Anda di halaman 1dari 5

HUKUM LINGKUNGAN

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Lingkungan

Dosen Pengajar :

Dhany Rachmawan

Disusun Oleh :

1. Agus Sri Divayana (010001800026)


2. Made Bellisky Mahardika (010001800278)

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM ILMU HUKUM
Pabrik penyamakan kulit ABC menghasilkan limbah cair dengan kadar BOD5 40 mg/L
dan COD 100 mg/L, air limbah tersebut mengandung merkuri atau Hg dengan kadar
konsentrasi 15 mg.

Pertanyaan :

1. Apakah limbah pabrik tersebut mengandung B3 ?

2. Apakah pabrik tersebut mencemar lingkungan ?

Jawab :

1. Apakah limbah pabrik tersebut mengandung B3 ?

Jawab :

Sesuai UU RI No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup dan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN
2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN,
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Bahan Berbahaya dan Beracun yang
selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Diketahui limbah pabrik tersebut mengandung merkuri atau Hg dengan kadar


konsentrasi 15 Mg, Merkuri termasuk kategori sangat beracun berdasarkan uji pada rat dengan
LD50 sebesar 37 mg/kg. Sesuai pasal 5 ayat (2) huruf f PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN, salah satu karakteristik Limbah B3
adalah beracun, jadi Merkuri atau Hg termasuk B3. Lebih spesifiknya dapat dilihat pada :
LAMPIRAN III
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014
TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAKU MUTU KARAKTERISTIK BERACUN MELALUI TCLP (Toxicity Characteristic Leaching


Procedure) UNTUK PENETAPAN KATEGORI LIMBAH B3.

Karena air limbah tersebut mengandung merkuri atau Hg dengan kadar konsentrasi 15
mg maka dapat disimpulkan bahwa limbah pabrik tersebut mengandung limbah B3 kategori 1
Sesuai Pasal 5 ayat (3) huruf b PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN yang berbunyi uji karakteristik untuk mengidentifikasi
Limbah sebagai Limbah B3 kategori 1¸ memiliki konsentrasi zat pencemar lebih besar dari
konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-A sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini. Limbah pabrik
tersebut mengandung merkuri atau Hg dengan kadar konsentrasi 15 mg sedangkan Baku mutu
karakteristik beracun TCLP-A Merkuri atau Hg dengan kadar konsentrasi 0,3 mg/L maka dapat
disimpulkan limbah pabrik tersebut mengandung B3 kategori 1.
2. Apakah pabrik tersebut mencemar lingkungan ?

Jawab :

Lingkungan hidup sesuai pasal 1 ayat (1) UU RI No. 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.
Sesuai pasal 1 ayat (14) UU RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Baku Mutu Lingkungan Hidup sesuai pasal 3 ayat (1) UUPPLH adalah penentuan terjadinya
pencemaran lingkungan hidup diukur melalui baku mutu lingkungan hidup.
Pabrik penyamakan kulit ABC menghasilkan limbah cair dengan kadar BOD5 40 mg/L
dan COD 100 mg/L, maka dapat diketahui apakah pabrik ini mencemar lingkungan dari baku
mutu air limbah bagi usaha penyamakan kulit yang diatur dalam :
Mengacu kepada UUPPLH dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pabrik tersebut tidak mencemar lingkungan karena limbah cair dengan
kadar BOD5 40 mg/L dan COD 100 mg/L yang dihasilkan oleh pabrik tersebut belum
melampaui baku mutu air limbah yaitu kadar paling tinggi BOD5 50 mg/L dan COD 110 mg/L
sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Baku Mutu Air Limbah sedangkan sesuai pasal 1 ayat (14) UU RI No. 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pabrik dapat dikatakan mencemar
lingkungan apabila masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai