Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Amzad

Nim : 101190064
Kelas : SA.C

Kesetaraan Gander
Berbicara tentang kesetaraan gander tidak terlepas dari sejarah masa lalu antara
perempuan dengan laki-laki. Kesetaraan gander ini sebenarnya hanya istilah sebutan orang
barat yang menganggap kekuatan seorang perempuan tidak sama dengan seorang laki-laki.
Sebenarnya sejak abad ke 14 islam telah menghapus istilah ‘’kesetaraan gander’’ itu sendir,
islam mengajarkan pada umatnya tentang persamaan antara manusia satu dengan manusia
lainnya baik perempuan maupun laki-laki baik , agama, dan ras.
Kesetaraan Gander di Indonesia dipelopori oleh RA Kartini sejak 1908 beliau
memperjuangkan Hak-Hak persamaan antara perempuan dan laki-lakiyang dimana pada saat
terjadi sebuah perbedaan yang sangat mencolok yang hanya memperoleh pendidikan adalah
laki-laki saja. kemudian semangat RA dilanjutkan lagi dalam kongres perempuan 22
desember 1928 yang kemudian diperingati sebagai hari Ibu.
Kemudian pada masa orba (1978) dibentuklah peranan urusan wanita didalam
kabinet. sedangkan kegiatan kesejahteraan perempuan sudah dibentuk dari tahun 1957
sebagai organisasi mandiri dan diselipkan ke kementrian dalam negri dengan idiologinya
“Panca Dharma Wanita”. Pada saat itu juga muncul jargon ”kemetrasejajaran antara
poerempuan dan laki-laki” .
Hal ini merupakan angin segar bagi kaum wanitan bangsa ini, kemudian mencipakan
sebuah kesetraan dan keadilan bagi perempuan tetapi disini juga dituntut peran ganda.
kemudian perjuangan tidak hanya berlaqnjut sampai disini sampai sekarangpun masih banyak
kita jumpai tumpang tindih akan hal itu.
Kata gender dapat diartikan sebagai peran yang dibentuk oleh masyarakat serta
perilaku yang tertanam lewat proses sosialisasi yang berhubungan dengan jenis kelamin
perempuan dan laki-laki. Ada perbedaan secara biologis antara perempuan dan laki-laki-
namun kebudayaan menafsirkan perbedaan biologis ini menjadi seperangkat tuntutan sosial
tentang kepantasan dalam berperilaku, dan pada gilirannya hak-hak, sumber daya, dan kuasa.
Kendati tuntutan ini bervariasi di setiap masyarakat, tapi terdapat beberapa kemiripan yang
mencolok.
Misalnya, hampir semua kelompok masyarakat menyerahkan tanggung jawab
perawatan anak pada perempuan, sedangkan tugas kemiliteran diberikan pada laki-laki.
Sebagaimana halnya ras, etnik, dan kelas, gender adalah sebuah kategori sosial yang sangat
menentukan jalan hidup seseorang dan partisipasinya dalam masyarakat dan ekonomi.
Tidak semua masyarakat mengalami diskriminasi berdasarkan ras atau etnis, namun
semua masyarakat mengalami diskriminasi berdasarkan gender-dalam bentuk kesenjangan
dan perbedaan-dalam tingkatan yang berbeda-beda. Seringkali dibutuhkan waktu cukup lama
untuk mengubah ketidakadilan ini. Suasana ketidakadilan ini terkadang bisa berubah secara
drastis karena kebijakan dan perubahan sosial-ekonomi.
Sedangkan dilingkungan saya sendiri kesetaraan gander itu tidak ada maksudnya
hubungan antara perempuan dan laki-laki tidak ada bedanya dari sini saya menyadari satu hal
bahwa dilingkungan saya tidak diskriminatif atau jurang pemisah antara perempuan dengan
laki-laki yang begitu jauh.
Sedangkan untuk masalah pendidikan formal sama laki-laki dan perempuan tidak
terlalu jauh dilingkngan saya, tetapi tidak semuanya mengenyam S1 S2 ada juga yang lulusan
sma SD. Tetapi ada juga yang menikah setelah lulus SMA karena alasan perempuan sudah
umur segitu kalau tidak nikah mau jadi apa sedikit diskriminatif sebenarya tapi ini hanya
berlaku pada kelompok kecil masyarakat lingkungan saya saja.
Ada satu keanehan dilingkungan saya setiap perempuan yang sudah menikah
penghasilan lebih tinggi dari pada laiki-laki disebabkan karena apa mereka itu menjadi tulang
punggu keluarga pergi ke luar negri kemudian yang laki-lakinya disuruh jadi bapak rumah
tangga ya semacam dunia terbalik gitu. Tapi dilingkungan saya itu menjadi hal yang lumrah
seakan-akan mendarah daging.
Jadi dilingkungan tempat tinggal saya perempuan memiliki kesetaran dengan laki-laki
tidak ada yang namanya laki-laki lebih berkuasa, ya walaupun ada sebagian kelompok kecil
masyarakat yang masih dinggap rendah itupun karena faktor keluarga nyanyang kurang
mampu.

Anda mungkin juga menyukai