1. PERJANJIAN INTERNASIOANAL
2. GATT
3. WTO
Perjanjian internasional sering kali menjadi alat diplomasi maupun negosiasi negara-
negara setelah berakhirnya era kolonisasi dimana peran perjanjian internasional
semakin penting terutama dalam perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade
Agreement (FTA).
disebutkan negara saja, namun bukan berarti hanya negara saja yang dapat menjadi
pihak-pihak dalam perjanjian-perjanjian internasional, melainkan konvensi ini
menganggap perlu untuk mengatur perjanjian-perjanjian yang diadakan oleh subjek
hukum lain selain negara, seperti perjanjian antara negara dengan organisasi
internasional, perjanjian antara organisasi internasional satu dengan yang lainnya.
tersebut tidak berubah sehingga merugikan negara-negara anggota WTO lain yang
tidak termasuk dalam kerjasama perdagangan tersebut.8 Indonesia sebagai salah
satu negara yang sedang berkembang saat ini di kawasan Asia Tenggara telah
menjadi anggota GATT sejak tahun 1950. Keanggotaan Indonesia waktu itu
bernama United States of Indonesia yang dinotifikasi oleh pemerintah Belanda
menurut Artikel XXVI paragraph empat. Sejak saat itu, Indonesia berpartisipasi aktif
dalam pelbagai perundingan internasional terutama dalam kaitan dengan
perdagangan internasional. Komitmen Indonesia di WTO dilatarbelakangi oleh
optimisme pemerintah yang berunding selama Putaran Uruguay.
Sebagai salah satu dari sejumlah negara yang menjadi “original member” dari WTO
Indonesia telah menerima hasil Putaran Uruguay dengan diundangkan Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1994 tentang persetujuan berdirinya WTO.
Secara rinci fungsi utama WTO yang terdapat dalam Pasal III WTO, yaitu:
1. Memfasilitasi implementasi, administrasi dan pelaksanaan dari perjanjian-
perjanjian WTO, serta perjanjian –perjanjian multilateral dan plurilateral
tambahannya.
2. Sebagai forum guna melakukan perundingan bagi perjanjian perdagangan
multilateral yang baru.
3. Untuk menyelesaikan sengketa dagang antar negara-negara anggotanya.
Keempat adalah untuk melakukan kerjasama dengan organisasi internasional
dan organisasi non-pemerintah lainnya.
4. Untuk memberikan bantuan teknis bagi anggota negara-negara berkembang
sehingga mereka dapat berintegrasi kedalam sistim perdagangan dunia serta
mendapat keuntungan dari kegiatan tersebut.
Sedangkan yang menjadi fungsi utama dari WTO adalah sebagai forum bagi para
anggotanya untuk melakukan perundingan perdagangan serta mengadministrasikan
semua hasil perundingan dan peraturan-peraturan perdagangan internasional.
Selain itu fungsi WTO diantaranya adalah :
Perlakuan yang sama untuk semua anggota (Most Favoured Nations Treatment-
MFN). Prinsip ini diatur dalam pasal I GATT 1994 yang mensyaratkan semua
komitmen yang dibuat atau ditandatangani dalam rangka perlakuan yang secara
kepada semua negara anggota WTO (azas non diskriminasi) tanpa syarat. Misalnya
suatu negara tidak diperkenankan untuk menerapkan tingkat tarif yang berbeda
kepada suatu negara dibandingkan dengan negara lainnya. Dengan berdasarkan
prinsip MFN, negara-negara anggota tidak dapat begitu saja mendiskriminasikan
mitra-mitra dagangnya. Keinginan tarif impor yang diberikan pada produk suatu
negara harus diberikan pula kepada produk impor dari mitra dagang negara anggota
lainnya.
Pengikatan Tarif (Tariff Binding). Prinsip ini diatur dalam pasal II GATT 1994 dimana
setiap negara anggota GATT atau WTO harus memiliki daftar produk yang tingkat
bea masuk atau tarifnya harus diikat (legally bound). Pengikatan atas tarif ini
dimaksudkan untuk menciptakan “prediktabilitas” dalam urusan bisnis perdagangan
internasional/ekspor. Artinya suatu negara anggota tidak diperkenankan untuk
sewenang-wenang merubah atau menaikan tingkat tarif bea masuk.
Perlakuan nasional (National Treatment). Prinsip ini diatur dalam pasal III GATT
1994 yang mensyaratkan bahwa suatu negara tidak diperkenankan untuk
memperlakukan secara diskriminasi antara produk impor dengan produk dalam
negeri (produk yang sama) dengan tujuan untuk melakukan proteksi. Jenis-jenis
tindakan yang dilarang berdasarkan ketentuan ini antara lain, pungutan dalam
negeri, undang-undang, peraturan dan persyaratan yang mempengaruhi penjualan,
penawaran penjualan, pembelian, transportasi, distribusi atau penggunaan produk,
pengaturan tentang jumlah yang mensyaratkan campuran, pemrosesan atau
penggunaan produk-produk dalam negeri. Negara anggota diwajibkan untuk
memberikan perlakuan sama atas barang-barang impor dan lokal- paling tidak
setelah barang impor memasuki pasar domestik.
Perlindungan hanya melalui tarif. Prinsip ini diatur dalam pasal XI dan mensyaratkan
bahwa perlindungan atas industri dalam negeri hanya diperkenankan melalui tarif.
Persetujuan-persetujuan WTO
Hasil dari Putaran Uruguay berupa the Legal Text terdiri dari sekitar 60 persetujuan,
lampiran (annexes), keputusan dan kesepakatan. Persetujuan-persetujuan dalam
WTO mencakup barang, jasa, dan kekayaaan intelektual yang mengandung prinsip-
prinsip utama liberalisasi.
Sistem pengambilan keputusan yang selama ini berlaku di WTO umumnya dilakukan
berdasarkan konsensus atau kesepakatan yang bersifat mufakat oleh seluruh
negara anggota. Sistem tersebut menjadikan pengambilan keputusan yang diambil
harus disetujui oleh setiap negara anggota. Oleh karena itu, sistem pengambilan
tersebut mengakibatkan kesepakatan perlu membutuhkan waktu lebih, apabila ada
satu negara yang memberikan keputusan untuk tidak setuju,
Selain itu, berikut ini adalah beberapa tugas dan fungsi WTO yang juga perlu
diketahui, diantara yaitu:
1. Mengatur perjanjian antarnegara dalam perdagangan.
World Trade Organization (WTO) kali pertama terbentuk pada tahun 1995. Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, sejak awal WTO merupakan organisasi antar
pemerintah atau negara yang memiliki tujuan untuk menciptakan perdagangan antar
negara menjadi semakin terbuka dengan pengurangan bahkan penghapusan
hambatan dengan tarif maupun non tarif.
Latar belakang pembentukan organisasi perdagangan dunia ini adalah hasil dari
berakhirnya Perang Dunia II. Perekonomian dunia yang porak poranda pada saat itu
adalah akibat dari perang yang melibatkan negara-negara besar dunia seperti
Amerika Serikat, beberapa negara dari Uni Eropa dan beberapa negara di kawasan
Asia seperti Jepang. Dalam upaya menata kembali perekonomian dunia yang
sedang hancur, maka beberapa negara dari hampir seluruh dunia membuat
kesepakatan untuk membentuk lembaga perdagangan dunia. Harapannya, lembaga
tersebut akan menjadi wadah yang berfungsi untuk mengatur perdagangan dunia
sekaligus dapat menjadi penyokong bagi perekonomian dunia. Pada waktu itu,
organisasi perdagangan dunia memiliki populer dengan nama GATT (General
Agreement on Tariffs and Trade) pada tahun 1948 sampai dengan 1994.
3. ITO (International Trade Organization) yang berdiri pada tahun 1947 telah berhasil
melahirkan kesepakatan GATT. Namun, dalam proses pengesahannya sebagai
organisasi dunia, sidang senat Amerika Serikat mengumumkan tidak memberikan
persetujuan kepada ITO. Situasi ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
tetapi di lain pihak, organisasi perdagangan dunia harus tetap berjalan. Oleh karena
itu, nama GATT yang telah disepakati dijadikan nama organisasi sementara
dikarenakan nama resmi organisasi belum disepakati. Sampai akhirnya, WTO
secara resmi terbentuk dan secara menggantikan GATT dan ITO sebagai oragnisasi
perdagangan dunia sejak tahun 1995.
Sebelum dilakukan pembentukan WTO, GATT telah cukup membantu untuk
membangun sistem perdagangan multilateral yang semakin liberal melalui
kesepakatan perundingan perdagangan. Alhasil, kesimpulan negosiasi Putaran
Uruguay menjadi momentum terciptanya kesepakatan baru. Kesepakatan baru yang
dilahirkan seperti Perjanjian Umum Perdagangan Jasa (GATS), dan pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 1995.
1. Perlakuan yang sama untuk semua anggota (Most Favoured Nations Treatment-
MFN).
Prinsip tersebut diatur dalam pasal I GATT 1994 yang mensyaratkan kepada semua
komitmen yang dibuat atau ditandatangani dalam rangka mewujudkan perlakuan
yang sama kepada semua negara anggota WTO (azas non diskriminasi) tanpa
syarat. Hal itu dapat dilihat dari contoh dari suatu negara yang tidak diperkenankan
untuk menerapkan tingkat tarif yang berbeda kepada satu negara dibandingkan
dengan negara lainnya. Berdasarkan prinsip MFN, seluruh negara anggota tidak
dapat begitu saja melakukan diskriminasi terhadap mitra dagangnya. Tarif impor
yang dikenakan pada produk untuk suatu negara, harus diberikan pula kepada
produk impor dari mitra dagang negara anggota lainnya.
E. Persetujuan-persetujuan WTO
Putaran Uruguay yang menghasilkan the Legal Text terdiri dari sekitar 60
persetujuan, keputusan, kesepakatan, serta lampiran (annexes). Seluruh
persetujuan dalam WTO memuat barang, jasa, hingga kekayaaan intelektual yang
mengandung prinsip-prinsip utama liberalisasi.
Nah, berikut ini adalah struktur dasar persetujuan WTO yang perlu diketahui:
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO yang dilaksanakan di Jenewa pada bulan
Desember 2011 telah menghasilkan kesepakatan tentang elemen-elemen arahan
politis (political guidance) yang akan menentukan program kerja WTO dan Putaran
Doha (Doha Development Agenda) dua tahun ke depan. Arahan politis yang telah
disepakati pada KTM WTO di Jenewa adalah mengusulkan tema-tema sebagai
berikut:
1. Penguatan sistem perdagangan multilateral dan WTO;