Dosen Pengampu :
Dr. Suraji, S.H., M.Hum.
NIP 196107101985031011
Disusun Oleh :
Dody Setyawan
NIM E0020153
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
BAB I KONSEP DAN PENGERTIAN HUKUM DAGANG ............................ 4
A. Pengertian Hukum Dagang .......................................................................... 4
B. Sumber-Sumber Hukum Dagang di Indonesia ............................................ 4
C. Sejarah KUH Dagang................................................................................... 5
D. Hubungan antara KUH Perdata dan KUH Dagang...................................... 6
BAB II BADAN USAHA BERBADAN HUKUM ............................................... 6
A. Perseroan Terbatas (PT)............................................................................... 6
B. Koperasi ....................................................................................................... 6
C. Yayasan ........................................................................................................ 7
BAB III BADAN USAHA BUKAN BERBADAN HUKUM .............................. 7
A. Perusahaan Dagang (PD) ............................................................................. 7
B. Persekutuan Perdata (Maatschap)................................................................ 8
C. Persekutuan dengan Firma (Fa) ................................................................... 8
D. Persekutuan Komanditer (CV)..................................................................... 8
BAB IV BUMN, BUMD, DAN BUMS ................................................................. 9
A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) .......................................................... 9
B. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ........................................................ 10
C. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) ......................................................... 10
BAB V PENANAMAN MODAL ........................................................................ 10
A. Penanaman Modal Asing (PMA) ............................................................... 10
B. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ............................................... 11
BAB VI KEPAILITAN........................................................................................ 11
A. Pengertian Kepailitan ................................................................................. 11
B. Syarat untuk Dinyatakan Pailit .................................................................. 12
C. Dasar-Dasar Hukum terkait Kepailitan...................................................... 12
BAB VII KEPERANTARAAN, MAKELAR, DAN KOMISIONER ............. 13
A. Keperantaraan ............................................................................................ 13
B. Makelar ...................................................................................................... 13
2
C. Komisioner................................................................................................. 14
BAB VIII ASURANSI ......................................................................................... 14
A. Pengertian Asuransi ................................................................................... 14
B. Unsur-Unsur Asuransi ............................................................................... 15
C. Jenis-Jenis Asuransi ................................................................................... 15
BAB IX ARBITRASE.......................................................................................... 16
A. Pengertian Arbitrase................................................................................... 16
B. Langkah-Langkah Arbitrase ...................................................................... 16
BAB X HUKUM PERBANKAN ........................................................................ 17
A. Pengertian Hukum Perbankan.................................................................... 17
B. Dasar-Dasar Hukum Perbankan................................................................. 17
C. Jenis dan Macam Lembaga Perbankan ...................................................... 18
BAB XI HUKUM PENGANGKUTAN .............................................................. 18
A. Pengertian Hukum Pengangkutan .............................................................. 18
B. Sumber-Sumber Hukum Pengangkutan di Indonesia ............................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
3
BAB I
4
d. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan;
e. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Paten;
f. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Merek;
g. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta;
h. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;
i. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa;
j. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Pembayaran;
3. Yurisprudensi
4. Hukum Kebiasaan
C. Sejarah KUH Dagang
Pada tanggal 1 Januari 1809, Belanda dijajah oleh Perancis, maka sebagai
konsekuensinya di Belanda sebagai negara jajahan diberlaku juga hukum “Code
de Commerce”. Namun setelah Belanda merdeka kembali pada tanggal 1 Oktober
1838, maka dibuatlah “Wetboek van Koophandel”. Dengan cara penundukan
secara sukarela menurut penetapan Raja tanggal 15 September 1916 No. 26 yang
berlaku mulai 1 Januari 1917, bangsa Indonesia diperkenankan menyatakan
dirinya tunduk kepada KUH Dagang.
5
D. Hubungan antara KUH Perdata dan KUH Dagang
BAB II
B. Koperasi
6
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi”. Unsur-unsur koperasi adalah
sebagai berikut:
BAB III
7
B. Persekutuan Perdata (Maatschap)
8
kerja, sifanya aktif dan yang bertanggung jawab secara tanggung renteng. Sekutu
komanditer adalah sekutu yang sifatnya pasif, pihak inilah yang memberikan
investasi modal.
BAB IV
9
B. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang didirikan
oleh pemerintah daerah dan sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh
pemerintah daerah. BUMD memiliki bentuk berupa perusahaan daerah atau
perseroan terbatas. Modal perusahaan BUMD berasal dari kekayaan pemerintah
daerah yang dipisahkan. Tujuan dibentuknya BUMD yaitu untuk mengusahakan
potensi di daerah, dan sebagai problem solver bagi anggaran daerah. BUMD
memiliki organ yang terdiri atas kepala daerah (pemegang saham), direksi, dan
komisaris (pengawas).
BAB V
PENANAMAN MODAL
1. Langsung, yaitu seluruh modalnya berasal dari penanam modal asing, baik
warga negara asing (WNA) atau badan hukum asing (BHA).
10
2. Patungan, yaitu apabila modal asing sebagian dimiliki oleh WNA/BHA
dan sebagian juga dimiliki oleh WNI/BHI.
BAB VI
KEPAILITAN
A. Pengertian Kepailitan
11
Pailit merupakan kondisi di mana seseorang tidak berkemampuan untuk
membayar utang-utangnya yang diperoleh dari kreditor. Kreditor adalah orang
yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-undang yang dapat
ditagih di muka pengadilan. Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena
perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka
pengadilan.
12
BAB VII
A. Keperantaraan
B. Makelar
13
(Pasal 69 KUHD). Dalam perjanjian jual beli wesel atau surat berharga lainnya,
makelar harus menanggung sahnya tanda tangan penjual agar pembeli tidak
merugi disebabkan debitur wesel itu tidak mau membayarnya karena tanda tangan
penjual (endosan) itu palsu (Pasal70 KUHD).
C. Komisioner
BAB VIII
ASURANSI
A. Pengertian Asuransi
14
karena kehilangan, kerusakan atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan, yang
akan dideritanya karena kejadian yang tidak pasti.
B. Unsur-Unsur Asuransi
Dari definisi yang dirumuskan Pasal 246 KUHD tersebut, dapat ditarik
beberapa unsur yang terdapat di dalam asuransi, yakni:
1. Ada dua pihak yang terkait dalarn asuransi, yakni penanggung dan
tertanggung;
2. Adanya peralihan risiko dan tertanggung kepada penanggung;
3. Adanya premi yang harus dibayar tertanggung kepada penanggung
4. Adanya unsur peristiwa yang tidak pasti (onzeker vooral, evenement); dan
5. Adanya unsur ganti rugi apabila terjadi sesuatu peristiwa yang tidak pasti.
C. Jenis-Jenis Asuransi
1. Asuransi kerugian;
2. Asuransi jumlah.
15
4. Asuransi varia.
BAB IX
ARBITRASE
A. Pengertian Arbitrase
16
apa yang dimaksud dengan/dalam perkataan “konsultasi, negosiasi,
konsiliasi maupun penilaian ahli”.
BAB X
HUKUM PERBANKAN
17
C. Jenis dan Macam Lembaga Perbankan
1. Bank Sentral
2. Bank Umum
3. Bank Tabungan
4. Bank Pembangunan
BAB XI
HUKUM PENGANGKUTAN
1. Pengangkutan Darat
a. Pengangkutan melalui jalan (raya);
b. Pengangkutan dengan Kereta Api
18
2. Pengangkutan Laut; dan
3. Pengangkutan Udara
B. Sumber-Sumber Hukum Pengangkutan di Indonesia
1. Umum
Buku III KUH Perdata tentang Perikatan
2. Khusus
a. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD);
b. Ordonasi Pengangkutan Udara (Stb. Tahun 1939 No 100);
c. UU No.13 Tahun l992;
d. UU No. l4 Tahun 1992;
e. UU No. l5 Tahun 1992;
f. UU No. 21 Tahun 1992.
3. Yurisprudensi;
4. Hukum Kebiasaan
19
DAFTAR PUSTAKA
20