Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PENYELESAIAN SENGKETA DALAM

ORGANISASI PERDAGANGAN DUNIA /


WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

Oleh :
Nama : Putri Novalia
NIM : 2018010262030
Dosen : Dr. Hj. Sri Sutatiek, S.H.,M.Hum
Mata Kuliah : Peran Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER HUKUM


UNIVERSITAS JAYABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa. Atas

rahmat-Nya, makalah yang berjudul : “SISTEM PENYELESAIAN SENGKETA

DALAM ORGANISASI PERDAGANGAN DUNIA / WORLD TRADE

ORGANIZATION (WTO)” telah terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada Ibu Dr.

Hj. Sri Sutatiek, S.H.,M.Hum selaku Peran Hukum Dalam Hukum

Pembangunan Ekonomi, yang mana telah Tugas yang telah diberikan ini

dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni

penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang

telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi

kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 17 Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................... 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan..................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 5

A. Fungsi, Tujuan, Dan Sasaran Organisasi Perdagangan

Dunia / World Trade Organization (WTO)........................

.........................................................................................5

B. Pengaruh Organisasi Perdagangan Dunia / World

Trade Organization (WTO) Dalam Perdagangan

Internasional ....................................................................

........................................................................................10

C. Sistem Penyelesaian Sengketa Dalam Organisasi

Perdagangan Dunia / World Trade Organization (WTO).

........................................................................................14

BAB III PENUTUP............................................................................ 19

A. Kesimpulan ..................................................................... 19

B. Saran ............................................................................... 20

ii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. iii

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi dan perdagangan terbawa oleh arus

globalisasi yang telah membelah batas - batas negara dan sekat - sekat

geografis, yang terwujud lewat perdagangan internasional dan pola bisnis

lewat komunikasi dunia maya yang begitu kilat.

Kebutuhan fungsi hukum untuk dapat meramalkan (predictabilty)

akibat dari suatu langkah - langkah yang diambil, khususnya penting bagi

negeri yang sebagian besar rakyatnya untuk pertama kali memasuki

hubungan - hubungan ekonomi melampui lingkungan sosial yang

tradisional. Aspel keadilan (faimess) seperti, perlakuan pemerintah yang

sama dan standar pola tingkah laku Pemerintah adalah perlu untuk

menjaga mekanisme pasar dan mencegah birokrasi yang berlebihan. Dan

yang tidak kalah penting, jika sedikit mengutip pendapat Prof. Charles

Himawan, bahwa adanya badan peradilan yang andal (reliable judiciary)

juga sangat menentukan bagi proses hukum terhadap sengketa -

sengketa bisnis yang dihadapi pada pelaku ekonomi. 1  

Pembangunan ekonomi dilaksanakan untuk mencapai kemakmuran

yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan demikian perlu

diciptakan hukum yang berperan mengatur perekonomian dengan

memberikan pembatasan - pembatasan tertentu kepaa pihak yang kuat

1
Dr. Hj. Sri Sutatiek, S.H., M.Hum, Sistem Ekonomi, Kuliah ke - 5, Magister Hukum Universitas
Jayabaya, 2020, Hal. 5

1
dengan memberikan peluang - peluang kepada pihak yang lemah dalam

rangka mencapai keadlan. Dengan adanya regulasi hukum dalam

kegiatan ekonomi, dapat mencegah adanya tindakan sewenang -

wenangan dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah. Dengan

demikian diharapkan pembangunan ekonomi dapat berjalan adil dan

menunjang perekonomian, karena melalui hukum, masyarakat diarahkan

untuk melakukan atau tidak melakukan hal - hal tertentu untuk mencapai

tujuan ekonomi yang diinginkan.2

Pada tahun 1995 lahirlah organisasi dunia di bidang

perdagangan World Trade Organization (WTO) atau Organisasi

Perdagangan Dunia, sekaligus memproduksi konvensi multilateral yang

memberi landasan, disertai kaedah - kaedah atau norma-norma yang

mengatur hubungan perdagangan internasional, dengan kata lain telah

dihasilkan hukum yang mengikat negara - negara anggota, khususnya di

bidang perdagangan (bisnis).

Organisasi perdagangan dunia / World Trade Organization (WTO)

merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus

mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan

multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan -

aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang

telah ditanda-tangani oleh negara - negara angota. Persetujuan tersebut

merupakan perjanjian antar negara anggota yang mengikat pemerintah

untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangannya.

2
Dr. Hj. Sri Sutatiek, S.H., M.Hum, Peran Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Kuliah ke - 3,
Magister Hukum Universitas Jayabaya, 2020, Hal. 3

2
Walaupun ditanda-tangani oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah

untuk membantu para produsen barang dan jasa, eksportir dan importir

dalam kegiatan perdagangan.

Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade

Organization (WTO) merupakan satu-satunya organisasi internasional

yang mengatur perdagangan global antar negara. Fungsi utamanya

adalah untuk memastikan bahwa arus perdagangan global dapat berjalan

secara lancar, dengan sesedikit mungkin hambatan dan predictable.

Fungsi tersebut dilakukan melalui penerapan aturan perdagangan

multilateral yang disepakati bersama oleh angotanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang di

angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah fungsi, tujuan, dan sasaran Organisasi Perdagangan Dunia /

World Trade Organization (WTO) dalam perdagangan internasional ?

2. Bagaimanakah pengaruh Organisasi Perdagangan Dunia / World

Trade Organization (WTO) dalam Perdagangan Internasional ?

3. Bagaimanakah sistem penyelesaian sengketa dalam Organisasi

Perdagangan Dunia / World Trade Organization (WTO) ?

3
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Suatu penulisan harus mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu

yaitu sesuatu yang diharapkan atau suatu manfaat tertentu dari hasil

penulisan yang akan dilakukan. Adapun tujuan dan kegunaan penulisan

ini, adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui tentang fungsi, tujuan, dan sasaran

Organisasi Perdagangan Dunia / World Trade Organization

(WTO).

b. Untuk mengetahui pengaruh Organisasi Perdagangan Dunia /

World Trade Organization (WTO) Dalam Perdagangan

Internasional.

c. Untuk mengetahui sistem penyelesaian sengketa dalam

Organisasi Perdagangan Dunia / World Trade Organization

(WTO).

2. Kegunaan penulisan

a. Kegunaan Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penulisan ini, yaitu dapat

memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka

pengembangan di bidang ilmu hukum.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini berguna bagi para pihak yang ingin

mengetahui mengenai Organisasi Perdagangan Dunia / World

Trade Organization (WTO).

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi, Tujuan, Dan Sasaran Organisasi Perdagangan Dunia / World

Trade Organization (WTO)

Perjanjian pembuatan World Trade Organization, yang kemudian

akan disebut WTO merupakan perjanjian terpenting yang dihasilkan

Putaran Uruguay. Dengan terbentuknya WTO mulai Januari 1995, maka

persoalan tentang GATT tentang apakan sebuah organisasi internasional

atau bukan kini telah berakhir.3

GATT kini diintegerasikan kedalam salah 1 (satu) perjanjian yang

merupakan annex perjanjian WTO yakni Multilateral Agreement On Trade

in Goods. Para penandatanganan perjanjian dengan tegas

mencantumkan dalam Agreement Establishing The World Organization

niat mereka untuk mendirikan sebuah organisasi bernama WTO (Pasal 1)

yang memiliki legal personality (Pasal VIII.1) WTO, para pejabatnya serta

utusan negara anggota akan memiliki hak - hak istimewa serta kekebalan

sebagaimana hak - hak dan kekebalan serupa diberikan sesuai dengan

Convention on the Priveleges and Immunities of Special Agencies yang

disetujui Majelis Umum PBB 21 November 1947 (Pasal VIII,4). 4

WTO didirikan negara anggotanya dengan maksud dan tujuan

bersama slogan dicantumkan dalam Mukadimahanya sebagai berikut :

3
DR.Hj. Sri Sutaetik, SH., M.Hum, World Trade Organization/WTO dan Tarif Serta Hambatan Non
Tarif, Kuliah ke 13 Magister Hukum, Universitas Jayabaya, 2020, Hal. 2
4
Ibid, Hal. 2

5
“Bahwa hubungan - hubungan perdagangan dan kegiatan ekonomi
negara - negara anggota harus dilaksanakan dengan maksud untuk
meningkatkan standar hidup, menjamin lapangan kerja sepenuhnya,
peningkatan penghasilan nyata, memperluas produksi dan
perdagangan barang dan jasa dengan penggunaan optimal sumber -
sumber daya dunia sesuai dengan tujuan pembangunan
berkelanjutan.”5

WTO merupakan satu - satunya badan internasional yang secara

khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem

perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang

berisi aturan - aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil

perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. 6

Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar negara anggota yang

mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan

perdagangan di negaranya masing - masing. Walaupun ditandatangani

oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen

barang dan jasa, eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan. 7

Pemerintah Indonesia merupakan salah satu negara pendiri dan telah

meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO melalui Undang - Undang

Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The

World Trade Organization (Persetujuan Oembentukan Organisasi

Perdagangan Dunia).8

5
DR.Hj. Sri Sutaetik, SH., M.Hum, Pengaruh Hukum Internasional dan Globalisasi Ekonomi, Kuliah
ke 11 dan 12 Magister Hukum, Universitas Jayabaya, 2020, Hal. 15
6
Asshiddiqie, Jimly. Menuju Negara Hukum yang Demokratis, PT Buana Ilmu Populer, Jakarta,
2009, Hal. 10
7
Adolf Huala, Hukum Perdagangan Internasional, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
Hal. 12
8
Ibid, Hal. 25

6
1. Tujuan Organisasi Perdagangan Dunia / World Trade

Organization (WTO)

Organisasi Perdagangan Dunia / WTO memiliki tujuan penting,

yaitu:

a) Mendorong arus perdagangan antar negara dengan mengurangi

dan menghapus berbagai hambatan yang dapat menganggu

kelancaran arus perdagangan barang dan jasa.

b) Memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum negosiasi

yang lebih permanen.

c) Penyelesaian sengketa dagang antar negara.9

 
2. Fungsi Organisasi Perdagangan Dunia / World Trade

Organization (WTO)

Organisasi Perdagangan Dunia / WTO memiliki fungsi utama,

yaitu :

a) Untuk memberikan kerangka kelembagaan bagi hubungan

perdagangan antar anggota dalam implementasi perjanjian dan

berbagai instrumen hukum termasuk yang terdapat

didalam Annex persetujuan WTO.

b) Untuk memberikan suatu forum tetap, guna melakukan

perundingan di antara negara anggota. Mencakup isu - isu yang

terdapat maupun belum terdapat dalam persetujuan WTO. 10

Berdasarkan Pasal III Persetujuan WTO ditegaskan 5 (lima)

fungsi yaitu :
9
Adolf Huala, Penyelesaian Sengketa Dagang Dalam WTO, Mandar Maju, Jakarta, 2005, Hal. 15
10
Ibid, Hal. 16

7
a) Implementasi dari persetujuan WTO

b) Forum untuk perundingan perdagangan

c) Sebagai administrasi sistem penyelesaian sengketa WTO.

d) Mekanisme tinjauan atas kebijakan perdagangan.

e) Melakukan kerja sama dengan organisasi - organisasi

internasional dan organisasi - organisasi non-pemerintah 11

Dari fungsi - fungsi WTO diatas, tampak fungsi - fungsi tersebut

merupakan upaya untuk menafsirkan dan menjabarkan lebih lanjut

tentang Multilateral Trade Agreements (MTA’s) dan Plurilateral

Trade Agreements (PTA’s), termasuk mengawasi pelaksanaan

maupun penyelesaian sengketa serta perbedaan pendapat

mengenai perjanjian - perjanjian yang disepakati.

