Anda di halaman 1dari 14

IMPLENTASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Pendidikan Pancasila”

Dosen Pengampu :

Farida Sekti Pahlevi, S.Pd, S.H, M.Hum

Disusun Oleh Kelompok 05/SAC :

1. Muhamad Amzad 101190064


2. Muh.Alfian Riski P. 101190067
3. Nur Azizi Hamidah R. 101190078
4. Muh. Tohir 101190072

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
diundagkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan batang tubuh
UUD 1945. Pancasila sebagai dasar filsafah dan ideologi negara Indonesia, buak terbrntuk secara
mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada idiologi-
idiologi lain didunia.

Namun, terbentuknya pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah
berdirinya bangsa indonesia. Seperti yang kita ketahui pancasila berasal dari kata pancayaitu
lima dan sila yaitu prinsip. Lima dasar tersebut yaitu :

1. Ketuhanan yang maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila pancasila suatu sistem nilai, oleh karena
itu pancasila pada hakikatnya merupakan sebuah kesatuan. Meskipun dalam pancasila
terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya namun kesemuanya
itu tidak lain merupakan sebuah kesatuan.

Dalam artikel ini kita akan membahas secasra khusus mengenai sila kelima yaitu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Beberapa Konsep tentang Keadilan

Keadilan menjadi syarat mutlak dalam hubungan antar manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Besarnya tuntutan akan keadilan akhir-akhir ini
mengemuka sebenarnya merupakan tuntutan normatif. Menurut hemat penulis, masalah yang
sesungguhnya bukan ada tidaknya keadilan, karena lebih dikarenakan formulasi keadilan.
Mengapa? Keadilan dapat dilihat dari berbagai sudut.

Pada tingkatan moral keadilan menjadi nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh segenap
lapisan masyarakat. Pada tingkat operasional didalam masyarakat masalahnya menjadi sangat
komplek sulit serta serinbg tidak mudah diterima oleh lapisan masyarakat. Pada tingkst individu
keadilan juga sulit untuk diformasikan.

Keadilan yang berkaitan dengan outcome sering disebut sebagai keadilan distributif,
namun sesungguhnya kedua hal tersebut tidak sama. Kajian pesikologi tentang keadilan
pemberian upah hampir selalu memasukkannya dalam lingkungan keadilan distributif. Bila
dicermati pembagian upah dapat dilihat dari dua sisi yiatu : distribusi dan pertukaran. Oleh sebab
itu, para ahli ekonomi menilainya sebagai keadilan pertukatran (komunikatif). Bahkan, ekonom
terkenal Adam Smith menyatakan bahwa hakikat keadilan adalah hakikat komunikatif.

Keadilan distributif sering digunakan untuk melihat kebijakan pemerintah terhadap


reakyat. Di sini tampak jelas tanggung jawab negara terhadap rakyat dinilai lebih besar
dibandingkan dengan rakyat terhadap negara. Oleh karena itu, negara harus mendistribusikan
sumber daya yang dikuasi kepada rakyat secara adil.1

1
Mohamad Sinal, Pancasila Konsensus Negara Indonesia, (Malang : Cita Intrans Selaras, 2017) hlm 204-205.

3
Keadilan prosedural terkait dengan berbagai proses dan perlakuan terhadap orang-orang
yang terlibat dalam proses tersebut. Ada kasus yang menarik dari keadilan prosedular, suatu
ketika para pelanggar lalu lintas tingkat rendah dapat dibebaskan dari segala hukuman atau
denda bila mereka mendatangi pengadilan.

Dengan kata lain, bagi pelanggar yang datng untuk diadili mereka bebas dari hukuman.
Alasan hakim sederhana pelanggar yang datang sudah kehilangan waktu dan biaya perjalanan,
kerugian ini dianggap cukup sebagai hukuman. Ternyata para pelanggar merasa diperlakukan
tidak adil meskipun mereka menerima putusan itu. Ketidakalian yang dimaksut tidak terletak
pada hasil putusan tapi pada proses pemutusan perkaranya. Disinilah kiranya perbedaan keadilan
distributif dengan prosedular.

Berbeda dengan keadilan distributif dan prosedular, kajian keadilan sistemik lebih langka
apalagi dari sudut pandang psikologi. Dengan kata lain keadilan sistem berkaitan erat dengan
struktur yang ada. Karena itu keadilan ini cenderung stabil sejalan dengan struktur yang berlaku.
Kriteria yang dimaksut antara lain yang dikemukan oleh Levental meliputi :

1. Konsisten dari waktu ke waktu dan satu orang ke orang lainnya.


2. Disusun berdasarkan data dan informasi data yang akurat.
3. Correctability tinggi terhadap klesalahan.
4. Berdasarkan standar etika dan moral.

Keadilan outcome level ini ditentukan oleh prosedur yang berlaku. Setidaknya ada dua
metode yaitu pertama disebut the self-interest model atau metode ini didasari pada konsep
egoisme yang sering menjadi dasar prilaku manusia agar ia mendapat keuntungan maksimum.
Oleh karena itu, keadilan prosedular menurut metode ini dapat tercapai jika individu yang
terlibat dalam suatu proses atau prosedur memperoleh keuntungan meskipun tidak sepenunya
berjalan sesuai dengan yang diharapakan.
2

Metode yang ke dua the group value model atau sebagai alternatif sebagai penjelasan
metode sebelumnya. Oleh karena itu menurut metode ini pihak yang ikut dalam proses ini harus
2
Ibid, 206.

4
mengikuti proses menjadi kelompok yang menjunjung tinggi kesepakatan yang telah disetujui.
Apabila ia tidak mematuhi akan dikelurkan dari kelompok itu atau memulai proses baru untuk
merumuskan kesepakatan lagi.

Untuk mencapai keadilan prosedular Minton mengajukan tiga syarat, pertama dalam
proses prosedur tersebut terjadi proses dalam mengambil keputusan yang terdiri dari beberapa
orang bukan tunggal. Yang dimana dalam proses ini melibatkan beberapa orang dan saling
menukar informasi sehingga pendapat dan keputusan akan lebih akurat.

Kedua, tim pengambil keputusan memiliki kekuatan yang merata diantara anggotanya.
Bila terjadi domonasi syarat pertama tadi kurang berarti. Ketiga, setiap anggota tim yang
mengambil keputusan harus bersepakat mendapatkan masukan yang sama. Ketidak seimbangan
masukan akan mengarah pada doiminasi yang memilikinya. Kondisi saat ini juga mencerminkan
prosedur yang tidak adil.

Prinsip-prinsip keadilan distributif itu bervariasi meskipun demikan ada tiga prinsip yang
sering digunakan. Pertama teori equlity secara garis besar prinsip ini mengandung dua hal pokok,
bagian yang diterima seseorang harus sebanding dengan sumbangan yang diberikan baik dalam
bentuk tenaga, pikiran, uang maupun yang lainnya.

Prinsip kedua kesetaraan atau ekualitas bila prinsip ini digunakan akan mendapkatkan
variasi penerimaan yang kecil. Prinsip ini juga sulit diterapkan kritik paling banyak datang
berkaitan dengan pengabaian terhadap potensi dan produktivitas kerja. Banyak pendapat yang
menyatakan bahwa prinsip ini tepat diterapkan pada pola hubungan bukan kerja misalnya
keluarga.

3
Ibid, 207-208.

5
Prinsip ketiga mengutamakan kebutuhan sebagai pertimbangan untuk distribusi. Disini
dapat diintrepretasikan bahwa sesorang akan mendapatkan bagian sesuai kebutuhannya dan
dalam hubungan kerja makin banyak kebutuhannya maka makin besar upah yang diterima.

Dalam kajian psikologi keadilan sering dibatasin pada penilaian subjektif tentang
keadilan. Dengan demikian, mungkin terjadi ketidakselarasan antara dalam keadilan yang
senyatanya (objektif) dengan penilaian keadilan (subjektif). Misalniya, secara aklamasi telah
disetujui dalam distribusi menggunakan prinsip proposional dan prinsip ini dilaksanakan secara
konsisten. Secara objektif keadaan ini dinilai adil, pada level individu dimungkinkan akan
munculnya penilaian tidak adil. Hal ini bisa terjadi karena refrensi keadilan tiap individu
berbedab.4

B. Keadilan sebagi norma yang universal.

Keadilan sebagai norma universal bagi kehgidupan manusia layak menjadi hak setiap
orang. Apa yang menjadi hak manusia adalah segala sesuatu yang diperoleh tanpa melanggar hak
orang lain. Setiap orang mempunyai hak yang tidak bisa dibeli yaitu hak atas perlindungan
terhadap diri sendiri dan harta bendanya.

Inilah gagasan liberal tentang keadilan. Tuntutannya bersifat sederhana dan manusiawi
karena tidak menuntut di atas kemampuan pengetahuan manusia. Politik yang dapat melindungi
kebebasan setiap orang dari paksaan dan kekerasan hanyalah dapat terwujud jika politik itu
dilandasi gagasan keadilan sepeti dimaksut diatas.

Hampir semua bencana kemiskinan dan kelaparan dalam sejarah dunia disebabakan oleh
penggunaan kekuasaan pemerintah yang sewenang-wenang. Jadi, bukan karena terlalu banyak
kebebasan dalam arti liberal, kemenangan atas kemiskinan merupakan salah satu kemenangan
besar liberalisme. Sejauh ini para penganut aliran liberal boleh saja mengklaim bahwasannya
keadilan mereka adalah keadilan sosial. Kebijakan-kebiajakan materi negara liberal harus tetap
dilandasi dengan prinsip mempertahankan keadilan dan hak umum.
5

4
Ibid, 208.
5
Ibid, 220.

6
Kebebasa yang dimaksut adalah kebebasan sosial yaitu suatu keadaan dimana kebebasan
itu terjamin oleh adanya persamaan batasan. Suatu keadaan dimana tak ada manusia atau
sekelompok manusia menggunakan kebebasannya sebagai alat untuk melanggar kebebasan
seseorang atau sekelompok orang dalam satu masyarakat. Kebebasan seperti itu pada hakikatnya
adalah nama lain dari keadilan.

Istilah sosial diambil dari bahasa lain societas yang berarti masyarakat. Tentu saja
seluruh masyarakat harus dilayani bukannya kepentingan-kepentingan terorganisir yang
menyalahgunakan kekuasaan politik untuk kepentingan pribadi. Seperti inilah pemahaman para
bapak ekonomi pasar sosial tentang istilah sosial tersebut ketika mereka menyatakan bahwa
sebuah negara liberal bukan menjadi kuat karena melayani egoisme-egoisme kelompok
melainkan karena menentang egoisme-egoisme tersebut.

Jadi demikian keadilan sosial kiranya telah menjadi kebalikan apa yang dipahami politik
dewasa ini tentang istilah tersebut. Pancasila bertujuan untuk membentuk suatu tertib sosial di
mana semua orang diikat dengan tali persaudaraan dan kasih sayang seperti anggota-anggota
keluarga yang diciptakan tuhan dari sepasang manusia. Persaudaraan ini bersifat universal dan
tidak picik.

Ia tidak dibatasi oleh bats geografi maupun demografis, tetapi meliputi umat manusia,
bukan hanya satu kelompok ras, suku, atupun keluarga. Konsekuensi wajar dari konsep dari
persaudaraan universal ini adalah kerja sama, tolong menlong khususnya antar sesama manusia,
juga lebih khusunya diperstuakan oleh persamaan idiologi yaitu pancasila.

Keadilan merupakan kedudukan sangat penting dalam pancasila sehingga berlaku adil
dianggap sebagai persaratan untuk bisa disebut manusi yang beradap. Implementasi keadilan
sosian sebagai norma yang universal akan lebih jelas dalam uraian berikut yaitu tentang keadilan
sosial dan ekonomi.6

1. Keadilan sosial

6
Ibid, 221.

7
Karena pancasila memandang manusia sebagai satu keluarga maka manusia sama
derajatnya dimata hukum dan pemerintah. Tidak ada perbedaan antara si kaya dan si
miskin antara yang berpangkat tinggi dan rendah, antara kulit putih dan hitam. Tida
boleh ada diskriminasi karena perbedaan ras, warna kulit atau kedudukan
dimasyarakat. Satu-satunya kriteria nilai diri seseorang adalah akhlaknya.

Guna memberikan gambaran yang lebih kongkrit sehubungan dengan keadilan


sosial ini ada baiknya kita menyimak kata-kata khalifah Umar bin Khathab berikut
kholifah kedua menulis surat untuk Abu Musa Al-As’ary salah satu gubernurnya dan
memerintahkannya untuk memperlakukan setiap orang yang berada di hadapanmu
sama hormatnya agar orang yang lemah tidak berputus asa akan keadilanmu, yang
berpangkat tidak mengharap keuntungan yang tidak menjadi haknya.

2. Keadilan Ekonomi

Konsep persaudaraan dan perlakuan yang sama terhadap seluruh anggota


masyarakat dimuka hukum tidaklah berarti apa-apa, kalau tidak disertai dengan
keadilan ekonomi yang memungkinkan setiap orang memperoleh hak atas
persumbangannya terhadap masyarakat atau terhadap orang lain agar tidak terjadi
eksploitasi terhadap yang lainnya.

Nabi memberi peringatan terhadap ketidak adilan dan eksploitasi ini adalah untuk
melindungi hak-hak anggota masyarakat dan untuk memajukan kesejahteraan umum
yang merupakan tujuan utama islam. Begitu juga dalam sila kelima pancasila para
pendiri tampaknya mengharap betul agar tercipta keadilan sosila bagi seluruh rakyat
indonesian yang mereka cintai.

Hal yang sangat penting dalam keadilan ekonimi adalah hubungan antara majikan
dan buruh, antara direktur dan bawahanyang oleh pancasila ditempatkan pada tempat

8
yang selayaknya dan diberi norma-norma khusus untuk mengatur keduanya. Dan juga
untuk memberikan keadilan diantara mereka.7

Adapun lembaga yang berwenang untuk melaksanakan keadilan adalah


pengadilan. Pengadilan merupakan lembaga yang bertugas untuk mencegah
terjadinya penganiyayaan atau sikap sewenang-wenang pihak satu dengan pihak
lainnya. Aparat dalam lembaga pengadilan yang menjadi sentral adalah hskim. Oleh
sebab itu jika hakim menjadi fokus perhatian dalam kasus yang ditangani atau yang
sudah di proses pengadilan.

C. Arti dan makna sila ke lima

Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaKemakmuran yang
merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.Seluruh kekayaan alam dan

7
Ibid, 222-223.

9
sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.Melindungi
yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya.Keadilan
sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik material
maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia berarti untuk setiap orang yang menjadi Rakyat
Indonesia, baik yang berdiam di wilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun Warga Negara
Indonesia yang berada di luar negeri.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti bahwa setiap orang Indonesia
mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
Sesuai dengan UUD 1945, maka keadilan sosial mencakup pula pengertian adil dan makmur.
Keadilan sosial yang dimaksud tidak sama dengan pengertian sosialistis atau komunalistis,
karena yang dimaksud dengan keadilan sosial dalam Sila ke- 5 bertolak dari pengertian bahwa
antara pribadi dan masyarakat satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Masyarakat tempat hidup
dan berkembang pribadi, sedangkan pribadi adalah komponennya masyarakat.

Keadilan sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan
kehidupan masyarakat. Karena kehidupan manusia itu meliputi jasmani dan kehidupan rohani,
maka keadilan itupun meliputi keadilan di dalam pemenuhan tuntutan hakiki kehidupan jasmani
serta keadilan di dalam pemenuhan hakiki kehidupan rohani secara seimbang. Dengan kata lain,
Keadilan di bidang material dan di bidang spiritual. Pengertian ini mencakup pula pengertian adil
dan makmur yang dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia secara merata, dengan
berdasarkan asas kekeluargaan8

D. Penjabaran sila kelima pancasila dalam pasal-pasal uud 1945

1. Pasal 2 (3) : wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari


negara tersebut pada ayat dua pasal ini digunakan untuk mencapai sebesar-sebesar

8
Syahrial Syahbaini, Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010)
hlm 90-91.

10
kemakmuran rakyat dalam arti kebangsaan, kesejahteraan, kemerdekaan dalam
masyarakat dan negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan
makmur.
2. Pasal 6 : semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial’
3. Pasal 9 (2) : tiap-tiap warga negara Indonesia baik laki-laki maupun
wanita mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh suatu hak tanah
serta untuk mendapat manfaat dam hasilnya baik bagi diri sendiri dan keluarga.
4. Pasal 12 (1) : segala usaha bersama dalam lapangan agraria didasarkan
atas kepentingan bersama dalam rangka keprntingan nasional dalam bentuk
koperasi atau gotong royong lainnya.
5. Pasal 13 (1) : pememrintah berusaha supaya dalam usaha-usaha dalam
lapangan agraria diatur sedemikian rupa sehingga meninggikan produksi dan
kemakmuran rakyat yang diatur dalam pasal 2 ayat 3 serta menjamin bagi setiap
warga negara Indonesia derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia baik
bagi diri sendiri ataupun keluarganya.
6. Pasal 14 (1) poin C : untuk keperluan pusat-pusat kehidupan masyarakat,
sosial, kebudayaan, dan lain-lain kesejahteraan.
7. Pasal 14 (2) : berdasarkan rencana umum tersebut pada ayat 1 ini dan
mengingat peraturan-peraturan yang bersangkutan pemerintah Daerah mengatur
persediaan, peruntukkan dan persewdian bumi, air serta ruang agkasa untuk
daerahnya sesuai daerahnya masing-masing9.

8. Pasal 17 (3) : tanah-tanah yang merupakan kelebihan dari batas


maksimum termaksud dalam ayat 2 pasal ini diambil oleh pemrintah dengan ganti
keruguian untuk selanjutnya dibagikan kepada rakyat yang membutuhkan
menurut ketentuan-ketentuan dalam peraturan pemerintah.
9. Pasal 18 : untuk kepentingan umum termasuk kepentingan bangsa
dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat hak-hak atas tanah dapat
9
Aris Rizki, https://www.academia.edu,PEMBAHASAN_TENTANG_MAKNA_SILA_KE-5_PANCASILA , diakses 15
November 2019 pukul 20.30 WIB.

11
dicabut dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur
oleh undang-undang.
10. Pasal 33 (3) : bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasi oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
11. Pasal 34 : fakir miskin dan anak-anak terlantar diplihara oleh negara.

10

E. Implementasi sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diuraikan secara singkat sebagai
suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahiriah batiniah, yang setiap warga
mendapatkan segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan hakikat manusia adil dan
beradab. Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan

10
Aris Rizki, https://www.academia.edu,PEMBAHASAN_TENTANG_MAKNA_SILA_KE-5_PANCASILA , diakses 15
November 2019 pukul 20.30 WIB.

12
pengamalannya, setiap warga harus mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajibanya serta menghormati hak-hak orang lain.

Demikian pula perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan kepada orang yang
memerlukan agar dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang demikian ia tidak menggunakan
hak miliknya untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, juga tidak untuk
hal-hal yang bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta perbuatan-perbuatan lain yang
bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Pada umumnya nilai pancasila digali
oleh nilai nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.

Karena digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan dan
kelebihan. Dengan sila ke-5 ( keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesi), manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Dalam hal ini dikembangkan perbuatannya yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan
sikap adil sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak
orang lain.

Pedoman pengamalan sila kelima yang terdapat dalam empat puluh lima penghayatan
dan pengamalan pancasila sebagai berikut :

1. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotong royongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
11

4. Menghormati orang lain.


5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap oarng lain.

11
Widjaja, Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004) hlm 25

13
7. Tindak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat boros dan gaya hidup
mewah.
8. Tindak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Sila kelima dari pancasila merupakan cita-cita luhur bangsa indonesia untuk menciptakan
keadilan dan kesejahteraan. Oleh karena itu kita juga harus semangat untuk mewujudkan cita-
cita tersebut. Caranya adalah dengan bersikap dan berprilaku sesuai dengan sila kelima pancasila
tersebut. Sebaliknya, sikap dan prilaku yang tidak sesuai dengan sila kelima pancasila barus kita
hindari.12

12
Ibid, 26-27.

14

Anda mungkin juga menyukai