KEBIJAKAN GATT
Chintya Miranda
1111200308
Hukum Ekonomi dan Perdagangan Internasional
Email:ceemmiranda721@gmail.com
Abstrak
The purpose of the charter is not only to provide regulation or rules for world
trade, but also to make decisions about employment, commodity contracts,
restrictive trade practices, international investment, and services. The historical
seed for the creation of the GATT began with the signing of the Atlantic Charter in
August 1941. One of the goals of this charter was to create a world trading system
based on non-discrimination and the free exchange of goods and services.
• Perjanjian internasional.
• Hukum kebiasaan internasional.
• Dasar hukum umum.
• Keputusan badan.
• Pengadilan dan doktrin.
• Kontak
• Hukum Nasional.3
1
Tinjauan Umum Tentang Hukum Perdagangan Internasional.
https://repository.uir.ac.id/4993/5/bab2.pdf
2
Ibid hal. 2
3
Hukum Nasional. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG
PENGESAHAN AGREEMENT ESTABLISHING THE WORLD TRADE ORGANIZATION (PERSETUAJUAN
PEMBENTUKAN ORGANISASI PERDAGANGAN DUNIA).
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1994/7Tahun~1994UU.htm
Sumber hukum sangatlah penting dalam hukum perdagangan internasional
merupakan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Bukan hanya isinya
yang penting untuk pengaturan kebijakan perdagangan antar negara, tetapi aturan
juga berlaku sampai batas tertentu untuk aturan perdagangan antar pedagang.
Contoh yang terakhir merupakan pengaturan barang palsu atau bea cukai.
B. Metode Penelitian
C. Pembahasan
a. Sejarah GATT
GATT didirikan sebagai yayasan sementara (atau wadah) setelah Perang Dunia
II. Saat itu, masyarakat internasional menyadari perlunya lembaga multilateral
bersama dengan Bank Dunia dan IMF5, sehingga kebutuhan akan lembaga
multilateral yang berdedikasi sangat terasa. Selama Zaman Besi, sulit bagi
masyarakat internasional untuk mencapai kesepakatan tentang pembuatan dan
penghapusan pembatasan kuantitatif dan diskriminasi perdagangan. Ini untuk
mencegah terulangnya praktik proteksionis yang diperkenalkan pada tahun 1930-
an, yang memengaruhi keuangan dunia.6
4
Ibid Hal. 3
5
Long, Oliver. 1987. Law and its limitation in the GATT Multilateral Trade System, Martinus
Nijhoff Publisher
6
M.A.G. Van Merghaege, Internaisional Economic Institutions (Te Netherlands: Kluwer, 1987)
Dikatakan, pada awal berdirinya, ada 23 negara yang bergabung sebagai
anggota pertama. Itu juga 23 yang menyusun dan mengedit piagam Organisasi
Perdagangan Internasional, yang kemudian direncanakan sebagai organisasi khusus
PBB.
Tujuan dari piagam tersebut tidak hanya untuk memberikan regulasi atau aturan
untuk perdagangan dunia, tetapi juga untuk membuat keputusan tentang pekerjaan,
kontrak komoditas, praktik pembatasan perdagangan, investasi internasional, dan
jasa. Padahal, benih sejarah terciptanya GATT dimulai dengan ditandatanganinya
Piagam Atlantik pada Agustus 1941. Salah satu tujuan dari piagam ini merupakan
untuk menciptakan sistem perdagangan dunia berdasarkan nondiskriminasi dan
pertukaran bebas barang dan jasa.
Untuk tujuan ini, beberapa negosiasi dan negosiasi terjadi pada tahun 1943-
1944, terutama antara Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Kanada. Pada 6
Desember, Amerika Serikat pertama kali mengusulkan perlunya pembentukan
Organisasi Perdagangan Internasional (ITO). Menurut versi Amerika, tujuan
organisasi ini pada saat itu merupakan liberalisasi perdagangan secara bertahap,
perang melawan monopoli, peningkatan permintaan bahan mentah, dan koordinasi
kebijakan perdagangan negara.7 ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial)
menyambut baik usulan untuk mendirikan organisasi perdagangan. Badan khusus
PBB ini mengungkapkan keinginan untuk mengadakan kongres, di mana negara-
negara berhasil menunjuk komisi persiapan. Pengadilan komisi berlangsung di
London dari 18 Oktober hingga 26 Desember 1946. Komisi berhasil menyelesaikan
proyek piagam untuk London. Namun, para anggota yang menghadiri pertemuan
ini tidak dapat menyetujui pengesahan draf piagam tersebut.
7
Ibid.
8
Ibid.
mengadakan pertemuan kedua dari tanggal 20 Januari sampai 25 Februari 1947 di
Lake Success, New York. Pertemuan ini membahas masalah-masalah khusus atau
terbatas. Pertemuan itu tidak membahas masalah-masalah penting, tetapi pertemuan
penting diadakan di Jenewa dari April hingga November 1947. Dari 10 April hingga
22 Agustus, Komite Persiapan melanjutkan pekerjaannya pada proyek Piagam ITO,
dan dari 10 April hingga 30 Oktober, negosiasi bilateral dilakukan antara negara-
negara anggota komisi, termasuk Brasil, Myanmar, Ceylon, dan Pakistan. dan
Rhodesia Selatan. Hasil perundingan konsesi bersama (reciprocal Taff Cancersion)
dituangkan dalam perjanjian GATT yang ditandatangani pada tanggal 30 Oktober
1947. Hasil perundingan juga memuat kodifikasi sementara hubungan dagang antar
negara penandatangan. Berdasarkan spesifikasi protokol 30 Oktober 1947, GATT
didirikan pada 1 Januari 1948 bersama dengan ITO.9
9
M.A.G. Van Meerghaeghe, op.cit.
10
Ibid.
b. Ketentuan ketentuan Perdagangan
Untuk mencapai tujuan tujuannya, GATT berpedoman pada lima prinsip utama.
Prinsip yang dimaksud merupakan sebagai berikut:
Perlakuan nasional termasuk dalam Pasal III GATT. Menurut prinsip ini,
produk yang diimpor dari suatu negara harus diperlakukan sama dengan produk
dalam negeri.” Prinsip ini berlaku luas. Prinsip ini juga berlaku untuk semua jenis
pajak dan pungutan lainnya. Itu berlaku untuk hukum dan peraturan. . Undangan,
perjanjian dan persyaratan (undang-undang) tentang penjualan, pembelian,
transportasi, distribusi atau penggunaan produk di pasar domestik. Prinsip dasar
dibandingkan dengan prinsip utama GATT lainnya. Kedua prinsip ini menjadi
prinsip regulasi komersial yang kemudian lahir dalam Uruguay Round of
Agreements. Prinsip ini disebutkan, misalnya, dalam Pasal 3 Perjanjian TRIPS.
Kedua prinsip ini juga diterapkan dalam GATS (General Agreement on Trade and
Services). Dalam perjanjian GATS, negara-negara anggota WTO wajib
memperlakukan satu sama lain secara setara. most-favoured-nation treatment)
terhadap jasa atau penyedia jasa dan posisi negara dalam hubungannya dengan
negara lain.12
11
Olivier Long. Op.cit. hlm 8-11.
12
Ibid.
Ketentuan dasar GATT merupakan larangan pembatasan kuantitatif, yang
merupakan kendala utama pembatasan GATT. Tindakan ekspor atau impor
kuantitatif dalam bentuk apa pun (misalnya menetapkan kuota impor atau ekspor,
pembatasan penggunaan lisensi impor atau ekspor, kontrol pembayaran untuk
produk yang diimpor atau diekspor) umumnya dilarang (Pasal 9). Hal ini karena
praktik tersebut mengganggu praktik bisnis normal. Pembatasan kuantitatif saat ini
tidak umum di negara maju. Namun, tekstil, logam, dan produk tertentu yang
sebagian besar berasal dari negara berkembang masih sering terkena hambatan ini.
Namun dalam praktiknya, ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
13
Ibid.
cara ini untuk melindungi industri dalam negerinya dan juga untuk menarik
pendapatan negara tersebut.14
Prinsip ini merupakan prinsip dasar GATT. Prinsip ini muncul dalam
Pembukaan GATT dan diterapkan dalam perundingan kepabeanan atas dasar timbal
balik dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.” Paragraf 3 Pembukaan
GATT menyatakan sebagai berikut. Menciptakan prospek dengan memastikan
pengurangan tarif dan berbagai jenis perdagangan yang saling menguntungkan dan
efektif secara fundamental, serta perlakuan diskriminatif terhadap barang-barang
Tiongkok dalam perdagangan internasional
Sekitar dua pertiga negara anggota GATT merupakan negara berkembang yang
masih dalam tahap awal perkembangan ekonominya. Untuk memfasilitasi
perkembangannya, Bagian baru, Bagian 4, yang memuat tiga Pasal (Pasal 36
sampai 38) ditambahkan ke dalam GATT pada tahun 1965. Tujuan dari tiga pasal
baru dalam bagian ini merupakan untuk mendorong negara-negara maju untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi negara-negara maju. negara berkembang.
Bagian 4 mengakui kebutuhan negara berkembang untuk menyediakan akses pasar
yang lebih murah. Bagian ini juga melarang negara berkembang untuk menciptakan
hambatan baru ekspor dari negara berkembang. Negara maju juga mau mengakui
bahwa mereka tidak mencari timbal balik dalam negosiasi untuk mengurangi atau
menghilangkan tarif dan hambatan perdagangan lainnya di negara berkembang.15
GATT memiliki 38 pasal. Secara garis besar, pasal-pasal ini dibagi menjadi
empat bagian berikut:
14
Ibid.
15
Ibid.
16
GATT. Op.cit. hlm. 19.
Bagian pertama memuat dua maksud, yakni:
b) Pasal II berisi penurunan tarif yang disepakati berdasarkan penurunan tarif yang
disepakati. Perjanjian Penghapusan Tarif akan dimasukkan dalam Lampiran
Ketentuan Perjanjian GATT dan akan menjadi bagian dari Perjanjian GATT.
Bagian kedua memuat 30 pasal dari 3 sampai 22. Bagian ketiga terdiri dari
11 bab. Pasal 24 mengatur bagaimana anion dan zona perdagangan bebas dapat
mensyaratkan pengecualian terhadap prinsip most favoured nation Pasal 25
menentukan tindakan pemerintah negara-negara anggota GATT. Pasal ini juga
mengenal beberapa pengecualian terhadap (www) Aturan GATT, Pasal 26 sampai
dengan 35, yaitu Pasal-pasal yang memuat penerapan GATT, berupa Pengangkatan
dan Pemberlakuan Ketentuan GATT (Pasal 26); Status pabean (kondisi) negara
ketiga (Pasal 27); Ketentuan tentang negosiasi pabean dan perubahan tarif bea cukai
(Pasal 28), hubungan antara GATT dan Piagam Havana (Pasal 29), perubahan
GATT (Pasal 30), penarikan anggota GATT (Pasal 31), pembatasan pihak yang
membuat kontrak (Keanggotaan GATT) (Pasal 32), Anggota Aksesi GATT (Pasal
34) dan Non-aplikasi Aturan GATT tertentu oleh Anggota GATT tertentu (Pasal
35).
Bagian keempat terdiri dari tiga pasal (Pasal 36-38) yang ditambahkan pada
tahun 1965. Pasal 36 mengakui kebutuhan khusus negara berkembang di bidang
perdagangan internasional. Pasal 37 mengatur kewajiban negara (maju) untuk
memberikan bantuan finansial dan komersial kepada negara berkembang, kecuali
ada alasan kuat untuk tidak melaksanakan pasal ini Pasal 38 mengatur tindakan
bersama negara anggota untuk mendukung perdagangan negara berkembang.
D. Penutup
1. Kesimpulan
GATT sebagai arus perdagangan yang diciptakan pada tahun 1947 masih
penting bahkan penting untuk masa depan. Aturan dan prinsip yang mengaturnya
termasuk aturan yang dapat diterima oleh hampir banyak negara (walaupun
keanggotaan tiap negara berbeda-beda). Secara khusus, prinsip nondiskriminasi
merupakan prinsip yang memang dapat diterima secara universal.
2. Saran
E. Daftar Pustaka
Adolf, Huala. 2020. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Long, Olivier. 1987. Law And Its Limitations in the GATT Multilateral Trade System.
Martinus Nijhoff Publisher.