Anda di halaman 1dari 11

NAMA : TASYA ANNISA NURAZIZAH TUASIKAL

NRP : 204010170
KELAS : 20 MJD
MATA KULIAH : HUKUM BISNIS
DOSEN : SAIFUL ACHMAD RIFAI , SE , MM.
TUGAS 14

1. MERANGKUM

BAB 16
ORGANISASI PERDAGANGAN LUAR NEGERI
(OVERSEAS TRADEORGANIZATION)

A. WTO (WTO)
Oganisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization), adalah organisasi
internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan “aturan
perdagangan" diantar anggotanya. Didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan
GATT. Prinsip dan persetujuan GATT diambil oleh WTO, yang bertugas untuk
mendaftar dan memperluasnya. WTO merupakan pelanjut Organisasi Perdagangan
Internasional (ITO, International Trade Organzation). World Trade Oganization (WTO)
atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-satunya badan internasioanl secara
khusus mengaur masalah perdagangan dunia. Sistem perdagangan multilateral WTO
diatur melalui persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan oleh negara-
negara anggota. Tujuan utama WTO adalah membantu para produsen barang dan jasa,
eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan. Pemerintah Indonesia merupakan
salah satu negara pendiri World Trade Oganizaton (WTO) dan telah meratifikasi
Persetujuan Pembentukan WTO melalui Undanh-Undang Nomor 7 Tahun 1994.
Sebelum berdirinya WTO masih banyak perundingan yang dilakukan dalam rangka
mewujudkan perjanjian multilateral berkaitan dengan perdagangan antara lain:
1. 1947-1948 :
Pada tahun 1947 di Geneva daiadakan perundingan perumusan perjanjian GATT
yang menetapkan penurunan 45.000 jenis tarif dengan nilai 10 miliar dolar AS.
Perundingan ini diikuti 23 negara.
2. 1949 :
Pada tahun 1949 berlangsung perunndingan yang lebih dikenal sebagai “Perundingan
Annency”. Dalam perundingan kali ini, telah disepakati untuk meratifikasi 5000 jenis
tarif yang diikuti 33 negara.
3. 1950-1951 :
Pada periode ini berlangsung “Perundingan Torquay”, disepekati untuk meratifikasi
5,500 jenis tarif yang diikuti oleh 34 negara.
4. 1955-1956 :
Pada periode ini berlangsung “Perundingan Janewa, disepakati untuk meratifikasi
sejumlah jenis 2,5 milia5 dolar AS, diikuti oleh 34 negara.
5. 1960-1961 :
Pada perode ini berlangsung Perundingan yang lebih dikenal dengan “Putaran Dillon”
putaran GATT kali ini diikuti oleh 45 negara yang menghasilkan kesepakatan 4.400
jenis tarif dengan nilai perdagangan sejumlah 4,9 miliar dolar AS, yang diikuti oleh
34 negara.
6. 1964-1967 :
Putara GATT kali ini lebih dikenal dengan “Putaran Kennedy”, disepakati dengan
penurunan sejumlah jenis tarif dengan nilai perdagangan sejumlah 40 miliar dolar AS
dan diikuti oleh 48 negara.
7. 1973-1979 :
Putara GATT yang lebih dikenal dengan “Putaran Tokyo”, disepakati sejumlah jenis
tarif dan non-tarif dengan nilai perdagangan sejumlah 155 miliar dolar AS yang
diikuti oleh 99 negara.
8. 1986-1988 :
Dalam periode ini mengadakan perundingan mandat Deklarasi Punta Del Este.
Perundingan kali ini tidak hanya membahas peratifikasian tarif-non tarif sejumlah
komoditas dan membahas jasa dalam perdagangan dunia.
9. 1988 :
Pada bulan Desember tahun 1988 pertemuan tingkat menteri yang dikenal dengan
Mod-Term Ministerial Meeting, telah dicapai kemajuan pada 11 bidang kecuali
pertanian.
10. 1989 :
Perundingan pada April 1989 untuk meneruskan perundingan pada putaran
sebelumnya yang dedlock pada masalah pertanian.
11. 1990 :
Pada bulan Desember 1990, perundingan pada semua bidang mencapai deadlock.
12. 1991 :
Pada bulan Desember 1991,pada tingkat pejabat tinggi telah menyerhakan Draft Final
