Anda di halaman 1dari 11

PERDAGANGAN INTERNASIONAL BERDASARKAN

KEBIJAKAN GATT
Chintya Miranda
1111200308
Hukum Ekonomi dan Perdagangan Internasional
Email:ceemmiranda721@gmail.com

Abstrak

International trade is a process of exchange based on the voluntary will of


each country. The motive is to profit from the business or profit from the business.
Trade is currently a very important economic activity so no country in the world
does not participate in trade, be it intra-regional, inter-regional, or cross-border
trade. This business conducts buying and selling transactions abroad, when we buy
it is called import, and when we sell it is called export.

The purpose of the charter is not only to provide regulation or rules for world
trade, but also to make decisions about employment, commodity contracts,
restrictive trade practices, international investment, and services. The historical
seed for the creation of the GATT began with the signing of the Atlantic Charter in
August 1941. One of the goals of this charter was to create a world trading system
based on non-discrimination and the free exchange of goods and services.

Investigation of this problem uses a descriptive method with a normative legal


research approach. This method is carried out through a review of written sources,
namely through a study of the principles and legal system.

Keyword:GATT, World, Internasional Trade.


A. Pendahuluan

Hukum Perdagangan internasional adalah badan aturan yang mengatur


hubungan bisnis dan komersial sipil. Peraturan hukum tersebut mengatur
kesepakatan bisnis di berbagai negara. Hukum dagang internasional adalah bidang
hukum yang berkembang pesat. Cakupan dari bidang hukum ini sangatlah luas.
Hubungan perdagangan yang bersifat transnasional di alam dapat mengambil
banyak bentuk, dari bentuk sederhana seperti pertukaran, jual dan beli barang atau
komoditas (hasil pertanian, perkebunan, dll.) hingga hubungan atau kesepakatan
bisnis yang kompleks.1

Hukum Dagang internasional merupakan perdagangan antara penduduk suatu


negara berdasarkan kesepakatan bersama dengan penduduk negara lainnya.
Populasi yang relevan dapat ada antara individu (individu dan individu), individu
dan pemerintah satu negara, atau antara pemerintah satu negara dan pemerintah
negara lain. Dibandingkan dengan bisnis domestik, bisnis internasional sangat
kompleks dan rumit.2 Hukum Perdangan internasional memiliki beberapa sumber
hukum untuk menjadi bahan acuan bagi setiap Tindakan yang diambil,
daripadanya:

• Perjanjian internasional.
• Hukum kebiasaan internasional.
• Dasar hukum umum.
• Keputusan badan.
• Pengadilan dan doktrin.
• Kontak
• Hukum Nasional.3

1
Tinjauan Umum Tentang Hukum Perdagangan Internasional.
https://repository.uir.ac.id/4993/5/bab2.pdf
2
Ibid hal. 2
3
Hukum Nasional. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG
PENGESAHAN AGREEMENT ESTABLISHING THE WORLD TRADE ORGANIZATION (PERSETUAJUAN
PEMBENTUKAN ORGANISASI PERDAGANGAN DUNIA).
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1994/7Tahun~1994UU.htm
Sumber hukum sangatlah penting dalam hukum perdagangan internasional
merupakan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Bukan hanya isinya
yang penting untuk pengaturan kebijakan perdagangan antar negara, tetapi aturan
juga berlaku sampai batas tertentu untuk aturan perdagangan antar pedagang.
Contoh yang terakhir merupakan pengaturan barang palsu atau bea cukai.

General Agreement on Tariffs and Trade/GATT (General Agreement on Tariffs


and Trade) merupakan perjanjian perdagangan multilateral yang bertujuan untuk
menciptakan perdagangan yang bebas dan adil serta berkontribusi dalam
terciptanya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi untuk mewujudkan
kesejahteraan manusia.4

B. Metode Penelitian

Penyelidikan masalah ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan


penelitian hukum normatif. Metode ini dilaksanakan melalui penelaahan terhadap
sumber-sumber tertulis, yaitu melalui penelaahan asas-asas dan sistem hukum.

C. Pembahasan
a. Sejarah GATT

GATT didirikan sebagai yayasan sementara (atau wadah) setelah Perang Dunia
II. Saat itu, masyarakat internasional menyadari perlunya lembaga multilateral
bersama dengan Bank Dunia dan IMF5, sehingga kebutuhan akan lembaga
multilateral yang berdedikasi sangat terasa. Selama Zaman Besi, sulit bagi
masyarakat internasional untuk mencapai kesepakatan tentang pembuatan dan
penghapusan pembatasan kuantitatif dan diskriminasi perdagangan. Ini untuk
mencegah terulangnya praktik proteksionis yang diperkenalkan pada tahun 1930-
an, yang memengaruhi keuangan dunia.6

4
Ibid Hal. 3
5
Long, Oliver. 1987. Law and its limitation in the GATT Multilateral Trade System, Martinus
Nijhoff Publisher
6
M.A.G. Van Merghaege, Internaisional Economic Institutions (Te Netherlands: Kluwer, 1987)
Dikatakan, pada awal berdirinya, ada 23 negara yang bergabung sebagai
anggota pertama. Itu juga 23 yang menyusun dan mengedit piagam Organisasi
Perdagangan Internasional, yang kemudian direncanakan sebagai organisasi khusus
PBB.

Tujuan dari piagam tersebut tidak hanya untuk memberikan regulasi atau aturan
untuk perdagangan dunia, tetapi juga untuk membuat keputusan tentang pekerjaan,
kontrak komoditas, praktik pembatasan perdagangan, investasi internasional, dan
jasa. Padahal, benih sejarah terciptanya GATT dimulai dengan ditandatanganinya
Piagam Atlantik pada Agustus 1941. Salah satu tujuan dari piagam ini merupakan
untuk menciptakan sistem perdagangan dunia berdasarkan nondiskriminasi dan
pertukaran bebas barang dan jasa.

Untuk tujuan ini, beberapa negosiasi dan negosiasi terjadi pada tahun 1943-
1944, terutama antara Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Kanada. Pada 6
Desember, Amerika Serikat pertama kali mengusulkan perlunya pembentukan
Organisasi Perdagangan Internasional (ITO). Menurut versi Amerika, tujuan
organisasi ini pada saat itu merupakan liberalisasi perdagangan secara bertahap,
perang melawan monopoli, peningkatan permintaan bahan mentah, dan koordinasi
kebijakan perdagangan negara.7 ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial)
menyambut baik usulan untuk mendirikan organisasi perdagangan. Badan khusus
PBB ini mengungkapkan keinginan untuk mengadakan kongres, di mana negara-
negara berhasil menunjuk komisi persiapan. Pengadilan komisi berlangsung di
London dari 18 Oktober hingga 26 Desember 1946. Komisi berhasil menyelesaikan
proyek piagam untuk London. Namun, para anggota yang menghadiri pertemuan
ini tidak dapat menyetujui pengesahan draf piagam tersebut.

Setelah kegagalan ini, negara-negara besar membentuk sebuah komisi. Bagian


Perancang yang keanggotaannya meliputi Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya,
Prancis, dan negara-negara Benelux. Tugas komisi ini merupakan menemukan
formula baru untuk merencanakan organisasi bisnis baru.8 Komisi baru ini

7
Ibid.
8
Ibid.
mengadakan pertemuan kedua dari tanggal 20 Januari sampai 25 Februari 1947 di
Lake Success, New York. Pertemuan ini membahas masalah-masalah khusus atau
terbatas. Pertemuan itu tidak membahas masalah-masalah penting, tetapi pertemuan
penting diadakan di Jenewa dari April hingga November 1947. Dari 10 April hingga
22 Agustus, Komite Persiapan melanjutkan pekerjaannya pada proyek Piagam ITO,
dan dari 10 April hingga 30 Oktober, negosiasi bilateral dilakukan antara negara-
negara anggota komisi, termasuk Brasil, Myanmar, Ceylon, dan Pakistan. dan
Rhodesia Selatan. Hasil perundingan konsesi bersama (reciprocal Taff Cancersion)
dituangkan dalam perjanjian GATT yang ditandatangani pada tanggal 30 Oktober
1947. Hasil perundingan juga memuat kodifikasi sementara hubungan dagang antar
negara penandatangan. Berdasarkan spesifikasi protokol 30 Oktober 1947, GATT
didirikan pada 1 Januari 1948 bersama dengan ITO.9

Pertemuan penting keempat berlangsung di Havana (21/11/1947-24/3/1948),


dimana perwakilan dari 66 negara membahas ITO-Pugam. Pertemuan tersebut
berhasil meratifikasi Piagam Havana. Namun, pada pertengahan 1950-an, negara-
negara peserta mengalami kesulitan untuk meratifikasinya. Sejak itu, ITO menjadi
hampir tidak efektif. Para negosiator GATT menerbitkan perjanjian internasional
baru, yaitu Protocol on Provisional Application (Treaty), yang
mengimplementasikan GATT untuk sementara (sementara). Teks GATT diubah
pada tahun 1954-1955. Ada dua perubahan penting. Pertama, penerbitan Protokol
yang mengubah Bagian 1 dan Pasal 29 dan 30, dan Protokol yang mengubah
Pembukaan serta Bagian 2 dan 3. Protokol pertama memerlukan persetujuan semua
pihak. Namun karena Uruguay tidak meratifikasinya, protokol ini berakhir pada 1
Januari 1968. Pada saat yang sama, pada 28 November 1957, protokol lain mulai
berlaku. Pada tahun 1965 GATT mendapat tambahan baru yaitu bagian keempat.
Bagian ini sebenarnya mulai berlaku pada tanggal 8 Februari 1965 dan berlaku
efektif pada tanggal 27 Juni 1965. Bagian ini secara khusus mengatur manfaat
perluasan ekspor ke negara berkembang (Pasal 36-38)."10

9
M.A.G. Van Meerghaeghe, op.cit.
10
Ibid.
b. Ketentuan ketentuan Perdagangan

Untuk mencapai tujuan tujuannya, GATT berpedoman pada lima prinsip utama.
Prinsip yang dimaksud merupakan sebagai berikut:

1. Prinsip paling populer

Prinsip Mott-favoured-nation (MFN) terkandung dalam Pasal I GATT.


Prinsip ini mensyaratkan agar kebijakan perdagangan dilaksanakan secara tidak
diskriminatif. Menurut asas ini, semua negara anggota wajib memperlakukan
negara lain secara setara dalam pelaksanaan dan kebijakan baik kebijakan impor
maupun ekspor dan lainnya.11

2. Prinsip Perlakuan Nasional

Perlakuan nasional termasuk dalam Pasal III GATT. Menurut prinsip ini,
produk yang diimpor dari suatu negara harus diperlakukan sama dengan produk
dalam negeri.” Prinsip ini berlaku luas. Prinsip ini juga berlaku untuk semua jenis
pajak dan pungutan lainnya. Itu berlaku untuk hukum dan peraturan. . Undangan,
perjanjian dan persyaratan (undang-undang) tentang penjualan, pembelian,
transportasi, distribusi atau penggunaan produk di pasar domestik. Prinsip dasar
dibandingkan dengan prinsip utama GATT lainnya. Kedua prinsip ini menjadi
prinsip regulasi komersial yang kemudian lahir dalam Uruguay Round of
Agreements. Prinsip ini disebutkan, misalnya, dalam Pasal 3 Perjanjian TRIPS.
Kedua prinsip ini juga diterapkan dalam GATS (General Agreement on Trade and
Services). Dalam perjanjian GATS, negara-negara anggota WTO wajib
memperlakukan satu sama lain secara setara. most-favoured-nation treatment)
terhadap jasa atau penyedia jasa dan posisi negara dalam hubungannya dengan
negara lain.12

3. Prinsip pembatasan kuantitatif (pembatasan).

11
Olivier Long. Op.cit. hlm 8-11.
12
Ibid.
Ketentuan dasar GATT merupakan larangan pembatasan kuantitatif, yang
merupakan kendala utama pembatasan GATT. Tindakan ekspor atau impor
kuantitatif dalam bentuk apa pun (misalnya menetapkan kuota impor atau ekspor,
pembatasan penggunaan lisensi impor atau ekspor, kontrol pembayaran untuk
produk yang diimpor atau diekspor) umumnya dilarang (Pasal 9). Hal ini karena
praktik tersebut mengganggu praktik bisnis normal. Pembatasan kuantitatif saat ini
tidak umum di negara maju. Namun, tekstil, logam, dan produk tertentu yang
sebagian besar berasal dari negara berkembang masih sering terkena hambatan ini.
Namun dalam praktiknya, ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

• Pertama, untuk mencegah kekurangan produk esensial di negara


pengekspor;
• kedua, melindungi barang-barang rumah tangga, terutama produk pertanian
dan perikanan;
• ketiga, berdasarkan escape clause (Pasal 19), untuk mengamankan
pertumbuhan impor ke dalam negeri, misalnya untuk melindungi ancaman
produksi dalam negeri, keempat, untuk melindungi neraca pembayaran
(asing) (Pasal 2). Namun, pembatasan tersebut tidak boleh melampaui apa
yang diperlukan untuk melindungi neraca pembayarannya. Pembatasan ini
juga harus dikurangi secara bertahap dan bahkan dihapus ketika tidak lagi
diperlukan.13

4. Prinsip perlindungan pabean

Pada prinsipnya, GATT mengizinkan tindakan perlindungan terhadap


industri dalam negeri hanya melalui tarif (peningkatan tingkat pajak impor) dan
bukan melalui tindakan perdagangan lainnya (tindakan perdagangan non tarif).
Proteksi yang diberikan oleh tarif ini jelas menunjukkan tingkat proteksi yang
diberikan dengan tetap memungkinkan persaingan yang sehat.20 Sebagai kebijakan
untuk mengatur impor barang ekspor dari luar negeri, pemberlakuan tarif ini masih
diperbolehkan dalam GATT. Negara-negara GATT biasanya sering menggunakan

13
Ibid.
cara ini untuk melindungi industri dalam negerinya dan juga untuk menarik
pendapatan negara tersebut.14

5. Prinsip timbal balik

Prinsip ini merupakan prinsip dasar GATT. Prinsip ini muncul dalam
Pembukaan GATT dan diterapkan dalam perundingan kepabeanan atas dasar timbal
balik dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.” Paragraf 3 Pembukaan
GATT menyatakan sebagai berikut. Menciptakan prospek dengan memastikan
pengurangan tarif dan berbagai jenis perdagangan yang saling menguntungkan dan
efektif secara fundamental, serta perlakuan diskriminatif terhadap barang-barang
Tiongkok dalam perdagangan internasional

6. Perlakuan khusus untuk negara berkembang

Sekitar dua pertiga negara anggota GATT merupakan negara berkembang yang
masih dalam tahap awal perkembangan ekonominya. Untuk memfasilitasi
perkembangannya, Bagian baru, Bagian 4, yang memuat tiga Pasal (Pasal 36
sampai 38) ditambahkan ke dalam GATT pada tahun 1965. Tujuan dari tiga pasal
baru dalam bagian ini merupakan untuk mendorong negara-negara maju untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi negara-negara maju. negara berkembang.
Bagian 4 mengakui kebutuhan negara berkembang untuk menyediakan akses pasar
yang lebih murah. Bagian ini juga melarang negara berkembang untuk menciptakan
hambatan baru ekspor dari negara berkembang. Negara maju juga mau mengakui
bahwa mereka tidak mencari timbal balik dalam negosiasi untuk mengurangi atau
menghilangkan tarif dan hambatan perdagangan lainnya di negara berkembang.15

c. Garis Besar Ketentuan dalam GATT16

GATT memiliki 38 pasal. Secara garis besar, pasal-pasal ini dibagi menjadi
empat bagian berikut:

14
Ibid.
15
Ibid.
16
GATT. Op.cit. hlm. 19.
Bagian pertama memuat dua maksud, yakni:

a) Pasal 1 memuat pasal utama yang memaparkan prinsip-prinsip utama GATT,


yaitu kewajiban negara-negara anggota untuk menerapkan klausula bangsa yang
paling disukai kepada semua anggotanya.

b) Pasal II berisi penurunan tarif yang disepakati berdasarkan penurunan tarif yang
disepakati. Perjanjian Penghapusan Tarif akan dimasukkan dalam Lampiran
Ketentuan Perjanjian GATT dan akan menjadi bagian dari Perjanjian GATT.

Bagian kedua memuat 30 pasal dari 3 sampai 22. Bagian ketiga terdiri dari
11 bab. Pasal 24 mengatur bagaimana anion dan zona perdagangan bebas dapat
mensyaratkan pengecualian terhadap prinsip most favoured nation Pasal 25
menentukan tindakan pemerintah negara-negara anggota GATT. Pasal ini juga
mengenal beberapa pengecualian terhadap (www) Aturan GATT, Pasal 26 sampai
dengan 35, yaitu Pasal-pasal yang memuat penerapan GATT, berupa Pengangkatan
dan Pemberlakuan Ketentuan GATT (Pasal 26); Status pabean (kondisi) negara
ketiga (Pasal 27); Ketentuan tentang negosiasi pabean dan perubahan tarif bea cukai
(Pasal 28), hubungan antara GATT dan Piagam Havana (Pasal 29), perubahan
GATT (Pasal 30), penarikan anggota GATT (Pasal 31), pembatasan pihak yang
membuat kontrak (Keanggotaan GATT) (Pasal 32), Anggota Aksesi GATT (Pasal
34) dan Non-aplikasi Aturan GATT tertentu oleh Anggota GATT tertentu (Pasal
35).

Bagian keempat terdiri dari tiga pasal (Pasal 36-38) yang ditambahkan pada
tahun 1965. Pasal 36 mengakui kebutuhan khusus negara berkembang di bidang
perdagangan internasional. Pasal 37 mengatur kewajiban negara (maju) untuk
memberikan bantuan finansial dan komersial kepada negara berkembang, kecuali
ada alasan kuat untuk tidak melaksanakan pasal ini Pasal 38 mengatur tindakan
bersama negara anggota untuk mendukung perdagangan negara berkembang.
D. Penutup
1. Kesimpulan

GATT sebagai arus perdagangan yang diciptakan pada tahun 1947 masih
penting bahkan penting untuk masa depan. Aturan dan prinsip yang mengaturnya
termasuk aturan yang dapat diterima oleh hampir banyak negara (walaupun
keanggotaan tiap negara berbeda-beda). Secara khusus, prinsip nondiskriminasi
merupakan prinsip yang memang dapat diterima secara universal.

2. Saran

Masalah terbesar aturan GATT adalah penerapannya, terutama di negara


berkembang. GATT mengidentifikasi tujuan pentingnya, yaitu untuk meningkatkan
taraf hidup umat manusia; Meningkatkan pekerjaan, meningkatkan penggunaan
sumber daya alam dunia, dan meningkatkan produksi dan perdagangan. Kurangnya
pemahaman tentang aturan GATT menyebabkan kesulitan dalam menggunakan
aturan tersebut untuk kepentingan komersial negara yang bersangkutan. Dengan
kata lain, tujuan baik yang disebutkan di atas tidak tercapai.

E. Daftar Pustaka

Adolf, Huala. 2020. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Indonesia, Undang Undang Republik. "PENGESAHAN AGREEMENT ESTABLISHING


THE WORLD TRADE ORGANIZATION (PERSETUAJUAN PEMBENTUKAN
ORGANISASI PERDAGANGAN DUNIA)." NOMOR 7 TAHUN 1994.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1994/7Tahun~1994UU.htm

Long, Olivier. 1987. Law And Its Limitations in the GATT Multilateral Trade System.
Martinus Nijhoff Publisher.

Marghaege, M.A.G. Van. 1987. Internasional Economic Institution . The Netherlands :


Kluwer.

"Tinjauan Umum Mengenai Hukum Perdagangan Internasional." repository.uir.ac.id.


https://repository.uir.ac.id/4993/5/bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai