Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MATERI KULIAH

EKONOMI INDONESIA DAN GLOBALISASI

Mata Kuliah/Kelas : Perekonomian Indonesia (EKU 307 (G1))


Dosen Pengampu : Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si.

Oleh :

Adelayde Ronauli Simangunsong (1907531129)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Perekonomian Indonesia dan Globalisasi
Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal atau internasional.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan, tetapi tidak dengan istilah
universalisasi. Namun istilah globalisasi ialah untuk menunjukkan berkurangnya peran negara atau
batas-batas negara. Untuk melihat kaitan globalisasi dengan perekonomian Indonesia, terlebih
dahulu memperhatikan bagaimana aliran-aliran tersebut terjadi baik di dalam Indonesia maupun
dengan negara lain.
 Aliran modal, Aliran modal dari luar negeri sudah terjadi sejak jaman penjajahan Belanda
melalui penanaman modal oleh perusahaan asing Belanda di Indonesia termasuk di bidang
transportasi, perdagangan, perkebunan, perbankan dan sebagainya.
 Aliran tenaga kerja, Merupakan aliran manusia untuk mencari kerja baik di dalam negeri
maupun masuk dan ke luar negeri. Dalam hal aliran di dalam negeri, tenaga kerja umumnya
bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
 Aliran barang (perdagangan), Keadaan yang normal di masa lalu mengenai aliran barang
ke luar masuk suatunegara adalah adanya berbagai hambatan tarif dan nontarif. Hal ini
tidak terkecuali untuk perekonomian Indonesia, meskipun hambatan tersebut tampaknya
sudah semakin berkurang karena berbagai negoisasi dagang yang diikuti oleh Indonesia.
 Interaksi lainnya, Merupakan aliran informasi karena kemajuan teknologi sehingga
masyarakat satu negara dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi berabeka ragam budaya, dan dunia menjadi satu unit yang
utuh.

Kebaikan globalisasi, dari literatur dapat dikatakan bahwa globalisasi ekonomi/perdagangan


mempunyai setidaknya 5 buti kebaikan, yakni:
 Meningkatkan Produksi global
 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam satu negara
 Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
 Meningkatkan akses akan modal dan teknologi yang lebih baik
 Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Keburukan globalisasi, globalisasi perdagangan/ekonomi sering membawa keburukan sebagai
berikut:
 Menghambat pertumbuhan sektor industri
 Memperburuk neraca pembayaran
 Sektor keuangan semakin tidka stabil
 Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

2. GATT
Pada tahun 1944 sekitar 24 negara bertemu di Bretton Woods New Hampshire dalam satu
konferensi yang diperkasai oleh UN Conference on Trade and Employment untuk memetakan
strategi pasca perang dalam pembangunan kembali perekonomian dunia. Dari konferensi ini pada
tahun 1947 dibentuktiga organisasi Internasional, yakni the General Agreement on Tarriffs and
Trade (GATT), the Internasional Bank for Reconstruction and Development (IBRD, sekarang
Bank Dunia), dan the Internasional Monetary Fund (IMF). GATT bukanlah organisasi melainkan
hanya berupa kesepakatan walaupun menempati kantor secretariat di the Centre William Rappard,
Geneva, Switzerland. Menurut anggaran dasarnya, tujuan utama dari GATT adalah pengurangan
tarif dan segala jenis hambatan lain dlam perdagangan internasional dan menghilangkan preferensi
dagang atas dasar timbal balik dan keuntungan bersama. Prinsip-prinsip yang mendasari kesepatan
GATT adalah perdagangan seharusnya:
 Tanpa diskriminasi
 Perdagangan yang lebih bebas (freeer)
 Perdagangan terprediksi
 Lebih kompetatif
 Lebihmenguntungkan negara terbelakang (least developed counties)

GATT secara berkala melakukan negoisasi untuk merumuskan kesepakatan dagang baru
yang harus dipatuhi oleh semua negara anggota. Rangkaian kesepakatan tersebut dikenal dengan
istilah putaran (round), umumnya setiap kesepakatan mengikat negara anggota untuk mengurangi
tariff tertentu. Biasanya kesepakatan baru tersebut juga menyangkut kasus-kasus tertentu untuk
produktertentu dengan pengecualian dan modifikasinya. GATT telah melaksanakan 8 putaran
yakni, putaran Geneva, putaran Annecy, putaran Torquay, putaran Geneva II, putaran Dillon,
putaran Tokyo, putaran Urugay, dan putaran Doha.

3. Putaran Uruguay dan WTO9the Worl Trade Organization)


Putaran Uruguay dalam GATT dimulai September 1986 sampai 1993. Putaran ini adalah
paling ambisius dari semua putaran GATT dan diharapkan untuk memperluas kompetensinya
sehingga tidak hanya meliputi perdagangan jasa, modal atau investasi, kekayaan intelektual,
tekstil, penyelesaian sengketa dagang dan perdagangan pertanian. Pada tahun 1993 GATT telah
disesuaikan untuk mencakup tugas barunya di samping tugas lama. Salah satu perubahan yang
mendasar pada GATT adalah berdirinya WTO.

4. Sengketa Dagang antar Negara


Setelah adanya krisis moneter pada tahun 1998 jumlah sengketa dagang internasional
meningkat. Sifat dari mekanisme penyelesaian sengketa GATT terletak pada prosedurnya.
Prosedur penyelesaian sengketa dalam GATT di kelompokkan ke dalam dua macam prosedur.
Pertama diantara tahun 1948-1978, prosedur penyelesaian sengketa GATT dapat dikelompokkan
sebagai penyelesaian sengketa secara diplomatik, diselesaikan antara kedua pemerintahan yang
sedang dalam sengketa. Kedua kurun waktu antara 1980-1994 prosedur penyelesaian sengketa
GATT beralih dari semula yang bersifat diplomatik menjadi penyelesaian sengketa secara hokum
(judicial or juridical settlement of disputes). Masalah atau isu mengenai penyelesaian sengketa di
dalam GATT hanya dibahas pada pertemuan-pertemuan regular atau tetap dan bukan secara
langsung mengatur penyeleesaian sengketa.

5. Kerja sama Perdagangan & Ekonomi Antar Wilayah & Regional


Kerja sama perdagangan antar negara bisa dilaksanakan oleh dua negara/yang bersifat
regional ataupun yang bersifat internasional. Kerja sama perdagangan (ekonomi) yang paling erat
mempunyai sifat sama seperti satu halnya setu negara dan yang terakhir sering dikenal sebagai
integrasi ekonomi.
5.1 Kerja sama Perdagangan
Dibawah ini adalah beberapa di antara kerja sama perdagangan di luar naungan PBB
berdasarkan atas ikut sertaan dan jaraknya dari luar Indonesia.
 ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah satu perjanjian dagang untuk mendorong
manufaktur di seluruh negara-negara anggota ASEAN.
 Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) adalah forum utama untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, kerja sama, perdagangan dan investasi di wilayah Asia dan Pasifik
dan satunya blok antar pemerintah di dunia yang berdasarkan atas janji yang tidak
mengikat, dialog terbuka dan kesamaan derajat dari semua peserta.
 South Asian Association for Regional Coorperation (SAARC) adalah satu organisasi di
bidang ekonomi dan politiik dari delapan negara-negara Asia Selatan.
 Australia New Zealand Closer Economic Agreement (ANZCERTA) adalah perjanjian
dagang bilateral antara Australia dan New Zealand yang efektif berlaku sejak 1983dan
mencakup hamper semua masalah perdagangan barang (termasuk hasil-hasil pertanian)
dan jasa (termasuk investasi, penerbangan dan jasa lainnya).
 The North American Free Trade Agreement (NAFTA) adalah satu perjanjian dagang yang
ditandatangani oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Mesiko yang menimbulkan blok dagang
tiga negara Amerika Utara. NAFTA mempunyai dua perjanjian tambahan the North
American Agreement on Environmental Coorperation (NAAEC-perjanjian kerja sama
lingkungan Amerika Utara) dan the North American Agreement on Labour Corrperation
(NAALC-perjanjian kerja sama perburuhan Amerika Utara).
 Uni Eropa (UE atau European Union (EU)) adalah sebuah organisasi antar pemerintahan
dan supranasional yang terdiri dari negara-negara Eropa.

5.2 Integrasi Ekonomi


Menurut teori integrasi ekonomi (economic integration) dari Bela Balasa 1961 (seperti pada
internet) ada enam tahapan kerja sama perdagangan untuk menuju integrasi ekonomi.
 Tahap pertama adalah Prefential Trading Area (PTA) merupakan blok perdagangan yang
memberikan preferensi (keringanan) terhadap jenis produk tertentu kepada negara anggota,
dilaksanakan dengan cara mengurangi tarif (tidak menghapuskan tariff sampai menjadi
nol). PTA dapat muncul melalui perjanjian dagang dan kadang-kadang dicampuradukkan
dengan FTA di mana pada umumnya PTA mengarah ke FTA sesuai dengan GATT.
 Tahap kedua adalah Free Trade Area (FTA) yang bertujuan untuk menurunkan hambatan
perdagangan sehingga volume perdagangan meningkat karena spesialisasi, pembagian
kerja, dan yang terpenting melalui teori keuntungan komporatif. FTA tidak mempunyai
tarif eksternal bersama (kebijaksanaan yang sama untuk negara bukan anggota) yang
berarti kuota dan pabean berbeda.
 Tahap ketiga adalah Custom Union adalah bentuk antara dari integrasi ekonomi, yakni
bentuk antara dari perdagangan bebas di antara anggota tetapi tidak ada sistem tarif
bersama dengan bentuk pasar bersama (Common Market) yang menerapkan tarif bersama
dan memperkenalkan pergerakan bebas dari pada sumber daya termasuk modal dan tenaga
kerja diantara negara anggota. Tujuan dari custom union biasanya adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan mendekatkan hubungan diplomatik (politik dan budaya) di
antara negara anggota.
 Tahap keempat adalah Single Integrated Market (Common Market) merupakan sejenis
blok dagang yang merupakan gabungan dari custom union dengan kebijaksanaan bersama
terhadap produk, dan pergerakan yang bebas atas faktor produksi (modal dan tenaga kerja)
dan wirausaha. Tujuannya agar terjadi pergerakan bebas dari modal, tenaga kerja, barang,
dan jasa di antara negara anggota adalah agar memudahkan untuk mencapai efisiensi
ekonomi yang lebih tinggi.
 Tahap kelima adalah Economic and Monetary Union (kesatuan ekonomi dan moneter)
merupakan satu blok dagang seperti pasar tunggal dengan kesatuan moneter untuk semua
negara anggota. Kesatuan ekonomi dan moneter dilaksanakan melalui pakta dagang dari
semua sistem moneter yang berlaku di negara anggota. Bentuknya dibedakan dari hanya
menerapkan mata uang bersama.
 Tahap keenam adalah Complate Economic Itegration merupakan tahap akhir dari integrasi
ekonomi, pada tahap ini tidak lagi diperlukan kebijaksanaan pengawasan ekonomi kepada
unit-unit yang bergabung, karena telah menjadi satu kesatuan moneter dan fiskal secara
penuh atau mendekati penuh.
DAFTAR PUSTAKA

Nehen, Ketut. 2018. Perekonomian Indonesia. Denpasar: Udayana University Press

Anda mungkin juga menyukai