Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ETIKA BISNIS

KASUS – KASUS YANG BERKAITAN DENGAN ETIKA BISNIS

OLEH :

KELOMPOK 9

ANAK AGUNG PUTU RISTA ANDARI ( 1907531006 )


IDA AYU GARDYNIA ANJELINA ( 1907531007 )

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Manajemen. Adapun judul
yang dibahas dalam makalah berikut ini yaitu mengenai Studi Kasus Yang Berkaitan Dengan
Etika Bisnis.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen dan pihak 
yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas mata kuliah ini. Tugas mata kuliah
ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang kasus – kasus yang berkaitan
dengan etika bisnis. Tugas ini tidak luput dari kesalahan, seperti kata pepatah ” tak ada gading
yang tak retak ” dimana terkandung makna setiap hal atau sesuatu pasti memiliki kekurangan
atau kelemahan. Dengan demikian penulis mengharapkan saran dan kritik positif dari para
pembaca agar dalam menyusun tugas mata kuliah berikutnya dapat lebih baik lagi. Selain itu,
melalui tugas ini dapat membawa manfaat bagi pembacanya.

Denpasar, 19 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………………. 1
Kata Pengantar ……………………………………………………………. 2
Daftar Isi ……………………………………………………………………. 3
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………. 4
1.1 Pendahuluan ……………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 4
1.3 Tujuan Makalah …………………………………………………….. 4
Bab II Pembahasan Isi …………………………………………………….. 5
2.1 Pelanggaran Etika Pemasaran dan Etika Produksi yang dilakukan Power Balance
pada kasus Internasional ………………………………………………………..
5
2.2 Kasus yang berkaitan dengan iklan dan dimensi etisnya …………….. 8
Bab III Penutup …………………………………………………………….. 13
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………... 13
3.2 Saran ……………………………………………………………... 13
Daftar Pustaka…….…………………………………………………………..……

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Etika bisnis merupakan cara-cara saat melakukan kegiatan berbisnis yang mencakup semua
aspek, baik itu yang berkaitan dengan seorang individu, perusahaan maupun masyarakat. Etika
bisnis dapat membangun dan membentuk nilai-nilai, norma dan perilaku yang baik dalam
berbisnis. Misalnya dalam perusahaan etika bisnis dapat membentuk perilaku karyawan yang
baik, serta dapat membangun hubungan bisnis yang baik juga dengan konsumen maupun mitra
kerja perusahaan. Karena setiap perusahaan dalam berbisnis meyakini bisnis yang baik ialah
bisnis yang memiliki etika bisnis yang mematuhi peraturan hukum atau peraturan yang
berlaku. Dalam suatu perusahaan etika bisnis dapat menjadikan pedoman untuk melaksanakan
aktivitas dalam bekerja, yang dimana bekerja dilandasi dengan etika, moral, kejujuran dan
profesionalisme.
Selain itu, berbisnis dengan menggunakan etika akan menciptakan hubungan yang baik
antara perusahaan dan karyawan, perusahaan dan konsumen, serta perusahaan dengan
perusahaan lain. Hal ini memberikan kredibilitas yang baik bagi perusahaan. Jika etika
diterapkan secara internal di seluruh lapisan perusahaan, karyawan dan pimpinan akan
memiliki relasi yang baik, lalu suasana bekerja akan semakin kondusif dan suportif. Ini
menjauhkan perusahaan dari praktik curang di dalam lingkungannya sendiri. 

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana contoh dan penyelesaian kasus yang berkaitan dengan etika produksi dan
pemasaran kepada konsumen ?
1.2.2 Bagaimana contoh dan penyelesaian kasus yang berkaitan dengan periklanan dan dimensi
etisnya ?
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Untuk mengetahui contoh dan penjelasan kasus yang berkaitan dengan etika produksi dan
pemasaran kepada konsumen.
1.3.2 Untuk mengetahui contoh dan penjelasan kasus yang berkaitan dengan periklanan dan
dimensi etisnya.

4
BAB II
PEMBAHASAN ISI

2.1 Pelanggaran Etika Pemasaran dan Etika Produksi yang dilakukan Power
Balance pada kasus Internasional
Berjalan kembali di tahun 2008, saat sebuah sebuah perusahaan mengklaim produknya
mampu meningkatkan performa penggunanya. Perusahaan tersebut memberi nama produknya
dengan “Power Balance”. Anda pernah mendengarnya? Atau pernah memakainya?. Power
Balance Technologies adalah sebuah perusahaan olahraga dari California, Amerika Serikat,
yang ada di balik fenomena ini. Sebuah perusahaan keluarga yang didirikan oleh Josh
Rodarmel dan masih beroperasi hingga kini. Tahun 2007, mereka menemukan sebuah
hologram yang bisa meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan kekuatan otot
penggunanya. Terdapat penjelasan mengenai manfaat gelang ini di situs mereka. “Power
Balance didasarkan pada gagasan untuk mengoptimalkan aliran energi alami tubuh, serupa
dengan konsep di balik banyak filsafat Timur. Hologram pada Power Balance dirancang untuk
beresonansi dan merespons medan energi alami tubuh.”
Kata-kata tersebut memang ambigu. Bagaimana tidak, secara logika sulit dipahami
bahwa terdapat sebuah gelang yang secara signifikan meningkatkan performa penggunanya.
Apalagi, tidak ada penelitian ilmiah mana pun yang membuktikan kandungan hologram di
dalam gelang olahraga tersebut. Namun, terlepas dari kontroversinya, produk Power Balance
sangat sukses. Josh Rodarmel mampu menjual gelang Power Balance hampir di setiap negara
besar di dunia mulai dari Amerika Serikat, Inggris, Italia, Spanyol, Indonesia, dan lainnya. Di
Spanyol, mereka bahkan mampu menjual hingga 300.000 gelang di tahun pertama distribusi.
Jumlah tersebut setara dengan AS$13 juta. Lalu, bagaimana Power Balance mampu
menghipnotis jutaan orang untuk menggunakannya? Jawabannya ada pada strategi pemasaran.
Mereka menggunakan jasa promosi berbayar atlet-atlet kenamaan dunia untuk
menggunakannya.
Di cabang sepak bola, mereka mempercayakannya pada keluarga David Beckham,
Cristiano Ronaldo, dan Gianluigi Buffon. Sedangkan di NBA, mega bintang Shaquille O’neal,
Derrick Rose, dan Brandon Jennings didapuk menjadi tombak pemasaran Power Balance di
Amerika Serikat. Sedangkan untuk Indonesia, ditunjuk bintang CLS Knights saat itu, Dimaz
Muharri, untuk jadi duta produk. Promosi berbayar atlet dan figur publik itu membuat semua
5
orang mulai membicarakan Power Balance. Berkat cara itu pula, mereka mampu meraup
keuntungan hingga puluhan juta dollar AS. Popularitasnya pun kian meroket melalui
pembicaraan para pengguna yang mengaku merasakan dampaknya, terlepas mungkin dari
kontroversi di belakangnya.
Momen natal tahun 2010 bisa jadi minggu paling sibuk bagi mereka. Tepat pada 22
Desember, Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) adalah pihak pertama
yang tercatat mengajukan tuntutan untuk Power Balance, tepatnya pada distributor resmi
Australia.Lembaga independen perlindungan konsumen ini menuntut Power Balance atas
dugaan promosi palsu. Bentuk kalimat “meningkatkan performa dan menjaga fleksibilitas”
dianggap menjadi pembohongan publik lantaran perusahaan tak mampu membuktikan secara
ilmiah. ACCC juga menambahkan bahwa Power Balance seperti kepercayaan tradisional yang
membuat pelanggannya mempercayai hal yang belum tentu terjadi. Sejak merebaknya tuntutan
itu, banyak media lain yang mulai gamblang mengkritisi Power Balance. Media the Sydney
Morning Herald menyatakan bahwa produk ini tak lebih hanya sekedar cara lain untuk
menguras dompet pelanggan. Victor Thompson, seorang psikolog olahraga, sempat menulis
penilaiannya tentang Power Balance untuk koran Daily Mail. “Aku tidak mempercayai segala
bentuk teknologi yang ada di balik benda itu (Power Balance) kecuali hanya sebuah
efek placebo,” ungkap Thompson.
Pada bulan September tahun 2011, Dutch Advertising Code Commission (RCC),
mengirim tuntutan atas promosi palsu yang dilakukan sehingga menyebabkan masyarakatnya
mempercayai hal yang tidak ilmiah. Selang dua bulan, lembaga konsumen Italia menuntut
Power Balance senilai 300.000 euro karena tak mampu membuktikan dampaknya secara
ilmiah. ESPN pernah merilis sebuah video berjudul “Outside the Line” yang bekerja sama
dengan Universitas Wisconsin-Lacrosse. Video tersebut menceritakan tentang penelitian
dampak penggunaan Power Balance. Hasilnya, diperlukan minimal dua kali usaha untuk
membuktikan bahwa efek placebo yang ditawarkan Power Balance. Selebihnya, mereka tidak
menemukan sisi ilmiah dan medis dari produk ini. Pada November 2010, klaim bahwa gelang
ini bisa melancarkan peredaran darah dan meningkatkan energi para atlet dinyatakan tidak
benar oleh ACCC. Baru pada Desember 2010, Power Balance resmi
menyampaikan permintaan maaf terkait klaim palsu yang diberikannya selama ini.

