Anda di halaman 1dari 12

“PERJANJIAN PRIVAT DAN PUBLIK”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
HUKUM PERIKATAN

Disusun Oleh :
1. Muhamad Amzad (101190064)
2. Muhammad Sholikan (101190066)
3. Nurul Fadilah (101190079)
4. Nofita (101190077)

Kelas : SA. C

Dosen Pengampu :
Sesario Aulia, M.KN.

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah Swt. karena atas berkat rahmat-
Nya makalah yang berjudul ”Perjanjian Privat dan Publik” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Hukum
Perikatan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dosen dan teman-teman lainnya atas bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Penulis juga
berharap semoga gagasan pada makalah ini dapat bermanfaat dalam bidang hukum pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Ponorogo, 26 Maret 2021

Penulis

2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam hukum asing dijumpai istilah overeenkomst (bahasa Belanda), contract
/agreement (bahasa Inggris), dan sebagainya yang merupakan istilah yang dalam hukum
kita dikenal sebagai ”kontrak” atau ”perjanjian”. Umumnya dikatakan bahwa istilah-
istilah tersebut memiliki pengertian yang sama, sehingga tidak mengherankan apabila
istilah tersebut digunakan secara bergantian untuk menyebut sesuatu konstruksi hukum.
Istilah kontrak atau perjanjian dapat kita jumpai di dalam KUHP, bahkan didalam
ketentuan hukum tersebut dimuat pula pengertian kontrak atau perjanjian. Disamping
istilah tersebut, kitab undang-undang juga menggunakan istilah perikatan, perutangan,
namun pengertian dari istilah tersebut tidak diberikan.
Pengertian perjanjian yang dikemukakan oleh Yahya Harahap adalah : “Perjanjian
mengandung pengertian atau suatu hubungan hukum kekayaan harta benda antara dua
orang atau lebih, yang memberi kekuatan hak atau sesuatu untuk memperoleh prestasi
atau sekaligus kewajiban pada pihak lain untuk menunaikan kewajiban pada pihak lain
untuk memperoleh suatu prestasi”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perjanian privat dan publik?
2. Apa dasar hukum perjanjian privat dan publik?
3. Bagaimana akibat hukum ketika terjadi wanprestasi?
4. Sebutkan contoh kasus dan pembahasannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Guna mengetahui, memahami dan mengkaji penjabaran perjanjian privat dan publik.
2. Guna mengetahui dasar hukum perjanjian privat dan publik.
3. Guna mengetahui akibat hukumnya ketika terjadi wanprestasi.
4. Guna memahami kasus dari perjanjian privat dan publik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perjanjian Publik dan Privat.


Pengertian perjanjian secara umum adalah suatu perhubungan hukum antara
dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu
hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan
itu. Suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua
orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
Istilah perjanjian merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu
overeenkomst atau bahasa Inggris yaitu contract yang artinya perikatan, perutangan
dan perjanjian. Pengertian perjanjian berdasarkan Buku III Bab II KUH Perdata Pasal
1313 adalah suatu perjanjian (persetujuan) adalah satu perbuatan dengan mana satu
orang, atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Suatu janji dengan sengaja antara dua pihak tersebut dan kesepakatan untuk
saling mengikatkan diri, menimbulkan suatu hak dan kewajiban bagi masing-masing
pihak yang perlu untuk diwujudkan. Suatu perjanjian adalah persetujuan (tertulis atau
dengan lisan) yang dibuat oleh dua pihak atau lebih yang masing-masing berjanji akan
mentaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu.
Perjanjian adalah peristiwa nyata dan dapat dilihat wujudnya karena dalam
suatu perjanjian kita dapat melihat atau mendengar janji - janji yang diucapkan oleh
para pihak yang mengadakan persetujuan atau dapat pula membacanya dalam kalimat
yang berisi kata-kata janji yang telah dibuat dan disetujui oleh para pihak dalam suatu
perjanjian tertulis. Perjanjian yang diadakan secara tertulis lebih dikenal dengan nama
“kontrak”.1
Perjanjian publik yaitu suatu perjanjian yang sebagian atau seluruhnya
dikuasai oleh hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah
pemerintah, dan pihak lainnya swasta. Diantara keduanya terdapat hubungan atasan
dengan bawahan (subordinated), jadi tidak dalam kedudukan yang sama(co-
ordinated).

1
I Ketut Oka Setiawan, 2016, Hukum Perikatan,(Jakarta:Sinar Grafika), hal 42-43

5
Perjanjian Privat adalah perjanjian yang mengatur orang-orang yang satu
dengan yang lainnya dengan menitik beratkan kepada kepentingan perorangan.
perjanjian prifat inimemaksa kebebasan yuridis, kebebasan berbuat kontrak dan
dibatasi syarat-syarat oleh pemerintahan. 2
B. Dasar Hukum.
Menurut Pasal 1313 KUH Perdata Perjanjian adalah Perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari
peristiwa ini, timbullah suatu hubungan hukum  antara dua orang atau lebih yang
disebut Perikatan yang di dalamya terdapat hak dan kewajiban masing-masing
pihak.   Perjanjian adalah sumber perikatan.
Untuk subjek hukum badan hukum, baik badan hukum privat maupun badan
hukum publik terdapat pengaturan yang khusus. Dalam hal ini kapasitas tersebut
dikaitkan dengan kewenangan (authority, bevoegheid). Jadi, pertanyaan tentang
kapasitas suatu badan hukum privat dan badan hukum publik dinilai berdasarkan
kewenangan badan hukum tesebut.Berkenaan dengan hal tersebut terdapat
pengaturannya dalam Pasal 1654 dan Pasal 1655 KUH Perdata.
Perjanjian diatur dalam buku III KUHPerdata pasal 1233 yang berbunyi tiap-
tiap perikatan itu terjadi karena persetujuan atau karena undang-undang.3
C. Akibat Hukum Jika Terjadi Wanprestasi.
Abdul Kadir Muhammad mengatakan bahwa perjanjian adalah suatu
persetujuan dengan mana satu orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk
melaksanakan sesuatu hal dalam lapangan harta kekayaan.4 Sedangkan yang
dimaksud dengan kontrak baku adalah suatu kontrak tertulis yang dibuat hanya oleh
salah satu pihak dalam kontrak tersebut, bahkan sering kali kontrak tersebut sudah
tercetak (boilerplate) dalam bentuk formulirformulir tertentu oleh salah satu pihak.
Dengan dipergunakannya perjanjian baku, yang menunjukkan kecenderungan
semakin bermanfaatnya perjanjian baku tersebut dalam kehidupan masyarakat pada
setiap kontrak/perjanjian yang dilakukannya. Perlu diketahui dalam setiap perjanjian
yang dilakukan, pastilah akan menimbulkan suatu akibat hukum, dan untuk
memberikan rasa kepastian dan penyelesaian secara yuridis formal dari akibat hukum

2
http://legalakses.com/category/artikel/hukum-perjanjian-artikel/, diakses pada 26 Maret 2021 pukul 20.00
wib.
3
KUHPerdata, di terjemahkan oleh Subekti dan R. Tjitrosudibio, 2003, Pradnya Paramita, Jakarta. hal 83.
4
Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, hal. 17.

6
yang timbul dari perjanjian baku tersebut, maka diperlukan adanya suatu aturan
hukum sebagai dasar berlakunya perjanjian baku itu sendiri.
Namun perjanjian baku yang beredar dalam masyarakat, dalam pandangan
banyak pihak, masih banyak yang merugikan masyarakat dengan klausula baku
(standard) yang ada di dalamnya. Isi perjanjian standar umumnya berat sebelah, dan
banyak menguntungkan si pembuatnya.4 Pihak penyusun kontrak/perjanjian
(kreditur) dengan persyaratan-persyaratannya mempunyai kedudukan yang lebih kuat
bila dibandingkan dengan pihak lain yang pada umumnya berada dalam posisi lemah
(debitur).
Dengan demikian kedudukan debitur dalam perjanjian baku sangatlah lemah
dikarenakan pihak debitur tidak memiliki kesempatan untuk bernegosiasi/
merundingkan klausula baku yang sifatnya berat sebelah dan lebih menguntungkan
pihak pelaku usaha (kreditur), sebab kedudukan ekonomi kreditur lebih tinggi
dibandingkan dengan debitur. Apabila si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang
dijanjikannya, maka dikatakan debitur melakukan wanprestasi, debitur alpa, lalai, atau
ingkar janji, atau debitur juga melanggar perjanjian, bila debitur melakukan atau
berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukannya.
Faktor penyebab wanprestasi ada dua kemungkinannya, yaitu faktor dari luar
dan faktor dari dalam dari pihak. Faktor dari luar adalah peristiwa yang tidak
diharapkan terjadi dan tidak dapat diduga akan terjadi ketika perjanjian dibuat. Faktor
ini disebut keadaan memaksa, yang menghalangi pihak dalam perjanjian memenuhi
kepada pihak lainnya. Pihak yang tidak memenuhi kewajiban itu tidak dapat
dipersalahkan dan tidak dapat dikenal sanksi. Dalam hal ini tidak ada yang
bertanggung jawab.5
Adapun akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi dalam
suatu perjanjian adalah hukuman atau sanksi hukum berikut ini :
a. Debitur diwajibkan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh kreditur
(pasal 1234 KUHPerdata).
b. Apabila perikatan itu timbal balik. Kreditur dapat menuntut pembatalan/dapat
dibatalkan perikatannya melalui hakim (pasal 1266 KUHPerdata ).
c. Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, resiko beralih kepada debitur sejak
terjadi wanprestasi (pasal 1237 ayat 2 KUHPerdata).

5
Munir Fuady, 2003, Hukum Kontrak, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 76.

7
d. Debitur diwajibkan memenuhi perikatan jika masih dapat dilakukan, atau
pembatalan disertai pembayaran ganti kerugian (pasal 1267 KUHPerdata).6
e. Debitur wajib membayar biaya perkara jika diperkarakan di muka Pengadilan
Negeri, dan debitur dinyatakan bersalah.

D. Contoh kasus dan Pembahasannya.


 CONTOH KASUS PUBLIK.

Sejalan dengan uranian latar belakang di atas, dapat dirumuskan secara lebih
khusus pokok permasalahan hukum sebagai kerangka yang isi jawabannya dibahas detil
dalam sub pembahasan, sebagai berikut.

1. Apakah Provinsi Aceh memiliki kapasitas sebagai pihak dalam kontrak


penanaman modal internasional berdasarkan definisi kontrak internasional?

2. Apakah Provinsi Aceh memiliki kapasitas sebagai pihak dalam kontrak


penanaman modal internasiona berdasarkan teori badan hukum tentang subjek kontrak
internasional?

3. Sejauhmanakah Provinsi Aceh memiliki kapasitas sebagai pihak dalam kontrak

penanaman modal internasional berdasarkan urusan pemerintahan tentang

objek kontrak internasion

 PEMBAHASAN
Kontrak penanaman modal internasional merupakan bidang hukum yang
pengaturannya beririsan antara kaidah hukum privat dan kaidah hukum publik. Para
ahli memberikan pemahaman yang berbeda tentang sumber hukum dan klasifikasi
kontrak penanaman modal internasional ini. Banyak ahli berpendapat bahwa terhadap
hukum kontrak ini, pengaturannya terutama ada dalam hukum privat dan ada juga
dalam hukum publik. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa kontrak ini masuk ke
dalam ranah hukum publik, tepatnya hukum administrasi/tata negara karena itu perlu
diatur secara khusus. Hal ini karena adanya keterlibatan negara/daerah dalam
mengatur kontrakdemikian dengan kaidah pemaksa sehingga pihak lain tidak dapat
mengabaikannya. 7
6
Ibid., hal. 78.
7
http://www.scribd.com/doc/13273734/HUKUM-PERJANJIAN, dikases pada 28 maret 2021 pukul
19.00 wib

8
kontrak publik demikian, kedudukan para pihak tidak sederajat karena adanya
fungsi negara/daerah untuk mengatur kontrak tersebut, dan sebagai akibatnya asas
kebebasan berkontrak tidak berlaku secara penuh. Para ahli juga menggunakan istilah
lain terkait kontrak penanaman modal internasional ini. Selain kontrak publik, juga
kontrak negara dan penanam modal, kontrak negara, kontrak pemerintah, dan kontrak
administratif.Bloomberger menyatakan bahwa berlakunya hukum publik dan hukum
privat terhadap kontrak demikian terjadi secara bersamaan, yang sifatnya saling
mengisi dan tidak bertentanaan satu sama lain.
Dengan demikian kedua macam hukum tersebut beririsan, namun tetap
memperlihatkan warna garisnya masing-masing di dalam irisan tersebut.Perbedaan
antara kontrak pada umumnya dan kontrak publik (publiekrechtelijke overeenkomst)
tidak begitu terang. Menurut Herlien Budiono, perbedaannya bersifat relatif, karena
pada dasarnya semua ketentuan kontrak dalam hukum perdata berlaku terhadap
kontrak publik. Artinya badan hukum publik dapat menggunakan instrumen hukum
privat, dan terikat dengan segala hak dan kewajiban terkait, kecuali dalam hal yang
dilarang peraturan perundang-undangan.
Pada prinsipnya hukum kontrak penanaman modal merupakan ranting dari
hukum kontrak internasional, dan hukum kontrak internasional merupakan cabang
dari hukum kontrak yang berada dalam rumpun hukum privat. Jadi, tidak berada
dalam rumpun hukum publik. Hal demikian juga sejalan dengan perkembangan
terakhir di negeri Belanda sebagaimana diatur NBW, bahwa yang pada prinsipnya
berlaku terhadap kontrak penanaman modal internasional adalah hukum kontrak
Sedangkan hukum administrasi/tata negara berlaku sebagai pengecualian.

 Contoh kasus privat.


Perbuatan ingkar janji (wanprestasi) dan perbuatan melawan hukum (PMH).
Wanprestasi dilakukan oleh seseorang ketika dia tidak memenuhi perjanjian yang
sebelumnya telah dibuat. Sementara itu, PMH adalah tindakan yang
memperlihatkan tidak adanya itikad baik dari seseorang kepada pihak lain. si A
menyewakan 1 (satu) unit toko kepada si B, dibuat dalam sebuah perjanjian sewa
menyewa dibawah tangan (bermaterai cukup).
 Pembahasan.
Upaya hukum yang dapat ditempuh si A melalui Pengacara/advokat/lawyer
nya adalah dengan mengirimkan surat somasi/peringatan hukum kepada si B.

9
Namun bila si B tidak mengindahkan somasi, maka Pengacara/advokat/lawyer
dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan sesuai dengan alamat domisili si B,
dengan mencantumkan sebagai berikut:
Pasal-pasal perjanjian yang dilanggar oleh si B.Kerugian materiil dan
immaterial yang di derita si A; kerugian materiil yaitu kewajiban si B yang harus
membayar sisa pelunasan sebesar 50?rikut denda sebesar 10 (sepuluh) ?ri nilai
yang harus dibayarkan pelunasannya. Kerugian imateriil yaitu kerugian waktu,
tenaga dan pikiran si A yang tidak dapat berfikir tenang dan konsentrasi dalam
pekerjaan sehingga produktivitas menurun, yang bisa dinilai dengan
besaran/nominal uang.
Pengacara/advokat/lawyer si A dalam gugatannya dapat memohon kepada
pengadilan agar meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap
Bangunan/tanah/harta benda tidak bergerak milik si B.Pengacara/advokat/lawyer
si A dalam gugatannya juga dapat memohon kepada pengadilan, agar si B
membayar uang paksa (dwangsom) kepada si A setiap hari, setiap lalai si B
memenuhi isi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkraht),
terhitung sejak putusan pengadilan diucapkan hingga dilaksanakan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN.

8
https://www.jasahukumbali.com/artikel/kasus-hutang-piutang-wanprestasi, dikases pada 28 Maret 2021
pukul 19.00 wib.

10
Pengertian perjanjian secara umum adalah suatu perhubungan hukum antara
dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu
hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan
itu. Suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua
orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
Istilah perjanjian merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu
overeenkomst atau bahasa Inggris yaitu contract yang artinya perikatan, perutangan
dan perjanjian. Pengertian perjanjian berdasarkan Buku III Bab II KUH Perdata Pasal
1313 adalah suatu perjanjian (persetujuan) adalah satu perbuatan dengan mana satu
orang, atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Perjanjian publik yaitu suatu perjanjian yang sebagian atau seluruhnya
dikuasai oleh hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah
pemerintah, dan pihak lainnya swasta. Diantara keduanya terdapat hubungan atasan
dengan bawahan (subordinated), jadi tidak dalam kedudukan yang sama(co-
ordinated).
Perjanjian Privat adalah perjanjian yang mengatur orang-orang yang satu
dengan yang lainnya dengan menitik beratkan kepada kepentingan perorangan.
perjanjian prifat inimemaksa kebebasan yuridis, kebebasan berbuat kontrak dan
dibatasi syarat-syarat oleh pemerintahan.
Akibat hukum dari debitur wanprestasi dalam perjanjian baku sama halnya
dengan perjanjian pada umumnya, dimana debitur diwajibkan membayar ganti
kerugian yang telah diderita oleh kreditur, kreditur dapat menuntut
pemutusan/pembatalan perikatan melalui hakim, resiko beralih kepada debitur sejak
terjadi wanprestasi, debitur wajib memenuhi perjanjian jika masih dapat dilakukan
atau pembatalan disertai tuntutan ganti rugi, debitur wajib membayar biaya perkara
jika diperkarakan di muka Pengadilan.

DAFTAR PUSTAKA

11
I Ketut Oka Setiawan, 2016, Hukum Perikatan, Jakarta:Sinar Grafika.
http://legalakses.com/category/artikel/hukum-perjanjian-artikel/, diakses pada 26 Maret
2021 pukul 20.00 wib.
KUHPerdata, di terjemahkan oleh Subekti dan R. Tjitrosudibio, 2003, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung.
Munir Fuady, 2003, Hukum Kontrak, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
http://www.scribd.com/doc/13273734/HUKUM-PERJANJIAN, dikases pada 28 maret 2021
pukul 19.00 wib.
https://www.jasahukumbali.com/artikel/kasus-hutang-piutang-wanprestasi, dikases pada 28
Maret 2021 pukul 19.00 wib.

12

Anda mungkin juga menyukai