Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari interaksi antar sesama.
Karena manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya.Sudah
merupakan sifat dasar manusia yaitu bertidak egois. Sehingga apabila sifat tersebut
terus menerus dibiarkan, maka yang terjadi adalah ketidak beraturan yang
menyebabkan kehancuran.Oleh karenanya manusia membutuhkan aturan-aturan yang
mengatur hak dan kewajiban antarasatu manusia dengan manusia yang lain. untuk
mewujudkan kehidupan yang aman dan sejahtera, maka harus menentukan perbuatan-
perbuatan manakah yang tidak boleh dilakukan, serta pidana apakah yang diancamkan
kepada mereka yang melanggar larangan-larangan itu.

Tindak pidana ekonomi selalu diidentikkan dengan tindak pidana


penyeludupan, padahal tindak pidana penyeludupan merupakan bagian dari tindak
pidana ekonomi. Tindak pidana ekonomi merupakan salah satu bentuk kejahatan,
namun berbeda dengan kejahatan lainnya, karena kejahatan ekonomi merupakan suatu
bentuk kejahatan yang dilakukan terhadap semua bentuk kegiatan ekonomi termasuk
juga dalam bidang keuangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tindak pidana ekonomi dan bagaimana unsur-unsurnya?
2. Bagaimana ruang lingkup tindak pidana ekonomi?
3. Bagaimana perkembangan tindak pidana ekonomi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari tindak pidana ekonomi dan bagaimana unsur-
unsurnya.
2. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup tindak pidana ekonomi.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan tindak pidana ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Unsur-Unsur Tindak Pidana Ekonomi


1. Pengertian Tindak Pidana Ekonomi
UU Darurat. No. 7 Tahun 1955 tidak memberikan atau merumuskan dalam
bentuk definisi mengenai hukum pidana ekonomi. Melalui ketentuan pasal 1 UU
Darurat No. 7 Tahun 1955 pada intinya yang disebut tindak pidana ekonomi ialah
pelanggaran sesuatu ketentuan dalam atau berdasarkan pasal 1 sub 1e, pasal 1 sub 2e,
dan pasal 1 sub 3e. Jadi setiap terjadi pelanggaran terhadap ketentuan pasal 1 UU
Darurat No. 7 Tahun 1955 adalah tindak pidana ekonomi. Dalam pasal 1 Undang-
undang tindak pidana ekonomi menyebutkan bahwa tindak pidana ekonomi adalah
pelanggaran berbagai ketentuan yang terdapat dalam atau berdasarkan berbagai
peraturan dan ordonantie (peraturan pemerintah) yang dicantumkan pada pasal 1 ayat
(1) undang-undang tindak pidana ekonomi.
Hukum pidana ekonomi diatur dalam UU Darurat No. 7 tahun 1955 tentang
pengusutan, penuntutan, dan peradilan tindak pidana ekonomi, yang mulai berlaku
pada tanggal 13 mei 1955.Tujuan dibentuknya UU Darurat No 7 tahun 1955 adalah
untuk mengadakan kesatuan dalam peraturan perundang-undangan tentang
pengusutan, penuntutan dan peradilan mengenai tindak pidana ekonomi. UU ini
merupakan dasar hukum dari hukum pidana ekonomi. Disebut dengan hukum pidana
ekonomi, oleh karena UU Darurat ini mengatur secara tersendiri perumusan Hukum
Pidana Formal disamping adanya ketentuan Hukum Pidana Formal dalam Hukum
Pidana Umum. Selain itu juga terdapat penyimpangan terhadap ketentuan Hukum
Pidana Materil (KUHP)
Jadi secara umum tindak pidana ekonomi merupakan suatu tindak pidana yang
mempunyai motif ekonomi dan lazimnya dilakukan oleh orang-orang yang
mempunyai kemampuan intelektual dan mempunyai posisi penting dalam masyarakat
atau pekerjaannya.

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana Ekonomi


a. Unsur-unsur tindak pidana ekonomi tidak berbeda dengan unsur-unsur tindak
pidana pada umumnya yakni:
1) Unsur subyektif, yang terdiri dari sengaja atau culpa.
2) Unsur obyektif, yang terdiri dari perbuatan manusia, akibat perbuatan
melawan hukum, dan keadaan-keadaan.
b. Berdasarkan unsur subyektif, tindak pidana ekonomi dibedakan yakni:
1) Jika dilakukan dengan sengaja, maka tindak pidana ekonomi tersebut
dinyatakan sebagai kejahatan.
2) Jika dilakukan dengan tidak sengaja, maka tindak podana ekonomi tersebut
termasuk pelanggaran.

c. Membantu dan percobaan


Berdasarkan pasal 4 undang-undang nomor 7/Darurat/1955, membantu
dan percobaan melaksanakan tindak pidana ekonomi dapat dihukum sedang hal
tersebut pada tindak pidana umum tidak dapat dihukum.

d. Wilayah tindak pidana ekonomi


Tindak pidana ekonomi yang dilakukan di Indonesia atau dilakukan di luar
negeri, di berlakukan undang-undang nomor 7/Darurat/1955. Penjelasan resmi
pasal 3 dimuat pada penjelasan umum sebagi berikut: “sebagai perluasan pasal 2
kitab undang-undang hukum pidana maka perbuatan ikut serta yang dilakukan
diluar negeri dapat dihukum pidana juga.”

B. Ruang Lingkup Tindak Pidana Ekonomi


1. Sifat Tindak Pidana Ekonomi
Berdasarkan penjelasan resmi Undang-undang nomor 7/Darurat/1955 sifat-sifat
tindak pidana ekonomi yakni:
a. Praktik jahat kalangan perdagangan, penjelasan resmi undang-undang nomor
7/Darurat/1955, anatar lain memuat “dapat dipahami dengan pengetahuan bahwa
kalangan perdagang berupaya secara maksimal untuk memperoleh keuntungan (laba)
sebesar-besarnya, kadang-kadang mereka lupa akan etika bahkan berupaya melanggar
peraturan. Tanpa memperdulikan kepentingan umum. Hal yan demikian wajar jika
dikategorikan sebagai praktik yang jahat.
b. Mengancam/merugikan aspek, kepentingan umum, penelasan umum undang-undang
nomor 7/Darurat/1955 antara lain memuat:”mengancam dan merugikan kepentingan-
kepentingan yang sangat gecomplceerd” Dalam kamus, gecomplicieer adalah rumit.
c. Anggapan bahwa mencari utang sebesar-besarnya merupakan kalkulasi perhitungan
usaha, bukan suatu kejahatan.

2. Subyek Tindak Pidana Ekonomi


a. Orang/manusia (person)
Berdasarkan pasal 3 undang-undang nomor 7/Darurat/1955 yang antara lain
berbunyi sebagai berikut: “barangsiapa turut serta melakukan undang-undang nomor
7/Darurat/1955.
b. Badan hukum (a legal person)
Berdasarkan pasal 15 ayat (1) yang berbunyi antara lain sebagai
barikut:”jika….”

3. Karakteristik Tindak Pidana Di Bidang Ekonomi


Karakteristik tindak pidana yang lebih rinci dan mendalam telah dikemukakan
oleh Clarke dalam bukunya business crime yang meliputi hal-hal berikut:
1) Privacy (hak pribadi)
2) Lack of public order violation (pelanggaran terhadap kepentingan umum)
3) Internal detection and control (pengawasan dan monitoring internal)
4) The limited role of the law (keterbatasan peran hukum atau undang-undang)
5) The ambiguity of business crime (ketidaktentuan kejahatan bisnis)
6) Business offences as politics (kejahatan bisnsi terkait politik)
7) Sanctions (hukuman)
8) Consumerism and bussines accountability (standarisasi kualitas hasil
produksi)
9) Private interest versus the public good (kepentingan pribadi melawan
kepentingan masyarakat)

Perkembangan kejahatan dibidang ekonomi disebabkan karena meningkatnya


kecepatan imformasi dan komunikasi serta perhubungan, sehingga penegakan hukum
semakin tidak mudah dan lebih kompleks dari semula. Penggunaan teknologi juga
telah memberi ruang gerak bagi para pelaku kejahatan, sehingga uang dari hasil
kejahatan dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu negara ke Negara yang lain,
sehingga susah dilacak.

Beberapa contoh dari jenis-jenis kejahatan dibidang ekonomi yaitu:


1. Modus operandi kejahatan sistem pembayaran
Seperti skimming, phising, dan malware. Skimming merupakan tindakan mencuri
data nasabah dengan memasang alat perekam data yang umumnya dilakukan pada mesin
atm. Pishing adalah tindakan illegal untuk memperoleh imformasi sensitive seperti user id
dan password. Sedangkan malware merupakan program yang berbahaya yang dapat
diperintah sesuai keinginan pembuatnya, dimana malware bisa digunakan untuk mencuri
data pribadi serta data-data perbankan.

2. Modus operandi kejahatan pajak


Modus pertama yaitu dengan cara tidak melaporkan penjualan dalam surat
pemberitahuan (spt) tahunan. Spt dimasukkan ke dalam rekening pemegang saham atau
keluarga. Penerimaan penjualan yang tidak dilaporkan dalam spt atau karena tidak
memungut ppn dan masuk ke rekening perusahaan akan dicatat sebagai hutang pemegang
saham. Modus kedua, menambahkan biaya-biaya fiktif. Modus ketiga menerbitkan atau
menggunakan faktur pajak tidak berdasrkan transaksi sebenarnya. Modus keempat, tidak
menyetorkan pajak yang dipotong atau dipungut,[3]

4. Tipe-Tipe Tindak Pidana Ekonomi


Menurut ensiklopedi, crime and justice (1983) dibedakan tiga tipe tindak pidana
ekonomi yaitu:
1) Property crimes
Property crime meliputi objek yang dikuasai individu (perorangan) dan juga
yang dikuasai oleh Negara. Perluasan ini telah dianut di dalam Model Penal Code
(pasal 233) meliputi tindakan-tindakan sebagai berikut:
1. Tindakan pemalsuan (untuk segala objek)
2. Tindakan penipuan yang merusak
3. Tindakan memindahkan atau menyembunyikan instrument yang tercatat atau
dokumentasi
4. Tindakan mengeluarkan cek kosong
5. Menggunakan kartu kredit yang diperoleh dari pencuria dan kartu kredit yang
ditangguhkan
6. Praktik usaha curang
7. Tindakan penyuapan dalam kegiatan usaha
8. Tindakan perolehan atau pemilikan sesuatu dengan cara tidak jujur atau curang
9. Tindakan penipuan terhadap kreditur beretikad baik
10. Pernyataan bangkrut dengan tujuan penipuan
11. Perolehan deposito dari lembaga keuangan yang sedang pailit
12. Penyalahgunaan dari lembaga keuangan yang sedang pailit
13. Penyalahgunaan dari asset yang dikuasakan
14. Melindungi dokumen dengan cara curang dan tindakan penyitaan

2) Regulatory crimes
Adalah setiap tindakan yang merupakan pelanggaran terhadap peraturan
pemerintah yang berkaitan dengan usaha di bidang perdagangan atau pelanggaran atas
ketentuan-ketentuan mengenai standarisasi dalam dunia usaha. Termasuk kedalam
regulatory crimes ini pelanggaran atas larangan perdagangan marjuana illegal atau
penyelenggaraan pelacuran atau peraturan tentang lisensi, pemalsuan kewajiban
pembuatan laporan dan asktivitas usaha di bidang perdagangan, dan melanggar
ketentuan upah buruh dan larangan monopoli di dlam dunia usaha serta usaha berlatar
belakang politik.
3) Tax crimes
Adalah tindakan yang melanggar ketentuan mengenai pertanggungjawaban di
bidang pajak dan persyaratan yang telah diatur di dalam undang-undang pajak. Selain
ketiga tipe tindak pidana di bidang ekonomi sebagaimana telah diberlakukan di dlam
system hukum pidana di Amerika Serikat khususnya di dalam model penal code.

5. Tindak Pidana yang Berkaitan Dengan Perekonomian Secara Umum dan Bersifat
Merugikan Negara
Tindak-tindak pidana yang berkaitan dengan perekonomian secara umum dan
merugikan Negara, yaitu sebagai berikut:
a. Tindak pidana korupsi
b. Tindak pidana perpajakan
c. Monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
d. Tindak pidana pencucian uang
e. Pelanggaran Haki
f. Tindak pidana perbankan
g. Penyelundupan (smuggling)
h. Tindak pidana di bidang perniagaan (commercial crimes)
i. Kejahatan computer (computer crime)
j. Tindak pidana lingkungan hidup (environmental crime)
k. Tindak pidana di bidang ketenagakerjaan

C. Perkembangan Tindak Pidana Ekonomi


White collar crime untuk pertama kali diperkenalkan oleh Edwin H Sutherland pada
tahun 1939. Dimana istilah white collar crime berkembang dengan konsep dan makna yang
berbeda-beda. Sebagian ahli menyebutnya dengan istilah organizational crime, corporate
crime, and bussines crime.
Joan miller membagi white collar crime ke dalam 4 kategori:
1. Kejahatan korporasi
Kejahatan korporasi dilakukan oleh para eksekutif demi kepentingan dan
keuntungan perusahaan yang berakibat kerugian pada masyarakat. Misalnya kejahatn
pajak, iklan yang menyesatkan.
2. Kejahatan jabatan
Yaitu kejahatan yang dilakukan oleh penjahat atau birokrat, seperti korupsi.
3. Kejahatan professional
Yaitu kejahatan di lingkungan professional, pelakunya meliput di lingkungan
professional, seperti dokter, akuntan, pengacara, notaris, dan berbagai profesi lain yang
mempunyai kode etk.
4. Kejahatan individual
Yaitu kejahtan yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa white collar crime merupakan
kejahatan yang dilakukan tanpa kekerasan tetapi selalu diikuti dengan kecurangan,
penyesatan, penyembunyian kenyataan, manipulasi, pelanggaran kepercayaan,akal-
akalan, atau pengelakan terhadap aturan.

Kejahatan yang berbentuk white collar crime harus mendapat perhatian khusus.
Karena white collar crime sering terjadi dalam bentuk kejahatan korporasi, kejahatan
perbankan dan tindak pidana korupsi.
Jadi perkembangan tindak pidana ekonomi khususnya diindonesia semakin
berkembang, dan dari segi dasar hukum untuk mencegah perbuatan tindak-tindak pidana
pun sudah ada, seperti dasar hukum untuk memberantas korupsi. Dimana sudah
diberlakukan sejumlah peraturan perundang-undangan yang sifatnya anti korupsi. Dengan
demikian tidak ada halangan bagi aparat penegak hukum untuk mengadili kasus-kasus
tindak pidana ekonomi khususnya korupsi. Political will dari pemerintah tentang
pemberantasan korupsi sudah dikumandangkan, tinggal sejauhmana tingkat
profesionalisme dan sekaligus integritas aparat penegak hukum menjalankan amanah.
Karena hukum yang baik dengan aparat pelaksana yang buruk akan menghasilkan yang
buruk, tetapi hukum yang buruk dengan aparat yang baik akan menghasilkan sesuatu
yang baik.
Diberbagai daerah diindonesia tekanan untuk memberantas korupsi sudah banyak
disuarakan oleh elemen masyarakat baik melalui demonstrasi di jalanan maupun melaui
forum-forum resmi, tetapi penegakan hukum terhadap pelaku masih kurang memuaskan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Secara umum tindak pidana ekonomi sudah diatur dalam UU Darurat No. 7 tahun 1955,
namun undnag-undang tersebut juga memberikan kesempatan kepada generasi
selanjutnya untuk menjabarkan norma dan pengertian perekonomian negar yang
berkaitan dengan perekonomian secara umum serta bersifat merugikan Negara.
2. Unsusr-unsur dari tindak pidana itu sendiri meliput unsur subyektif dan unsur obyektif.
3. Subyek hukum tindak pidana ekonomi yaitu meliputi manusia/orang, dan badan hukum.
4. Ada tiga tipe tindak pidana dibidang ekonomi yaitu property crimes, regulatory crimes,
dan tax crimes.
5. Tindak pidana yang bersifat umum dan merugikan Negara yaitu meliputi, tindak pidana
korupsi, tindak pidana perpajakan, monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, tindak
pidana pencucian uang, pelanggaran Haki, tindak pidana perbankan, Penyelundupan
(smuggling), tindak pidana di bidang perniagaan (commercial crimes), Kejahatan
computer (computer crime), tindak pidana lingkungan hidup (environmental crime),
tindak pidana di bidang ketenagakerjaan.
6. Perkembangan tindak pidana ekonomi sudah semakin bekembang , dari segi dasar
hukum untuk mencegah seluruh tindak-tindak pidana pun sudah ada, dan juga diberbagai
daerah sudah banyak disuarakan oleh masyrakat untuk mencegah tindak-tindak pidana
ekonomi tersebut, akan tetapi penegakan hukum terhadap pelakunya masih kurang,
sehingga tindak-tindak pidana ekonomi masih merarela terjadi.
Daftar Pustaka

Andi Hamzah.1983. Hukum Pidana Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Http://www.scribd.com/TINDAK-PIDANA-EKONOMI

Http://www.waspada.co.id/artikel-pembaca/kejahatan-di-era-perkembangan-ekonomi-

global/September,21/2016

Http://www.saidahida3010.blogspot.co.id/2016/04/makalah-tindak-pidana-ekonomi.

http://www.prayitnobambang.blogspot.co.id/2011/11/bab-3-perkembanagn-tindak-pidana.

Anda mungkin juga menyukai