Anda di halaman 1dari 18

ORGANISASI INTERNASIONAL

WORLD TRADE ORGANIZATION

Dosen Pengampu:

Jusmalia Oktaviani S. Sos., MA.


Oleh:

Putri Alivia Nopelinda ( 6211181274 ) Yuni Tri Kurniawati ( 6211181275 )


Widya Restiana ( 6211181276 ) Farel Salsabila Saputri ( 6211181281 )
Risa Prisanti Dewi ( 6211181291 ) Arika Kairuzan ( 6211181292 )
Giyovani Metha Anggita ( 6211181293 ) Nadiya Evlina ( 6211181296 )
Nanda Raharjo ( 6211181299 ) Yulis Agustin ( 6211181311 )

Kelas: G

Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jenderal Achmad Yani
2019/2020
APA ITU WORLD TRADE ORGANIZATION?

World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan


satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan
antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan
yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang
telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan
perjanjian antarnegara anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam
pelaksanaan kebijakan perdagangannya. Walaupun ditandatangani oleh pemerintah,
tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa, eksportir,
importir dalam kegiatan perdagangan. WTO mendorong arus perdagangan antarnegara
dengan mengurangi dan menghapus berbagai hambatan yang dapat mengganggu
kelancaran perdagangan barang dan jasa.

SEJARAH BERDIRINYA WORLD TRADE ORGANIZATION


Pendirian WTO berawal dari negosiasi yang dikenal dengan "Uruguay Round" (1986
- 1994) serta perundingan sebelumnya di bawah "General Agreement on Tariffs and
Trade" (GATT). WTO saat ini terdiri dari 161 negara anggota, dengan 23 negara
peninjau. Saat ini, WTO menjadi wadah negosiasi sejumlah perjanjian baru di bawah
"Doha Development Agenda" (DDA) yang dimulai tahun 2001.

Walaupun WTO secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1995, sistem
perdagangan itu sendiri telah ada setengah abad yang lalu. Sejak tahun 1948, GATT telah
membuat aturan-aturan untuk sistem ini, sejak tahun 1848-1994 sistem GATT memuat
peraturan-peraturan mengenai perdagangan dunia dan menghasilkan pertumbuhan
perdagangan internaisonal tertinggi. Namun terlepas dari keberhasilan tersebut, GATT
sebagai organisasi dan peraturan-peraturan yang dihasilkan masih bersifat sementara.

Pada awalnya GATT ditujukan untuk membentuk ITO (International Trade


Organization), suatu badan khusus PBB yang merupakan bagian darisistem Bretton
Woods (IMF dan Bank Dunia). Faktor pendorongnya adalah keinginan untuk bangkit dari
kehancuran akibat Perang Dunia II dan mengakhiri pengaruh sistem proteksionisme yang
berkembang sejak awal tahun 1930.

Meskipun Piagam ITO akhirnya disetujui dalam UN Conference on Trade and


Development di Havana pada bulan Maret 1948, proses ratifikasi oleh lembaga-lembaga
legislatif negara tidak berjalan lancar. Tantangan yang paling serius berasal dari Kongres
Amerika Serikat, yang walaupun sebagai pencetus, AS tidak meratifikasi Piagam Havana.
Akibatnya, ITO secara efektif tidak dapat dilaksanakan. Meskipun demikian, GATT tetap
merupakan instrumen multilateral yang mengatur perdagangan internasional.

Hampir setengah abad, teks legal GATT masih tetap sama sebagaimana pada tahun
1948 dengan beberapa penambahan diantaranya bentuk persetetujuan “plurilateral”
(disepakati beberapa negara saja ) dan upaya-upaya pengurangan tarif. Masalah-masalah
perdagangan diselesaikan melalui serangkaian perundingan multilateral yang dikenal
dengan nama “Putaran Uruguay” (trade round), sebagai upaya untuk liberalisasi
perdagangan internasional.
Pada tahun-tahun awal, Putaran Perdagangan GATT mengonsentrasikan negosiasi
pada pengurangan tarif. Kemudian Putaran Kennedy (pertengahan tahun 1960-an)
dibahas persetujuan Anti-Dumping (Anti-Dumping Agreement). Putaran Tokyo selama
tahun 1970-an merupakan upaya terbesar pertama untuk menanggulangi hambatan
perdagangan (non-tarrif barriers) dan perbaikan sistem perdagangan.

