Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Internasional
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Jamilatunnisa 2112130136
Norrahimah 2112130189
2023M/1445H
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Organisasi
Tak ada gading yang tak retak karena itu kami sebagai tim penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, baik dari sisi materi maupun
penulisannya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai masukan
maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi penulis dan seluruh
pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
D. Metode Penulisan................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Kesimpulan........................................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai bagian dari konsekuensi dari suatu hubungan perdagangan yang sering terjadi
Ciri khas dari perdagangan internasional yaitu adanya hubungan dagang yang
dilakukan antarlintas Negara yang dilakukan oleh para pelaku usaha dengan mengikuti
suatu sistem aturan tertentu dan spesifik. Dalam upaya membangun hubungan
perdagangan antar Negara yang tertib, perlu adanya ketentuan-ketentuan yang berupa
aturan-aturan hukum yang bersifat mengatur yang diterima sebagai suatu kesepakatan
internasional untuk menciptakan tata perdagangan yang teratur telah dimulai sejak pasca
perang dunia kedua. Saat itu, telah direncanakan berdirinya organisasi perdagangan
internasional yang popular dengan nama International Trade Organization (ITO). Namun,
ITO gagal berdiri karena Amerika Serikat tidak setuju dengan usulan tersebut pada tahun
1950, karena melihat beberapa perusahaan dan pihak-pihak ortodoks yang justru akan
1
Christhophorus Barutu, Ketentuan Antidumping Subsidi dan Tindakan Pengamanan (Safeguard) dalam
GATT dan WTO (t.t: PT Citra Aditya Bakti, 2018), hlm. 1.
2
Ibid., hlm. 1-2.
1
2
menjadi pelanggaran terhadap kedaulatan nasional dan peraturan yang ada. Karena ITO
gagal berdiri, maka selama beberapa decade perdagangan internasional diatur melalui
General Agreement on Traffis and Trade (GATT) yang telah disetujui sejak tahun 1947
WTO merupakan organisasi perdagangan dunia penerus GATT. GATT dan WTO
yang adil dengan menghilangkan unsur-unsur penghambat yang dapat merusak sistem
perdagangan yang seharusnya. Setiap anggota wajib tunduk pada kesepakatan dan
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ditulis di atas maka penulis mengambil rumusan masalah
sebagai berikut:
WTO?
Adapun tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas ialah
sebagai berikut:
3
I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja, Buku Ajar Hukum Perdagangan Internasional (t.t: Udayana
University Press, 2021), hlm. 3.
4
Ibid 1., hlm. 3.
3
D. Metode Penulisan
Jenis penulisan yang digunakan penulis adalah library research (kajian pustaka).
Dengan demikian, pembahasan dalam makalah ini dilakukan berdasarkan telaah pustaka
serta beberapa tulisan yang ada relevansinya dengan objek kajian. Dalam hal ini objek
yang penulis maksud adalah buku-buku dan artikel jurnal yang berkaitan dengan
PEMBAHASAN
perdagangan internasional yang mengikat lebih 120 negara. GATT yang berlaku sejak
tahun 1948 bukan suatu organisasi tetapi hanya merupakan persetujuan multilateral yang
berisi ketentuan dan disiplin dalam mengatur perilaku antar negara dalam kegiatan
perdagangan internasional.5
Tujuan dari persetujuan GATT yaitu untuk menciptakan iklim dalam perdagangan
internasional yang aman dan jelas bagi masyarakat bisnis, serta untuk menciptakan
sejumlah besar Negara di dunia dan disahkan dari serangkaian perjanjian serta negosiasi.
Tujuan dari perjanjian WTO yaitu untuk membantu produsen barang dan jasa, ekspor dan
keterbukaan batas wilayah, memberikan jaminan atas prinsip Most Favoured Nation
5
Ibid 1., hlm. 6.
6
Ibid,.
7
Serlika Aprita, Rio Adhitya, Hukum Perdagangan Internasional, (Depok: PT RajaGrafindo Persada,
2020), hlm. 187-188.
4
5
(MFN) dan perlakuan tidak boleh diskriminasi antar Negara anggota, serta komitmen
Salah satu sumber hukum penting dalam perdagangan internasional yaitu berasal
dari peraturan yang dibuat GATT. Muatan di dalamnya tidak saja penting dalam
mengatur kebijakan perdagangan antar Negara tetapi juga dalam taraf tertentu
menyangkut pula aturan perdagangan antara pengusaha. Sejak lahirnya WTO pada tahun
1995 membawa perubahan yang penting untuk GATT. WTO mengambil alih GATT
menjadikannya salah satu lampiran WTO serta prinsip-prinsip GATT menjadi kerangka
aturan bagi bidang-bidang baru dalam perjanjian WTO, khususnya perjanjian mengenai
jasa (GATS), Penanaman Modal (TRIMs), dan perjanjian mengenai perdagangan yang
Tujuan utama GATT yang hendak dicapai yaitu meningkatkan taraf hidup umat
GATT memiliki tiga fungsi utama untuk mencapai tujuannya: pertama, sebagai
yang dilakukan oleh Negara anggota GATT dengan memberikan suatu perangkat
8
Ibid,.
9
Evita Isretno Israhadi, “Bahan Ajar HukumDagang Internasional” (Magister Hukum—Universitas
Borobudur, Jakarta, Agustus 2018), hlm. 22.
10
Ibid 7., hlm. 194.
6
atau praktek perdagangan demikian itu menjadi jelas baik melalui pembukaan pasar
bagian dari anggota WTO juga harus mengikuti aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang
ada dalam organisasi tersebut. Aturan-aturan WTO tersebut dituangkan ke dalam hukum
melalui UU No. 7 Tahun 1994 Tentang Pengesahan Agreement Establishing The World
serangkaian pemikiran atau konsep yang integral. Komponen dari prinsip-prinsip dasar
GATT tersebut tentunya tertanam pula dalam teks General Agreement sebagai sumber
yuridis tersebut dapat berpijak pada suatu sistematika konsepsional yang berlandasan
kuat, maka dianggap perlu untuk membahas secara singkat prinsip dasar tersebut.
MFN merupakan prinsip utama yang menjadi dasar GATT yaitu prinsip bahwa
nondiskriminasi. Satu Negara tidak boleh diberi perlakuan lebih baik atau lebih buruk
11
Ibid., hlm. 194.
12
Yudha Aji Pangestu, Bernard Sipahutar, Budi Ardianto, “Harmonisasi Prinsip Perdagangan Internasional
pada GATT dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan”, Uti Possidetis: Journal of
International Law, Vol. 2, No. 1 (2021), hlm. 85.
13
Suardi dan Mallawa, “Pengaturan World Trade Organization Hukum Internasional Serta Konflik
Kepentingan Antara Negara Maju dan Negara Berkembang”, Inspirasi, No. XIII (Januari 2012), hlm 6-10.
7
daripada Negara lain, semua Negara harus ditempatkan pada kedudukan yang sama
dan harus turut menerima menikmati peluang yang tercapai dalam leberalisasi
Prinsip ini terdapat pengecualian terdapat pada Pasal XXIV yaitu adanya regional
trade arrangement atau perjanjian perdagangan regional dalam bentuk customs union
atau free trade area dan kasus pengecualian terhadap Negara-negara berkembang.
Prinsip ini melarang perbedaan perlakuan antara barang asing dan barang
domestic yang berarti bahwa pada saat suatu barang impor telah masuk kepasaran
dalam negeri suatu anggota, dan setelah melalui daerah pabean serta membayar bea
masuk, maka barang impor tersebut harus diperlakukan secara tidak lebih buruk
Maksud dari prinsip ini adalah proteksi yang diberikan terhadap barang impor,
dapat diterapkan dengan cara yang lebih jelas atau transparan, dan dampak distorasi
Tarif binding atau suatu komitmen yang mengikat Negara-negara anggota supaya
tidak meningkatkan bea masuk terhadap barang impor setelah masuk dalam daftar
komitmen binding.
Larangan umum terhadap restriksi yang bersifat kuantitatif, yaitu kuota dan jenis
GATT yaitu:
1. Pembatasan kuantitatif yang diterapkan oleh Negara anggota dalam hal suatu
Pengecualian dalam bentuk waiver yang telah diizinkan adalah perkecualian yang
sebenarnya melanggar GATT, tetapi karena telah diterapkan sebelum adanya GATT
Dalam kasus tertentu suatu Negara dapat menghadapi suasana darurat yang
Aturan-aturan hukum yang terdapat dalam kerangka WTO telah menjadi suatu
tatanan hukum internasional yang mengikat sebagian besar Negara di dunia, tetapi bukan
9
berarti aturan-aturan itu menjadi aturan yang sacral tidak bisa dirubah. Karena pada
bagi seluruh bangsa di dunia. Menggunakan sistem perdagangan multilateral WTO masih
jauh lebih baik daripada jika tidak ada sistem apa pun yang mengatur perdagangan
antarnegara.15
Menurut Christina L Davis, dosen ilmu politik dari Princeton University ada
empat alasan mengapa suatu kerangka aturan hukum dapat membantu Negara-negara
kekuatan kepada Negara berkembang untuk memaksa Negara maju datang ke meja
mendapatkan sekutu yang memiliki kepentingan serupa untuk mendukung kasus mereka.
14
Ibid., hlm. 14.
15
Sefriani, Peran Hukum Internasional (Dalam Hubungan Internasional Kontemporer), Jakarta: Kharisma
Putra Utama Offset, Oktober 2016, hlm. 232.
10
perdagangan internasional bagi para anggotanya hal ini untuk mewujudkan keadilan bagi
perdagangan internasional.
penyelesaian sengketa dagang. WTO adalah tempat dimana setiap pemerintah Negara
anggota memilih setiap masalah dagang yang dihadapi dengan masing-masing Negara
lain. WTO bukan hanya meliberalisasi perdagangan, dan dalam beberapa hal keadaan
16
Hata, Hukum Internasional (Sejarah dan Perkembangan Hingga Pasca Perang Dunia), (Malang: Setara
Press, 2012), hlm. 175-176.
17
Niken Larasati Adhystya, “Peran WTO dalam Penyelesaian Sengketa Biodiesel Antara Indonesia dan
Uni Eropa Tahun 2014-2017” (Skripsi—Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta, 2019), hlm. 6.
18
Ibid., hlm. 7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
1. WTO terbentuk sejak tahun 1995, merupakan organisasi internasional yang mengatur
besar Negara di dunia dan disahkan dari serangkaian perjanjian serta negosiasi.
B. Saran
maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih luas lagi
diharapkan kepada pembaca untuk membaca materi dari berbagai referensi lain. Dalam
makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada para pembaca agar terus
mempelajari dan memahami ilmu yang berkaitan dengan pembahasan materi pada
makalah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Adhystya, Niken Larasati. "Peran WTO dalam Penyelesaian Sengketa Biodiesel Antara
Indonesia dan Uni Eropa Tahun 2014-2017." Skripsi--Universitas Muhammadiyah,
Yogyakarta, 2019.
Aprita, Serlika, and Rio Adhitya. Hukum Perdagangan Internasional. Depok: PT Raja Grafindo
Persada, 2020.
Hata. Hukum Internasional (Sejarah dan Perkembangan Hingga Pasca Perang Dunia). Malang:
Setara Press, 2012.
Israhadi, Evita Isretno. "Bahan Ajar Hukum Dagang Internasional." Magister Hukum--
Universitas Borobudur, Jakarta, Agustus 2018.
Pangestu, Yudha Aji, Bernard Sipahutar, and Budi Ardianto. "Harmonisasi Prinsip Perdagangan
Internasional pada GATT dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan." Uti Possidetis: Journal of International Law, Vol. 2, No. 1, 2021.
Suardi, and Mallawa. "Pengaturan World Trade Organization Hukum Internasional Serta Konflik
Kepentingan Antar Negara Maju dan Negara Berkembang." Inspirasi, No. XIII, Januari
2012.
Widiatedja, I Gusti Ngurah Parikesit. Buku Ajar Hukum Perdagangan Internasional. t.t.:
Udayana University Press, 2021.
12