HUKUM ASURANSI
Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, kekuatan dan ketabahan kepada penulis
terhadap makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Hambatan demi hambatan selalu menjadi tantangan penulis untuk membuat makalah
ini, baik dalam pelaksanaan maupun penyusunan makalah ini. Akan tetapi atas se izin Allah
SWT serta berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat melalui hambatan dalam pembuatan makalah ini, sehingga akhirnya makalah ini bisa
terselesaikan.
Akhir kata Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dari
pembuatan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, kritik dan saran
sangat diharapkan sekali untuk kesempurnaan pembuatan makalah ini kedepannya.
Ica Oktiana
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.3. Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
2.5 Polis.............................................................................................. 6
3.1.Kesimpulan ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengertian dari asuransi, kegiatan
usaha asuransi, perjanjian asuransi, dan juga polis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Prinsip-Prinsip dalam Asuransi
1. Prinsip Kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest) : hak subyektif
yang mungkin akan lenyap atau berkurang karena peristiwa tidak tentu.
2. Prinsip Itikad Baik (Utmost Goodfaith)
3. Prinsip Keseimbangan (Idemniteit Principle)
4. Prinsip Subrograsi (Subrogration Principle)
5. Prinsip Sebab akibat (Causaliteit Principle)
6. Prinsip Kontribusi
7. Prinsip Follow the Fortunes, berlaku bg reasuransi.
Bentuk Hukum Usaha Asuransi
1. Perusahaan Perseroan (Persero).
2. Koperasi.
3. Perseroan Terbatas.
4. Usaha Bersama (Mutual)
Tiga hal dalam Asuransi
1. Penanggung : pihak yang berjanji membayar jika peristiwa pada unsur ketiga
terlaksana.
2. Tertanggung : pihak yang berjanji membayar uang kepada pihak penanggung.
3. Suatu peristiwa belum tentu akan terjadi (evenement)
3
Asuransi Umum = 71 Perusahaan
Reasuransi = 7 Perusahaan
Berikut daftar asuransi yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang bisa
dijadikan bahan pertimbangan kamu dan agen asuransi kamu ketika mencari asuransi terbaik
dengan premi termurah.
4
Prinsip dasar atau hakekat asuransi di Indonesia yang dalam Pasal 246 KUHD dan UU
No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian adalah suatu perjanjian yang mengakibatkan
peralihan risiko dari tertanggung kepada penanggung. Dalam hal perjanjian asuransi, pihak-
pihak saling yang mengikatkan diri tersebut adalah penanggung dan tertanggung.Setelah
kedua belah pihak saling mengikatkan diri maka antara kedua belah pihak terjadi suatu
perikatan. Perikatan adalah hubungan hukum antara dua pihak yang, saling mengikatkan dini
melalui perjanjian.
Dalam perjanjian, kedua belah pihak saling berjanji untuk memberikan sesuatu,berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Perjanjian yang demikian dinamakan perjanjian atas
beban. Perjanjian atau persetuiuan adalah suatu peristiwa, sesuatu yang kongkrit yang dapat
kita lihat kita dengar, bahkan kalau perjanjian itu dituangkan dalam suatu naskah ia dapat kita
pegang. Hukum perjanjian menganut sistim terbuka,artinya setiap orang mempunyai
kebebasan seluas luasnya dalam menentukan isi dan perjanjian yang dibuatnya,dengan
ketentuan bahwa isi perjanjian tidak melanggar ketertiban umum,tata susila dan tidak
dilarang oleh undang-undang.
Hukum perjanjian sebagai suatu bagian dari hukum pedata yang diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) merupakan hukum pelengkap. Artinya
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam hukum perjanjian itu hanya merupakan ketentuan
yang sifatnya mengatur danakan melengkapi perjanjian yang kurang lengkap pembuatannya.
Ketentuan yang terdapat dalam hukum perjanjian dapat disimpangi atau tidak dipakai bila
disepakati oleh kedua belah pihak yang membuat persetujuan.
Pasal 1338 KUH Perdata menyebutkan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya, maka pihak yang
membuatnya harus mematuhi isi undang-undang tersebut. Disamping menganut sistim
terbuka, perjanjian berasas konsensual, artinya perjanjian sudah dianggap ada begitu terjadi
kesepakatan antara kedua belah pihak. Bila kedua belah pihak sudah memperoleh
kesepakatan mengenai hal-hal pokok dan perjanjian tersebut, maka perjanjian tersebut sudah
sah.
Asuransi/pertanggungan sebagai suatu perjanjian harus memenuhi syarat umum
perjanjian sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 1320 KUHPer yaitu :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri, yaitu adanya kehendak dan kedua belah
pihak terhadap benda/obyek yang dipertanggungkan.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
5
3. Suatu hal tertentu, yaitu adanya obyek dalam pertanggungan yang berupa benda,
jiwa manusia,raga manusia sehingga jelas mengenai obyek yang dipertanggungkan.
4. Suatu sebab yang halal
2.6 Polis
Pada dasarnya setiap perjanjian pasti membutuhkan adanya suatu dokumen. Setiap
dokumen secara umum mempunyai arti yang sangat penting karena berfungsi sebagai alat
bukti. Arti pentingnya dokumen sebagai alat bukti tidak hanya bagi para pihak saja, tetapi
juga bagi pihak ketiga yang mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan
perjanjian yang bersangkutan.Undang-undang menentukan bahwa perjanjian asuransi harus
ditutup dengan suatu akta yang disebut dalam Pasal 255 KUHD yaitu, “Suatu pertanggungan
harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polis“.
Menurut:
1. Ali Rido,S.H.
Polis adalah suatu akta yang ditandatangani oleh asuradur, yang fungsinya sebagai alat
bukti dalam perjanjian asuransi.
2. Molengraaff
Polis adalah suatu akta sebagai tulisan sepihak, dimana diuraikan dengan syarat-syarat
apa asuradur menerima perjanjian asuransi.
Polis asuransi adalah dokumen yang memuat kontrak antara pihak yang ditanggung
dengan perusahaan asuransinya.Ia dapat berupa secarik kertas kecil, suatu perjanjian singkat
yang tidak rumit, atau ia dapat pula berupa dokumen panjang yang rumit. Polis asuransi
menyatakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari pihak-pihak yang membuat kontrak itu.
Polis asuransi tidak lah serupa bentuknya, tetapi semua polis mempunyai persamaan anatomi.
Jenis-jenis Polis
Polis maskapai
Polis bursa (Amsterdam & Rotterdam)
Polis Lloyds
Polis perjalanan (voyage policy)
Polis waktu (time policy)
6
Klausula dalam Polis
Klausula Premier Risque
Klausula All Risk (kecuali 276 & 249 KUHD).
Klausula sudah mengetahui
Klausula renuntiatie (renunciation)
Klausula from Particular Average (FPA)
Klausula with Particular Average (WPA)
Polis sebagai Bukti Tertulis
Isi Polis (kecuali asuransi jiwa)/Pasal 256 KUHD:
1. Hari pembuatan perjanjian asuransi
2. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau untuk orang ketiga.
3. Uraian yang jelas mengenai benda obyek asuransi
4. Jumlah yang dipertanggungkan.
5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh penanggung.
6. Saat bahaya mulai berjalan & berakhir yang menjadi tanggungan penanggung.
7. Premi asuransi
8. Umumnya semua keadaan yg perlu diketahui oleh penanggung & segala syarat yang
diperjanjikan antara pihak-pihak.
Dalam polis juga harus dicantumkan isi polis dari berbagai asuransi yang diadakan
lebih dahulu (sebelumnya), dengan ancaman batal jika tidak dicantumkan (Pasal 271,
272, 280, 603, 606, 615 KUHD).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tetanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Polis asuransi adalah dokumen yang memuat
kontrak antara pihak yang ditanggung dengan perusahaan asuransinya.Ia dapat berupa secarik
kertas kecil, suatu perjanjian singkat yang tidak rumit, atau ia dapat pula berupa dokumen
panjang yang rumit.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33918453/Makalah_hukum_asuransi
https://lifepal.co.id/media/perusahaan-asuransi/
https://www.manulife.co.id/id/artikel/kenali-jenis-jenis-asuransi-untuk-
kebutuhanmu.htm