Act sebagai hasil akhir dari Uruguay Round.
13. 1992-1993 :
Pada Januari 1992, menampung reaksi negara-negara peserta , menentukan langkah
selanjutnya dan periode ini telah disepakati untuk membentuk kerangka kerja WTO.
14. 1994 :
Pada tanggal 15 April 1994 tercapai kesepakatan mengenai hasil perundingan dari
Putaran Uruguay yang ditanda tangani oleh Negara peserta yang kemudia melahirkan
WTO.
15. 1995 :
Pada tanggal 1 Jnuari 1995, WTO resmi berdiri dengan beranggotakan 146 negara
termasuk Indonesia.
Mengenai fungsi dan tujuan WTO dapat dilihat dalam Article III WTO, yaitu :
(1) Mendukung pelaksanaan, pengaturan, dan penyelenggaraan persetujuan yang telah
dicapai untuk mewujudkan sasaran perjanjian tersebut.
(2) Sebagai forum perundingan bagi negar-negara anggota mengenai perjanjian yang
telah dicapai beserta lampiran-lampirannya, termasuk keputusan-keputusan yang
ditentukan dalam Perundingan Tingkat Menteri.
(3) Mengatur pelaksanaan ketentuan mengenai penyelesaian sengketa perdagangan.
(4) Mengatur mekanisme peninjauan kebijakan di bidang perdagangan.
(5) Menciptakan kerangka penentuan kebijakan ekonomi global bekerja sama dengan
Dana Moneter Nasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) serta badan-badan
yang berafiliasi.
Adapun Sasaran yang Ingin Dicapai WTO dalam Bekerja, yaitu:
1. Non-diskriminasi
2. Lebih terbuka
3. Diprdeiksi dan transparan
4. Lebih kompetitif
5. Lebih bermanfaat bagi negara-negara kurang berkembang
6. Lindungi Lingkungan
WTO bermarkas di Jenewa, Swiss. Direktur Jenderal sekarang ini adalah Pascal Lamy
9sejak 1 september 2005). Padal Juli 2008 organisasi ini memiliki 153 negara anggota.
WTO memiliki berbagai kesepakatan perdagangan yang telah dibuat, namun
kesepakatan tersebut sebenarnya bukanlah kesepakatan yang sebenernya. Karena
kesepakatan tersebut adalah pemaksaan kehendak oleh WTO kepada negara-negara untuk
tunduk kepada keputusan-keputusan yang WTO buat.
a. Proses Terbentuknya WTO
Pada Putaran Kennedy (pertengahan tahun 1960-an) dibahas mengenai tarif dan
Persetujuan Anti Dumping (Anti Dumping Agreement). Putaran Tokyo (1973-1979)
meneruskan upaya GAAT mengurangi tarif seacar progresif. Selanjutnya adalah
Putaran Uruguay (1986-1994) yang mengarah kepada pembentukan WTO .
b. Tujuan WTO
Tujuan WTO untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan, menambah
lapangan pekerjaan,, meningkatkan produksi, dan perdagangan, juga memanfaakan
SDA.
2. Persetujuan-Persetujuan dalam WTO
Struktur Dasar Persetujuan WTO, meliputi :
a. Barang / goods (General Agreement on Tarif an Trale / GATT
b. Jasa / services (General Agreement on Trade and Services / GATS)
c. Kepemilikan intelektual (Trade-Related Aspects of Intellectual Properties /
TRIPs)
d. Penyelesaian sengketa (Dispute Settlements)
Persetujuan-Persetujuan di atas dan annexnya berhubungan antara lain dengan sektor-
sektor di bawah ini :
a) Pertanian
b) Sanitary and Phytosanitary / SPS
c) Badan pemantau Tekstil (Textiles and Clothing)
d) Standar Produk
e) Tindakan investasi yang terkait dengan perdagangan (TRIMs)
f) Tindakan anti-dumping
g) Penilaian Pabean (Customs Valuation Methods)
h) Pemeriksaan sebelum Pengapalan (Preshipment Inspection)
i) Ketentuan asal barang (Rules of Origin)
j) Lisensi Impor (Imports Liciencing)
k) Subsisi dan Tindakan Imbalan (Subsidies and Countervailing Measures)
l) Tindakan Pengaman (Safeguards)
Untuk Jasa (dalam Annex GATS) :
a. Pergerakan teanaga kerja (movement of natural persons)
b. Transportasi udara (air transport)
c. Jasa keuangan (financial services)
d. Peerkapalan (shipping)
e. Telekomunikasi (telecomunication)

3. Prinsip-Prinsip Perdagangan Multilateral WTO ;


a. MFN (Most-Favoured Nation), perlakuan yang sama terhadap mitra dagang.
b. Perlakuan Nasional (National Treatment), perlakuan yang sama atas barang-
barang impor dan lokal.
c. Transparansi (Transparancy),bersikap terbuka / transparan terhadap berbagai
kebijakan perdagangannya.

4. Deklarasi Doha
Sejak terbentuknya WTO awal tahun 1995 telah diselenggarakan lima kali
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) yang merupakan forum pengambil kebijakan
tertinggi di WTO. KTM-WTO pertama kali diselenggarakan di Singapura tahun
1996, Kedua di Jenewa tahun 1998, Ketiga di Seattle tahun 1999 dan KTM , Keempat
di Doha, Qatar tahun 2001. Sementara itu KTM Kelima diselenggarakan di Cancun,
Mexico tahun 2003.
KTM ke-4 (9-14 November 2001) yang dihadiri oleh 142 negara, menghasilkan
dokumen utama berupa Deklarasi Menteri (Deklarasi Doha), memuat mandat untuk
meneiliti program-program kerja mengenai electropnic commerce, negara-negara
kecil (economies small), serta hubungan antara perdagangan, hutang dan ahli
teknologi, dan memberikanmandat kepada anggota WTO untuk melakukan negosiasi
di berbagai bidang, termasuk isu-isu yang berkaitan dengan pelaksanaan persetujuan
yang ada.

5. Konferensi Tingkat Meneteri (KTM)


Konferensi Tingkat Menteri (KTM) V WTO berlangsung di Cancun, Meksiko
tanggal 10-14 September 2003 tidak mengeluarkan Deklarasi yang rinci dan
subtantif, karena gagal menyepakati secara konsesnsus, terutama terhadap draft teks
pertanisa, akses pasar produk non pertanian (MANAP) dan Singapur issues.

6. Kespakatan Juli 2004


Sidang Dewan Umum WTO tanggal 1 Agustus 2004 berhasil menyepakati Keputusan
Dewan Umum tentang Program Kerja Doha, yang sering juga disebut paket Juli.
Keputusan untuk tiga pilar perundingan sektor pertanian adalah :
a. Subsidi Domestik
b. Subsidi Ekspor
c. Akses Pasar

7. Persetujuan Bidang Pertanian


Persetujuan bidan pertanian menetapkan sejumlah peraturan pelaksanaan tindakan-
tindakan perdagangan di bidang pertanian, terutama yang menyangkut akses pasar,
subsis domestik dan subsidi ekspor.
B. GATT (GATT)
Pada tanggal 1 Januari 1995 WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) secara resmi berdiri.
WTO adalah organisasi perdagangan dunia penerus GATT 1947. Perbedaan GATT
dengan WTO adalah bahwa GATT hanya merupakan sekumpulan peraturan perdagangan
yang apabila terjadi persengketaan antar anggota maka GATT tidak dimungkinkan unuk
dapat menyelesaikan karena dalam GATT tidak terdapat lembaga penyelesaian sengketa.
Sementara itu prinsip GATT dan WTO adalah sama yaitu prinsp Non-discrimination dan
MFN Treatment yaitu perlakuan sama bagia setiap anggota WTO. GATT (General
Agreement on Tariffs and Trade) atau perjanjian umum tentang tarif-tarif dan
perdagangan didirikan pada tahun 1948 di Jenew, Swis. Pada waktu itu didirikan, GATT
beranggotakan 23 negara tetapi pada saat sidang terakhir di Marakesh pada 5 Ap[ril 1994
jumlah negara penandatangan sebanyak 115 negara. Kesepakatan dalam GATT yang
mulai berlaku sejak 1 Januari 1948 tertuang dalam tiga prinsip, yaitu:
a. Prinsip Resiprositas
b. Prinsip MosT Favored Nation
c. Prinsip Transparasi
WTO adalah GATT ditambah dengan banyak kelebihan. Untuk lebih jelasnya General
Agreement on Tarrifs and Trade (GATT) adalah :
a. GATT sebagai suatu persetujuan internasional, yaitu suatu dokumen yang memuat
ketentuan untuk mengatur perdagangan internasional.
b. GATT sebagai suatu organisasi internasional yang diciptakan lebih lanjut untuk
mendukung persetujuan tersebut.
Perjanjian Putaran, diantaranya :
g. Putaran Annency : (1949)
h. Putaran Torquay : (1951)
i. Putaran Janewa : (1955-1956)
j. Putaran Dillon : (1960-1962)
k. Putaran Kennedy : (1962-1967)
l. Putaran Tokyo : (1973-1979)
m. Putaran Uruguay : (1986-1994)
GATT sendiri merupakan bagian dari perjanjian internasional di bidang perdagangan
internasional yang mengikat lebih dari 120 negara. Keseluruhan negara memainkan
peranan sekitar 90% dari produk dunia. Tujuan dari persetujuan ini adalah untuk
mencipatkan suati iklim perdagangan internasional yang aman dan jelas bagi masyarakat
bisnis, serta suatu iklim perdagangan internasional, serta untuk menviptakan liberalisasi
perdagangan yang berkelanjutan di dalam penanaman modal, lapangan kerja dan
penciptaan iklim perdagangan yang sehat. Dengan tujuan demikian, sistem perdagangan
yang diupayakan GATT adalaha sitem yang dapat meningkatakan pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan di seluruh dunia.
Tujuan utama GATT dapat dilihat pada Preambulenya. Pada pokonya ada empat tujuan
yang hendak dicapai GATT, yaitu :
1. Meningkitkan taraf hidup manusia;
2. Meningkatkan kesempatan kerja;
3. Meningkatkan Pemanfaatan kekayaan alam dunia;
4. Meningkatkan produksi dan tukar-menukar barang.
Dalam mencapai tujuan, GATT memiliki 3 fungsi utama :
1. Sebagai suatu perangkat ketentuan-ketentuan aturan Multilateral yang mengatur
tindak tanduk perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan
perangkat ketentuan perdagangan
2. Sebagai suatu forum atau wadah perundingan-perundingan perdagangan.
3. GATT adalah sebagai pengadilan internasioanl dimana para anggotanya
menyelesaikan sengketa dagangnya dengan anggota-anggota GATT lainnya.
Ada 4 tujuan utama yang hendak dicapai dalam putaran Uruguay ini :
1. Menciptakan perdagangan bebas yang akan memberi keuntungan bagi semua negara
khususnya negara berkembang;
2. Meningkatkan peranan GATT dan memperbaiki sistem perdagangan multilateral
berdasarkan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan GATT yang efektif dan dapat
dipaksakan;
3. Meningkatkan ketanggapan sistem GATT terhadap perkembangan situasi
perekonomian dengan memperlancar penyesuaian struktural, mempererah hubungan
GATT dengan organisasi-organisasi internasional;
4. Mengembangkan suatu bentuk kerja =sama pada tingkat nasional dan internasional
untuk mempererat hubungan antara kebijakansanaan perdagangan
Untuk mencapai tujuan-tujuannya, GATT berpedoman pada lima prinsip utama, yaitu :
1. Prinsip Most Favoured-Nation
2. Prinsip National Treatment
3. Prinsip Larangan Rektrisi (Pembatasan) Kuantitatif
4. Prinsip Perlindungan melalui Tarif
5. Prinsip Resiprositas

C. TRIPs (TRIPs)
TRIPs (Trade Related aspects of Intellectual Property Rights), merupakan perjanjian
internasional dibidang HKI terkait perdagangan. Perjanjian ini merupakan salah satu
kesepkatan di bawah organisasi perdagangan dunia atau WTO (World Trade
Organization), yang bertujuan menyeragamkan sistem HKI di seluruh negara anggota
WTO. Ada enam jenis HKI yang dimuat dalam TRIPs :
a. Hak Paten
b. Hak Cipta
c. Merek
d. Indikasi geografis
e. Desain industri
f. Rangkaian elektronik terpadu
Beberapa Masalah dalam TRIPs :
1. Kesepakatan TRIPs dihasilkan dari proses perundingan yang tidak transpara, tidak
partisipatif, tidak seimbang dan tidak demokratis, dominasi perundingan didesakkan oleh
negara maju.
2. Teradapat indikasi bahwa TRIPs justru akan meningkatkan arus dana dari negara
berkembang ke negara maju melalui pemabayaran royalti
3. Ada indikasi TRIPs akan mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan
mengingat pelaksanaanya cenderung akan meningkatkan harga obat, termasuk obat
penyelamata serta obat esensial.
4. TRIPs juga menegasikan kepemilikan dan inovasi komunal karena subyek HKI
adalah individu atau perusahaan, padahal banyak inovasi terjadi secara komunal
sehingga pemiliknya adalah masyarakat secara kolektif.
5. TRIPs memaksakan paradigma perlindungan HKI yang seragam di negara anggota
WTO, padahal ada perbedaan mendasar dalam persepektif memandang HKI antara
negara berkembang dan negara maju.
6. Walaupun ada pasal-pasal pengaman di dalam ketentuan TRIPs, seperti lisensi
wajib, impor paralel, menajaga kesehatan publik dan lingkungan serta tidak boleh
bertentangan dengan moral publik, proses pelaksanaanya sering terhambat oleh
negara maju.
7. Dari sisi keragaman hayati, diduga akan mengarah pada monopoli kepemilikan atas
bentuk kehidupan pada sekelompok orang.
8. Pelaksaan TRIPs juga berpotensi menimbulak konflik dengan pelaksaan perjanjian
internasional dibidang lingkungan seperti Konvensi Keanekaragaman Hayati (KKH).
9. Pada Konferensi Tingkat Menteri ke IV WTO di Doha-Qatar,menghasilkansatu
deklarasi khusus yang memperbolehkan TRIPs digunakan dengan cara yang
meningkatkan pelayanan kesehatan publik, tetapi isi ketentuan TRIPs sendiri belum
diamandemen.

Prinsip Hak Kekayaan Intelektual, diantaranya :


1. Prinsip Ekonomi
2. Prinsip Keadilan
3. Prinsip Kebudayaan
4. Prinsiponal
Dasar Hukum HaKI anatara lain :
1. Perjanjian Internasional
2. Berne Convention 1883-Hak Cipta
3. Paris Convention 1886-Paten, Merek, Industri
4. Perjanjia TRIPs (agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property
Rights)-WTO 1994
5. Dan Konvensi lainnya yang berkaitan dengan Teknis anatara lain : WCT, WPPT,
Madrid Protokol, PCT.
6. Undan-Undang Nasional
7. UU No.30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
8. UU No.31 tahun 2000 tentang Desain Industri
9. UU No.32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
10. UU No.14 tahun 2001 tentang Paten
11. UU No.15 tahun 2001 tentang Merek
12. UU No.19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

D. AFTA ( AFTA)
Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area, AFTA) adalah sebuahy
persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh negara ASEAN.
Ketika persetujuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN memiliki 6 anggota, yaitu
Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan, Thailand. Vietnam bergabung pada
1955, Laos dan Myanmar pada 1997, dan Kamboja pada 1999. AFTA sekarang terdiri
dari sepuluh negara ASEAN. Keempat pendatang baru tersebut dibutuhkan untuk
menandatangani persetujuan AFTA untuk bergabung ke dalam ASEAN, namun diberi
kelonggaran waktu untuk memenuhi kewajiban penurunan tarif AFTA.

ASEAN Plus Three


ASEAN Plus Three (APT) atau Kerja sama ASEAN Plus Three (APT) adalah kerjasama
antara 10 anggota ASEAN plus China, Jepang, dan Republik Korea sejak 1997 di Kuala
Lumpur. Pada saat ASIA sedang dilanda krisis ekonomi, kerjasama yang paling menonjol
adalah bidang keungan. Dalam periode 10 tahun pertama 1997-2007 mekanisme dan
pelaksaan kerjasama APT didasarkan pada Joint Statement on East Asia Cooperation.

AFTA dibentuk pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di


Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN Free Trade (AFTA)
merupkan wujud kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdaganagan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan
regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai bisnis produksi dunia akan dicapai
dalam waktu 15 tahun (1993-2208), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan
terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Sejara organisasi AFTA (Asean Free Trade
Area). AFTA atau kawasan perdagangan bebas adalah suatu bentuk kerja sama negara-
negara anggota ASEAN untuk memberikan kawasan perdagangan bebas. Pembentukan
AFTA berdasarkan pertemuan para Menteri Ekonomi anggota ASEAN pada tahun 1994
di Chiang Mai, Thailand.

E. MEA
Masyarakan Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 (ASEAN Economic Community (AEC)),
adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antara
negara-negara ASEAN. Seluruh anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA
dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020. Salah satu hal yang menjadi
kesepakatan para pemimpin ASEAN adalah untuk melipat gandakan upaya dan
memfokuskan diri pada langkah-langkah strategis untuk mewujudkan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada tahun 2015.. Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) aadalah bentuk integrasi ekonomi asean dalam artian adanya
sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. MEA sendiri punya empat pilar
yang nantinya akan diberlakukan diseluruh negara yang tergabung didalam ASEAN
seperti pasar tunggal dan bassi produksi, membangun kawasan ekonomi yang berdaya
saing cukup tinggi mapun yang bersaing cukup kuat, membangun kawasan dengan
ekonomi yang merata ataupun merata membangun kawasan yang dengan integrasinya
penuh terhadpa perekonomian global.

Peluang dan Tantangan Indonesia dalama Kegiata Masyarakat Ekonomi Asean


1. Pada Sisi Perdagangan
Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan ekspor yang pada akhirnya akan
meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia
berupapermasalahan homogenitas komoditas yang diperjual-belikan, contohnya
komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik.
2. Pada Sisi Investasi
Kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct
Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui
perekembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya
manusia (humman capital) dan akses yang lebih mudah di pasar dunia.
3. Aspek Ketnagakerjaan
Terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak
tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka
ragam.

Resiko yang dihadapi Indonesia saat MEA


1. Competition risk
Mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negeri yang
jauh lebih berkualitas.
2. Exploitation risk
Eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak
ekosistem di Indonesia.
3. Risiko ketenagakerjaan
Dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga
kerja di negara-negara ASEAN lainnya.
Cara Menghadappi Masyarakat Ekonomi ASEAN
1. Menurut ekonom dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Edy Suandi
Hamid, pemerintah dan pelaku ekonomi harus lebih ofensif menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015 dengan memperluas pasar barang, jasa, moda, investasi, dan
pasar tenaga kerja
2. Menurut diplomat senior Makarin Wibisono juga mengintakan bahwa dalam
mengadapi MEA 2015, Indonesia perlu memperhatikan pertumbuhan dan
pengembangan sektor jasa.
3. Menurut rektor Universitas Sebelas Maret (Solo) Ravik Karsidi adalah salah satu
persiapan UNS adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dengan
hard skill dan soft skill.

