Anda di halaman 1dari 6

Rezky Aditya Kembali Menghadapi Gugatan MD Entertainment

Rp 21 Milyar Kasus Wanprestasi

TABLOIDBINTANG.COM
Perseteruan Rezky Aditya dengan rumah produksi MD Entertainment kembali
memanas terkait dugaan kasus wanprestasi atau pelanggaran kontrak yang pernah
dilakukan Rezky Aditya pada 2008 silam.
Setelah Pengadilan Tinggi (PT) menyatakan Rezky Aditya bebas pada 20 Februari
2012. MD Entertainment kini mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah
Agung (MA).
Gugatan PK terhadap Rezky dan Sinemart ini telah diterima MA pada 2 November
2015 lalu dan masih berlangsung di MA.
Pihak MD berpijak pada perjanjian Nomor 1348/PE-AR/MDE/X/06 tertanggal 15
September 2008, soal kontrak eksklusif yang ditandatangani Rezky untuk bermain
sinetron sebanyak 624 episode, sinetron 'Suci' dan 'Melati untuk Marvel'.
Kontrak eksklusif adalah suatu perjanjian di mana seseorang atau firma dijadikan
agen tunggal atas suatu produk dalam pasar.
Dalam ikatan kontrak, Rezky Aditya dianggap melanggar karena terlibat pembuatan
sinetron produksi PT Sinemart Indonesia.
Menurut MD, pihaknya telah mengundang Rezky Aditya dan Sinemart untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut di kantor hukum Elza Syarief pada 18 Januari
2010.
Namun dari tiga kali pertemuan, pihak MD tidak melihat adanya itikad baik dari
Rezky kemudian mengajukan gugatan materil sebesar Rp 7,2 miliar dan immateril Rp
14 miliar ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dalam putusan 13 Oktober 2010, PN Jakarta Pusat mengabulkan gugatan MD dan
menghukum Rezky Aditya membayar tuntutan sebesar Rp 7,2 miliar.
Rezky Aditya dan Sinemart lalu mengajukan banding ke tingkat Pengadilan Tinggi
(PT) Jakarta dan akhirnya dikabulkan. PT menyatakan Rezky dan Sinemart tidak
melakukan perbuatan wanprestasi.
Kini, nasib Rezky Aditya dan Sinemart berada di palu tingkat Mahkamah Agung.
Sumber : http://www.tabloidbintang.com/articles/berita/gosip/30891-rezky-aditya-
kembali-menghadapi-gugatan-md-entertainment-rp-21-milyar-kasus-wanprestasi
LEGAL MEMORANDUM

Kepada : PT. Sinemart Indonesia dan Rezky Aditya


Dari : PT. MD Entertainment
Perihal : Kasus wanprestasi kontrak kerja eksklusif sebagai aktor sinetron
Nama Pihak : PT MD Entertainment (sebagai Penggugat) melawan PT. Sinemart
Indonesia dan Rezky Aditya (sebagai tergugat)
Tanggal : 18 Januari 2010

Kasus Posisi

Rezky Aditya, seorang aktor sinetron Indonesia telah menjalin kontrak eksklusif
bersama MD Entertainment untuk bermain sinetron sebanyak 624 episode dalam
sinetron 'Suci' dan 'Melati untuk Marvel'. Pihak MD Entertainment dan Rezky Aditya
telah menyetujui dan menandatangani kontrak tersebut berdasarkan pada perjanjian
Nomor 1348/PE-AR/MDE/X/06 tertanggal 15 September 2008.
Namun ketika masa kontrak masih berjalan, pihak Rezky Aditya diam-diam telah
terlibat dengan pembuatan sinetron yang diproduksi oleh PT. Sinemart Indonesia. Hal
ini tentu telah melanggar kesepakatan kontrak eksklusif antara pihak MD Entertainment
dengan Rezky Aditya. Dengan perbuatan dari Rezky Aditya tersebut terhadap pihak MD
Entertainment, maka pihak Rezky Aditya dianggap telah melakukan wanprestasi atas
kontrak eksklusif sebagai aktor sinetron dengan MD Entertainment dan telah melanggar
pasal 1234 dan 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Masalah Hukum

1. Langkah hukum apa yang dapat ditempuh oleh pihak PT. MD Entertainment?
2. Apakah perbuatan yang dilakukan oleh Rezky Aditya telah memenuhi suatu
perbuatan wanprestasi dengan melanggar kontrak eksklusif dengan MD
Entertainment?
Jawaban Singkat

Dari kronologis peristiwa yang terjadi di atas, dan atas pertanyaan pertanyaan
yuridis yang telah di ajukan, jawaban singkat yang dapat dikemukakan adalah sebagai
berikut:
1. Jawaban singkat atas pertanyaan yuridis: Langkah hukum apa yang dapat
ditempuh oleh pihak PT. MD Entertainment? adalah terdapat berbagai langkah
hukum yang dapat ditempuh oleh pihak PT. MD Entertainment terhadap kasus ini
baik itu secara litigasi (di dalam persidangan) maupun non litigasi (di luar
persidangan). Namun sebaiknya langkah hukum yang pertama kali diajukan oleh
pihak MD Entertainment adalah dengan melakukan langkah mediasi dengan
pihak Rezky Aditya dan PT. Sinemart Indonesia dengan ditandai dengan itikad
baik dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah melalui kesepakatan
antara para pihak.
2. Jawaban singkat atas pertanyaan yuridis: Apakah perbuatan yang dilakukan
oleh Rezky Aditya telah memenuhi suatu perbuatan wanprestasi dengan
melanggar kontrak eksklusif dengan MD Entertainment? adalah berdasarkan
pasal 1338 ayat 1 dan ayat 3 yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya dan suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik antara
para pihak. Dalam kasus ini pihak dari Rezky Aditya terhadap pihak MD
Entertainment telah melanggar kontrak yang bersifat eksklusif untuk MD
Entertainment untuk bermain sinetron di rumah produksi MD Entertainment.
Kemudian setelah gugatan diajukan, pihak Rezky dan Sinemart tidak
menunjukan suatu itikad baik sehingga dapat disimpulkan Rezky Aditya telah
melakukan wanprestasi dan telah melanggar pasal 1234 dan 1338 KUH Perdata.
Analisis
Kasus yang di alami Rezky Aditya adalah pelanggaran kontrak kerja terhadap rumah
produksi MD Entertainment . Pihak MD Entertainment melayangkan gugatan materil
sebesar Rp 7,2 miliar dan immateril Rp 14 miliar ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
.Tindakan MD Entertainment ini adalah sah menurut hukum karena pihak ini telah
dirugikan atas suatu perjanjian. Rezky Aditya pun tidak bisa mengelak atas gugatan ini
dan dia menyahkan masalah ini sepenuhnya kepada kuasa hukumnya, sehingga
sidang kasus ini berjalan dengan lancar. Akibat hukum yang diputuskan sudah sesuai
dengan KUH Perdata pasal 1603 s ,yaitu apabila salah satu pihak dengan sengaja atau
karena melawan hukum, pihak lainnya berhak menuntut jumlah termaksud pada Pasal
1603 q atau ganti rugi sepenuhnya. Dan pelanggaran kontrak ini disebut juga dengan
wanprestasi sehingga pihak Rezky harus mengganti kerugian yang telah dialami oleh
pihak MD Entertainment . Menurut KUH Perdata pasal 1320 untuk sahnya suatu
perjanjian diperlukan empat syarat, yakni:

1. Sepakat mereka yang mengikatkandirinya


2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal.
Sehingga berdasarkan kasus di atas, apabila dari pihak tergugat yakni Rezky Aditya
benar melakukan wanprestasi maka penerapan hukum yang harus dilakukan adalah
memenuhi pelaksanaan seluruh kewajiban sesuai dengan yang dijanjikan atau
membayar denda senilai Rp 21 milyar. Namun, dari berbagai sumber referensi yang
saya baca terkait kasus ini, saya belum menemukan titik terang dari kasus ini. Karena
kedua belah pihak masih bersikeras pada argumen masing-masing yang pada akhirnya
pihak penggugat, MD Entertainment juga menyeret pihak tergugat lain (SinemArt)
dalam kasus ini.

KESIMPULAN
Dapat diambil kesimpulan dari kasus tersebut bahwa bagi Rezky Aditya atau artis-
artis lainnya ataupun semua warga Indonesia bahwa di dalam Perjanjian atau Kontrak
harus dilihat bagaimana isi dari kontrak tersebut agar tidak terjadi pelanggaran yang
dapat merugikan salah satu pihak yang ada di dalam kontrak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai