“Kasus Etika Produksi dan Pemasaran serta Iklan dan Dimensi Etisnya ”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat Beliaulah kami dapat menyelesaikan paper kami yang berjudul “Kasus Etika
Produsen dan Pemasaran, serta Iklan dan Dimensi Etisnya” ini dapat terselesaikan dengan
baik dan benar. Paper ini disusun dalam rangka penyelesaian tugas semester. Dalam
penulisan makalah ini , penulis banyak dibimbing oleh berbagai pihak baik bantuan secara
material, serta pikiran. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ni
Wayan Mujiati, S.E.,M.Si. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Etika Bisnis.
Di dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna akibat
dari keterbatasan pengetahuan, penulisan kata, dan ejaannya . Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dari Ibu Ni Wayan Mujiati, S.E.,M.Si. untuk kesempurnaan paper ini.
Harapan penulis yaitu agar para pembaca dapat memahami materi Kasus Etika Produsen dan
Pemasaran, serta Iklan dan Dimensi Etisnya. Paper ini sepenuhnya merupakan hasil kerja
keras penulis dan jika nanti terdapat banyak kesalahan serta penyimpangan dalam paper ini,
penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penyusun dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apa saja kasus dari Etika Produksi dan Pemasaran Kepada Konsumen?
2. Apa saja Kasus dari Iklan dan Dimensi Etisnya?
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
promosi kami, kami meminta maaf dan menawarkan pengembalian uang
secara penuh”
Pada Desember 2010, Italy's Antitrust Authority mendenda Power
Balance sebesar 300,000 Euro (dan perusahaan lainnya sebesar 50,000 Euro)
karena tidak menyertakan bukti ilmiah untuk klaim mereka. Pada Janauri
2011, Point Break, salah satu penjual resmi gelang Power Balance di
Indonesia, menarik produk tersebut dari seluruh gerainya.
2.1.2 Ulasan Kasus Power Balance
Laba dan kepuasan konsumen berjalan pararel. Jika kep uasan konsumen
tercapai maka laba akan datang dengan sendirinya. Tetapi dalam definisi nilai
konsumen berkaitan dengan kepuasan konsumen, manfaat yang dirasakan oleh
setiap konsumen berbeda-beda. Asumsi konsumen dan produsen tidak dalam
posisi yang sama karena berbagai faktor. Karena keahlian dan
pengetahuannya, produsen cenderung berada dalam posisi lebih
menguntungkan dibanding konsumen. Permasalahan pokok produsen dan
konsumen dari produk power balance yaitu :
• Kemasan sering menyesatkan dan tidak menggambarkan kualitas
produk yang sesungguhnya.
• Konsumen sangat variatif, tetapi kebanyakan tidak paham dengan isi
produk (karena keterbatasan pengetahuannya).
• Produsen wajib memperhatikan kepentingan konsumen dan dilarang
secara sengaja melukai atau menipu konsumen.
Dan pihak power balance harus melakukan tindakan dengan cara :
1. Mempublikasikan iklan yang benar dengan biaya sendiri
2. Berhenti untuk mengklaim bahwa produk Power Balance:
• Akan meningkatkan keseimbangan, kekuatan, dan fleksibilitas
• Dirancang untuk bekerja dengan medan energi alami dalam
tubuh
• Membuat klaim bahwa "Power Balance adalah Performance
Technology"
3. Berhenti memproduksi produk yang mengandung kata ‘Perf ormance
Technology’
4. Mengganti materi promosi dan pemasaran
3
5. Menawarkan pengembalian dana penuh, ditambah ongkos kirim
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kasus yang dilakukan oleh Power Balance dan So Nice merupakan
pelanggaran dari etika bisnis khususnya melanggar pada etika produksi dan
pemasaran kepada konsumen serta pelanggaran terkait periklanan yang terlihat bahwa
pihak dari Power Balance dan So Nice kurang bertanggung jawab kepada produk
yang telah ia buat karena tidak memperhatikan etika dalam berbisnis. Sehingga pihak
dari perusahaan harus mempertanggungjawabkan perbuatan karena telah dikatakan
melakukan penipuan kepada konsumen. Jadi jelas etika dalam berbisnis sangat perlu
diperhatikan sehingga masalah yang sekiranya akan terjadi dapat diselesaikan dengan
baik tanpa harus ada salah satu pihak yang dirugikan.
3.2 Saran
Perusahaan seharusnya tetap berpedoman terhadap etika dalam berbisnis agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan menjalankan etika dalam berbisnis
tentunya citra perusahaan akan tetap terjaga dimata konsumen agar apa yang telah
diberikan oleh produsen bisa diminati atau dinikmati oleh konsumen.
6
DAFTAR PUSTAKA