Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dionisius Pangalinan

NIM : B011181032
Kriminologi Kelas B

1. Uraikan latar belakang munculnya teori-teori kriminologi dari perspektif


lainnya?
2. Bedakan pandangan teori labeling menurut Becker dan Howard?
3. Konsep penting dari teori labeling menurut Scharg adalah primary deviance
dan secondary deviance. Jelaskan kedua konsep tersebut?
4. Uraikan perbedaan antara model konsensus dan model konflik dalam teori
konflik?
5. Bandingkan konsep teori radikal dari Richard Quinney dan William Chamblis?

Jawaban dan Uraian


1. Teori-teori dari perspektif lainnya ini merupakan suatu alternatif penjelasan
terhadap kejahatn yang berbeda dengan dua perspektif sebelumnya yang
dianggap sebagai traditional explanations. Para kriminolog dari perspektif ini
ber alih dari teoriteori yang menjelaskan kejahatan dengan melihat kepada
sifat-sifat pelaku atau kepada sosial. Mereka justru berusaha menunjukkan
bahwa orang menjadi kriminal bukan karena cacat/kekurangan internal tetapi
karena apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam kekuasaan,
khususnya mereka yang berada dalam sistem peradilan pidana.

2. Becker. Melihat kejahatan itu melihat kejahatan itu sering kali bergantung
pada mata si pengamat karena anggota-anggota dari kelompok-kelompok
yang berbeda memiliki perbedaan konsep tentang apa yang disebut baik dan
layak dalam situasi tertentu, sedangkan Howard, berpendapat bahwa teori
labeling dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu: a. persoalan tentang
bagaimana dan mengapa seseorang memperoleh cap atau label dan b. efek
labeling terhadap penyimpangan tingkah laku berikutnya. Persoalan pertama
dari labeling adalah memberikan label/cap kepada seseorang yang sering
melakukan kenakalan atau kejahatan. Labeling dalam arti ini adalah labelling
sebagai akibat dari reaksi masyarakat. Persoalan labeling yang kedua (efek
labeling) adalah bagaimana labelling mempengaruhi seseorang yang terkena
label/cap. Persoalan ini memperlakukan labelling sebagai variabel yang
independent atau variabel bebas. Dalam kaitan ini terdapat dua proses
bagaimana labeling mempengaruhi seseorang yang terkena label/cap untuk
melakukan penyimpangan tingkah lakunya.

3. Dua konsep penting dalam teori labeling adalah primary deviance dan
secondary deviance. Primary deviance ditujukan kepada perbuatan
penyimpangan tingkah laku awal, sedangkan secondary deviance adalah
berkaitan dengan reorganisasi psikologis dari pengalaman seseorang sebagai
akibat dari penangkapan dan cap sebagai penjahat. Sekali cap ini dilekatkan
pada seseorang, maka sangat sulit orang yang bersangkutan untuk
selanjutnya melepaskan diri sari cap dimaksud dan kemudian akan
mengidentifikasi dirinya dengan cap yang telah diberikan masyarakat
terhadap dirinya.

4. Menurut model konsensus, anggota masyarakat pada umumnya sepakat


tentang apa yang benar dan apa yang salah, dan bahwa intisari dari hukum
merupakan kodifikasi nilai-nilai sosial yang disepakati tersebut. Model
konsensus ini melihat masyarakat sebagai suatu kesatuan yang stabil dimana
hukum diciptakan “for themgeneral good” (untuk kebaikan umum). Fungsi
hukum adalah untuk mendamaikan dan mengharmonisasi banyak
kepentingan yang oleh kebanyakan anggota masyarakat dihargai dengan
pengorbanan yang sedikit mungkin.
Sedangkan model konflik, mempertanyakan tidak hanya proses
dengan mana seseorang menjadi kriminal, tetapi juga tentang siapa di
masyarakat yang memiliki kekuasaan (power) untuk membuat dan
menegakkan hukum. Teori konflik, sebagaiman labelling theory, memiliki
akarnya dalam memberontak dan mempertanyakan tentang nilai-nilai, tetapi
berbeda dengan pendekatan labeling maupun tradisional yang terfokus pada
kejahatan dan penjahat (termasuk labeling terhadap pelaku oleh sistem).
Teori konflik ini mempertanyakan eksistensi dari sistem itu sendiri.

5. Menurut Richard Quinney beranggapan kejahatan adala akibat dari


kapitalisme dan problem kejahatan hanya dapat dipecahkan melalui
didirikannya negara sosialis. Menurut Chamblis ada hubungan antara
kapitalisme dan kejahatan yaitu : a. Dengan diindustrialisasikannya
masyarakat kapitalis, dan celah antara golongan borjuis dan proletariat
melebar, hukum pidana akan berkembang dengan usaha memaksa golongan
ploteriat untuk tunduk. b. Mengalihkan perhatian kelas golongan rendah dari
eksploitasi yang
mereka alami. c. Masyarakat sosialis akan memiliki tingkat kejahatan yang
lebih rendah karena dengan berkurangnya kekuatan perjuangan kelas akan
mengurangi kekuatan-kekuatan yang menjurus kepada fungsi kejahatan

Anda mungkin juga menyukai