2. Contoh Organisasi Perdagangan Luar Negeri

Contoh Dari Organisasi Perdagangan Luar Negeri

1. World Trade Organization


World Trade Organization (WTO) adalah organisasi yang resmi berdiri pada tanggal 1
Januari 1995. WTO dibentuk setelah penandatangan General Agreement on Tariffs and
Trade (GATT) sepakat mendirikan organisasi payung yang baru dan tetap untuk
menggantikan GATT yang sudah ada sejak tahun 1947. Dalam perkembangannya, WTO
menjadi forum bagi perundingan perdagangan antar negara, meninjau kebijakan-
kebiajakan perdagangan negara anggota, serta bekerja sama dengan World
Bank dan International Monetary Fund dalam upaya yang lebih terpadu untuk
menghasilkan kebijakan perdagangan dunia
2. International Chamber of Commerce
International Chamber of Commerce (ICC) adalah organisasi tingkat internasional
dalam bentuk badan internasional nonpemerintah yang secara khusus menyusun
berbagai kebijakan dan kesepakatan internasional di bidang perdagangan
internasional. ICC juga memberikan jasa dalam bentuk konsultasi, arbitrase, dan
fasilitas peningkatan pengetahuan melalui berbagai penerbitan dan penyelenggaraan
seminar.
3. International Development Association
International Development Association (IDA) adalah organisasi keuangan internasional
yang merupakan salah satu grup dari World Bank dan berafiliasi dengannya. IDA
dibentuk dengan tujuan memberikan kredit tanpa bunga dan dengan syarat-syarat
lunak (soft and flexible loan) kepada negara-negara berkembang berpenghasilan rendah,
untuk memajukan pembangunan ekonomi dan mendorong produktivitas sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup rakyat.

4. International Anticounterfeiting Coalition


International Anticounterfeiting Coalition (IACC) adalah organisasi internasional
nirlaba yang bergerak di bidang perlindungan Hak Milik Intelektual seperti
pengembangan hukum dan ketentuan, pelanggaran undang-undang dan lainnya. IACC
didukung oleh banyak pihak, terutama oleh para pemegang hak milik intelektual seperti
hak cipta, paten, dan lainnya, yang sering digandakan haknya tanpa izin, sehingga
merugikan pemegang hak cipta dan negara
5. Maritime Organization
International Maritime Organization (IMO) adalah organisasi kelautan internasional
yang didirikan pada tahun 1948. Kesepakatan yang ditetapkan oleh IMO sangat
berpengaruh terhadap ketentuan di bidang kelautan dan lalu lintas pelayaran dagang
internasional.
6. International Trade Centre
International Trade Centre (ITC) adalah organisasi internasional yang bertujuan untuk
mengakomodasi permintaan negara-negara berkembang dalam membentuk dan
mengembangkan program ekspor. Secara fungsional, ITC menyediakan sarana
informasi dan sarana yang menyangkut promosi ekspor dan teknik-teknik pemasaran
bagi negara berkembang.
7. International Trade Organization
International Trade Organization (ITO) adalah organisasi internasional yang terkait
dengan perdagangan internasional yang bertujuan untuk mengurangi hambatan dalam
perdagangan internasional serta mendorong pertumbuhan ekonomi dunia. Namun,
gagasan tersebut banyak mendapat tantangan politik, sehingga kemudian Amerika
Serikat menolaknya terutama akibat hubungan diplomatik dengan Kuba yang notabene
sebagai tempat pembentukan ITO. Sebagai usaha sementara dan untuk menengahi
pertentangan tersebut kemudian dibentuklah GATT yang dalam perkembangannya
justru menjadi suatu organisasi dalam mempelopori pembaruan di bidang perdagangan
internasional terutama pembentukan WTO.
8. Organization for Economic Cooperation and Development
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) adalah organisasi
internasional yang dibentuk berdasarkan Paris Convention pada tahun 1960 yang
bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan promosi di bidang ekonomi, merumuskan
dan mengoordinasikan bantuan yang akan diberikan negara anggota kepada negara-
negara sedang berkembang termasuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan
perdagangan dunia.

Anda mungkin juga menyukai