Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syahdan Dafa Qatrunnada

NPM : 1906384932
Kelas : Reguler kelas F
Jawaban UTS Semester Genap ASAS-ASAS HUKUM PIDANA

1. Tindak pidana yang dilakukan oleh Yuchen adalah menyebabkan matinya orang lain.
Perbuatan Yuchen dapat dikenakan pasal 359 KUHP yang berbunyi “Barang siapa
karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun”.
Unsur-unsurnya adalah :
Pasal 359 KUHP :
 Barang siapa
Kata ini merujuk pada subjek hukum yang melakukan perbuatan.Subjek
hukum adalah orang yang menurut hukum mampu mengemban hak dan
kewajiban, serta mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam
kasus ini, Yuchen (20) adalah subjek hukum yang melakukan perbuatan itu.
 Karena kealpaannya
Unsur kealpaan menurut Van Hamel adalah 1) tidak menduga-duga
sebagaimana diharuskan hukum; 2) tidak berhati-hati sebagaimana diharuskan
hukum. Dalam kasus ini, Yuchen (20) tidak menduga bahwa obat kiriman itu
malah membuat sahabatnya kejang-kejang dan akhirnya meninggal dunia.
Kealpaan yang dilakukan Yuchen (20) adalah culpa yang tidak disadari,
karena pelaku sama sekali tidak membayangkan kemungkinan timbulnya
akibat yang dilarang.
 Menyebabkan matinya orang lain
Unsur ini merujuk kepada perbuatan si pelaku. Dalam kasus ini, Yuchen (20)
mengirim obat ke Yuxi, yang menyebabkan ia kejang-kejang lalu meninggal
dunia.
Ketiga unsur ini terpenuhi, maka dapat dikenakan pasal 359 KUHP.
2. Hukum Indonesia dapat diterapkan dalam kasus ini, karena berdasarkan teori
bekerjanya alat yang digunakan, maka locus delictinya di Depok, Jawa Barat,
Indonesia. Karena instrument(obat) yang digunakan dalam tindak pidana tersebut
menyebabkan akibat(mati) di Depok. Maka dasar hukumnya adalah pasal 2 KUHP
yang berbunyi “Aturan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi
setiap orang yang melakukan perbuatan pidana di Indonesia” karena locus delictinya
berada di wilayah Indonesia maka menggunakan asas territorial.

3. Kausalitas merupakan ajaran yang mencari sebab dari timbulnya sesuatu akibat dari
delik yang dilakukan oleh pelaku. Dengan demikian, ajaran kasualitas dapat
diaplikasikan ke tiga jenis delik yaitu, materiil, omisi tidak murni, yang terkualifikasi.
Hal ini karena jenis delik tersebut merumuskan akibat dari perbuatan seseorang (ada
sebab, ada akibat, tidak mungkin ada akibat tanpa sebab). Karena kasus ini
merupakan delik materiil maka diperlukan ajaran kasualitas. Ajarannya adalah :
Teori yang mengindividualisasikan / causa proxima
Dari semua faktor yang diterima sebagai kausa, diambil satu yang dianggap paling
berpengaruh atas terjadinya delik. Teori yang terkenal dalam golongan ini adalah teori
Birkmeyer. Berdasarkan teori Birkmeyer, kausa dalam kasus ini adalah Yuxi
meminum obat kiriman Yuchen (20) membuat Yuxi kejang-kejang hingga
akhirnya meninggal dunia.
4. Apakah kasus diatas termasuk jenis delik :
 Delik Materiil
Benar, karena pada perumusannya menitikberatkan pada akibat yang
ditimbulkan.
 Dolus
Salah, karena Yuchen tidak menduga akibat yang ditimbulkan karena
perbuatannya maka seharusnya culpa.
 Sederhana/pokok
Benar, karena dalam pasal 359 KUHP tidak ada unsur pemberat/peringan.
 Berangkai
Salah, karena hanya butuh satu tindakan yang dapat membuka pelaku
dipidana. Seharusnya delik tunggal.
 Omisi tidak murni
Salah, karena perbuatan Yuchen merupakan perbuatan aktif / materiil, maka
seharusnya delik aktif.

5. Jika ada pergantian UU sebelum Yuxi meminum obat kiriman Yuchen (20), maka
menurut pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “jika sesudah perbuatan dilakukan ada
perubahan dalam perundang-undangan, dipakai aturan yang paling ringan bagi
terdakwa”. Karena belum ada akibat yang timbul dari perbuatan Yuchen pada 21
Desember, maka jenis delik nya berubah menjadi delik aduan/klatchdelict. Jadi,
ketentuan yang seharusnya digunakan hakim adalah ketentuan setelah perubahan
UU karena pada 21 Desember terjadi perubahan UU, sedangkan pada 23 Desember
baru muncul akibat yang timbul dari perbuatan Yuchen (20).

6. Jika obat yang dikirim Yuchen (20) untuk melenyapkan sahabatnya Yuxi, juga
diminum oleh Anto(adik Yuxi), akibatnya kakak beradik ini kehilangan nyawa. Maka,
Yuchen dapat dikenakan pasal 340 KUHP yang berbunyi “Barangsiapa sengaja dan
dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena
pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”. Walaupun
adik anton meninggal dunia karena kelalaian Yuchen (20), tetap dapat dikenankan
pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, karena pada awalnya Yuchen (20)
sudah mempunyai niat untuk menghilangkan nyawa Yuxi.

7. Jika obat yang dikirim Yuchen (20) kepada Yuxi untuk membuatnya mati, tidak
berhasil karena Yuxi tidak meminum obat itu sesuai dosis, Yuchen (20) tetap dapat
dikenakan pasal 53 ayat (1), (2) dan (3) KUHP tentang percobaan tindak pidana yang
berbunyi :
(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat itu ternyata dari adanya
permulaan pelaksaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-
mata disebabkan karena kehendaknya sendiri.
(2) Maksimum pidana pokok terhadap pokok terhadap kejahatan, dalam hal
percobaan dapat dikurangi sepertiga
(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati dan pidana seumur hidup,
dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
Dari pasal diatas, perbuatan Yuchen (20) tidak selesai pelaksaannya karena Yuxi
masih hidup, maka ia dikenakan pasal percobaan tindak pidana / poging. Karena
perbuatan Yuchen (20) adalah kejahatan pembunuhan berencana yang diancam
pidana mati dan pidana seumur hidup, maka Yuchen (20) dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.

Anda mungkin juga menyukai