"Jika seorang dengan sukarela, dengan tidak mendapat perintah untuk itu, mewakili
urusan orang lain dengan atau tanpa pengetahuan orang ini, maka ia secara diam-diam
mengikat dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut, hingga orang
yang diwakili kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusannya."
Ketentuan pasal 1354 KUH Perdata tersebut sebagai dasar adanya suatu
perwakilan sukarela. Menurut ketentuan pasal 1354 KUH Perdata tersebut, untuk terjadinya
perwakilan sukarena, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Dan berdasarkan ketentuan pasal 1354 KUH Perdata tersebut, perwakilan sukarela dapat terjadi
tanpa sepengetahuan orang yang diwakilinya. Tetapi pada umumnya yang teradi dalam praktek,
perwakilan sukarela terjadi dengan sepengetahuan orang yang diwakilinya.
Dari pengertian perwakilan sukarela tersebut, dapat dikatakan bahwa perwakilan sukarela terjadi,
karena seseorang yang diwakili tidak berada di tempat atau oleh karena sebab-sebab lain orang
yang diwakili tidak dapat mengurus kepentingannya sendiri. Dalam perwakilan sukarela
perbuatan-perbuatan hukum dapat dilakukan atas nama orang yang mewakili secara sukarela
sendiri atau atas nama orang yang diwakili.
Jika dilakukan atas nama orang yang diwakili dan kepentingannya telah diurus dengan
baik, maka terjadi hubungan antara orang yang diwakili dengan pihak ketiga.
Dalam hal orang yang mewakili secara sukarela bertindak atas nama sendiri, maka terjadi
hubungan hukum antar orang yang mewakili dengan pihak ketiga.
B. Hak dan Kewajiban dari Seorang Wakil Sukarela dan Orang yang Diwakilinya.
Pasal 1355 KUH Perdata, berbunyi :
Dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hak dan kewajiban
dari pihak yang mewakili dan yang diwakili dalam perwakilan sukarela adalah sebagai berikut :
Seorang wakil sukarela dalam melakukan pengurusan, harus bertindak sebagai bapak
rumah tangga yang baik.
Seorang wakil sukarela dalam melakukan pengurusan, harus mengurus dengan patut dan
layak kepentingan orang yang diwakili.
Seorang yang bertindak selaku wakil sukarela secara diam-diam mengikat dirinya untuk
meneruskan serta menyelesaikan pekerjaannya, hingga orang yang diwakili
kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusannya.
Seorang wakil sukarela berkewajiban meneruskan pengurusannya, jika orang yang
diwakilinya meninggal dunia sebelum urusannya selesai, sampai ahli warisnya dapat
mengambil alih kewajibannya.
Seorang wakil sukarela berkewajiban memberikan laporan dan perhitungan mengenai apa
yang ia terima.
Seorang wakil sukarela bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh orang yang
diwakili, yang disebabkan karena pelaksanaan tugas yang kurang baik.
Seorang wakil sukarela tidak berhak menuntut upah. Tetapi berhak mendapat
penggantian biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pekerjaannya selaku wakil
sukarela.
Seorang wakil sukarela mempunyai hak retensi, yaitu hak menahan barang-barang
kepunyaan orang yang diwakilinya sampai pengeluaran-pengeluarannya dibayar kembali.
(arrest Hoge Raad 10 Desember 1948)