Anda di halaman 1dari 15

ORGANISASI INTERNASIONAL DI BIDANG PERDAGANGAN

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Internasional

Dosen Pengampu:

Erry Fitrya Primadhany, S.HI, M.H.

Disusun Oleh:

Siti Selviana 2112130132

Jamilatunnisa 2112130136

Norrahimah 2112130189

M. Rif’at Habibie 2132110254

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA

2023M/1445H
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Organisasi

Internasional di Bidang Perdagangan”.

Tak ada gading yang tak retak karena itu kami sebagai tim penulis menyadari bahwa

dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, baik dari sisi materi maupun

penulisannya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai masukan

maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi penulis dan seluruh

pembaca.

Palangka Raya, 31 Agustus 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................................2

D. Metode Penulisan................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4

A. Sejarah Terbentuknya Organisasi Perdagangan Internasional GATT – WTO..........4

B. Aturan-Aturan Perdagangan Internasional GATT – WTO..........................................5

C. Kewenangan Organisasi Perdagangan Internasional GATT – WTO...........................9

BAB III PENUTUP......................................................................................................................11

A. Kesimpulan........................................................................................................................11

B. Saran..................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan perdagangan antarnegara atau yang dikenal sekarang yaitu

perdagangan internasional mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

waktu. Dinamika perdagangan internasional dan berbagai permasalahan yang kompleks

sebagai bagian dari konsekuensi dari suatu hubungan perdagangan yang sering terjadi

dalam dunia bisnis.1

Ciri khas dari perdagangan internasional yaitu adanya hubungan dagang yang

dilakukan antarlintas Negara yang dilakukan oleh para pelaku usaha dengan mengikuti

suatu sistem aturan tertentu dan spesifik. Dalam upaya membangun hubungan

perdagangan antar Negara yang tertib, perlu adanya ketentuan-ketentuan yang berupa

aturan-aturan hukum yang bersifat mengatur yang diterima sebagai suatu kesepakatan

bersama yang bertujuan menjamin agar terciptanya suatu perdagangan secara

internasional yang adil.2

Beberapa Negara besar mencoba membentuk organisasi di bidang perdagangan

internasional untuk menciptakan tata perdagangan yang teratur telah dimulai sejak pasca

perang dunia kedua. Saat itu, telah direncanakan berdirinya organisasi perdagangan

internasional yang popular dengan nama International Trade Organization (ITO). Namun,

ITO gagal berdiri karena Amerika Serikat tidak setuju dengan usulan tersebut pada tahun

1950, karena melihat beberapa perusahaan dan pihak-pihak ortodoks yang justru akan

1
Christhophorus Barutu, Ketentuan Antidumping Subsidi dan Tindakan Pengamanan (Safeguard) dalam
GATT dan WTO (t.t: PT Citra Aditya Bakti, 2018), hlm. 1.
2
Ibid., hlm. 1-2.

1
2

menjadi pelanggaran terhadap kedaulatan nasional dan peraturan yang ada. Karena ITO

gagal berdiri, maka selama beberapa decade perdagangan internasional diatur melalui

General Agreement on Traffis and Trade (GATT) yang telah disetujui sejak tahun 1947

dan belaku efektif mulai sejak 1 januari 1948.3

WTO merupakan organisasi perdagangan dunia penerus GATT. GATT dan WTO

sama-sama merupakan wadah dalam mendorong terciptanya perdagangan internasional

yang adil dengan menghilangkan unsur-unsur penghambat yang dapat merusak sistem

perdagangan yang seharusnya. Setiap anggota wajib tunduk pada kesepakatan dan

menjalankan sistem perdagangan sesuai ketentuan GATT dan WTO.4

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ditulis di atas maka penulis mengambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah terbentuknya organisasi perdagangan internasional GATT -

WTO?

2. Apa saja aturan – aturan perdagangan internasional dalam GATT – WTO?

3. Apa saja kewenangan organisasi perdagangan internasional GATT – WTO?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas ialah

sebagai berikut:

1. Memahami sejarah terbentuknya organisasi perdagangan internasional GATT - WTO.

2. Memahami aturan-aturan perdagangan internasional dalam GATT – WTO.

3. Memahami kewenangan dari organisasi perdagangan internasional GATT –WTO.

3
I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja, Buku Ajar Hukum Perdagangan Internasional (t.t: Udayana
University Press, 2021), hlm. 3.
4
Ibid 1., hlm. 3.
3

D. Metode Penulisan

Jenis penulisan yang digunakan penulis adalah library research (kajian pustaka).

Dengan demikian, pembahasan dalam makalah ini dilakukan berdasarkan telaah pustaka

serta beberapa tulisan yang ada relevansinya dengan objek kajian. Dalam hal ini objek

yang penulis maksud adalah buku-buku dan artikel jurnal yang berkaitan dengan

organisasi internasional di bidang perdagangan dan sumber-sumber pendukung lainnya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Terbentuknya Organisasi Perdagangan Internasional GATT – WTO

General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) atau Persetujuan Umum

Mengenai Tarif dan Perdagangan adalah suatu perjanjian internasional di bidang

perdagangan internasional yang mengikat lebih 120 negara. GATT yang berlaku sejak

tahun 1948 bukan suatu organisasi tetapi hanya merupakan persetujuan multilateral yang

berisi ketentuan dan disiplin dalam mengatur perilaku antar negara dalam kegiatan

perdagangan internasional.5

Tujuan dari persetujuan GATT yaitu untuk menciptakan iklim dalam perdagangan

internasional yang aman dan jelas bagi masyarakat bisnis, serta untuk menciptakan

liberalisasi perdagangan yang berkelanjutan di dalam penanaman modal, lapangan kerja,

dan penciptaan iklim perdagangan yang sehat.6

WTO terbentuk sejak tahun 1995, merupakan organisasi internasional yang

mengatur perdagangan internasional, WTO berjalan berdasarkan kesepakatan oleh

sejumlah besar Negara di dunia dan disahkan dari serangkaian perjanjian serta negosiasi.

Tujuan dari perjanjian WTO yaitu untuk membantu produsen barang dan jasa, ekspor dan

impor dalam melakukan kegiatannya.7

Pembentukan WTO berasal dari negosiasi Putaran Uruguay serta perundingan

sebelumnya di bawah GATT. Prinsip pembentukan WTO yaitu untuk mengupayakan

keterbukaan batas wilayah, memberikan jaminan atas prinsip Most Favoured Nation

5
Ibid 1., hlm. 6.
6
Ibid,.
7
Serlika Aprita, Rio Adhitya, Hukum Perdagangan Internasional, (Depok: PT RajaGrafindo Persada,
2020), hlm. 187-188.

4
5

(MFN) dan perlakuan tidak boleh diskriminasi antar Negara anggota, serta komitmen

terhadap transparansi dalam semua kegiatan.8

B. Aturan-Aturan Perdagangan Internasional GATT – WTO

Salah satu sumber hukum penting dalam perdagangan internasional yaitu berasal

dari peraturan yang dibuat GATT. Muatan di dalamnya tidak saja penting dalam

mengatur kebijakan perdagangan antar Negara tetapi juga dalam taraf tertentu

menyangkut pula aturan perdagangan antara pengusaha. Sejak lahirnya WTO pada tahun

1995 membawa perubahan yang penting untuk GATT. WTO mengambil alih GATT

menjadikannya salah satu lampiran WTO serta prinsip-prinsip GATT menjadi kerangka

aturan bagi bidang-bidang baru dalam perjanjian WTO, khususnya perjanjian mengenai

jasa (GATS), Penanaman Modal (TRIMs), dan perjanjian mengenai perdagangan yang

berkaitan dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual (TIPs).9

Tujuan utama GATT yang hendak dicapai yaitu meningkatkan taraf hidup umat

manusia, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pemanfaatan kekayaan alam

dunia, meningkatkan produksi dan tukar menukar barang.10

GATT memiliki tiga fungsi utama untuk mencapai tujuannya: pertama, sebagai

suatu perangkat ketentuan (aturan) multilateral yang mengatur transaksi perdagangan

yang dilakukan oleh Negara anggota GATT dengan memberikan suatu perangkat

ketentuan perdagangan. Kedua, sebagai suatu wadah perundingan perdagangan. Di sini

diupayakan agar praktek perdagangan dapat dibebaskan dari rintangan-rintangan yang

mengganggu (liberalisasi perdagangan). Selain itu, GATT mengupayakan agar aturan

8
Ibid,.
9
Evita Isretno Israhadi, “Bahan Ajar HukumDagang Internasional” (Magister Hukum—Universitas
Borobudur, Jakarta, Agustus 2018), hlm. 22.
10
Ibid 7., hlm. 194.
6

atau praktek perdagangan demikian itu menjadi jelas baik melalui pembukaan pasar

nasional atau melalui penegakan dan penyebarluasan pemberlakuan peraturannya.11

Hadirnya organisasi dagang internasional atau WTO melahirkan berbagai

ketentuan yang mewarnai perdagangan internasional, menempatkan organisasi ini

sebagai organisasi berpengaruh dalam perdagangan internasional. Indonesia sebagai

bagian dari anggota WTO juga harus mengikuti aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang

ada dalam organisasi tersebut. Aturan-aturan WTO tersebut dituangkan ke dalam hukum

nasional, lalu Indonesia telah meratifikasi (pengesahan) persetujuan pembentukan WTO

melalui UU No. 7 Tahun 1994 Tentang Pengesahan Agreement Establishing The World

Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia).12

Berbagai prinsip dasar sebagai landasan GATT yang berdasarkan atas

serangkaian pemikiran atau konsep yang integral. Komponen dari prinsip-prinsip dasar

GATT tersebut tentunya tertanam pula dalam teks General Agreement sebagai sumber

yuridis tersebut dapat berpijak pada suatu sistematika konsepsional yang berlandasan

kuat, maka dianggap perlu untuk membahas secara singkat prinsip dasar tersebut.

Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:13

a. Prinsip Most Favored Nation atau Nondiskriminasi

MFN merupakan prinsip utama yang menjadi dasar GATT yaitu prinsip bahwa

perdagangan internasional antara anggota GATT harus dilakukan secara

nondiskriminasi. Satu Negara tidak boleh diberi perlakuan lebih baik atau lebih buruk

11
Ibid., hlm. 194.
12
Yudha Aji Pangestu, Bernard Sipahutar, Budi Ardianto, “Harmonisasi Prinsip Perdagangan Internasional
pada GATT dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan”, Uti Possidetis: Journal of
International Law, Vol. 2, No. 1 (2021), hlm. 85.
13
Suardi dan Mallawa, “Pengaturan World Trade Organization Hukum Internasional Serta Konflik
Kepentingan Antara Negara Maju dan Negara Berkembang”, Inspirasi, No. XIII (Januari 2012), hlm 6-10.
7

daripada Negara lain, semua Negara harus ditempatkan pada kedudukan yang sama

dan harus turut menerima menikmati peluang yang tercapai dalam leberalisasi

perdagangan internasional dan memikul kewajiban bersama.

Prinsip ini terdapat pengecualian terdapat pada Pasal XXIV yaitu adanya regional

trade arrangement atau perjanjian perdagangan regional dalam bentuk customs union

atau free trade area dan kasus pengecualian terhadap Negara-negara berkembang.

b. Prinsip National Treatment

Prinsip ini melarang perbedaan perlakuan antara barang asing dan barang

domestic yang berarti bahwa pada saat suatu barang impor telah masuk kepasaran

dalam negeri suatu anggota, dan setelah melalui daerah pabean serta membayar bea

masuk, maka barang impor tersebut harus diperlakukan secara tidak lebih buruk

daripada hasil dalam negeri.

c. Prinsip Tarif sebagai Instrumen Tunggal untuk Proteksi

Maksud dari prinsip ini adalah proteksi yang diberikan terhadap barang impor,

dapat diterapkan dengan cara yang lebih jelas atau transparan, dan dampak distorasi

akibat proteksi tersebut dapat terlihat secara lebih jelas.

d. Prinsip Tarif Binding

Tarif binding atau suatu komitmen yang mengikat Negara-negara anggota supaya

tidak meningkatkan bea masuk terhadap barang impor setelah masuk dalam daftar

komitmen binding.

e. Prinsip Persaingan yang Adil

Aturan GATT juga mengandung prinsip persaingan yang adil.