6
Dari pemaparan diatas dapat di simpulkan, Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-
prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan
dalam proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang dan Etika Pemasaran
berkaitan dengan prinsip-prinsip moral di balik operasi dan regulasi pemasaran. Tanggung
jawab sosial Seorang manajer pemasaran meliputi pengembangan program pemasaran dan
meningkatkan kesadaran dan penerimaan ide-ide dan praktek-praktek sosial. Pada kasus diatas
mengangkat tentang pelanggaran etika produksi dan etika pemasaran yang dilakukan oleh
Perusahaan Gelang Power Balance. Dimana perusahaan power balance sudah melakukan
pelanggaran etika produksi dan etika pemasaran kepada konsumen. Mengapa perusahaan
Gelang Power Balance dikatakan melanggar etika produksi dan etika pemasaran ? karena
konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal yang mereka butuhkan, tapi pada
kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak memperoleh
sesuai dengan apa yang ditawarkan dan perusahaan gelang power balance melakukan hal – hal
yang tidak sesuai dengan etika pemasaran diantaranya :
1. Melebih – lebihkan kemampuan produk
2. Tidak menyampaikan informasi dengan benar
3. Memanipulasi perasaan konsumen
Dari kasus diatas dapat juga dikatakan kecerdasan konsumen dalam berbelanja jugalah
penting. Jika konsumen juga selektif dalam berbelanja maka kemungkinan konsumen untuk
tertipu dari manipulasi produsen sangat kecil. Adapun yang dapat dilakukan oleh konsumen
agar tidak termakan manipulasi dari para produsen yang sedang melakukan pemasaran
diantaranya :
1. Melihat harga produk
2. Mencari tahu kebenaran dari produk yang dipasarkan sebelum membeli
Selain itu, produsen juga harus melihat peran penting dari etika produksi dan etika
pemasaran yang nantinya tidak ada pihak yang dirugikan.  Pada hakikatnya produsen tentu
akan berusaha untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak
banyaknya. Dalam upaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka akan
melakukan banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa melakukan hal hal yang
mengancam keselamataan konsumen. Padahal konsumen dan produsen bekerjasama. Tanpa
konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharunyalah produsen memeberi perhatian dan
7
menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli barang atau menggunakan jasa
yang mereka tawarkan. Namun banyak produsen yang tidak menjalankan hal ini. Untuk
menghindari terjadinya penipuan pada konsumen maka dari itu produsen harus selalu
mengingat etika produksi dan etika pemasaran.

2.2 Iklan Obat Herbal Bintang Toedjo Masuk Angin

“IKLAN OBAT HERBAL BINTANG TOEDJOE MASUK ANGIN”

Salah satu kasus yang akan dibahas adalah tentang pelanggaran yang dilakukan oleh
iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin. Sebelumnya, obat herbal masuk angin sangat berguna
bagi tubuh dikala tubuh manusia sedang masuk angin. Obat masuk angin dapat bekerja secara
alami didalam tubuh manusia yang dapat mencegah dan mengobati masuk angin tanpa efek
samping bagi tubuh. Saat ini obat herbal masuk angin dikuasai oleh dua produk, yaitu Tolak
Angin dan Bintang Toedjoe Masuk Angin. 
Tolak angin adalah produk dari PT. SIDOMUNCUL yang sejak lama telah
memasarkan obat-obatan herbal dan jamu. Sedangkan belum lama ini, sering terlihat iklan dari
salah satu anak perusahaan PT. KALBE FARMA, Tbk yaitu PT. BINTANG TOEDJOE yang
juga meluncurkan produk obat herbal masuk angin. Iklan produk tersebut terlihat saling
menjatuhkan dan membandingkan produknya satu sama lain. 
Terlihat jelas bahwa iklan Bintang Toedjoe masuk angin menyindir produk dari Tolak
Angin dengan slogannya “Orang Bejo Lebih Untung Dari Orang Pintar”, sedangkan Tolak
Angin sendiri memiliki slogan “Orang Pintar Minum Tolak Angin” slogan ini lah yang disindir
oleh produk Bintang Toedjoe, yang dimana pada kenyataannya Tolak Angin yang lebih dahulu
memasarkan produk obat herbal masuk angin di Indonesia bahkan sampai keluar
negeri. Bahkan untuk iklan terbaru produk Bintang Toedjoe yang bertujuan memperkenalkan

8
kemasan terbarunya pun masih menyinggung produk Tolak angin dengan slogan “Orang bejo
berinovasi, lalu orang pintar ngapain?

PEMBAHASAN :

1. Definisi Iklan

Iklan atau pariwara adalah promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar
oleh sebuah sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara
keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk relasi publik, penjualan, dan promosi
penjualan.
Menurut Thomas M. Garret, SJ, iklan dipahami sebagai aktivitas-aktivitas yang lewatnya
pesan-pesan visual atau oral disampaikan kepada khalayak dengan maksud menginformasikan
atau memengaruhi mereka untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi, atau untuk
melakukan tindakan-tindakan ekonomi secara positif terhadap idea-idea, institusi-institusi tau
pribadi-pribadi yang terlibat di dalam iklan tersebut.
Iklan mempunyai andil besar dalam menciptakan citra bisnis baik secara positif maupun
negatif. Iklan ikut menentukan penilaian masyarakat mengenai baik buruknya kegiatan bisnis.
 

2. Tujuan Iklan

Tujuan dari iklan adalah untuk membujuk atau mendorong orang lain agar tertarik untuk
menggunakan suatu produk atau jasa. Adapun penjabaran tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada khalayak mengenai suatu produk barang atau jasa,
merek, perusahaan, ataupun suatu ide. Iklan menggunakan bahasa persuasif dengan
menonjolkan kelebihan produk/ jasa yang ditawarkan.
2. Mempengaruhi orang lain yang merupakan target market untuk menggunakan dan
membeli produk atau jasa yang ditawarkan kepada mereka.

3. Fungsi Iklan

9
a) Informatif :
 Menginformasikan pasar mengenai keberadaan produk atau jasa
 Memperkenalkan cara pemakaian baru dari suatu produk tertentu
 Menyampaikan perubahan harga
 Menjelaskan kerja suatu produk
 Membangun citra perusahaan

b) Persuasif:
 Mempengaruhi atau membujuk konsumen
 Membentuk pilihan merk
 Mengalihkan pilihan ke merk tertentu
 Mengubah persepsi pelanggan terhadap produk

c) Pengingat (Reminder)
 Mengingatkan pembeli bahwa produk yang dibutuhkan tersedia dalam waktu dekat
 Mengingatkan pembeli akan tempat atau outlet penjualan
 Membuat pembeli tetap ingat walau sedang tidak ada promosi

4. Makna Etis Menipu Dalam Iklan

Iklan membentuk citra sebuah produk bahkan sebuah perusahaan di tengah masyarakat.
Iklan yang membuat pernyataan yang salah atau yang tidak benar oleh pembuat iklan dan
produsen barang tersebut dengan maksud memperdaya atau mengecoh konsumen dalam
sebuah tipuan dan arena itu dinilai sebagai iklan yang tidak etis.
Entah sebagai pemberi informasi atau sebagai pembentuk pendapat umum,
iklanpada akhirnya membentuk citra sebuah produk atau bahkan sebuah perusahaan di mata
masyarakat. Citra ini terbentukk bukan terutama karena bunyi atau penampilan iklan itu
sendiri, melainkan terutama terbentuk oleh kesesuaian antara kenyataan sebuah produk yang
diiklankan dengan apa yang disampaikan dalam iklan itu, entah secara tersurat ataupun tersirat.
Karena itu, iklan sering dimaksudkan sebagai media untuk mengungkapkan hakikat dan misi
sebuah perusahaan atau produk.

10
Prinsip etika bisnis yang paling relevan di sini adalah prinsip kejujuran, yakni mengatakan
hal yang benar dan tidak menipu. Prinsip ini tidak hanya menyangkut kepentingan banyak
orang, melainkan juga pada akhirnya menyangkut kepentingan perusahaan atau bisnis
seluruhnya sebagai sebuah profesi yang baik.

5. Prinsip - Prinsip dalam Iklan

1. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud memperdaya
konsumen
2. Iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk yang diiklankan.
3. Iklan tidak boleh mengarahkan pada pemaksaan.
4. Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertantangan dengan moralitas.

6. Etika Secara Umum

1. Jujur : tidak memuat konten yang tidak sesuai dengan kondisi produk yang diiklankan
2. Tidak memicu konflik SARA
3. Tidak mengandung pornografi
4. Tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
5. Tidak melanggar etika bisnis, contoh saling menjatuhkan produk tertentu dan
sebagainya.
6. Tidak plagiat

Besar dan kuatnya persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam
memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar
peraturan yang berlaku. Keadaan tersebut didukung oleh orientasi bisnis yang tidak hanya pada
produk dan kosumen tetapi lebih menekankan pada persaingan sehingga etika bisnis tidak lagi
diperhatikan dan akhirnya telah menjadi praktek monopoli.
Dari pemaparan kasus di atas, Bintang Toedjoe Masuk Angin sebagai pendatang baru
cukup berani menggunakan slogan yang secara tidak langsung menyindir produk Tolak Angin
sebagai market leader. Slogan tersebut secara umum melanggar etika bisnis dan secara khusus
melanggar salah satu etika periklanan di dalam kitab EPI (Etika Periklanan Indonesia) yaitu
“Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun tidak langsung.”

11
Dalam kasus seperti ini tentu akan ada pihak yang dirugikan, baik dari produk yang
direndahkan atau disindir seperti Tolak Angin, maupun Bintang Toedjoe. Tidak hanya Tolak
Angin yang akan dirugikan, namun Bintang Toedjo juga bisa dirugikan karena dengan
menyindir produk pesaingnya akan membuat produk mereka terlihat buruk di mata konsumen.
Menurut kami seharusnya iklan ini tidak boleh dengan sengaja meniru iklan produk
pesaing sedemikian rupa sehingga dapat merendahkan produk pesaing, ataupun menyindir atau
membingungkan khalayak, karena dengan merendahkan dan saling menjatuhkan akan
membuat produk tersebut tidak percaya dan akan terlihat buruk di mata konsumen. Maka dari
itu bersainglah secara sehat dan dengan kreativitas, bukan bersaing dengan cara menyindir
ataupun merendahkan produk pesaing yang dapat melanggar peraturan periklanan dunia.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan kasus – kasus pelanggaran etika produksi, etika pemasaran, etika
periklanan dan dimensi lainnya dapat kami simpulkan bahwa :
1. Produsen setiap melakukan kegiatan produksi harus memperhatikan
seberapa pentingnya etika dalam melakukan produksi
2. Produsen dalam melakukan pemasaran harus melakukan etika dalam
pemasaran dimana ketika produsen tidak memperhatikan etika dalam
pemasaran maka produsen bias merugikan pihak konsumen.
3.
3.2 Saran
Dari pemaparan kasus – kasus pelanggaran etika produksi, etika pemasaran,
etika periklanan dan dimensi lainnya sebaiknya, konsumen harus selektif dalam
memilih produk. Sebelum membeli suatu produk, konsumen harus mengetahui
kebenaran dari keunggulan produk yang pasarkan oleh produsen. Dengan
demikian konsumen tidak akan mudah tertipu oleh produsen nakal yang ingin
meraup keuntungan besar dengan cara yang curang

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai