NRP : 204010170
KELAS : 20 MJD
MATA KULIAH : HUKUM BISNIS
DOSEN : SAIFUL ACHMAD RIFAI , SE , MM.
TUGAS 14
1. MERANGKUM
BAB 16
ORGANISASI PERDAGANGAN LUAR NEGERI
(OVERSEAS TRADEORGANIZATION)
A. WTO (WTO)
Oganisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization), adalah organisasi
internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan “aturan
perdagangan" diantar anggotanya. Didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan
GATT. Prinsip dan persetujuan GATT diambil oleh WTO, yang bertugas untuk
mendaftar dan memperluasnya. WTO merupakan pelanjut Organisasi Perdagangan
Internasional (ITO, International Trade Organzation). World Trade Oganization (WTO)
atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-satunya badan internasioanl secara
khusus mengaur masalah perdagangan dunia. Sistem perdagangan multilateral WTO
diatur melalui persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan oleh negara-
negara anggota. Tujuan utama WTO adalah membantu para produsen barang dan jasa,
eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan. Pemerintah Indonesia merupakan
salah satu negara pendiri World Trade Oganizaton (WTO) dan telah meratifikasi
Persetujuan Pembentukan WTO melalui Undanh-Undang Nomor 7 Tahun 1994.
Sebelum berdirinya WTO masih banyak perundingan yang dilakukan dalam rangka
mewujudkan perjanjian multilateral berkaitan dengan perdagangan antara lain:
1. 1947-1948 :
Pada tahun 1947 di Geneva daiadakan perundingan perumusan perjanjian GATT
yang menetapkan penurunan 45.000 jenis tarif dengan nilai 10 miliar dolar AS.
Perundingan ini diikuti 23 negara.
2. 1949 :
Pada tahun 1949 berlangsung perunndingan yang lebih dikenal sebagai “Perundingan
Annency”. Dalam perundingan kali ini, telah disepakati untuk meratifikasi 5000 jenis
tarif yang diikuti 33 negara.
3. 1950-1951 :
Pada periode ini berlangsung “Perundingan Torquay”, disepekati untuk meratifikasi
5,500 jenis tarif yang diikuti oleh 34 negara.
4. 1955-1956 :
Pada periode ini berlangsung “Perundingan Janewa, disepakati untuk meratifikasi
sejumlah jenis 2,5 milia5 dolar AS, diikuti oleh 34 negara.
5. 1960-1961 :
Pada perode ini berlangsung Perundingan yang lebih dikenal dengan “Putaran Dillon”
putaran GATT kali ini diikuti oleh 45 negara yang menghasilkan kesepakatan 4.400
jenis tarif dengan nilai perdagangan sejumlah 4,9 miliar dolar AS, yang diikuti oleh
34 negara.
6. 1964-1967 :
Putara GATT kali ini lebih dikenal dengan “Putaran Kennedy”, disepakati dengan
penurunan sejumlah jenis tarif dengan nilai perdagangan sejumlah 40 miliar dolar AS
dan diikuti oleh 48 negara.
7. 1973-1979 :
Putara GATT yang lebih dikenal dengan “Putaran Tokyo”, disepakati sejumlah jenis
tarif dan non-tarif dengan nilai perdagangan sejumlah 155 miliar dolar AS yang
diikuti oleh 99 negara.
8. 1986-1988 :
Dalam periode ini mengadakan perundingan mandat Deklarasi Punta Del Este.
Perundingan kali ini tidak hanya membahas peratifikasian tarif-non tarif sejumlah
komoditas dan membahas jasa dalam perdagangan dunia.
9. 1988 :
Pada bulan Desember tahun 1988 pertemuan tingkat menteri yang dikenal dengan
Mod-Term Ministerial Meeting, telah dicapai kemajuan pada 11 bidang kecuali
pertanian.
10. 1989 :
Perundingan pada April 1989 untuk meneruskan perundingan pada putaran
sebelumnya yang dedlock pada masalah pertanian.
11. 1990 :
Pada bulan Desember 1990, perundingan pada semua bidang mencapai deadlock.
12. 1991 :
Pada bulan Desember 1991,pada tingkat pejabat tinggi telah menyerhakan Draft Final
Act sebagai hasil akhir dari Uruguay Round.
13. 1992-1993 :
Pada Januari 1992, menampung reaksi negara-negara peserta , menentukan langkah
selanjutnya dan periode ini telah disepakati untuk membentuk kerangka kerja WTO.
14. 1994 :
Pada tanggal 15 April 1994 tercapai kesepakatan mengenai hasil perundingan dari
Putaran Uruguay yang ditanda tangani oleh Negara peserta yang kemudia melahirkan
WTO.
15. 1995 :
Pada tanggal 1 Jnuari 1995, WTO resmi berdiri dengan beranggotakan 146 negara
termasuk Indonesia.
Mengenai fungsi dan tujuan WTO dapat dilihat dalam Article III WTO, yaitu :
(1) Mendukung pelaksanaan, pengaturan, dan penyelenggaraan persetujuan yang telah
dicapai untuk mewujudkan sasaran perjanjian tersebut.
(2) Sebagai forum perundingan bagi negar-negara anggota mengenai perjanjian yang
telah dicapai beserta lampiran-lampirannya, termasuk keputusan-keputusan yang
ditentukan dalam Perundingan Tingkat Menteri.
(3) Mengatur pelaksanaan ketentuan mengenai penyelesaian sengketa perdagangan.
(4) Mengatur mekanisme peninjauan kebijakan di bidang perdagangan.
(5) Menciptakan kerangka penentuan kebijakan ekonomi global bekerja sama dengan
Dana Moneter Nasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) serta badan-badan
yang berafiliasi.
Adapun Sasaran yang Ingin Dicapai WTO dalam Bekerja, yaitu:
1. Non-diskriminasi
2. Lebih terbuka
3. Diprdeiksi dan transparan
4. Lebih kompetitif
5. Lebih bermanfaat bagi negara-negara kurang berkembang
6. Lindungi Lingkungan
WTO bermarkas di Jenewa, Swiss. Direktur Jenderal sekarang ini adalah Pascal Lamy
9sejak 1 september 2005). Padal Juli 2008 organisasi ini memiliki 153 negara anggota.
WTO memiliki berbagai kesepakatan perdagangan yang telah dibuat, namun
kesepakatan tersebut sebenarnya bukanlah kesepakatan yang sebenernya. Karena
kesepakatan tersebut adalah pemaksaan kehendak oleh WTO kepada negara-negara untuk
tunduk kepada keputusan-keputusan yang WTO buat.
a. Proses Terbentuknya WTO
Pada Putaran Kennedy (pertengahan tahun 1960-an) dibahas mengenai tarif dan
Persetujuan Anti Dumping (Anti Dumping Agreement). Putaran Tokyo (1973-1979)
meneruskan upaya GAAT mengurangi tarif seacar progresif. Selanjutnya adalah
Putaran Uruguay (1986-1994) yang mengarah kepada pembentukan WTO .
b. Tujuan WTO
Tujuan WTO untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan, menambah
lapangan pekerjaan,, meningkatkan produksi, dan perdagangan, juga memanfaakan
SDA.
2. Persetujuan-Persetujuan dalam WTO
Struktur Dasar Persetujuan WTO, meliputi :
a. Barang / goods (General Agreement on Tarif an Trale / GATT
b. Jasa / services (General Agreement on Trade and Services / GATS)
c. Kepemilikan intelektual (Trade-Related Aspects of Intellectual Properties /
TRIPs)
d. Penyelesaian sengketa (Dispute Settlements)
Persetujuan-Persetujuan di atas dan annexnya berhubungan antara lain dengan sektor-
sektor di bawah ini :
a) Pertanian
b) Sanitary and Phytosanitary / SPS
c) Badan pemantau Tekstil (Textiles and Clothing)
d) Standar Produk
e) Tindakan investasi yang terkait dengan perdagangan (TRIMs)
f) Tindakan anti-dumping
g) Penilaian Pabean (Customs Valuation Methods)
h) Pemeriksaan sebelum Pengapalan (Preshipment Inspection)
i) Ketentuan asal barang (Rules of Origin)
j) Lisensi Impor (Imports Liciencing)
k) Subsisi dan Tindakan Imbalan (Subsidies and Countervailing Measures)
l) Tindakan Pengaman (Safeguards)
Untuk Jasa (dalam Annex GATS) :
a. Pergerakan teanaga kerja (movement of natural persons)
b. Transportasi udara (air transport)
c. Jasa keuangan (financial services)
d. Peerkapalan (shipping)
e. Telekomunikasi (telecomunication)
4. Deklarasi Doha
Sejak terbentuknya WTO awal tahun 1995 telah diselenggarakan lima kali
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) yang merupakan forum pengambil kebijakan
tertinggi di WTO. KTM-WTO pertama kali diselenggarakan di Singapura tahun
1996, Kedua di Jenewa tahun 1998, Ketiga di Seattle tahun 1999 dan KTM , Keempat
di Doha, Qatar tahun 2001. Sementara itu KTM Kelima diselenggarakan di Cancun,
Mexico tahun 2003.
KTM ke-4 (9-14 November 2001) yang dihadiri oleh 142 negara, menghasilkan
dokumen utama berupa Deklarasi Menteri (Deklarasi Doha), memuat mandat untuk
meneiliti program-program kerja mengenai electropnic commerce, negara-negara
kecil (economies small), serta hubungan antara perdagangan, hutang dan ahli
teknologi, dan memberikanmandat kepada anggota WTO untuk melakukan negosiasi
di berbagai bidang, termasuk isu-isu yang berkaitan dengan pelaksanaan persetujuan
yang ada.
C. TRIPs (TRIPs)
TRIPs (Trade Related aspects of Intellectual Property Rights), merupakan perjanjian
internasional dibidang HKI terkait perdagangan. Perjanjian ini merupakan salah satu
kesepkatan di bawah organisasi perdagangan dunia atau WTO (World Trade
Organization), yang bertujuan menyeragamkan sistem HKI di seluruh negara anggota
WTO. Ada enam jenis HKI yang dimuat dalam TRIPs :
a. Hak Paten
b. Hak Cipta
c. Merek
d. Indikasi geografis
e. Desain industri
f. Rangkaian elektronik terpadu
Beberapa Masalah dalam TRIPs :
1. Kesepakatan TRIPs dihasilkan dari proses perundingan yang tidak transpara, tidak
partisipatif, tidak seimbang dan tidak demokratis, dominasi perundingan didesakkan oleh
negara maju.
2. Teradapat indikasi bahwa TRIPs justru akan meningkatkan arus dana dari negara
berkembang ke negara maju melalui pemabayaran royalti
3. Ada indikasi TRIPs akan mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan
mengingat pelaksanaanya cenderung akan meningkatkan harga obat, termasuk obat
penyelamata serta obat esensial.
4. TRIPs juga menegasikan kepemilikan dan inovasi komunal karena subyek HKI
adalah individu atau perusahaan, padahal banyak inovasi terjadi secara komunal
sehingga pemiliknya adalah masyarakat secara kolektif.
5. TRIPs memaksakan paradigma perlindungan HKI yang seragam di negara anggota
WTO, padahal ada perbedaan mendasar dalam persepektif memandang HKI antara
negara berkembang dan negara maju.
6. Walaupun ada pasal-pasal pengaman di dalam ketentuan TRIPs, seperti lisensi
wajib, impor paralel, menajaga kesehatan publik dan lingkungan serta tidak boleh
bertentangan dengan moral publik, proses pelaksanaanya sering terhambat oleh
negara maju.
7. Dari sisi keragaman hayati, diduga akan mengarah pada monopoli kepemilikan atas
bentuk kehidupan pada sekelompok orang.
8. Pelaksaan TRIPs juga berpotensi menimbulak konflik dengan pelaksaan perjanjian
internasional dibidang lingkungan seperti Konvensi Keanekaragaman Hayati (KKH).
9. Pada Konferensi Tingkat Menteri ke IV WTO di Doha-Qatar,menghasilkansatu
deklarasi khusus yang memperbolehkan TRIPs digunakan dengan cara yang
meningkatkan pelayanan kesehatan publik, tetapi isi ketentuan TRIPs sendiri belum
diamandemen.
D. AFTA ( AFTA)
Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area, AFTA) adalah sebuahy
persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh negara ASEAN.
Ketika persetujuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN memiliki 6 anggota, yaitu
Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan, Thailand. Vietnam bergabung pada
1955, Laos dan Myanmar pada 1997, dan Kamboja pada 1999. AFTA sekarang terdiri
dari sepuluh negara ASEAN. Keempat pendatang baru tersebut dibutuhkan untuk
menandatangani persetujuan AFTA untuk bergabung ke dalam ASEAN, namun diberi
kelonggaran waktu untuk memenuhi kewajiban penurunan tarif AFTA.
E. MEA
Masyarakan Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 (ASEAN Economic Community (AEC)),
adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antara
negara-negara ASEAN. Seluruh anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA
dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020. Salah satu hal yang menjadi
kesepakatan para pemimpin ASEAN adalah untuk melipat gandakan upaya dan
memfokuskan diri pada langkah-langkah strategis untuk mewujudkan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada tahun 2015.. Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) aadalah bentuk integrasi ekonomi asean dalam artian adanya
sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. MEA sendiri punya empat pilar
yang nantinya akan diberlakukan diseluruh negara yang tergabung didalam ASEAN
seperti pasar tunggal dan bassi produksi, membangun kawasan ekonomi yang berdaya
saing cukup tinggi mapun yang bersaing cukup kuat, membangun kawasan dengan
ekonomi yang merata ataupun merata membangun kawasan yang dengan integrasinya
penuh terhadpa perekonomian global.