Putaran terakhir dan terbesar adalah Putaran Uruguay yang berlangsung dari 1986
sampai 1994 dan mengarah kepada pembentukan WTO. GATT terutama ditujukan untuk
hal-hal yang terkait dengan perdagangan barang, sedangkan WTO mencakup juga
perdagangan jasa dan kekayaan intelektual (Agreement on Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights)

Melalui tahapan dan proses perudingan yang berlangsung alot disertai dengan
konsultasi-konsultasi maraton yang intensif atas draft-draft yang diusulkan lebih dari 120
negara, akhirnya pada Pertemuan Tingkat Menteri Contracting Parties GATT di
Marakesh, Maroko 12-15 April 1994 disahkan Final Act tanggal 15 April 1994 dan
tanggal berlakunya WTO. Agreement Establishing the World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan WTO) terbuka bagi ratifikasi oleh negara-negara dan
diberlakukan efektif pada 1 Januari 1955.

Perjanjian WTO sangat panjang dan kompleks karena mencakup teks-teks hukum
berbagai macam kegiatan. Perjanjian-perjanjian tersebut mengatur tentang tekstil dan
pakaian, pertanian, perbankan telekomunkiasi, standar industri dan keamanan produk,
peraturan sanitasi makanan, kekayaan intelektual dan banyak lagi.

FUNGSI DAN TUJUAN BERDIRINYA WORLD TRADE ORGANIZATION

WTO atau World Trade Organisation adalah sebuah organisasi Internasional yang
dikhususkan untuk mengatur perdagangan antar negara. Karena tentunya sektor
perdagangan adalah sektor krusial bagi setiap negara. Hal tersebut tidak lepas karena
sektor perdagangan adalah salah satu roda penggerak utama bagi pondasi ekonomi setiap
negara. Sehingga apabila tidak ada badan Internasional yang memayungi sektor tersebut
maka sudah dipastikan akan memicu banyak konflik bagi tiap negara dan akan terjadi
penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan .
WTO sebagai salah satu organisasi internasional yang fokus terhadap perdagangan
antar negara. Karna perdagangan merupakan sumber vital bagi pendapatan negara
sebagai penggerak perekonomian suata negara. Dan organisasi ini berperan sebagai
pengatur dan penetralisir konflik diantara negara negara terutama mengenai perdagangan.

Berikut adalah fungsi dan tujuan berdirinya WTO

1. Mengatur Perjanjian Antar Negara Dalam Perdagangan

Sebagaimana fungsi utamanya adalah sebagai pengatur perdagangan antar negara.


Cara WTO untuk merealisasikannya adalah dengan membuat perjanjian perdagangan.
Dan perjanjian ini mengikat seluruh anggotanya. Tujuan dibuatnya peraturan ini adalah
untuk membuat perdagangan manjadi kondusif, teratur, aman dan terjaga. Karna jika
tidak diatur dalam peraturan yang ada perdagangan bisa memicu konflik.

2. Mendorong Arus Perdagangan Antar Negara

Dalam proses perdagangan pasti akan ditemui kesulitan kesulitan, disinilah tugas
WTO untuk sebisa mungkin mencegah atau menghilangkan kesulitan kesulitan yang akan
dialami oleh negara - negara dalam menjalankan perdagangannya. Tujuannya adalah
untuk mendorong arus perdagangan berjalan sesuai roda perekonomian dunia.

3. Menyelesaikan Sengketa Dagang

Dalam perjalanan menuju perekonomian dunia yang stabil pasti akan ditemui
hambatan, konflik tidak akan reda jika hanya mengandalkan dua pihak yang
bersangkutan dan tidak diselesaikan oleh pihak yang netral atau pihak ketiga. Maka WTO
hadir untuk menyelesaikan konflik dagang tersebut.

4. Sebagai Forum Negosiasi Perdagangan

WTO adalah tempat bagi anggotanya untuk merumuskan masalah maupun


bernegosiasi demi kepentingan semua negara yang terlibat.

5. Memonitor Kebijakan Perdagangan Suatu Negara


WTO melakukan monitoring kebijakan anggotanya untuk memberikan jaminan
terhadap negara sesama anggota agar tidak adanya perubahan berarti maupun peraturan
dagang yang merugikan pihak lain.

6. Memberikan Bantuan Kepada Negara-Negara Berkembang

Negara maju dan negara berkembangan memiliki kemampuan yang berbeda untuk
menjalankan negaranya. Negara maju bisa dikatakan bisa mengelola negaranya sendiri
dengan baik, sedangkan negara berkembang masih membutuhkan bantuan untuk
memajukan negaranya. WTO memberikan bantuan secara teknis kepada negara negara
berkembang untuk meningkatkan daya ekonomi dalam negerinya.

Bantuan yang WTO berikan pada dasarnya adalah inisiatif pendanaan guna
meningkatkan kapasitas negara miskin dan berkembang melalui kegiatan pendampingan,
peningkatan kapasitas, perbaikan hubungan, dan perkembangan kebijakan perdagangan.

STRUKTUR ORGANISASI WORLD TRADE ORGANIZATION

Struktur Organisasi WTO terdiri dari General Council yang dibawahnya terdapat
beberapa Dewan dan Komite pendukung yang mempunyai tugas dan wewenang berbeda
dalam bidangnya. General Council memiliki badan pendukung berikut yang mengawasi
komite di daerah yang berbeda: Council for Trade Good, Council for Trade Related
Aspec of Intellectual Property Council for Trade in Services, Trade Negotiations
Comittes. General Council memiliki komite yang berbeda, kelompok kerja, dan pihak-
pihak yang bekerja diantaranya adalah Perdagangan dan Lingkungan, Perdagangan dan
Pembangunan (Sub-komite pada Least Developed Countries), Perjanjian Perdagangan
Regional, Neraca Pembayaran dan Anggaran, Keuangan dan Administrasi.

Proses menjadi anggota WTO berbeda untuk setiap negara pemohon, dan tergantung pada
tahap negara pembangunan ekonomi dan rezim perdagangan saat ini. Proses ini memakan
waktu sekitar lima tahun tetapi dapat berlangsung lebih lama jika negara tersebut kurang
dari berkomitmen penuh untuk proses atau jika isu-isu politik ikut campur. Negosiasi
aksesi terpendek adalah bahwa Republik Kyrgyz, sedangkan terpanjang adalah bahwa
Rusia, yang, setelah pertama kali ingin bergabung pada tahun 1993 dan menjadi anggota
WTO pada tanggal 22 Agustus 2012.Top of Form WTO memiliki 159 anggota dan 25
pemerintah pengamat. Anggota WTO tidak harus berdaulat penuh tetapi mereka harus
menjadi wilayah pabean dengan otonomi penuh dalam pelaksanaan hubungan eksternal
secara komersial seperti Hong Kong.

Ketua wto sendiri adalah Roberto Azevedo yang merupakan diplomat asal Brasil.
Roberto terpilih sejak dia mengalahkan lawannya yakni Herminco Blanco dari Meksiko,
dia memperoleh dukungan terbanyak pada pemilihan itu.

Perjanjian WTO panjang dan rumit karena merupakan teks hukum yang mencakup berbagai
kegiatan. Mereka berurusan dengan: pertanian, tekstil dan pakaian, perbankan, telekomunikasi,
pembelian pemerintah, standar industri dan keamanan produk, peraturan sanitasi makanan,
kekayaan intelektual, dan banyak lagi. Tetapi sejumlah prinsip dasar yang sederhana berlaku di
seluruh dokumen ini. Prinsip-prinsip ini adalah dasar dari sistem perdagangan multilateral.

PRINSIP - PRINSIP WORLD TRADE ORGANIZATION

1. Perdagangan tanpa diskriminasi

1. Most-favoured-nation (MFN): memperlakukan orang lain secara adil Berdasarkan


perjanjian WTO, negara-negara biasanya tidak dapat membedakan antara mitra dagang
mereka. Berikan seseorang bantuan khusus (seperti tarif bea masuk yang lebih rendah
untuk salah satu produk mereka) dan Anda harus melakukan hal yang sama untuk semua
anggota WTO lainnya. Prinsip ini dikenal sebagai pengobatan yang paling disukai bangsa
(MFN) (lihat kotak). Sangat penting bahwa itu adalah artikel pertama dari Perjanjian
Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT), yang mengatur perdagangan barang. MFN
juga merupakan prioritas dales Perjanjian Umum tentang Perdagangan Jasa (GATS) (Pasal
2) dan Perjanjian tentang Aspek Terkait Perdagangan Hak Kekayaan Intelektual (TRIPS)
(Pasal 4), meskipun dalam setiap perjanjian prinsipnya ditangani sedikit berbeda .
Bersama-sama, ketiga perjanjian itu mencakup ketiga bidang utama perdagangan yang
ditangani oleh WTO. Beberapa pengecualian diizinkan. Misalnya, negara dapat membuat
perjanjian perdagangan bebas yang hanya berlaku untuk barang yang diperdagangkan di
dalam grup - yang mendiskriminasikan barang dari luar. Atau mereka dapat memberikan
negara-negara berkembang akses khusus ke pasar mereka. Atau suatu negara dapat
meningkatkan hambatan terhadap produk yang dianggap diperdagangkan secara tidak
adil dari negara tertentu. Dan dalam layanan, negara diizinkan, dalam keadaan terbatas,
untuk melakukan diskriminasi. Tetapi perjanjian hanya mengizinkan pengecualian ini
dalam kondisi yang ketat. Secara umum, MFN berarti bahwa setiap kali suatu negara
menurunkan hambatan perdagangan atau membuka pasar, ia harus melakukannya
untuk barang atau jasa yang sama dari semua mitra dagangnya - baik kaya atau miskin,
lemah atau kuat.

2. Perlakuan nasional: Memperlakukan orang asing dan lokal secara setara Barang-
barang impor dan yang diproduksi secara lokal harus diperlakukan sama - setidaknya
setelah barang-barang asing memasuki pasar. Hal yang sama harus berlaku untuk
layanan asing dan domestik, dan untuk merek dagang, hak cipta, dan paten asing dan
lokal. Prinsip “perlakuan nasional” ini (memberikan perlakuan yang sama dengan
kewarganegaraan orang lain) kepada orang lain juga ditemukan dalam ketiga perjanjian
utama WTO (Pasal 3 GATT, Pasal 17 GATS, dan Pasal 3 TRIPS), walaupun sekali lagi prinsip
ditangani sedikit berbeda di masing-masing. Perlakuan nasional hanya berlaku setelah
suatu produk, layanan atau barang dari kekayaan intelektual telah memasuki pasar. Oleh
karena itu, memungut bea cukai atas impor bukan merupakan pelanggaran perlakuan
nasional bahkan jika produk yang diproduksi secara lokal tidak dikenakan pajak yang
setara.

2. Perdagangan bebas: secara bertahap, melalui negosiasi Menurunkan hambatan perdagangan


adalah salah satu cara yang paling jelas untuk mendorong perdagangan.

Hambatan terkait termasuk bea cukai (atau tarif) dan langkah-langkah seperti larangan
impor atau kuota yang membatasi jumlah secara selektif. Dari waktu ke waktu masalah-
masalah lain seperti birokrasi dan kebijakan nilai tukar juga telah dibahas. Sejak
penciptaan GATT pada tahun 1947-48, ada delapan putaran negosiasi perdagangan.
Babak kesembilan, di bawah Agenda Pembangunan Doha, sekarang sedang berlangsung.
Pada awalnya ini difokuskan pada penurunan tarif (bea masuk) pada barang impor.
Sebagai hasil dari negosiasi, pada pertengahan 1990-an tingkat tarif negara-negara
industri untuk barang-barang industri telah turun secara tetap menjadi kurang dari 4%.
Tetapi pada 1980-an, negosiasi telah meluas untuk mencakup hambatan non-tarif pada
barang, dan ke daerah-daerah baru seperti layanan dan kekayaan intelektual. Membuka
pasar bisa bermanfaat, tetapi juga membutuhkan penyesuaian. Perjanjian WTO
memungkinkan negara untuk memperkenalkan perubahan secara bertahap, melalui
"liberalisasi progresif". Negara-negara berkembang biasanya diberikan waktu lebih lama
untuk memenuhi kewajibannya.

3. Prediktabilitas: melalui pengikatan dan transparansi

Terkadang, berjanji untuk tidak meningkatkan hambatan perdagangan bisa sama


pentingnya dengan menurunkan hambatan, karena janji itu memberi pandangan bisnis
yang lebih jelas tentang peluang masa depan mereka. Dengan stabilitas dan kepastian,
investasi didorong, pekerjaan diciptakan dan konsumen dapat sepenuhnya menikmati
manfaat dari kompetisi - pilihan dan harga yang lebih rendah. Sistem perdagangan
multilateral adalah upaya pemerintah untuk membuat lingkungan bisnis stabil dan dapat
diprediksi.

4. Mempromosikan kompetisi yang adil

WTO kadang-kadang digambarkan sebagai lembaga "perdagangan bebas", tetapi itu


tidak sepenuhnya akurat. Sistem ini memungkinkan tarif dan, dalam keadaan terbatas,
bentuk-bentuk perlindungan lainnya. Lebih tepatnya, ini adalah sistem peraturan yang
didedikasikan untuk kompetisi yang terbuka, adil dan tidak terdistorsi. Anuran non-
diskriminasi - MFN dan perlakuan nasional - dirancang untuk mengamankan kondisi
perdagangan yang adil. Demikian juga dengan dumping (mengekspor dengan biaya di
bawah biaya untuk mendapatkan pangsa pasar) dan subsidi. Masalahnya kompleks, dan
aturannya mencoba menetapkan apa yang adil atau tidak adil, dan bagaimana
pemerintah dapat merespons, khususnya dengan mengenakan bea tambahan yang
dihitung untuk mengkompensasi kerusakan yang disebabkan oleh perdagangan tidak
adil. Banyak perjanjian WTO lainnya bertujuan untuk mendukung persaingan yang adil:
misalnya di bidang pertanian, kekayaan intelektual, layanan, misalnya. Perjanjian tentang
pengadaan pemerintah (perjanjian "plurilateral" karena ditandatangani oleh hanya
beberapa anggota WTO) memperluas aturan persaingan untuk pembelian oleh ribuan
entitas pemerintah di banyak negara. Dan seterusnya.
5. Mendorong pembangunan dan reformasi ekonomi

Sistem WTO berkontribusi pada pengembangan. Di sisi lain, negara-negara berkembang


membutuhkan fleksibilitas dalam waktu yang mereka ambil untuk
mengimplementasikan perjanjian sistem. Dan perjanjian itu sendiri mewarisi ketentuan
GATT sebelumnya yang memungkinkan bantuan khusus dan konsesi perdagangan untuk
negara-negara berkembang. Lebih dari tiga perempat anggota WTO adalah negara-
negara berkembang dan negara-negara dalam transisi menuju ekonomi pasar. Selama
tujuh setengah tahun Putaran Uruguay, lebih dari 60 negara ini menerapkan program
liberalisasi perdagangan secara mandiri. Pada saat yang sama, negara-negara
berkembang dan ekonomi transisi jauh lebih aktif dan berpengaruh dalam negosiasi
Putaran Uruguay daripada di putaran sebelumnya, dan mereka bahkan lebih lagi dalam
Agenda Pembangunan Doha saat ini. Pada akhir Putaran Uruguay, negara-negara
berkembang dipersiapkan untuk mengambil sebagian besar kewajiban yang diminta dari
negara-negara maju. Tetapi perjanjian itu memang memberi mereka masa transisi untuk
menyesuaikan diri dengan ketentuan WTO yang lebih asing dan, mungkin, sulit -
khususnya untuk negara-negara termiskin, "paling tidak berkembang". Sebuah
keputusan menteri yang diadopsi pada akhir putaran tersebut mengatakan negara-
negara yang lebih makmur harus mempercepat pelaksanaan komitmen akses pasar pada
barang-barang yang diekspor oleh negara-negara yang kurang berkembang, dan mencari
bantuan teknis yang meningkat untuk mereka. Baru-baru ini, negara-negara maju telah
mulai mengizinkan impor bebas bea dan bebas kuota untuk hampir semua produk dari
negara-negara kurang berkembang. Mengenai semua ini, WTO dan para anggotanya
masih menjalani proses pembelajaran. Agenda Pembangunan Doha saat ini mencakup
keprihatinan negara-negara berkembang tentang kesulitan yang mereka hadapi dalam
mengimplementasikan perjanjian Putaran Uruguay.

DAMPAK WTO BAGI INDONESIA

Indonesia dalam keanggotaannya di WTO mengalami berbagai hal, baik pasang


maupun surut. Dengan keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional ini,
Indonesia mendapatkan banyak manfaat sebagai anggota. Dengan kelembagaan Indonesia
pada WTO, Indonesia harus melakukan berbagai standarisasi yang sejatinya menyulitkan
Indonesia dalam perdagangan internasional. Produk Indonesia sulit menembus pasar
internasional, ditambah membanjirnya produk asing dalam pasar nasional sehingga
pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tantangan berarti. Selain itu, indinesia pun
merasakan diskriminasi dalam perdagangan internasional. Dimana, negara-negara maju
melakukan proteksi sebagai hambatan perdagangan internasional terhadap produk-produk
dari negara berkembang. Contoh nyata hal ini adalah pemberhentian impor rokok kretek
Indonesia oleh Amerika Serikat. Kasus ini telah membuktikan suatu tindakan pelanggaran
oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia. Kemudian, WTO dengan restriksi sebagai
hambatan perdagangan internasional ini membuat Indonesia sejatinya belum siap
menghadapi perdagangan bebas, mau tidak mau harus menghadapinya. Maka, tidaklah
mengherankan apabila kuota barang impor di Indonesia melonjak naik secara signifikan,
yang tidak diiringi dengan pelonjakan ekspor yang cukup signifikan. Dengan demikian,
Indonesia harus berupaya keras agar dapat melewati tantangan ini. Indonesia harus
memperbaiki industri nasionalnya agar menghasilkan produk yang berstandar
internasional sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Ditambah dengan,
meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri pada masyarakat Indonesia itu
sendiri agar produk domestik dapat menjadi raja di pasar nasional atau negeri sendiri.

Selain hal yang efektif dalam perdagangan internasional sebagai dampak dari
kelembagaan Indonesia dalam WTO. Terdapat juga hal-hal positif yang sedikit
melegakan Indonesia dalam perdagangan internasional. Hal tersebut seperti, produk
Indonesia yang khas atau unik mulai dikenal dunia. Sehingga produk Indonesia sejatinya
memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat internasional. Selain itu, terpilihnya duta
besar Indonesia untuk pertama kalinya menjadi hakim dalam panel WTO penyelesaian
sengketa perdagangan internasional antara Amerika Serikat, Eropa, Meksiko, dan lainnya.
Hal ini, menunjukkan semakin dipercayanya peran internasional Indonesia dalam situasi
internasional yang ada. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa dampak kelembagaan
Indonesia dalam WTO bersifat baik positif maupun negatif. Maka, Indonesia harus
meningkatkan berbagai potensinya agar semakin mengurangi dampak negatif yang timbul
dan menambah dampak positif yang ada.

Keunikan WTO dari organisasi lain:


World Trade Organization (WTO) Understanding on Rules and Procedures Governing the
Settlement of Disputes (DSU) memberikan kesempatan Anggota WTO untuk
menyelesaikan perselisihan yang timbul berdasarkan perjanjian WTO. Anggota WTO
harus terlebih dahulu mencoba menyelesaikan perselisihan mereka melalui konsultasi,
tetapi jika gagal, Anggota yang memulai perselisihan dapat meminta panel memeriksa
dan melaporkan pengaduannya. DSU menyediakan untuk peninjauan Badan Banding /
Apellate Body (AB) laporan panel, panel untuk menentukan apakah Anggota yang
membela telah memenuhi keputusan WTO yang merugikan oleh tenggat waktu yang
ditetapkan dalam suatu kasus, dan kemungkinan pembalasan jika Anggota yang membela
gagal melakukannya. Pembentukan panel secara otomatis, adopsi panel dan laporan
banding, dan otorisasi permintaan Anggota untuk membalas, bersama dengan tenggat
waktu dan peningkatan pengawasan kepatuhan multilateral, bertujuan untuk
menghasilkan sistem yang lebih cepat dan efektif daripada yang telah ada di bawah
Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT). Hingga saat ini, 450
pengaduan telah diajukan di bawah DSU, dengan hampir setengahnya melibatkan
Amerika Serikat sebagai pengadu atau terdakwa. Kantor Perwakilan Dagang Amerika
Serikat (USTR) mewakili Amerika

Badan Penyelesaian Sengketa WTO (DSB), yang dibuat dalam Pasal 2 DSU dan terdiri
dari perwakilan semua Anggota WTO, mengelola proses penyelesaian sengketa WTO.
Seperti halnya di bawah GATT, DSB biasanya beroperasi dengan konsensus (yaitu, tanpa
keberatan). Namun, DSU membalikkan praktik masa lalu dengan cara yang mencegah
Anggota secara individu memblokir keputusan DSB tertentu yang dianggap penting
untuk sistem penyelesaian sengketa yang efektif. Dengan demikian, kecuali jika
diputuskan oleh konsensus untuk tidak melakukannya, DSB akan (1) menyetujui
permintaan untuk membuat panel, (2) mengadopsi laporan panel dan Badan Banding, dan
(3) jika diminta oleh Anggota yang sedang bersengketa, memberi wewenang kepada
Anggota untuk memaksakan tindakan pembalasan di mana Anggota yang membela
belum memenuhi (Shedd et. al, 2015)

Menyelesaikan perselisihan dagang adalah salah satu kegiatan inti WTO. Perselisihan
muncul ketika pemerintah anggota meyakini bahwa pemerintah anggota lain melanggar
perjanjian atau komitmen yang dibuatnya dalam WTO. WTO memiliki salah satu
mekanisme penyelesaian sengketa internasional paling aktif di dunia. Sejak 1995, 592
perselisihan telah diajukan ke WTO dan lebih dari 350 putusan telah dikeluarkan.

Hal inilah yang merupakan karakteristik WTO dibandingkan organisasi-organisasi orang


lain. Jika ada perselisihan bilateral, Negara yang ingin menuntut tidak usah jauh-jauh
untuk mendaftarkan diri ke International Court of Justice(ICJ). Mengapa? Karena WTO
mempunyai Dispute Settlement System. Negara-negara yang bermasalah bias saja
melaporkan ke WTO dan menempuh cara-cara yang sudah tersedia di WTO itu sendiri.

STUDI KASUS

Kanada Adukan AS ke WTO

Kanada melayangkan daftar keluhan terdahap Amerika Serikat (AS) ke Organisasi


Perdagangan Dunia (WTO). Washington menyebut sengketa dengan negara tetangga
mereka di utara akan merugikan Kanada dan menguntungkan Cina.

Salah satu keluhan Kanada adalah anti dumping dan anti subsidi yang diterapkan AS.
Juga hambatan bisnis karena kekhawatiran mitra bisnis Kanada seperti Cina, India,
Brasil, serta Uni Eropa.

Dalam pernyataannya, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer menyampaikan,


permintaan Kanada berkonsultasi dengan WTO merupakan serang cacat terhadap sistem
perdagangan AS. ''Kalaupun Kanada sukses, negara lain yang untung,'' kata Lighthizer
seperti dikutip Reuters, Kamis (11/1).

Saat ini, lebih dari separuh ekspor Kanada menyasar pasar AS. Lighthizer mengatakan,
saat barang impor Cina membanjiri pasar, Kanada akan merasakan dampaknya, termasuk
ekspor baja dan produk alumunium yang nilainya mencapai sembilan miliar dolar AS
serta produk kayu yang nilainya lebih dari 2,5 miliar dolar AS.
Keluhan yang dimuat dalam 32 halaman itu juga menyebut soal aturan perdagangan AS,
perlakuan ekspor hingga berbedanya pendapat enam anggota Komisi Perdagangan
Internasional AS.

Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland menyatakan, keluhan ini adalah respons
Kanada terhadap kebijakan tidak adil dan tak terukur dari AS terhadap industri kayu dan
hasil hutan Kanada. Padahal, pihak Kanada sudah mengajak untuk bernegosiasi.

Kanada menilai AS telah melanggar sejumlah aturan WTO. Anti dumping dan tarif impor
merupakan salah satu senjata AS dalam perdagangan untuk mempertahankan
kepentingannya.

Bagi AS yang saat ini memegang prinsip perdagangan America First, kebijakan semacam
itu akan makin penting lagi perannya. Sesuai aturan WTO, AS punya waktu 60 hari untuk
menyelesaikan keluhan ini. WTO sendiri mengizinkan adanya penerapan tarif namun
dengan syarat yang ketat.

Kebijakan anti dumping dan hambatan impor ini tidak cuma AS lakukan pada Kanada.
AS pernah mengancamkan hal serupa kepada Cina dan memicu kemarahan Beijing.

Selain itu, AS juga memaksa Kanada dan Meksiko melanjutkan kerja sama perdagangan
bebas Amerika Utara (NAFTA). Belum lagi sengket antara Boeing Co AS dengan
Bombardier Inc Kanada dimana Bombarider berpotensi terkena bea 300 persen atas
penjualan pesawat CSeries.

Daftar Pustaka:
Error: Reference source not found

SESI TANYA - JAWAB

Pertanyaan:

1. Bagaimana peranan

2. Faktor apakah yang membuat WTO mengijinkan kegiatan perse


3. Apa saja tujuan WTO dalam menciptakan perdagangan dunia yang maju? (Mega,
kelompok 2)

4. Kenapa Indonesia sering di adukan ke WTO? (Bagas, kelompok 1)

5. Apakah keanggotaan Indonesia masih dibutuhkan di WTO?

Kenapa Indonesia mengalami intimidasi? (Helma, kelompok 1)

6. Apakah ada ketentuan dalam memberikan bantuan kepada negara berkembang?

Adakah jaminan yang diberikan negara maju terhadap negara berkembang?(Zidhni,


kelompok 2)

Jawaban:

1.

2.

3. Ini termuat dalam fungsi dan tujuan berdirinya WTO yaitu:

- Mengatur Perjanjian Antar Negara Dalam Perdagangan

Cara WTO untuk merealisasikannya adalah dengan membuat perjanjian


perdagangan. Dan perjanjian ini mengikat seluruh anggotanya.

- Mendorong Arus Perdagangan Antar Negara

Dalam proses perdagangan pasti akan ditemui kesulitan kesulitan, disinilah tugas
WTO untuk sebisa mungkin mencegah atau menghilangkan kesulitan kesulitan yang akan
dialami oleh negara - negara dalam menjalankan perdagangannya.

- Menyelesaikan Sengketa Dagang

WTO menjadi pihak netral untuk menyelesaikan konflik dagang.

- Sebagai Forum Negosiasi Perdagangan

WTO adalah tempat bagi anggotanya untuk merumuskan masalah maupun


bernegosiasi demi kepentingan semua negara yang terlibat.

- Memonitor Kebijakan Perdagangan Suatu Negara


WTO melakukan monitoring kebijakan anggotanya untuk memberikan jaminan
terhadap negara sesama anggota agar tidak adanya perubahan berarti maupun peraturan
dagang yang merugikan pihak lain.

- Memberikan Bantuan Kepada Negara-Negara Berkembang

WTO memberikan bantuan secara teknis kepada negara negara berkembang untuk
meningkatkan daya ekonomi dalam negerinya.

4. Indonesia sering di laporkan ke WTO karena Indonesia memiliki masalah yang hampir
sama, dikarenakan pemahaman aparatur negara masih rendah soal aturan WTO. Hal ini
membuat kebijakan yang dikeluarkan Indonesia berbenturan dengan peraturan WTO
contohnya yang di putuskan Hakim Badan Banding WTO pada November 2017 atas
kebijakan impor produk holtikultura dan hewan serta produk hewan indonesia yang
digugat Amerika Serikat dan Selandia Baru. Namun meski demikian pemerintah juga
sedang mengupayakan pembangunan kebijakan nasional supaya pembangunan terus
berjalan dan industrinya berkembang.

5. Menurut menteri perdagangan Indonesis, Indonesia masih membutuhkan keanggotaan


WTO karena jika indonesia keluar dari WTO Indonesia akan mengalami kerugian.
Kerugian yang akan dialami adalah Indonesia tidak akan bisa menjaga kepentingannya
dalam kancah perdagangan internasional. Menurutnya juga WTO adalah meja
perundingan, jika Indonesia keluar dari WTO maka indonesia tidak bisa melakukan
perudingan jika mengalami perselisihan dagang dengan negara lain. Dan juga jika tidak
menjadi anggota WTO barang barang Indonesia akan sulit masuk ke sebuah negara.

Dari kekurang pahaman terhadap peraturan yang berlaku di WTO Indonesia menjadi
merasa terintimidasi oleh WTO padahal itu kembali pada negaranya itu sendiri. Sudahkah
mengikuti peraturang yang berlaku dalam organisasi internasional tersebut.

6. Tidak ada ketentuan yang mengikat negara negara maju yang memberikan bantuan
terhadap negara berkembang. Karena bantuan yang diberikan pada negara berkembang
pun berasal dari negara maju yang menyumbangkan dana nya untuk WTO itu sendiri.
Bantuan yang WTO berikan pada dasarnya adalah inisiatif pendanaan guna
meningkatkan kapasitas negara miskin dan berkembang melalui kegiatan pendampingan,
peningkatan kapasitas, perbaikan hubungan, dan perkembangan kebijakan perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai