI KASUS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. MATAHARI DEPARTMENT STORE...........1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
LATAR BELAKANG........................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI........................................................................................................................................6
2.1 ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA.......................................................................................................6
A. Kinerja Karyawan.........................................................................................................................6
B. Disiplin Kerja................................................................................................................................9
C. Motivasi Kerja............................................................................................................................12
D. Loyalitas Kerja............................................................................................................................15
BAB III........................................................................................................................................................18
PERMASALAHAN KASUS............................................................................................................................18
3.1 Latar Belakang Dan Sejarah.............................................................................................................18
3.2 Struktur Organisasi..........................................................................................................................20
3.3 Permasalahan..................................................................................................................................21
3.4 Penyelesaian Masalah.....................................................................................................................22
BAB IV........................................................................................................................................................24
PENUTUP...................................................................................................................................................24
Kesimpulan............................................................................................................................................24
Saran......................................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................25
BAB I
LATAR BELAKANG
LANDASAN TEORI
Pengertian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2011:9), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikannya. Sedangkan menurut Wibowo (2012:81), kinerja merupakan suatu
proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja.
Menurut Hersey dan Blanchard dalam Rivai (2010:15), kinerja merupakan suatu fungsi
dari motivasi kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki
derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang
tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang
akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
Menurut Kasmir (2016:232) , kinerja merupakan hasil dan perilaku kerja yang telah
dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggungjawab yang diberikan dalam suatu
periode tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja atau prestasi kerja
yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya dalam periode tertentu. Setiap
individu dalam suatu organisasi dituntut berupaya semaksimal mungkin menjalankan profesinya
sebaik mungkin. Sebagai karyawan yang profesional hendaknya berusaha selalu meningkatkan
kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan sebuah organisasi.
Menurut Kasmir (2016: 208-210), indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
karyawan ada 6 yaitu:
1) Kualitas (mutu) Kualitas merupakan suatu tingkatan di mana proses atau hasil dari
penyelesaian suatu kegiatan mendekati titik kesempurnaan. Makin sempurna suatu
produk, maka kinerja makin baik, demikian pula sebaliknya jika kualitas pekerjaan yang
dihasilkan rendah maka kinerjanya juga rendah.
2) Kuantitas (jumlah) Untuk mengukur kinerja dapat pula dilakukan dengan melihat dari
kuantitas (jumlah) yang dihasilkan oleh seseorang.
3) Waktu (jangka waktu) Untuk jenis pekerjaan tertentu diberikan batas waktu dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Artinya ada pekerjaan batas waktu minimal dan maksimal
yang harus dipenuhi.
4) Kerjasama antar karyawan Kinerja sering kali dikaitkan dengan kerja sama antar
karyawan dan antar pimpinan. Hubungan ini sering kali juga dikatakan sebagai
hubungan antar perseorangan. Dalam hubungan ini diukur apakah seorang karyawan
mampu untuk mengembangkan perasaan saling menghargai, niat baik dan kerja sama
antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain.
5) Penekanan biaya Biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas perusahaan sudah
dianggarkan sebelum aktivitas dijalankan. Artinya dengan biaya yang sudah
dianggarkan tersebut merupakan sebagai acuan agar tidak melebihi dari yang sudah
dianggarkan.
6) Pengawasan Dengan melakukan pengawasan karyawan akan merasa lebih bertanggung
jawab atas pekerjaannya dan jika terjadi penyimpangan akan memudahkan untuk
melakukan koreksi dan melakukan perbaikan secepatnya.
B. Disiplin Kerja
Menurut Sutrisno (2015:87), disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan
ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan
diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan. Tujuan utama disiplin adalah
untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan waktu
dan energy. Selain itu, disiplin mencoba untuk mencegah kerusakan atau kehilangan harta benda,
mesin, peralatan dan kelengkapan kerja yang disebabkan oleh ketidakhati-hatian, sendau gurau
atau pencurian. Disiplin kerja sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran segala aktifitas
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara maksimal.
Menurut Siagian (2014:305), terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi, yaitu yang
bersifat preventif dan yang bersifat korektif.
1) Taat terhadap aturan waktu Dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang kerja dan jam
istirahat yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan.
2) Taat terhadap peraturan perusahaan Peraturan dasar tentang cara berpakaian dan
bertingkah laku dalam pekerjaan
3) Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan Ditunjukkan dengan cara-cara
melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab serta
cara berhubungan dengan unit kerja lain.
4) Taat terhadap peraturan lainnya di perusahaan Aturan tentang apa yang boleh dan apa
yang tidak boleh dilakkan oleh para karyawan dalam perusahaan.
C. Motivasi Kerja
Menurut Fahmi Irham (2016:100), “Motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja
dalam usaha memenuhi kebutuhan- kebutuhan yang di inginkan.
Motivasi adalah perusahaan mengharapkan karyawan mampu, cakap dan terampil dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan, tapi yang terpenting mereka dapat bekerja giat dan berkeinginan
untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan sangat
berguna bagi perusahaan jika mereka mau bekerja dengan giat.
Timbulnya motivasi karena adanya dorongan untuk mencapai atau mewujudkan sasaran
tertentu yang telah ditetapkan. Motivasi harus memusatkan pada faktor-faktor yang
menimbulkan atau mendorong aktivitas individu. Faktor-faktor tersebut mencakup kebutuhan,
motif, dan keinginan. Motivasi berorientasi pada proses dan berhubungan dengan pelaku, arah,
tujuan, dan balas jasa perilaku yang diterima atas kinerja. Dapat juga disimpulkan bahwa motif
dan motivasi dapat mendorong, menggerakkan aktivitas individu untuk berbuat, bekerja dan
melakukan sesuatu dalam suatu organisasi
Menurut Sylvie, Morin, Bellehumeur, & Dupuis, (2010:88) Atasan berperan penting
untuk menumbuhkan motivasi bagi karyawannya karena jika diberikan dorongan baik secara
moral maupun materi berupa tunjangan diharapkan dapat memacu dirinya untuk lebih
meningkatkan hasil kerja.
Menurut Colquitt (2010:89) efek motivasi berpengaruh terhadap performa kerja dan
komitmen organisasi.
1) Kerja keras Melakukan sesuatu dengan niat yang kuat, sungguh-sungguh, gigih, tidak
mengenal lelah, tidak lemah menghadapi cobaan dan selalu semangat dalam
melakukan pekerjaan.
2) Orientasi masa depan Antisipasi terhadap masa depan yang menjanjikan.
3) Tingkat cita-cita yang tinggi Suatu impian dan harapan seseorang, cita-cita adalah
mimpi, mimpi adalah kunci yang akan menentukan mau jadi apa kita di masa depan.
4) Orientasi tugas/sasaran Konstruk yang menggambarkan bagaimana individu
merespon, memberikan reaksi dan menginterprestasikan situasi untuk mencapai suatu
prestasi atau kinerja tertentu.
5) Usaha untuk maju Dalam kehidupan sehari-hari diartikan sebagai kegiatan dengan
mengerahkan tenaga, pikiran, atau kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai
tujuan tertentu.
6) Ketekunan Upaya yang berkesimbungan untuk mencapai tujuan tertentu tanpa mudah
menyerah hingga meraih keberhasilan.
7) Rekan kerja Seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai hubungan timbal
balik dalam mendukung setiap pekerjaan di lokasi kerja.
8) Pemanfaatan waktu Suatu perencanaan, mengorganisir, menggerakkan, dan
pengawasan, terhadap produktivitas waktu.
D. Loyalitas Kerja
Jasna dalam Marpaung dan Krisna (2013:28) mengatakan bahwa loyalitas adalah apabila
karyawan memiliki kesadaran dan tanpa 33 paksaan untuk berkomitmen menjalankan tanggung
jawab dan berupaya memberikan kinerja mereka yang terbaik bagi perusahaan.
Nawawi (2010:45) menyebutkan bahwa loyalitas kepada pekerjaan tercermin pada sikap
karyawan yang mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan tugas
dengan tanggungjawab, disiplin serta jujur dalam bekerja. Sikap karyawan sebagai bagian dari
organisasi yang paling utama adalah loyal. Sikap ini diantaranya tercermin dari terciptanya
suasana yang menyenangkan dan mendukung ditempat kerja, menjaga citra organisasi dan
adanya kesediaan untuk bekerja dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Hasibuan (2005) dalam Fahmi (2014:16) mengemukakan bahwa loyalitas atau kesetiaan
merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian karyawan yang mencakup kesetiaan
terhadap pekerjaannya, jabatannya dan organisasi.
Menurut Flippo (2010:70) ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan loyalitas
karyawan, diantarannya adalah:
Loyalitas karyawan tidak terbentuk begitu saja di dalam perusahaan, tetapi ada beberapa
indikator yang mewujudkan loyalitas tersebut. Marpaung (2012:686) mengemukakan bahwa
loyalitas adalah kepatuhan dan kesediaan keryawan yang diukur dalam empat indikator sebagai
berikut:
PERMASALAHAN KASUS
3.1 Latar Belakang Dan Sejarah
PT Matahari Department Store Tbk (Matahari) adalah perusahaan ritel yang menyediakan
pakaian, aksesoris, perlengkapan kecantikan, dan perlengkapan rumah untuk konsumen yang
menghargai mode dan nilai tambah. Didukung oleh jaringan pemasok lokal dan internasional
terpercaya, gabungan antara mode yang terjangkau, gerai dengan visual menarik, berkualitas dan
modern, memberikan pengalaman berbelanja yang dinamis dan menyenangkan, dan menjadikan
Matahari sebagai department store pilihan utama bagi kelas menengah Indonesia yang tengah
tumbuh pesat.
Matahari membuka gerai pertamanya sebagai gerai pakaian anak-anak pada 24 Oktober
1958, di kawasan Pasar Baru, Jakarta. Sejak diluncurkan sebagai pusat perbelanjaan modern
yang pertama di Indonesia pada tahun 1972, Matahari telah memperluas jaringannya ke seluruh
kepulauan Indonesia. Kini hadir di 62 kota, Matahari didukung lebih dari 40.000 orang karyawan
di 127 gerainya dengan total 1.200 pemasok di Indonesia dan 90% dari pembelian produk beli-
putus berasal dari pemasok lokal, menjadikannya suatu fenomena nasional. Rangkaian produk
yang dijual secara ekslusif di Matahari, dipandang konsumen sebagai merek mode terkemuka
sehingga secara konsisten Matahari dikenal sebagai department store pilihan utama Indonesia.
Pada tahun 2009, Matahari menjadi entitas terpisah dari PT Matahari Putra Prima Tbk
(MPP), dan diberi nama PT Matahari Department Store Tbk (Matahari). Asia Color Company
Limited, anak perusahaan dari CVC Capital Partners Asia Pacific III L.P. dan CVC Capital
Partners Asia Pacific III Parallel Fund – A, L.P. (secara bersama disebut sebagai “CVC Asia
Fund III”), menjadi pemegang saham utama Matahari pada April 2010.
Penawaran saham Matahari ke publik oleh Asia Color Company Limited dan PT
Multipolar Tbk pada 2013, telah menarik perhatian dunia. Ditutup pada 28 Maret di tahun yang
sama, penawaran saham tersebut meningkatkan kepemilikan publik terhadap Perseroan dari
1,85% ke 47,35%. Kepemilikan saham yang luas diharapkan akan menguntungkan Matahari
dengan (i) meningkatnya likuiditas perdagangan saham di IDX, (ii) memberikan kemungkinan
untuk mendapat manfaat pajak penghasilan sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku di
Indonesia; (iii) memudahkan akses dana ke pasar modal domestik dan internasional; dan (iv)
mengangkat profil Perusahaan di Indonesia dan luar negeri. Per 31 Desember 2013, Asia Color
Company memiliki 32,17% saham Matahari, PT Multipolar Tbk memiliki 20,48%, dan publik,
termasuk pemegang saham baru, memiliki 47,35% saham.
Pada 3 Maret 2014, Asia Color Company Limited melakukan penjualan saham Matahari
sebesar 6,5%. Kemudian pada tanggal 7 Agustus 2014, Asia Color Company kembali melakukan
penjualan saham Matahari sebesar 11,48%. Sejak saat itu, Asia Color Company memiliki 14,2%
Dari saham matahari PT Multipolar Tbk memiliki 20,5% dari saham Matahari, dan masyarakat,
termasuk pemilik saham yang baru, sebesar 65,4%.
Sejarah PT MATAHARI DEPARTMENT STORE, Tbk dimulai pada tahun 1958 yang
merupakan cikal bakal toko Matahari di area Pasar Baru, Jakarta. Didirikan oleh Bapak Hari
Darmawan, yang reputasi dan pengalamannya sangat terkenal di pasar domestik dan
internasional. Beliau adalah seorang pengusaha yang dihormati dalam industri ritel. Logo
Matahari diciptakan pada tahun 1972, dan pada tahun ini juga Matahari menjadi pelopor konsep
Department Store di Indonesia. Tahun 1975, Matahari mengubah target pasarnya menjadi kelas
menengah dan banyak menjual pakaian dalam negeri. Pada tahun 1996, pemegang saham
mayoritas Matahari diubah tangan dari Bapak Hari Dar mawan ke LIPPO GROUP - Indonesia.
Transisi kepemilikan membawa Matahari ke struktur dan strategi bisnis baru. Tahun 1998,
Kantor Pusat Matahari dipindahkan dari jalan Samanhudi, Jakarta Pusat ke Menara Matahari,
Karawaci Tangerang.
Selanjutnya pada tahun 2002, Matahari membentuk Tim Manajemen Baru, dan
menetapkan bisnis inti yaitu Matahari Department Store dan Matahari Supermarket. Matahari
menjadi Unit Bisnis yang transparan dan independen. Pada tahun 2004, 2005, 2006, dan 2007
Matahari mendapatkan Gold Award bergengsi di Asia Pasik Ritel Top 500 Awards. Saat ini
Matahari dipimpin oleh Benjamin J. Mailool, seorang mantan banker dan CEO bisnis property.
Matahari menjadi ujung tombak dominasi pasar di dalam industri untuk menjadi peritel modern
terkemuka di Indonesia dalam semua aspek ritel.
3) Duduk dan atau mengobrol Duduk dan mengobrol adalah kegiatan yang dilarang di area
kerja,karena akan mengganggu aktivitas pekerjaan. Namun pada kenyataannya masih
ada saja karyawan yang mendapat teguran karena melakukan hal tersebut
secara diam-diam.
4) Korupsi waktu Yang dimaksud dengan korupsi waktu ialah tidak memanfaatkan waktu
dengan efisien. Saat tidak ada customer, karyawan diharapkan untuk
merapikan area kerja di sekitarnya. Selain itu, tidak sedikit juga karyawan
yang tidak mengefisienkan waktu rest room.
Dari pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu bentuk
upaya meningkatkan disiplin kerja karyawan adalah Reward. Reward adalah
ganjaran bersifat positif yang diberikan untuk memotivasi para karyawan agar
disiplin kerjanya baik. Pemberian reward atau penghargaan kepada karyawan
yang berprestasi akan memberikan motivasi kepada karyawan untuk lebih disiplin
dalam bekerja. Dengan karyawan yang semakin disiplin dan produktif akan
meningkatkan laba perusahaan. Selain itu, perusahaan yang memiliki laba tinggi
juga akan dapat mensejahterakan karyawannya.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa kompensasi dan disiplin kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Matahari Department Store. Motivasi kerja
memoderasi hubungan antara kompensasi terhadap kinerja karyawan, dan motivasi kerja
tidak memoderasi hubungan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan oleh karena
itu motivasi kerja bukan variabel moderating untuk disiplin kerja namun variabel
moderating untuk kompensasi. Artinya variabel motivasi kerja tidak dapat memperkuat
atau memperlemah hubungan antara hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja
karyawan.
Saran
Ariyati, Yannik, and Andi Mahera. "Pengaruh Kompensasi, Penempatan Kerja Dan Beban Kerja
Terhadap Turnover Intention Karyawan PT. Matahari Departement Store Nagoya Hill
Batam." BENING 5.1 (2018): 1-13.
Irawan, Juanda. "Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Loyalitas Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Matahari Depertamen Store TBK Binjai Supermall." Kumpulan Karya Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Sosial Sains 2.02 (2021).
Putra, Gede Prawira Utama. Pengaruh Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel Matahari Terbit Bali, Tanjung Benoa-Nusa Dua. Diss.
Udayana University, 2012.
http://eprints.ums.ac.id/27614/4/04._BAB_I.pdf
https://repository.mercubuana.ac.id/45983/
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/jm_motivasi/article/view/433
http://journal.jis-institute.org/index.php/jnmpsdm/article/view/677