WTO juga akan melakukan peninjauan atas implementasi

perjanjian - perjanjian oleh setiap negara anggota dan menjatuhkan

sanksi atas pelanggaran - pelanggaran terhadap ketentuan -

ketentuan dalam perjanjian.

Dengan demikian, seperti halnya IMF dan World Bank, WTO

memiliki alat untuk memaksa negara-neara anggota untuk mengikuti

ketentuan - ketentuannya. Dengan fungsi - fungsi yang dipunyai

WTO tersebut, menjadikan WTO sekaligus sebagai forum bagi

perundingan - perundingan selanjutnya di masa mendatang dalam

perjanjian multilateral.

3. Sasaran Organisasi Perdagangan Dunia / World Trade

Organization (WTO)
11
Ibid, Hal. 16

8
Adapun sasaran yang ingin dicapai WTO dalam bekerja yaitu :

a. Non-diskriminasi, sebuah negara tidak harus membedakan

antara mitra dagang dan seharusnya tidak membedakan antara

produk, jasa sendiri dan asing atau warga negara.

b. Lebih terbuka, menurunkan hambatan perdagangan adalah

salah satu cara yang paling jelas untuk mendorong

perdagangan; hambatan ini termasuk bea masuk (atau tarif) dan

langkah-langkah seperti larangan impor atau kuota yang

membatasi jumlah selektif.

c. Diprediksi dan transparan, perusahaan asing, investor dan

pemerintah harus yakin bahwa hambatan perdagangan tidak

harus ditingkatkan secara sewenang-wenang. Dengan stabilitas

dan prediktabilitas, investasi didorong, pekerjaan diciptakan dan

konsumen dapat sepenuhnya menikmati manfaat dari

persaingan - pilihan dan harga yang lebih rendah.

d. Lebih kompetitif, mengecilkan praktek 'tidak adil', seperti subsidi

ekspor dan pembuangan produk di bawah biaya untuk

mendapatkan pangsa pasar; masalah yang kompleks, dan

aturan mencoba untuk menetapkan apa yang adil atau tidak adil,

dan bagaimana pemerintah dapat merespon, khususnya dengan

pengisian bea masuk tambahan dihitung untuk mengimbangi

kerusakan yang disebabkan oleh perdagangan yang tidak adil.

9
e. Lebih bermanfaat bagi negara-negara kurang berkembang,

memberi mereka lebih banyak waktu untuk menyesuaikan,

fleksibilitas yang lebih besar dan hak-hak istimewa; lebih dari tiga

perempat dari anggota WTO negara berkembang dan negara

dalam transisi ke ekonomi pasar. Perjanjian WTO memberi

mereka periode transisi untuk menyesuaikan diri dengan

mungkin, ketentuan WTO sulit lebih asing dan;

f. Lindungi Lingkungan, perjanjian WTO mengizinkan anggota

untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi tidak hanya

lingkungan tapi juga kesehatan masyarakat, kesehatan hewan

dan kesehatan tanaman. Namun, langkah-langkah ini harus

diterapkan dengan cara yang sama untuk kedua bisnis nasional

dan asing. Dengan kata lain, anggota tidak harus menggunakan

langkah-langkah perlindungan lingkungan sebagai sarana

menyamarkan kebijakan proteksionis.12

B. Pengaruh Organisasi Perdagangan Dunia / World Trade Organization

(WTO) Dalam Perdagangan Internasional

WTO dalam menjalankan tugasnya, tentu didukung oleh organ –

organ yang melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai suatu organisasi

12
Ibid, Hal. 18

10
internasional. Organ – organ yang mempengaruhi WTO tersebut antara

lain :

1. Ministrial Conference

Merupakan organ utama yang keanggotannya adalah seluruh negara

anggota dan akan melakukan pertemuan sedikitnya 2 (dua) tahun

sekali. Organ inilah yang akan melaksanakan fungsi - fungsi WTO

dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjalankan tugas

dan fungsi tersebut. Ministrial Conference mempunyai kekuasaaan

untuk mengambil keputusan atas segala persoalan yang diatur salah

1 (satu) Multilateral Trade Agreement, jika dikehendaki oleh salah 1

(satu) anggota, sesuai dengan persyaratan khusus bagi pengambilan

keputusan dalam perjanjian ini dan dalam Multilateral Trade

Agreement lain yang relevan.13

2. General Council

Organ ini terdiri dari utusan - utusan negara anggota. Organ ini

melaksanakan fungsi - fungsi Ministerial Conference pada waktu –

waktu diantara pertemuan - pertemuan Ministrial Conference.

General Council juga melaksanakan tugas yang dibebankan

padanya oleh perjanjian ini.14

General Council juga melaksanakan tugas Badan Penyelesaian

Sengketa (Dispute Settelment Body) yang pengaturannya ditentukan

13
DR.Hj. Sri Sutaetik, SH., M.Hum, Garis Batas Landas Kontinen Indonesia dan WTO, Kuliah ke 14
Magister Hukum, Universitas Jayabaya, 2020, Hal. 15
14
Ibid, Hal. 15

11
dalam Dispute Settlement Understanding. Organ ini juga yang akan

memikul tanggung jawab sebagai Trade Policy Review Body.15

WTO selaku organisasi dunia yang mengatur masalah perdagangan

dunia tentunya mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi negara maju

dan/atau negara berkembang di seluruh dunia. Beberapa pengaruh

tersebut, antara lain sebagai berikut : 16

1. Mendorong persaingan terbuka

WTO sering diartikan sebagai badan perdagangan bebas.

Namun sebenarnya, tarif dan beberapa bentuk proteksi masih

diperbolehkan. Jadi, WTO tepatnya merupakan sistem yang

mengatur kompetisi yang terbuka, adil (fair) dan sehat.

Pemberlakuan prinsip MFN (most-favored nation) dan perlakuan

nasional dirancang untuk mempertahankan perdagangan yang adil,

termasuk pada masalah dumping dan subsidi. Pada intinya,

persetujuan ditujukan untuk mendukung kompetisi yang sehat di

bidang perdagangan barang, pertanian, hak atas kekayaan

intelektual dan jasa.17

2. Mendorong reformasi pembangunan dan ekonomi

Para ahli ekonomi dan pembangunan mengakui bahwa sistem

WTO dapat memberikan kontribusi pada pembangunan.

Persetujuan-persetujuan WTO juga memuat aturan mengenai

fleksibilitas yang diberikan kepada negara-negara berkembang

dalam menerapkan ketentuan-ketentuan WTO. Bahkan persetujuan-


15
Ibid, hal. 15
16
Opcit, Hal. 22
17
Ibid, Hal 23

12
persetujuan tersebut juga memuat ketentuan yang memungkinkan

negara - negara paling terbelakang (Least Developed

Countries/LDC’s) mendapatkan bantuan khusus serta konsesi

dagang seperti halnya peraturan-peraturan GATT. 18

3. Meningkatkan prediktabilitas

Pembentukan sistem perdagangan multilateral merupakan usaha

anggota WTO untuk menciptakan lingkungan bisnis yang stabil dan

dapat diprediksi. Dengan stabilitas dan kebijakan yang diprediksi,

maka investasi dapat dilakukan, lapangan pekerjaan diciptakan dan

konsumen dapat memperoleh keuntungan dari sistem kompetisi

yang fair.

Contoh perdagangan multilateral ini mencoba untuk

meningkatkan prediktabilitas dan stabilitas perdagangan

internasional. Salah satu cara adalah dengan mengurangi

penggunaan kuota untuk membatasi impor. Cara lain adalah dengan

meningkatkan transparansi peraturan perdagangan suatu negara.

Melalui sistem ini, dapat pula dapat dibuat suatu aturan perdagangan

yang jelas dan transparan. Pemantauan secara regular kebijakan

nasional perdagangan melalui mekanisme peninjauan kebijakan

perdagangan (Trade Policy Review Mechanism), merupakan suatu

sarana untuk meningkatkan keterbukaan baik pada tingkat domestik

maupun tingkat multilateral.19

Dewan WTO adalah sebagai berikut :

18
Ibid. Hal 23
19
Ibid. Hal. 24

13
1. Council of Trade in Goods

Dewan ini akan mengawasi pelaksanaan perjanjian (Multilateral

Trade Agreement) dalam Annex 1A.

2. Council For Trade In Services

Dewan ini akan mengawasi pelaksanaan General Agreement On

Trade In Services (GATS) Annex 1B.

3. Council For Trade Related Aspects of Intellectual Property

Rights (TRIPS)

Dewan ini akan mengawasi Pelaksanaan Agreement On TRIPS

(Annex 1C).20

Ketiga dewan masing - masing dapat membentuk badan - badan

subside yang dibutuhkannya, ketiga dewan ini masing - masing membuat

peraturan prosedurnya sendiri terlebih dahulu harus mendapat

persetujuan dari General Council. Sementara organ - organ subsider

masing - masing membuat peraturan prosedur sendiri yang disetujui oleh

dewan yang relevan dengannya.

C. Sistem Penyelesaian Sengketa Dalam Organisasi Perdagangan Dunia

/ World Trade Organization (WTO)

Sengketa dapat muncul ketika suatu negara menetapkan suatu

kebijakan perdagangan tertentu yang bertentangan dengan komitmennya

di WTO, atau mengambil kebijakan yang kemudian merugikan

kepentingan negara lain. Penyelesaian sengketa yang terstruktur dan

20
DR.Hj. Sri Sutaetik, SH., M.Hum, World Trade Organization/WTO dan Tarif Serta Hambatan Non
Tarif, Kuliah ke 13 Magister Hukum, Universitas Jayabaya, 2020, Hal. 2

14
tepat waktu adalah penting untuk mencegah terjadinya kerugian dalam

sengketa perdagangan internasioanl yang berkepanjangan. Disamping itu,

suatu mekanisme penyelesaian sengketa yang berlandaskan pada aturan

yang telah disepakati bersama akan mencegah kecenderungan power

determines the outcome dalam sengketa antar negara maju dan negara

berkembang.21

Negara - negara anggota WTO telah sepakat bahwa jika ada negara

anggota yang melanggar peraturan perdagangan WTO, negara-negara

anggota tersebut akan menggunakan sistem penyelesaian multilateral

daripada melakukan aksi sepihak. Ini berarti negara-negara tersebut harus

mematuhi prosedur yang telah disepakati dan menghormati putusan yang

diambil.

Pihak pihak yang terkait dalam sistem penyelesaian sengketa

hanyalah pemerintah negara anggota WTO, yang dapat bertindak

sebagai, Penggugat, Tergugat ataupun sebagai Pihak Ketiga. Sekretariat

WTO, negara pengamat WTO, organisasi regional dan internasional, atau

pemerintah daerah tidak berhak untuk melakukan proses penyelesaian

sengketa di WTO.

Berdasarkan Pasal XXIII : 1 GATT 1994, complaint / gugatan dapat

diajukan apabila terjadi “nullficatont or impairment” terhadap benefit yang

seharusnya diperoleh oleh suatu negara anggota berdasarkan

persetujuan. Hal tersebut terjadi apabila :

21
Wardana, Yopi; Effendi, Norman; Pramonodjati, M. Bayu, Sistem Penyelesaian Sengketa WTO
Cetakan Pertama, Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Investasi, dan Hak Kekayaan Intelektual &
Direktorat Jenderal Multilateral Kemenlu RI, 2011, Jakarta, Hal. 25

15
1. Negara anggota lain gagal melakukan kewajibannya berdasarkan

persetujuan (terjadi violation).

2. Diterapkannya suatu kebijakan oleh negara anggota lain, meskipun

tidak bertentangan dengan ketentuan dalam persetujuan

(terjadi non-violation).

3. Adanya situasi tertentu.22

Berikut adalah tahapan - tahapan penyelesaian sengketa Organisasi

Perdagangan Dunia / World Trade Organization (WTO), yaitu :

1. Proses Panel

Suatu sengketa dapat masuk ke WTO dalam berbagai tahap. Pada

setiap tahap, negara-negara yang bersengketa didorong untuk melakukan

konsultasi satu sama lain terlebih dahulu untuk upaya penyelesaian diluar

persidangan. Tahap tahap penyelesaian sengketa di WTO adalah sebagai

berikut :

I. Tahap Pertama : Konsultasi (maksimum 60 hari)

Sebelum mengambil tindakan tindakan lebih jauh, negara - negara

yang bersengketa haruslah berunding terlebih dahulu untuk mencari

jalan keluar atas perbedaan pendapat diantara mereka.

II. Tahap Kedua : Panel (maksimum 45 hari untuk pembentukan panel

ditambah waktu 6 bulan bagi Panel untuk menghasilkan putusan)

22
Ibid, Hal. 27

16
Jika konsultasi mengalami kegagalan, negara yang mengajukan

gugatan dapat meminta dibentuknya suatu Panel. Negara yang

tergugat dapat berupaya untuk merintangi pembentukan Panel

sebanyak satu kali, tetapi pada sidang DSB yang kedua kalinya,

pembentukan Panel tersebut tidak dapat lagi dihambat. 23

2. Banding (appeals)

Tiap pihak yang bersengketa dapat mengajukan banding atas

keputusan Panel. kedua belah pihak sama - sama mengajukan banding.

Namun banding harus didasarkan pada suatu peraturan tertentu seperti

interpretasi legal atas suatu ketentuan/ pasal dalam suatu Persetujuan

WTO. Banding tidak dilakukan untuk menguji kembali bukti-bukti yang ada

atau bukti-bukti yang baru muncul, melainkan untuk meneliti argumentasi

yang dikemukakan oleh Panel sebelumnya.

Tiap upaya banding diteliti oleh tiga dari tujuh orang anggota tetap

Badan Banding (Appellate Body/AB) yang ditetapkan oleh DSB dan

berasal dari anggota WTO yang mewakili kalangan luas. Anggota AB

memiliki masa kerja 4 tahun.

Keputusan pada tingkat banding dapat menegakkan, mengubah

ataupun memutar balikkan temuan-temuan dan putusan hukum dari

Panel. Biasanya banding membutuhkan waktu tidak lebih dari 60 hari, dan

batas maksimumnya 90 hari.24

3. Penyelesaian Sengketa Setelah Rekomendasi Atau

Keputusan Dispute Settlement Body/DSB

23
Ibid, Hal. 28
24
Ibid, Hal. 28

17
Jika suatu negara melanggar aturan WTO dengan menetapkan

aturan yang tidak konsisten dengan WTO, maka negara tersebut harus

segera mengoreksi kesalahannya dengan menyelaraskan aturannya

dengan aturan WTO. Jika negara tersebut masih melanggar aturan WTO,

maka harus membayar kompensasi atau dikenai retaliasi. 25

Negara yang kalah sengketa harus mengikuti rekomendasi yang

disebutkan dalam laporan Panel atau laporan Banding. Niat tersebut

harus dinyatakan dalam sidang DSB yang diselenggarakan dalam jangka

waktu 30 hari, setelah pengesahan laporan tersebut. Jika putusan

tersebut sulit dilakukan, negara anggota tersebut akan mendapat

keringanan jangka waktu tertentu dalam melaksanakannya. Jika dalam

waktu tertentu yang diberikan tersebut, negara masih belum dapat

memenuhinya, harus ada perundingan lebih lanjut dengan negara

penggugat untuk menentukan suatu ganti rugi/ keputusan yang dapat

diterima semua pihak.26

25
Ibid, Hal. 30
26
Ibid, Hal. 30

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. WTO atau organisasi perdagangan dunia merupakan satu-satunya

badan internasional yang secara khusus mengatur masalah

perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO

diatur melalui suatu persetujuan sebagai hasil perundingan yang

telah ditandatangani oleh negara - negara anggota. WTO mendorong

arus perdagangan antar negara, dengan mengurangi dan

menghapus berbagai hambatan yang dapat mengganggu kelancaran

perdagangan barang dan jasa.

2. WTO memiliki hubungan dengan GATT. GATT selalu berkaitan

dengan perdagangan barang dan telah diubah serta dimasukan ke

dalam persetujuan WTO yang baru.

3. Dalam menyelesaikan sengketa WTO melakukan beberapa tahap

dimulai dari proses Panel, Banding (appeals), dan penyelesaian

sengketa setelah rekomendasi atau keputusan Dispite Settlement

Body (DSB).

19
B. Saran

Adapun saran - saran dari penulis adalah sebagai berikut :

1. Indonesia sebagai negara anggota harus lebih aktif dalam

Organisasi Perdagangan Dunia / World Trade Organization (WTO),

dan juga meningkatkan kualitas perdagangan dengan negara -

negara anggota WTO lainnya.

2. Proses penyelesaian sengketa dalam Organisasi Perdagangan

Dunia / World Trade Organization (WTO) tentunya membutuhkan

waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Oleh karena itu, sebaiknya

menghindari konflik - konflk tersebut agar terciptanya stabilitas

ekonomi yang baik

20
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku - buku :

Adolef, Huala, Penyelesaian Sengketa Dagang Dalam WTO, Jakarta,


Mandar Maju, 2005.

Adolf, Huala, Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta, PT Raja Grafindo


Persada,1997.

Adolf, Huala, Hukum Perdagangan Internasional, Jakarta, PT Raja


Grafindo Persada, 2005.

Asshiddiqie Jimly, Menuju Negara Hukum yang Demokratis, Jakarta, PT


Buana Ilmu Populer, 2009.

Sri Sutatiek, Garis Batas Landas Kontinen Indonesia dan WTO, Kuliah ke
14, Universitas Jayabaya, 2020

Sri Sutatiek, Peran Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Kuliah ke - 3,


Magister Hukum Universitas Jayabaya, 2020

Sri Sutatiek, Pengaruh Hukum Internasional dan Globalisasi Ekonomi,


Kuliah ke 11 dan 12 Magister Hukum, Universitas Jayabaya, 2020

Sri Sutatiek, Sistem Ekonomi, Kuliah ke - 5, Magister Hukum Universitas


Jayabaya, 2020

Sri Sutatiek, World Trade Organization/WTO dan Tarif Serta Hambatan


Non Tarif, Kuliah ke 13 Magister Hukum, Universitas Jayabaya, 2020

Wardana, Yohpi I; Effendi, Norman; Pramonodjati, M. Bayu, Sistem


Penyelesaian Sengketa WTO Cetakan Pertama, Jakarta, Direktorat
Perdagangan, Perindustrian, Investasi, dan Hak Kekayaan Intelektual &
Direktorat Jenderal Multilateral Kemenlu RI, 2011.

B. Peraturan perundang - undangan :

Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement


Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Oembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia).

iii

Anda mungkin juga menyukai