USULAN PENELITIAN
METODE PENULISAN DAN PENELITIAN HUKUM
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai mutu
dalam Mata Kuliah Metode penelitian dan penulisan hukum.
Oleh
ALYA DHIYA NATASYA ALRASYID
NPM : 194301183
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Hukum Perdata
Dosen :
Dr. H, Asep Rozali., S.H., M.H.
ii
PENGALIHAN BENTUK UANG KEMBALIAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI
KONSUMEN
Usulan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin kecilnya nilai nominal mata uang rupiah, hal itu berdampak pada semakin
sedikitnya jumlah uang koin yang beredar di masyarakat. Memang disini tidak sedang
membahas masalah uang pecahan koin, namun lebih menyoroti cadangan uang koin yang
dimiliki pedagang.
Saat ini mayoritas konsumen tidak memperdulikan uang kembalian dalam bentuk
logam. Faktanya bahwa masih banyak konsumen yang tidak menyadari hak dan kewajiban
dalam hal melakukan transaksi jual beli sehari-hari, berkorelasi pada minimnya pengetahuan
konsumen terkait perlindungan hukum yang ada. Salah satu cotoh lain yang dapat kita lihat
adalah fenomena uang kembalian dalam bentuk permen yang sempat marak terjadi
dikarenakan tidak ada yang menyadari sehinggga berdampak pada semakin malasnya para
pelaku usaha mulai dari skala kecil hingga skala retail untuk menyediakan stok uang logam
kejadian kurang menyenangkan terkait dengan uang koin jika berurusan dengan transaksi
pada saat ini. Hal inii terjadi pada konsumen karena membeli sesuatu, dan ternyata
1
kembalinnya oleh penjual bukannya diberikan dalam uang koin. Melainkan diganti
seenaknya sendiri dengan permen. Tidak hanya identik uang koin seratus rupiah yang
kemungkinan diganti dengan permen, kelipatannya hingga lima ratus pun pernah diganti
dengan permen dalam proses jual beli, sering terdengar pembeli adalah raja. Ini adalah motto
bisnis bahwa pelayanan harus diberikan sebaik mungkin bagi pelanggan. Pelayanan ini dapat
berupa keramahan dalam melayani pembeli, pemberian informasi yang jelas tentang produk
yang diperjual-belikan, sampai termasuk dalam hal pemenuhan jaminan produk bila produk
Peristiwa jual beli merupakan jaminan dari Hukum Perdata yang apabila terjadi
suatu perkara merupakan hal yang dapat dituntut atau diajukan tuntutannya di depan
pengadilan. Faktanya, peristiwa jual beli kerap kali kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari
namun pada umumnya kita tidak benar-benar tidak menyadari bahwa apa yang telah kita
lakukan adalam suatu perbuatan hukum yang dapat menimbulkan suatu akibat hukum apabila
terjadi kecurangan atau salah satu pihak mengingkari adanya perjanjian tersebut. Jadi apapun
yang kita lakukan dalam suatu jual beli dapat dituntut ke muka hukum apabila ada sebuah
kecurangan didalamnya.
Faktanya dalam melakukan kegiatan jual beli, pelaku usaha berusaha untuk
yang memang hal tersebut sudah sangat wajar terjadi ddalam kegiatan jual beli, akan tetapi,
dalam praktek jual beli yang terjadi di dalam masyarakat banyak sekali pelaku usaha yang
tersebut. Misalnya, tidak sesuai dengan standar yang di syaratkan oleh undang-undang,
mengurangi berat bersih (neto) dalam sebuah produk, tidak sesuai dengan janji yang
tercantum dalam label, pelaku usaha tersebut mengurangi jumlah timbangan dalam barang
yang akan di jual, tidak mengikuti ketentuuan berproduksi secara halal, seringkali pula
2
ditemukan barang-barang yang sudah kadaluarsa (exspired), dan adapula yang
mencampurkan barang tersebut dengan bahan kimia agar lebih tahan lama.1
Selain itu, banyak pula pelaku usaha yang merugikan konsumen tanpa
sepengetahuan konsumen sendiri dan konsumen tersebut tidak memperdulikan hal tersebut.
Seperti contoh tentang pegalihan bentuk uang kembalian, kejadian yang dialami oleh Ibu Lisa
ketika beliau melakukan transaksi jual beli di salah satu mini market. Beliau mengalami
penambahan barang yang dibeli yang seharusnya beliau belanja dengan nominal Rp. 4.900,00
menjadi Rp. 5.000,00 dengan alasan pelaku usaha tidak memiliki uang kecil. Disinilah terjadi
pelangggaran hak terhadap Ibu Lisa untuk mendapatkan uang kembalian tersebut. Hukum
sebagai instrument untuk mencapai keadilan dan kepastian hukum turut berperan dalam
Pengalihan uang kembalian tersebut kedalam bentuk permen merupakan suatu cara
pelaku usaha agar mendapat keuntungan lebih dengan alasan tidak adanya uang kecil.
Seringkali konsumen mendapatkan kejadian tersebut yang dilakukan sepihak oleh pelaku
usaha tanpa persetujuan konsumen dan tanpa memperdulikan konsumen tersebut seolah-olah
Sebagai konsumen kita memerlukan suatu sistem dan upaya perlindungan agar tidak
terus menjadi pihak agar tidak dirugikan dalam suatu transaksi jual beli. Mewujudkan
1
Ahmad & Sutarman, Hukum Perlindungan Konsumen, PT.Rajagrafindo Persada: Jakarta, hlm. 63
3
perlindungan konsumen adalah mewujudkan hubungan berbagai dimensi yang satu sama lain
pemerintah. Berdasarkan kejadian diatas, penulistertarik untuk mencari informasi lebih lanjut
melalui penelitian tentang Hukum Perlindungan Konsumen dilihat dari segi tindakan
pengalihan uang kembalian kedalam bentuk permen yang dituangkan kedalam bentuk usulan
PERLINGUNGAN”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kejadian diatas selanjutnya pada bagian ini dipaparkan beberapa pokok
1. Bagaimana hubungan hukum antara pelaku usaha dengan konsumen dalam transaksi
jual beli?
3. Upaya seperti apakah yang dapat ditempuh konsumen dalam penyelesaian akibat
C. Tujuan Penelitian
4
Berdasarkan paparan masalah diatas, penulis mengidentifikasikan hal-hal yang teliti
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen dalam
3. Untuk mengetahui upaya seperti apakah yang dapat ditempuh konsumen dalam
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
rangka pengembangan dan perkembangan asas, teori, dan kaidah ilmu hukum pada
2. Kegunaan Praktis
akan melakukan transaksi jual beli dalam aplikasinya dikaitkan dengan Undang-
5
E. Kerangka Pemikiran
Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum”,
merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan perlindungan konsumen. Ada dua
1. Perlindungan Preventif
akan membeli atau menggunakan jasa tertentu, mulai dari proses pemilihan
sejumlah barang dan atau jasa tersebut dan selanjutnya memutuskan untuk
tertentu.
6
2. Perlindungan Kuratif
penggunaan atau pemanfaatan jasa tertentu oleh konsumen. Dalam hal ini
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan pribadi,
keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Konsumen dilindungi dari setiap tindakan produsen barang atau jasa, importer,
distributor penjual dan setiap pihak yang berada dalam jalur perdagangan barang atau
jasa ini, yang pada umumnya disebut dengan nama pelaku usaha. Menurut pengertian
Pasal 1 angka 3 UUPK, pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan
usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Menurut pasal 1457 KUHPerdata, jual beli adalah suatu persetujuan yang
yang bertindak sebagai pembeli mengikat diri berjanji untuk membayar harga.
7
Menurut Salim H.S, perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian yang dibuat
antara pihak penjual dan pembeli. Di dalam perjan jian itu pihak penjual berkewajiban
untuk menyerahkan obyek jual beli kepada pembeli dan berhak menerima harga dan
pembeli berkewajiban untuk membayar harga dan berhak menerima obyek tersebut.2
ada dua pihak, yaitu penjuaal yang menyerahkan hak milik atas benda dan pembeli
Obyek jual beli adalah benda dan harga. Benda adalah harta kekayaan yang
berupa benda material, benda immaterial, baik bergerak maupun tidak bergerak.
Harga adalah sejumlah uang yang senilai dengan nilai benda, harga selalu berupa
uang, bukan berupa benda. Tujuan yang hendak dicapai oleh pihak-pihak melalui
objek tadi adalah penjual menginginkan sejumlah uang menjadi miliknya, dan
b. Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada penjual.5
2
Salim H.S.,Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Konyrak, Sinar Grafika: Jakatra, 2003, hlm.49.
3
Mariam Darus, Aneka Hukum Bisnis, Bandung: Alumni. 2005. hlm.. 29.
4
Ibid, hlm..30.
5
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, hlm.. 181.
8
Dari kedua kesimpulan diatas maka dapat ditarik kesimpulan pihak penjual
berhak menerima pembayaran dan harga barang, dan pembeli berhak menerima
Jika pembelian dengan memberi uang panjar, salah satu pihak tidak dapat
panjarnya (Pasal 1464 KUHPerdata). Jadi, dengan alasan apapun jual beli dengan
uang panjar tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh penjual atau pembeli,
walaupun uang panjarnya dikembalikan oleh penjual atau disuruh memiliki oleh
Dalam jual beli dapat terjadi bahwa benda yang menjadi objek jual beli
bukan karena kesalahan penjual atau pembeli. Dalam ilmu hukum peristiwa ini
dikenal sebagai keadaan memaksa atau overmacht. Keadaan memaksa ialah suatu
peristiwa yang terjadi tidak sengaja dan terjadinya itu tidak dapat diduga ketika
Jika benda yang dijual itu berupa benda tertentu, maka sejak saat pembelian
6
Miriam Darus Badrulzaman, Op.Cit, hlm.. 33.
7
Ibid, hlm. 55
9
b. Pasal 1461 KUHPerdata mengenai benda bergerak yang dijual menurut berat,
jumlah, atau ukuran. Benda yang dijual menurut berat, jumlah, ukuran menjadi
tanggung jawab penjual sampai benda itu ditimbang, dihitung, atau diukur. Jadi
jika benda sudah ditimbang, dihitung, atau diukur, terpisahlah benda tersebut
dari milik penjual dan menjadi benda tertentu yang dibeli oleh pembeli. Resio
atas benda yang telah ditimbang, dihitung, atau dikukur menjadi tanggungan
diukur.8 Terkait dengan hubungan konsumen dengan pelaku usaha dalam suatu
berada pada pihak yang lemah. Konsumen dapat menjadi obyek aktivitas bisnis
cara-cara produksi dan pemasaran barang atau jasa, kiat promosi, cuaca
disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsumen. Secara umum ada empat hak
10
Hak pelaku usaha sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UUPK adalah:
kondisi dan nilai dan tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
4. Hak untuk merehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
diperdagangkan;
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
pemeliharaan;
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
11
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang
diperdagangkan;
pelaku usaha bertimbal balik dengn hak dan kewajiban konsumen. Ini berarti hak
bagi konsumen adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha.
Demikian pula dengan kewajiban konsumen merupakan hak yang akan diterima
pelaku usaha.
rangka jual beli. Jual beli sesuai Pasal 1457 KUHPerdata adalah suatu perjanjian
dengan nama pihak yang satu dengan mengikatkan dirinya untuk menyerahkan
suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah
1. Perjanjian
3. Harga
12
4. Barang
profesional liability.
F. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
2. Metode Pendekatan
(library research).
3. Tahap Penelitian
13
Untuk memperoleh data, penulis hanya melakukan penelitian kepustakaan
bahan hukum sebagai alat untuk mengkaji masalah hukum yang terkait dengan
a. Bahan hukum primer yang bersumber pada hukum positif, antara lain
Perlindungan Konsumen.
b. Bahan hukum sekunder meliputi buku karangan para sarjana yang berkaitan
internet.
Data yang diperlukan untuk usulan penelitian ini dikumpulkan dengan cara
dan menginventarisasi semua data kepustakaan atau data sekunder yang terkait
14
statistik tapi berupa uraian pembahasan sehingga didapat informasi baru dari
6. Lokasi Penelitian
7. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) bulan dengan perincian
sebagai berikut:
8. Anggaran Penelitian
15
Untuk memahami keseluruhan dari penelitian ini, maka laporannya akan disusun
16
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Media Group,Jakarta,2011.
Salim H.S.,Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika:
Jakatra, 2003.
Mariam Darus, Aneka Hukum Bisnis, Bandung: Alumni. 2005.
Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, cet. III. Alumni, Bandung,
2010.
Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari Hukum Acara
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Cet. Pertama,
B. Peraturan Perundang-undangan:
17
C. Sumber lain:
November 2014.
18