Hukum S1
PERTEMUAN 7
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
1
Huala Adolf, Hukum Perdagagan Internasional, Raja Grafindo Persada, Depok, 2021, Hal. 98
2
Oliver Long, Law and its Limitations in the GATT, Multilateral System, Martinus Nijhoff Publishers, 1987,P
101.
1
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
Pada akhirnya GATT berubah atau lebih tepatnya diambil alih menjadi salah satu
perjanjian ekonomi multilateral dalam wadah WTO, sebagai salah satu pilar dari Bretton
Woods System selain IMF dan World Bank.
Sejarah WTO
3
Munir Fuady, Hukum Dagang Internasional (Aspek Hukum dari WTO), Citra Aditya Bakti, Bandung 2004,
Hal. 1.
4
Paul R Krugman & Obstfeld, Maurice, International Economics Theory and Policy, Fifth Edition, NJ; Addisan-
Wesley Publishing Company, hlm. 235.
2
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
3
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
Saat ini, WTO menjadi wadah negosiasi sejumlah perjanjian baru di bawah
Doha Development Agenda (DDA). Pengambilan keputusan di WTO umumnya
dilakukan berdasarkan konsensus oleh seluruh negara anggota. Lembaga ini menjadi
forum negosiasi perdagangan dan merupakan organisasi yang secara sistematis
berupaya untuk menghilangkan pembatas dalam hubungan perdagangan antara
negara. Khusunya negara berkembang yang cenderung sering dipojokan pada posisi
5
https://www.wto.org/english/docs_e/legal_e/04-wto_e.htm
6
Serlika Aprita dan Rio Aditya, Hukum Perdagangan Internasional, Rajawali Press, Depok, 2020, Hal. 185.
4
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
yang dalam banyak hal cenderung menyulitkan bagi mereka untuk mencoba
melaksanakan pembangunan secara otonom (autonomous development). WTO
harapkan untuk menghasilkan kondisi-kondisi yang bersifat timbal balik dan saling
menguntungkan, serta dapat menciptakan sistem perdagangan dunia yang mengatur
masalah-masalah perdagangan agar lebih bersaing secara terbuka, adil dan sehat
sehingga semua negara dapat menarik manfaatnya. Keterbukaan perdagangan
tersebut dibentuk dengan kesepakatan antar negara anggota untuk menghilangkan
hambatan-hambatan dagang yang diterapkan oleh masing-masing negara untuk
memproteksi pasar dalam negerinya, seperti hambatan berupa restriksi kuantitatif
(kuota perdagangan), lisensi impor dan ekspor, serta isu keamanan dan kesehatan
lingkungan. Dalam melaksanakan kegiatan perdagangannya, sangatlah besar
kemungkinannya terjadi permasalahan, bahkan terjadi sengketa didalamnya. Guna
mengatasi kendala-kendala tersebut di dalam WTO juga telah diatur dan ditetapkan
mekanisme penyelesian sengketa dagang antar negara anggotnya yang disebut
sebagai Dispute Settlement Understanding (DSU). Salah satu yang juga menjadi
kelebihan dari WTO adalah karena WTO tidak berdasarkan dari kekuatan (power),
tetapi berdasarkan peraturan. Hal ini membantu beberapa pihak seperti negara-negara
berkembang ataupun kecil untuk mendapatkan kedudukan dan bargaining power yang
sama dengan negara besar. Begitu pula sebaliknya, hal tersebut juga sangat
membantu pihak negara besar untuk tidak terjebak dalam negosiasi bilateral yang
kompleks dengan tiap-tiap negara mitra dagangnya. Namun demikian dalam
prakteknya, masih terdapat kelemahan di dalam sistem WTO di mana tidak semua
negara-negara berkembang yang menjadi anggota WTO berhasil untuk memajukan
perekonomian negaranya. Banyak negara berkembang yang masih belum bisa
mengimbangi sistem perdagangan bebas WTO, yang malah menjadi bumerang untuk
negaranya sendiri, karena terlalu banyak mengimpor barang dari negara lain. Selain itu
terdaoat fakta banyak kasus negara-negara yang melanggar aturan WTO, tetapi sanksi
yang diberikan oleh WTO terhadap negara yang melanggar tidak bisa seutuhnya
membuat negara tersebut menjalankan hukuman yang diberikan WTO. Dengan kata
lain, peraturan dalam WTO (sama seperti organisasi internasional lainnya) tidak bisa
secara utuh mengikat negara- negara yang menjadi anggotanya.
5
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
6
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
Dari rata-rata sebesar 38% di tahun 1948, pada tahun 1994 telah jatuh menjadi sekitar
4% saja. Dalam Putaran Uruguay, komitmen negara-negara terhadap akses pasar yang
lebih besar dicapai, antara lain melalui penurunan suku bunga yang dilakukan oleh lebih
dari 120 negara. Komitmen negara-negara ini dituangkan dalam 22.500 halaman
national tariff schedules. Dalam pengurangan tarif ini, WTO mensyaratkan agar
pengurangan tersebut dapat diturunkan sampai 40% (khususnya terhadap produk-
produk industri di negara-negara maju) untuk jangka waktu 5 tahun sejak pendirian
WTO (tahun 2000). Pada waktu Putaran Uruguay ditutup (1994), tingkat tarif yang
umumnya berlaku adalah sekitar 6,8%. Dengan tingkat tarif yang menurun demikian,
diharapkan akan terjadi peningkatan penerimaan produk-produk industri maju yang
memperoleh pembebasan bea masuk (yakni dari 20% menjadi 4% di negara-negara
maju). Sementara upaya eliminasi atas keberadaan hambatan dagang non tarif
dilakukan dalam bentuk larangan adanya restriksi kuantitatif terhadap ekspor atau
impor dalam bentuk apa pun (misalnya, penetapan kuota impor atau ekspor, restriksi
penggunaan lisensi impor atau ekspor, pengawasan pembayaran produk-produk impor
atau ekspor). Namun demikian, dalam pelaksanaannya, restriksi kuantitatif dapat
dilakukan dalam hal: pertama, untuk mencegah terkurasnya produk- produk esensial di
negara pengekspor; kedua, untuk melindungi pasar dalam negeri, khususnya yang
menyangkut produk pertanian dan perikanan; ketiga, untuk mengamankan,
berdasarkan escape clause , meningkatnya impor yang berlebihan (increase of imports)
di dalam negeri sebagai upaya untuk melindungi, misalnya, terancamnya produksi
dalam negeri; keempat, untuk melindungi neraca pembayaran (luar negerinya).
Meskipun demikian, restriksi tersebut tidak boleh diterapkan di luar yang diperlukan
untuk melindungi neraca pembayarannya. Restriksi itu pun secara progresif harus
dikurangi bahkan dihilangkan apabila tidak dibutuhkan kembali. Pengecualian tersebut
telah diperluas pada negara-negara sedang berkembang. Dalam hal ini negara tersebut
dapat memberlakukan restriksi kuantitatif untuk mencegah terkurasnya valuta asing
(devisa) mereka yang disebabkan oleh adanya permintaan untuk impor yang diperlukan
bagi pembayaran atau karena mereka sedang mendirikan atau memperluas produksi
dalam negerinya.
7
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
C. Kesimpulan
Salah satu organisasi internasional dalam perdagangan dunia adalah World
Trade Organization (WTO). Dalam kontek multilateral, WTO bahkan merupakan satu-
satunya organisasi perdagangan internasional yang beranggotakan mayoritas negara
di dunia.Sejarah pembentukan WTO diawali dengan pembentukan GATT 1947. Tujuan
pembentukan GATT adalah untuk menciptakan suatu iklim perdagangan internasional
yang aman dan jelas bagi masyarakat bisnis serta untuk menciptakan liberalisasi
perdagangan yang berkelanjutan, lapangan kerja dan iklim perdagangan yang sehat.
GATT pada awalnya bertujuan untuk mendirikan suatu organisasi perdagangan dunia
dan menginisiasinya dengan perundingan yang menghasilkan konsesi timbal balik
dibidang tarif (reciprocal tariffs concession) Namun ITO tidak berhasil didirikan,
terutama disebabkan karena Amerika Serikat menolak untuk meratifikasinya di mana
Kongres Amerika Serikat khawatir wewenangnya dalam menentukan kebijakan
Amerika Serikat semakin berkurang. Pada akhirnya GATT diambil alih dan dijadikan
menjadi salah satu perjanjian ekonomi multilateral dalam wadah WTO yang didirikan
secara resmi sejak tanggal 1 Januari 1995 sebagai organisasi perdagangan dunia
penerus GATT 1947 sebagai hasil dari disepakatinya Uruguay Round (Putaran
Uruguay).
WTO berfungsi melaksanakan berbagai perjanjian sebagaimana yang
terkandung dalam Final Act Uruguay. Putaran Uruguay sendiri memiliki tujuan yaitu
untuk menciptakan sistem perdagangan internasional yang lebih bebas dan adil dengan
tetap memperhatikan kepentingan negara-negara berkembang dengan cara
mewujudkan liberalisasi perdagangan di antara para anggota melalui penghapusan
hambatan dagang baik yang bersifat tarif maupun non tarif.
8
Universitas Pamulang Hukum Dagang Internasional
Hukum S1
Soal :
1. Jelaskan hubungan antara GATT 1947 dengan pembentukan WTO!
2. Apa saja keuntungan yang dapat diambil dari adanya kerjasama perdagangan
internasonal dalam konteks liberalisasi perdagangan? Jelaskan!
3. Bagaimana keberadaan tarif digunakan oleh negara-negara di dunia untuk
melakukan proteksi perdagangan dalam negerinya? Jelaskan!
4. Jelaskan fungsi dari WTO !
5. Jelaskan apa saja jenis-jenis hambatan dagang yang bersifat non-tarif? apakah
hambatan tersebut diperolehkan oleh WTO? Jelaskan!
E. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Internet
https://www.wto.org/english/docs_e/legal_e/04-wto_e.htm