8

f. Prinsip Larangan terhadap Restriksi Kuantitatif

Larangan umum terhadap restriksi yang bersifat kuantitatif, yaitu kuota dan jenis

pembatasan yang serupa. Tetapi terdapat beberapa pengecualian yang diperbolehkan

GATT yaitu:

1. Pembatasan kuantitatif yang diterapkan oleh Negara anggota dalam hal suatu

Negara menghadapi masalah dalam neraca pembayaran (Pasal XII).

2. Pengecualian di atas diperluas pada Pasal XVIII restriksi kuantitatif boleh

diperlakukan oleh suatu Negara berkembang untuk mencegah mengecilnya

cadangan devisa yang dimilikinya akibat peningkatan impor, yang disebabkan

oleh program pembangunan mereka atau yang disebabkan oleh peningkatan

produksi dalam negeri.

g. Prinsip Waiver dan Pembatasan Darurat Terhadap Impor

Pengecualian dalam bentuk waiver yang telah diizinkan adalah perkecualian yang

diambil oleh Amerika Serikat dalam melaksanakan kebijaksanaan pertaniannya, yang

sebenarnya melanggar GATT, tetapi karena telah diterapkan sebelum adanya GATT

maka langkah dan kebijaksanaan tersebut memperoleh waiver.

Dalam kasus tertentu suatu Negara dapat menghadapi suasana darurat yang

memerlukan penanganan dengan mengambil langkah proteksi karena industri dalam

negerinya menghadapi masalah. Pasal XIX mengizinkan suatu Negara mengambil

langkah proteksi tersebut.

Aturan-aturan hukum yang terdapat dalam kerangka WTO telah menjadi suatu

tatanan hukum internasional yang mengikat sebagian besar Negara di dunia, tetapi bukan
9

berarti aturan-aturan itu menjadi aturan yang sacral tidak bisa dirubah. Karena pada

dasarnya hukum internasional yang terbentuk dalam kerangka WTO merupakan

kumpulan dari kesepakatan yang tertuang dalam sebuah perjanjian internasional.14

C. Kewenangan Organisasi Perdagangan Internasional GATT – WTO

Hukum perdagangan internasional memberikan kepastian hukum, menciptakan

ketertiban bagi subjek-subjek hukum internasional dalam melakukan aktivitas ekonomi

internasional yang akhirnya diharapkan dapat menciptakan keadilan dan kesejahteraan

bagi seluruh bangsa di dunia. Menggunakan sistem perdagangan multilateral WTO masih

jauh lebih baik daripada jika tidak ada sistem apa pun yang mengatur perdagangan

antarnegara.15

Menurut Christina L Davis, dosen ilmu politik dari Princeton University ada

empat alasan mengapa suatu kerangka aturan hukum dapat membantu Negara-negara

berkembang untuk melawan praktek diskriminatif Negara-negara kuat atas ekspor

mereka: Pertama, tersedianya pilihan untuk mengajukan gugatan hukum memberikan

kekuatan kepada Negara berkembang untuk memaksa Negara maju datang ke meja

perundingan untuk membicarakan permintaan mereka. Kedua, aturan penyelesaian

sengketa WTO yakni Dispute Settlement Understanding (DSU) menjadikan hukum

perdagangan internasional sebagai acuan (standar) guna mencapai kesepakatan. Ketiga,

menggunakan aturan yang disepakati bersama akan memudahkan Negara berkembang

mendapatkan sekutu yang memiliki kepentingan serupa untuk mendukung kasus mereka.

14
Ibid., hlm. 14.
15
Sefriani, Peran Hukum Internasional (Dalam Hubungan Internasional Kontemporer), Jakarta: Kharisma
Putra Utama Offset, Oktober 2016, hlm. 232.
10

Keempat, kepentingan ekonomi jangka panjang untuk mendukung peraturan mendorong

dipatuhinya aturan-aturan tersebut.16

Tujuan utama WTO adalah untuk menciptakan persaingan sehat dibidang

perdagangan internasional bagi para anggotanya hal ini untuk mewujudkan keadilan bagi

setiap Negara dalam menjalankan perdagangan internasional. Tujuan tersebut diperluas

pula guna melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:17

a. WTO memperkenalkan pemikiran “pembangunan berkelanjutan” dalam

pemanfaatan sumber kekayaan dunia dan kebutuhan melindungi serta

melestarikan lingkungan yang sesuai dengan tingkat-tingkat pembangunan

ekonomi yang berbeda-beda.

b. WTO mengakui adanya upaya-upaya positif guna mendapat kepastian bahwa

Negara-negara sedang berkembang, dan khususnya Negara-negara yang

kurang beruntung, mendapat bagian perkembangan yang lebih baik dalam

perdagangan internasional.

WTO sebagai organisasi perdagangan internasional memiliki peran dalam

penyelesaian sengketa dagang. WTO adalah tempat dimana setiap pemerintah Negara

anggota memilih setiap masalah dagang yang dihadapi dengan masing-masing Negara

lain. WTO bukan hanya meliberalisasi perdagangan, dan dalam beberapa hal keadaan

peraturannya mendukung mengeleminasi hambatan perdagangan misalnya untuk

melindungi konsumen, mencegah penyebaran penyakit atau melindungu lingkungan.18

16
Hata, Hukum Internasional (Sejarah dan Perkembangan Hingga Pasca Perang Dunia), (Malang: Setara
Press, 2012), hlm. 175-176.
17
Niken Larasati Adhystya, “Peran WTO dalam Penyelesaian Sengketa Biodiesel Antara Indonesia dan
Uni Eropa Tahun 2014-2017” (Skripsi—Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta, 2019), hlm. 6.
18
Ibid., hlm. 7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan materi susunan pemerintahan di atas dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. WTO terbentuk sejak tahun 1995, merupakan organisasi internasional yang mengatur

perdagangan internasional, WTO berjalan berdasarkan kesepakatan oleh sejumlah

besar Negara di dunia dan disahkan dari serangkaian perjanjian serta negosiasi.

2. Aturan-aturan WTO dituangkan ke dalam hukum nasional, lalu Indonesia telah

meratifikasi (pengesahan) persetujuan pembentukan WTO melalui UU No. 7 Tahun

1994 Tentang Perdagangan.

3. Hukum perdagangan internasional memberikan kepastian hukum, menciptakan

ketertiban bagi subjek-subjek hukum internasional dalam melakukan aktivitas

ekonomi internasional yang akhirnya diharapkan dapat menciptakan keadilan dan

kesejahteraan bagi seluruh bangsa di dunia.

B. Saran

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki penulis,

maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih luas lagi

diharapkan kepada pembaca untuk membaca materi dari berbagai referensi lain. Dalam

makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada para pembaca agar terus

mempelajari dan memahami ilmu yang berkaitan dengan pembahasan materi pada

makalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adhystya, Niken Larasati. "Peran WTO dalam Penyelesaian Sengketa Biodiesel Antara
Indonesia dan Uni Eropa Tahun 2014-2017." Skripsi--Universitas Muhammadiyah,
Yogyakarta, 2019.

Aprita, Serlika, and Rio Adhitya. Hukum Perdagangan Internasional. Depok: PT Raja Grafindo
Persada, 2020.

Barutu, Christhopushorus. Ketentuan Antidumping Subsidi dan Tindakan Pengamanan


(Safeguard) dalam GATT dan WTO. t.t.: PT Citra Aditya Bakti, 2018.

Hata. Hukum Internasional (Sejarah dan Perkembangan Hingga Pasca Perang Dunia). Malang:
Setara Press, 2012.

Israhadi, Evita Isretno. "Bahan Ajar Hukum Dagang Internasional." Magister Hukum--
Universitas Borobudur, Jakarta, Agustus 2018.

Pangestu, Yudha Aji, Bernard Sipahutar, and Budi Ardianto. "Harmonisasi Prinsip Perdagangan
Internasional pada GATT dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan." Uti Possidetis: Journal of International Law, Vol. 2, No. 1, 2021.

Sefriani. Peran Hukum Internasional (Dalam Hubungan Internasional Kontemporer). Jakarta:


Kharisma Putra Utama Offset, Oktober 2016.

Suardi, and Mallawa. "Pengaturan World Trade Organization Hukum Internasional Serta Konflik
Kepentingan Antar Negara Maju dan Negara Berkembang." Inspirasi, No. XIII, Januari
2012.

Widiatedja, I Gusti Ngurah Parikesit. Buku Ajar Hukum Perdagangan Internasional. t.t.:
Udayana University Press, 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai