2. Dalam bidang apa negara terlibat urusan negara sebagai upaya mewujudkan konsep
welfare state (negara kesejahteraan) dan mengapa campur tangan tersebut harus
didasarkan pada hukum serta untuk apa fungsi hukum tersebut ?
Jawab :
Setiap Negara Kesejahteraan/Modern (Welfare State) banyak sekali campur tangan
penguasa ke dalam kehidupan masyarakat contohnya dalam bidang :
1) Bidang Politik.
2) Bidang Ekonomi.
3) Bidang Sosial Budaya.
4) Bidang Agama dan kepercayaan, dan bidang teknologi.
Semua campur tangan tersebut diberi bentuk hukum agar supaya segala sesuatunya tidak
bersimpang siur dan tidak menimbulkan keraguan-keraguan pada semua pihak yang
bersangkutan, dan jika timbul konflik, penyelesaiannya lebih mudah.
Bentuk hukum termasuk di atas adalah mutlak perlu, sebab fungsi-fungsi hukum modern
adalah :
4. Pengertian asas diskresi (freis ermessen) dan kapan waktu penggunaannya serta
manfaat dari asas tersebut ?
Jawab :
Asas Diskresi (freis ermessen) artinya pejabat penguasa tidak boleh menolak
mengambil keputusan dengan alasan “tidak ada peraturannya”, dan oleh karena itu diberi
kebebasan untuk mengambil keputusan menurut pendapatnya sendiri asalkan tidak
melanggar asas yuridiktas dan asas legalitas.
Asas Diskresi (Freis Ermessen) adalah salah satu sarana yang memberikan ruang gerak
bagi pejabat atau badan administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat
sepenuhnya pada Undang-Undang.
Freis Ermessen ini muncul sebagai alternatif untuk mengisi kekurangan atau kelemahan
di dalam penerapan asas legalitas.
Menurut Laica Marzuki, Freis Ermessen merupakan kebebasan yang diberikan kepada
tata usaha negara dalam penyelenggaraan pemerintahan, sejalan dengan meningkatnya
tuntutan pelayanan public terhadap kehidupan sosial ekonomi warga negara yang kian
komplek.
Waktu penggunaannya Freis Ermessen ini ketika :
1) Belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyelesaian
in concreto terhadap suatu masalah tertentu, padahal masalah tersebut menuntut
penyelesaiannya yang segera. Contoh : dalam menghadapi bencana alam, aparat
pemerintah atas prakarsa sendiri harus segera mengambil tindakan yang
menguntungkan negara dan rakyat.
2) Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar berbuat aparat pemerintah
memberikan kebebasan sepenuhnya. Contoh : Pasal 1 UU Gangguan (HO),
setiap pemberi ijin bebas menafsirkan pengertian “menimbulkan keadaan
bahaya” sesuai situasi dan kondisi daerah masing-masing.
3) Adanya delegasi peraturan perundang-undangan, artinya aparat pemerintah
diberi kekuasaan untuk mengatur sendiri. Contoh : Pemerintah Daerah bebas
menggali sumber keuangan daerah asalkan merupakan sumber yang sah.
Manfaat asas diskresi atau freis ermessen ini disebutkan dalam UU No. 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintah Negara dalam pasal 22 ayat 2 yaitu bertujuan untuk :
7. Pengertian tindakan administrasi bersegi satu dan bersegi dua serta contohnya ?
Jawab :
Tindakan administrasi negara bersegi satu adalah tindakan administrasi Negara yang
menghasilkan berbagai Keputusan dalam arti luas. Contohnya :
1) Pengaturan (Regerings Besluit)
2) Rencana (Plan)
3) Norma Jabaran (Concrete Normgeving)
4) Legislasi Semu (Freies Ermessen/Diskresi/Kebijaksanaan)
5) Penetapan (Beschiking)
Ke-5 macam perbuatan hukum dari administrasi negara tersebut dalam kehidupan
Tindakan administrasi negara bersegi dua yaitu dalam tindakan hukum yang bersegi
dua (perjanjian/overeenkomst) ada persesuaian kehendak (wilsovereenkomst/kesepakatan)
anatara dua pihak yang diatur oleh hukum istimewa yaitu peraturan hukum publik, bukan diatur
hukum biasa/KUHPerdata. Contohnya : Perjanjian kerja jangka pendek di lingkungan tenaga
asing. Kontrak antara perusahaan minyak asing dan pemerintah berdasarkan UU No.25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal.
9. Syarat sahnya suatu ketetapan menurut Vaan Der Pot dan perbedaan Regeling dan
Beschikking (keputusan) ?
Jawaban :
Prof. Van Der Pot mengemukan empat syarat yang harus dipenuhi agar sesuatu
ketetapan dapat berlaku sebagai ketetapan yang sah:
1) Dibuat oleh Organ yang berwenang.
2) Pembentukannya tidak boleh ada kekurangan yuridis.
3) ketetapan itu harus diberi bentuk, dapat lisan atau tertulis.
4) Isi dan tujuan ketetapan harus sesuai dengan peraturan dasarnya.
Selalu bersifat individual and konkrit. Selalu bersifat umum and abstrak.
11. Pelajari 4 macam sifat norma hukum dari setiap keputusan administrasi untuk
dijadikan pisau analisis kasus.
Sifat norma hukum dapat dijelaskan dalam empat segi norma hukum, yaitu :
1) Norma umum abstrak, misalnya undang-undang.
2) Norma individual konkrit, misalnya keputusan tata usaha.
3) Norma umum konkrit, misalnya rambu-rambu lalu lintas (rambu tersebut
berlaku bagi semua pemakai jalan, namum hanya berlaku ditempat tersebut)
4) Norma individual abstrak, misalnya izin gangguan.
Soal Tambahan
12. Konsekuensi hukum dari ketetapan yang dibuat Administrasi Negara yang
didasarkan atas cacat penipuan ?
Jawab :
Akibat ketetapan cacat karena :
1. Batal atau batal mutlak
Bagi hukum akibat suatu perbuatan yang dilakukan dianggap tidak ada. Pembatalan
oleh hakim karena adanya kekurangan esensiil.
2. Batal demi hukum
Akibat suatu perbuatan untuk sebagian atau seluruhnya bagi hukum dianggap tidak ada
tanpa diperlukan putusan hakim atau badan pemerintahan lain yang berkompeten.
3. Dapat dibatalkan
Bagi hukum perbuatan yang dilakukan dan akibatnya dianggap sah sampai waktu
pembatalan oleh hakim atau badan pemerintahan yang berkompeten.
1) Undang-Undang
2) Kebiasaan/Praktek Administrasi Negara/Hukum tidak tertulis/Konvensi
3) Yurisprudensi
4) Doktrin/pendapat para ahli
b. Tata urutan hierarki menurut Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan ?
Jawab :
14. Istilah HAN menurut Prof. Philipus M.Hadjon sudah tidak relevan lagi, sebutkan
alasannya !
Jawab :
14. a. Jelaskan definsi HAN menurut Prayudi dan Van Vollenhoven serta bagaimana
pandangannya mengenai perbedaan HAN dan HTN.
Jawab :
Menurut Prayudi : HAN adalah spesialisasi dari HTN yaitu bagian hukum mengenai
administrasi daripada Negara. Menurutnya tidak ada perbedaan yang yuridis principal antara
HTN dengan HAN, perbedaannya hanya pada titik berat pembahasannya, HTN : konstitusi
negara sebagai keseluruhan, HAN : Administrasi Negara saja.
Menurut Van Vollenhoven : HAN tidak bisa dipisahkan dari HTN, dimana HTN adalah
hukum yang mengatur distribusi kekuasaan Negara. Sedangkan HAN merupakan pelaksanaan
dari kekuasaan tersebut.
Austin : HTN menentukan golongan tertentu dalam masyarakat yang memegang kekuasaan-
kekuasaan istimewa dalam negeri. HAN cara-cara bagaimana kekuasaan istimewa itu
dijalankan oleh orang-orang tersebut agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.
1. Van Vollenhoven :
HAN tidak bisa dipisahkan dengan HTN, HTN adalah hukum tentang distribusi
kekuasaan-kekuasaan negara serta strukturnya, HAN adalah hukum mengenai pelaksanaan
atau penggunaan daripada kekuasaan atau kewenangan tersebut.
2. Prayudi :
HTN focus pembahasannya pada konstitusi negara sedangkan HAN focus pembahasannya
adalah kegiatan administrasi dari organisasi negara.
3.Pringgodigdo
HTN adalah hukum mengenai konstitusi suatu negara secara keseluruhan sedangkan HAN
khusus membahas administrasi dari negara saja.
4. Oppenheum
HTN mempelajari negara dalam keadaan diam, sedangkan HAN mempelajari negara dalam
keadaan bergerak.
5. Logemann
HTN menentukan aparatur negara yang fundamental yg langsung berhubungan dengan setiap
warga masyarakat sedangkan HAN memuat peraturan-peraturan yg bersifat teknis yg hanya
dirasakan oleh warga negara bila dia berhubungan dengan organ-organ pemerintahan, misal
soal pajak.
6. keuangan Negara
16. Jelaskan apa yang dimaksud teori residu (Van Vollenhoven) dan pembagiannya :
1. Hukum pemerintahan
2. Hukum peradilan
3. Hukum Kepolisian
berdasarkan teori residu dari Van Vollenhoven dalam bukunya “Omtrek Van Het
Administratief Recht”, membagi kekuasaan/fungsi pemerintah menjadi empat yang dikenal
dengan teori catur praja yaitu:
17. Jelaskan arti pemerintahan dalam arti luas dan dalam arti sempit !
Dalam arti luas yaitu semua badan yang menyelenggarakan semua kekuasaan di dalam
negara baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
18. Jelaskan Tolak ukur perbuatan pemerintah dalam lapangan hukum publik dan
lapangan hukum privat !
Artinya hukum publik itu lebih merupakan kehendak satu pihak saja yaitu pemerintah. Jadi
didalamnya tidak ada perjanjian, jadi hubungan hukum yang diatur oleh hukum peblik hanya
bersal dari satu pihak saja yakni pemerintah dengan cara menentukan kehendaknya sendiri.
Menurut Van Der Ppr. Kranenberg-Vegting. Wiarda dan Donner mengakui adanya hukum
publik yang bersegi dua atau adanya perjanjian menurut hukum publik. Mereka memberi
contoh tentang adanya “Kortverband Contract” (perjanjian kerja jangka pendek) yang diadakan
seorang swasta sebagai perkerja dengan pihak pemerintah sebagai pihak pemberi pekerjaan.
Pada kortverband contract ada persesuaian kehendak antara pekerja dengan pemberi pekrjaan,
dan perbuatan hukum itu diatur oleh hukum istimewa yaitu peraturan hukum publik sehingga
tidak di temui pengaturanya didalam hukum privat.