Anda di halaman 1dari 14

Aspek-aspek Hukum Perdagangan Internasional dalam GATT dan WTO

A. Aspek-aspek Hukum Perdagangan dalam GATT 1. GATT sebagai Sistem dalam Pengendalian Kegiatan di Bidang Perdagangan Internasional Persetujuan umum mengenai Tarif dan Perdagangan (General Agreement on Tarif and Trade) yang biasa disingkat dengan GATT merupakan suatu perjanjian perdagangan multilateral yang disepakati pada tahun 1948, tujuan pokoknya ialah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan guna tercapainya kesejahteraan umat manusia.Lebih lanjut GATT bertujuan untuk menjaga upaya agar perdagangan dunia dapat menjadi semakin terbuka supaya arus perdagangan dapat berkembang dengan mengurangi hambatan-hambatan dalam bentuk tarif maupun nontarif. Komponen utama GATT sebagai lembaga internasional terdiri dari: a. GATT sebagai Perjanjian Internasional General Agreement on Tarif and Trade sebagai perjanjian merupakan instrumen formal yang memberikan batasan maupun ruang gerak GATT sebagai lembaga b. GATT sebagai Forum Pengambilan Keputusan Secara bersama dan melakukan consensus negara anggota GATT mengambil keputusan untuk menentukan kebijaksanaan bersama c. GATT sebagai Forum Penyelesaian Sengketa Dengan adanya suatu perjanjian formal, yang isinya mengikat,GATT juga menyediakan forum penyelesaian sengketa yang semakin berkembang dan yang semakin disempurnakan terutama setelah selesainya Perundingan Uruguay. d. GATT sebagai Forum Negosiasi Sebagai forum negosiasi,GATT menyelenggarakan serangkaian Perundingan formal untuk meningkatkan perdagangan dunia melalui upaya mengurangi hambatan hambatan terhadap perdagangan dunia,baik yang berupa tarif maupun non tarif.
e. GATT sebagai Organisasi Internasional

Secara defacto masyarakat internasional telah lama menerima GATT sebagai organisasi internasional,walaupun secara formal untuk selama hidupnya, GATT merupakan satu perjanjian intern yang hanya dapat diubah setelah perundingan Uruguay Round.
f. GATT sebagai Sekretariat Internasional

GATT juga telah mengembangkan suatu sekretariat internasional, walaupun dalam perjanjian tidak tercantum ketentuan, baik mengenai organisasi maupun mengenai secretariat. GATT dilihat dari segi yuridis merupakan suatu perjanjian internasional atau international Treaty. Dari segi yuridis, GATT dapat dilihat sebagai sengkaian "aturan permainan" di bidang perdagangan internasional yang tercantum dalam suatu dokumen utama, yakni General Agreement on Tarif and Trade. 2. GATT dari segi yuridis sebagai suatu perjanjian internasional

Dalam GATT pendekatan yang diambil adalah pendekatan yang pragmatis dengan memusatkan pada prinsip umum yang di damping oleh perkecualian yang di perbolehkan tetapi dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi,dan dalam banyak hal harus mendapatkan kesepakatan bersama. Prinsip-prinsip menurut Oliver Long adalah : a. Most-Favored-Nation atau nondiskriminasi MFN merupakan suatu prinsip bahwa perdagangan internasional antara anggota GATT harus dilakukan secara nondiskriminasi. b. National Treatment Prinsip National Treatment melarang perbedaan perlakuan antara barang asing dan barang domestic. c. Tarif sebagai instrument tunggal proteksi GATT mengizinkan proteksi terhadap barang hasil dalam negeri, namun demikian, proteksi yang diperlakukan terhadap hasil dalam negeri hanya dapat diperlakukan melaui tariff atau

bea masuk yang dikenakan terhadap barang impor dan tidak boleh dengan cara pembatasan lainnya. d. Tarif Binding Tariff binding atau suatu komitmen yang mengikat Negara Negara anggota supaya tidak meningkatkan bea masuk terhadap barang impor setelah masuk dalam daftar komitmen binding. e. Persaingan yang adil Aturan GATT juga mengandung prinsip persaingan yang adil atau fair competition. f. Larangan terhadap restruksi kuantitatif Bersifat kuantitatif, yaitu kuota dan jenis pembatasan yang serupa. Ketentuan ini oleh para pendiri GATT dianggap sangat penting karena pada waktu GATT didirikan, g. Waiver dan pembatasan darurat terhadap impor GATT mengizinkan diadakan perkecualian dalam bentuk waiver dan langkah darurat lain. Sistematika dari uraian mengenai berbagai prinsip prinsip tersebut diataa terdapat pula publikasi GATT yang dikeluarkan oleh secretariat GATT. Uraian tersebut merumuskan suatu sistematika yang secara arsitektur menunjang pandangan yang megandung tema utama yang mengarah pada tujuan akhir untuk menerapkan sistem perdagangan yang terbuka dan bebas. 3. Sumber Hukum GATT Sumber utama GATT sebagai sistem yuridis, yaitu teks perjanjian GATT itu sendiri. Bila kita gambarkan secara kronologis, sumber hukum GATT terutama terdiri dari : a. Dokumen prepatori work dalam rangka perundingan Havana mendirikan ITO b. Perjanjian GATT dan dokumentasi persiapan nya maupun keputusan keputusan council. c. Hasil perundingan Tokyo round 1979 serta dokumen persiapan nya maupun interpretasi perjanjian serta sejarah negosiasi.

d. hasil perundingan Uruguay round 1994 serta dokumen persiapan dan sejarah negosiasi. Secara garis besar prinsip prinsip hukum dalam GATT adalah menginginkan perlakuan yang sama atas setiap produk impor maupun produk domestic tujuan utamanya adalah agar terciptanya perdagangan bebas yang teratur berdasarkan norma norma hukum GATT. B. Aspek-Aspek Hukum dalam Perdagangan WTO Struktur dan system pengambilan keputusan dalam WTO dilaksanakan setelah perundingan Uruguay Round. Pengertian: WTO adalah lembaga perdagangan multilateral permanen. Dibentuk pada 1 Januari 1955 Fungsi: Mendukung pelaksanaan administrasi dan menyelenggarakan persetujuan dan mewujudkan sasaran. Menciptakan kerangka kerjasama internasional dengan Dana Moneter Internasional dan badan-badan lainnya GATT 1947 kini diintegrasikan kedalam suatu perjanjian yang merupakan ANNEX perjanjian WTO, yakni Multilateral Agreement on Trade in Goods. Dalam Agreement Establishing The World Trade Organization dicantumkan bahwa para pejabat dan utusan negaranya akan memiliki hak-hak istimewa, serta kekebalan hak-hak serupa. Menjelaskan fungsi WTO yang terpenting sebagai forum negosiasi bagi para anggota. Terdiri dari : 1. Ministrial Conference Pertemuan 2 tahun sekali dan memiliki kekuasaan untuk memutuskan apa yang akan diambil oleh WTO. 2. General Council

Organ ini terdiri dari utusan-utusan Negara anggota yang melaksanakan fungsi-fungsi Ministerial Conference pada saat pertemuan Ministerial Conference. Organ ini menetapkan prosedurnya sendiri serta menyetujui peraturan procedural dari komitekomite WTO dan mengadakan pertemuan di bawah Multiateral Trade Agreements dan juga Plurilatural Trade Agreement. 3. Council Trade in Goods (Dewan Perdagangan Jasa) Badan ini bergerak dibawah General Council yang bertugas memantau pelaksanaan persetujuan yang dicapai di bidang perdagangan jasa. 4. Council Trade Related Aspects of International Property Rights (Dewan untuk Aspek Dagang yang terkait dengan HAKI) Badan yang berada dibawah General Council yang bertujuan untuk memantau perdagangan di bidang HAKI. 5. Dispute Settlement Body (Badan Penyelesaian Sengketa) Berada dibawah Ministerial Conference yang menyelenggarakan forum pelaksanaan penyelesaian sengketa perdagangan yang timbul di antara Negara anggota. 6. Trade Policy Review Body (Badan Peninjauan Kebijaksanaan Perdagangan) Berada di bawah Ministerial Conference yang bertujuan untuk menyelenggarakan mekanisme pemantauan kebijakan di bidang perdagangan. Peran WTO sebagai organisasi perdagangan multilateral adalah: 1. Mengadministrasikan berbagai persetujuan yang dihasilkan Putaran Uruguay di bidang barang atau jasa, naik multilateral maupun plurilateral, serta mengawasi pelaksanaan komitmen akses pasar di bidang tariff maupun nontariff. 2. Mengawasi praktik-praktik perdagangan internasional dengan caea regular meninjau kebijaksanaan perdagangan Negara naggotanya dan melalui jalur prosedur notifikasi. 3. Sebagai forum dalam menyelesaikan sengketa dan menyediakan mekanisme konsiliasi guna mengatur sengketa perdagangan yang timbul.

4. Menyediakan bantuan teknis yang diperlukan bagi anggotanya termasuk bagi Negara berkembang dalam melaksanakan hasil putaran Uruguay. 5. Sebagai forum bagi Negara anggotanya untuk terus menerus melakukan perundingan pertukaran konsesi di bidang perdagangan guna mengurangi hambatan perdagangan dunia. Mengenai tujuan GATT ditegaskan di dalam Prambule dari Agreement Establishing WTO, yang juga menyebutkan pemikiran mengenai pembangunan berkesinambungan (sustainable development) WTO menggunakan praktik yang juga telah dilakukan oleh GATT dalam melakukan pengambilan keputusan, yaitu secara consensus bila tidak ada anggota yang secara resmi merasa keberatan atas suatu masalah. Keanggotaan WTO adalah anggota GATT yang pada saat berlakunya persetujaun WTO masih memenuhi syarat mengenai komitmen dan konsesi. C. Perubahan Prinsip Hukum Perdagangan Internasional dalam Putaran Uruguay

1. Sebelum Putaran Uruguay Perundingan mengenai perdagangan internasional telah dilakukan sebanyak 8 kali, Putaran Uruguay adalah perundingan yang kedelapan, yang berlangsung pada tanggal 20 September 1986 yang mencakup perdagangan barang dan jasa sertahak intelektual dan investasi.Putaranputaran yang telah dilangsungkan sebelum Putaran Uruguay adalah: a. Perundingan di Jenewa (April-Oktober 1947) Perundingan yang dilakukan oleh 23 negara ini menentukan bea masuk dengan meleksanakan perundingan demi produk, tercatat ada 45.000 produk yang diturunkan tarifnya. b. Perundingan di Uruguay (1949) Putaran ini dilakukan oleh 33 negara dan menambah penurunan bea masuk yang disepakati.

c. Perundingan di Targuay (1959-1951) Dilakukan oleh 34 negara yang mengupayakan penurunan tariff dengan merundingkan konsensi penurunan produk demi produk. d. Perundingan di Jenewa (1955 1956) Hambatan tarif masih menjadi maslah yang dirundingkan 26 negara perundingan. e. Perundingan Dillon Round (1960 1961) Putaran perundingan ini dilatarbelakangi oleh pembentukan MEE pada tahun 1957. Pada tahun 1960 sampai 1961 sejumlah 26 negara telah mengadakan negosiasi dibidang tarif yang cakupannya cuup luas. f. Perundingan kennedy Round Putaran ini diikuti kurang lebih 62 negara dan pada saat itu telah ditetapkan suatu metode baru dibidang negosiasi tarif, yaitu Across the Board Reduction untuk produk-produk industri. g. Tokyo Round (1972 1979) Diikuti 102 negara telah menyelesaikan pengurangan atau penurunan tarif terhadap ribuan produk industri dan pertanian yang berkaitan dengan tarif dan nontarif.

Tokyo Round juga menghasilkan persetujuan-persetujuan yang disebut Tokyo Round Codes, yakni : 1. The Agreement On Technical Barries To Trade ( Standard Code). 2. Subsidies And Contrevailing Measures. 3. Import Licensing Procedure. 4. Government Procurement. 5. Costum Valuation. 6. Revesed GATT Anti-Dumping Code.

Tokyo Round juga menyelesaikan perjanjian khusus dibidang pertanian yang mulai berlaku pada tanggal 1 januari 1980 bagi negara yang menandatangani. Ada juga perjanjian mengenai pesawat terbang sipil.perjanjian tersebut adalah sebagai berikut : a. Arrangement Regarding Bavine Meat. b. Iternational Dairy Arrangement. c. Perdagangan Dibidang Pesawat Terbang Sipil. Dari hasil-hasil yang dicapai dalam perundingan Tokyo Round, dapat disimpulkan bahwa dalam Perundingan Tokyo Round GATT mulai terlihat secara sistematis masalah nontarif yang semakin merupakan rintangan terhadap kegiatan perdagangan internasional. 2. Perundingan Uruguay Round (1984 1994) Periode awal pembentukan GATT, yakni duapuluh tahun pertama kegiatan GATT perhatian dipusatkan kepada masalah tarif. Hal yang menjadi perhatian setelah duapuluh tahun pertemuan GATT adalah masalah nontarif. Tujuan Putaran Uruguay adalah : a. Menciptakan perdagangan bebas yang akan memberi keuntungan bagi semua negara, khususnya negara-negara berkembang. b. Meningkatkan peranan GATT dan memperbaiki sistem perdagangan multilateral.
c. Meningkatkan

kesigapan

sistem

GATT

terhadap

perkembangan

situsasi

perekonomian dunia dan high technology. d. Mengembangkan suatu bentuk kerjasama pada tingkat nasional dan international .

a. Prinsip-prinsip umum perundingan adalah : 1. Negosiasi dilaksanakan secara terbuka untuk semua anggota sesuai dengan komitmen yang disepakati dalam putaran Uruguay dan prinsip-prinsip GATT; 2. Peluncuran keputusan, secara implementasi hasil perundingan merupakan satu paket.

3. Konsesi yang berimbang untuk semua masalah. 4. Penerapan differential anf most favoured treatment bagi negara berkembang didalam seiap pelaksanaan perundingan; 5. Negara maju tidak mengharapakan rollback negara berkembang jika hal tersebut tidak sesuai dengan perimbangan keuangan dan perdagangan negara berkembang bersangkutan. b. Materi yang dirundingkan Berdasarkan Deklarasi Punta del Este mencakup 15 bidang : 1. Tarif Bertujuan untuk menghapuskan atau memenuhi tingkat tarif terutama tarif tinggi dan tarif ekskalasi. 2. Non-tariff Measures Bertujuan untuk mengurangi atau menghapuskan tindakan-tindakan nontarif termasuk pembatasan kuantitatif. 3. Tropical product Bertujuan untuk menciptakan liberalisasi dalam perdagangan produk tropis, baik dalam bentuk proses maupun semi proses, serta akan mencakup tarif dan nontarif. 4. Natural Resources-Based products Ditujukan untuk liberalisasi menyeluruh prdagangan produk-produk yang berasal dari sumber alam, baik dalm bentuk proses maupun semi proses. 5. Tectiles and clothing Bertujuan untuk meneruskan modalitas yang memungkinkan sektor ini kembali pada pengaturan GATT. 6. Agriculture Bertujuan untuk mencapai liberalisme yang lebih luas dalam bidang perdagangan hasil-hasil yang lebih luas dalam bidang perdagangan hasil-hasil pertanian dan

mengembalikan semua tindakan yang berakibat terhadap akses impor dan kompetisi ekspor ke dalam ketentuan sistem GATT. 7. GATT Articles Para peserta perundingan meninjau beberapa artikel peraturan dan disiplin GATT. 8. MTN agreement and Arrangements Bertujuan untuk menyempurnakan, memperjelas, serta memperluas berbagai persetujuan dan pengaturan yang dirundingkan. 9. Subsidies and Contervalling Bertujuan menyempurnakan disiplin GATT yang berhubungan dengan subsidi dan tindakan counter vailling duty. 10. Dispute settlement Bertujuan utnuk menyempurnakan serta memperketat ketentuan dan prosedur proses penyelesaian sengketa. 11. Trade related aspects of intelectual property right including trade in counterfeit goods. Bertujuan untuk memperjelas ketentuan-ketentuan GATT yang berkaitan dengan hak milik intelektual. 12. Trade related invesment measures Perundingan ini merupakan artikel GATT yang berkaitan dengan hambatan perdagangan dan ada nya distorsi yang disebabkan oleh langkah-langkah di bidang investasi. 13. Functioning of the GATT Sistem Bertujuan untuk membentuk persetujuan dan tatanan guna mendorong system pengawasan dalam GATT,menyempurnakan efektivitas peranan GATT,meningkatkan kontribusi GATT guna terwujudnya keterkaitan dalam pembuatan kebijaksanaan ekonomi global.

14. Safeguard Bertujuan tercapainya persetujuan mengenai safeguard yang komprehensif yang didasarkan pada prinsip-prinsip dasar GATT seperti transparansi,cakupan,criteria objektif,dan lain-lain untuk mengambil suatu tindakan safeguard. 15. Trade in Services Bertujuan untuk menetapkan suatu kerangka kerja multilateral dan prinsip-prinsip dan peraturan untuk perdagangan jasa-jasa (services).

c. Hasil Perjanjian

1. Dibentuknya satu organisasi penerus GATT yaitu WTO (World Trade Organization) yang mempunyai wewenang yang lebih luas daripada GATT dan yang merupakan organisasi internasional secara penuh. 2. Negara anggota bersedia untuk memenuhi tingkat bea masuk sebesar rata-rata 33 % dari tingkat semula,khususnya di bidang manufaktur. 3. Untuk dua sector tradisional yang di dalam aturan peranannya masih banyak unsure sepihak dan penuh dengan distorsi yang bentuknya nontariff,yaitu tekstil dan pertanian,Perjanjian Uruguay Round ini telah membuka kesempatan secara bertahap menempatkan aturan permainan dalam sector itu di bawah naungan aturan GATT yang di awasi oleh WTO. 4. Perjanjian umum di bidang jasa-jasa (trade in services),telah disepakati sebagai kerangka umum atau frame work agreement untuk menentukan aturan permainan yang berlaku untuk perdagangan jasa. 5. Diberikannya perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual atau Agreement on Intellectual Property Right 6. Telah disempurnakan serangkaian aturan main GATT yang sifatnya sangat teknis untuk menunjang kelancangan guna yang lebih terbuka.

d. Perubahan Prinsip Hukum Perdagangan Internasional dalam Putaran Uruguay Dengan adanya penyempurnaan dalam aturan permainan di berbagai bidang,maka untuk sector-sektor manufaktur maupun pertanian,yang sering menghadapi ketidakpastian akibat langkah-langkah unilateral yang diambil alih alih Negara yang lebih kuat,terdapat peningkatan kepastian usaha sehingga dapat mengurangi hambatan dalam perdagangan yang dapat timbul akibat penyalahgunaan aturan GATT yang ada. Kepentingan Negara Asia PAsifik yang terletak pada kelangsungan system perdagangan yang terbuka.Untuk mencapau tujuan itu,Negara-negara tersebut perlu meningkatkan kegiatannya di masa mendatang dan turut serta menjaga agar system perdagangan internasional tetap terbuka serta membendung gejala proteksionisme,terutama di negara maju.

CHAPTER REPORT BAB 3 BUKU HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Syamin AK., S.H., M.H.

Disusun Oleh : 1. Ardita Velarasi ( 02091001205 ) 2. Ditiya Duparia Mona Timur (02091001024 ) 3. Felicia fanny ( 02091001081 ) 4. Lisga Amelia Sasra ( 02091001208 ) 5. Putri Asri Oktariana ( 02091001156 ) 6. Resti Andini ( 02091001027 ) 7. Silta Emalia ( 02091001236 ) 8. Sri Wahyuni Muliawan ( 02091001243 )

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai