Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM BISNIS DAN PERBANKAN

HUKUM ASURANSI

Dosen Pengampuh :

Ny. Fatimatuz Zuhro, M.E

Disusun Oleh :

Ica Oktiana ( 2030603223 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, kekuatan dan ketabahan kepada penulis
terhadap makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Hambatan demi hambatan selalu menjadi tantangan penulis untuk membuat makalah
ini, baik dalam pelaksanaan maupun penyusunan makalah ini. Akan tetapi atas se izin Allah
SWT serta berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat melalui hambatan dalam pembuatan makalah ini, sehingga akhirnya makalah ini bisa
terselesaikan.
Akhir kata Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dari
pembuatan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, kritik dan saran
sangat diharapkan sekali untuk kesempurnaan pembuatan makalah ini kedepannya.

Palembang , 22 Mei 2022

Ica Oktiana

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1.  Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2.  Rumusan Masalah....................................................................................... 1

1.3.  Tujuan.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2

2.1 Pengertian Asuransi...................................................................................... 3

2.2 Pengaturan Asuransi .................................................................................... 4

2.3 Kegiatan Usaha Asuransi ............................................................................ 4

2.4 Perjanjian Asuransi....................................................................... 5

2.5 Polis.............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP............................................................................................. 8

3.1.Kesimpulan ................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai peranan
yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan
kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karakteristik dengan perusahaan nonasuransi.
Dalam dunia binis, banyak sekali risiko yang tidak dapat di prediksi. Secara rasional,
para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada
tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi
permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup
pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dipertegas lagi
dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnya industri asuransi di Indonesia,
maka akan semakin berkembang pula pertumbuhan akonomi Indonesia dari tahun ketahun
akan semakin meningkat. Pada era globalisasi seperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi
semakin meningkat oleh karena itu pertumbuhan atau perkembangan industri asuransi di
Indonesia semakin dan akan terus meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari asuransi ?
2. Bagaimana kegiatan usaha asuransi ?
3. Apa saja perjanjian asuransi ?
4. Apa yang dimaksud dengan polis ?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengertian dari asuransi, kegiatan
usaha asuransi, perjanjian asuransi, dan juga polis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi

Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :


Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tetanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Pasal 246 KUHD : Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana
seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tak tertentu.
Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian antara nasabah asuransi (tertanggung)
dengan perusahaan asuransi (penanggung) mengenai pengalihan risiko dari nasabah kepada
perusahaan asuransi.
Manfaat asuransi
1. Rasa aman dan perlindungan
2. Pendistribuan biaya dan manfaat yang lebih adil
3. Polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit
4. Berfungsi sebagai tabungan
5. Alat penyebaran risiko
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Jenis Asuransi Menurut Psl 247 KUHD antara lain:
1. Asuransi terhadap bahaya kebakaran.
2. Asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian yang belum dipaneni.
3. Asuransi jiwa.
4. Asuransi terhadap bahaya di laut.
5. Asuransi pengangkutan darat & perairan darat.

2
Prinsip-Prinsip dalam Asuransi
1. Prinsip Kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest) : hak subyektif
yang mungkin akan lenyap atau berkurang karena peristiwa tidak tentu.
2. Prinsip Itikad Baik (Utmost Goodfaith)
3. Prinsip Keseimbangan (Idemniteit Principle)
4. Prinsip Subrograsi (Subrogration Principle)
5. Prinsip Sebab akibat (Causaliteit Principle)
6. Prinsip Kontribusi
7. Prinsip Follow the Fortunes, berlaku bg reasuransi.
Bentuk Hukum Usaha Asuransi
1. Perusahaan Perseroan (Persero).
2. Koperasi.
3. Perseroan Terbatas.
4. Usaha Bersama (Mutual)
Tiga hal dalam Asuransi
1. Penanggung : pihak yang berjanji membayar jika peristiwa pada unsur ketiga
terlaksana.
2. Tertanggung : pihak yang berjanji membayar uang kepada pihak penanggung.
3. Suatu peristiwa belum tentu akan terjadi (evenement)

2.2 Pengaturan Asuransi


1. KUH Perdata
2. KUHD ( Ps. 246 s/d 308 )
3. UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
4. Keppres RI No. 40 Tahun tentang Usaha di Bidang Asuransi Kerugian
5. Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1249/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pelaksanaan Usaha di Bidang Asuransi Kerugian
6. KMK RI No. 1250/KMK.013/1988 tentang Usaha Asuransi Jiwa

2.3 Perusahaan Asuransi


Jumlah perusahaan asuransi di Indonesia cukup banyak, pemerintah telah merilis daftar
asuransi yang terdaftar di OJK. Adapun jumlah perusahaan asuransi yang terdaftar adalah
hingga Triwulan I 2022 adalah sebagai berikut.

3
Asuransi Umum = 71 Perusahaan

Asuransi Jiwa = 53 Perusahaan

Reasuransi = 7 Perusahaan

Asuransi Wajib = 3 Perusahaan

Asuransi Sosial = 2 Perusahaan

Berikut daftar asuransi yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang bisa
dijadikan bahan pertimbangan kamu dan agen asuransi kamu ketika mencari asuransi terbaik
dengan premi termurah.

1. Perusahaan asuransi Allianz


2. Perusahaan asuransi Prudential
3. Perusahaan asuransi AIA Financial
4. Perusahaan asuransi AXA Mandiri
5. Perusahaan asuransi Indolif

2.4 Kegiatan Usaha Asuransi


1. Usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana
masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada
anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya
kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau
meninggalnya seseorang.
2. Usaha penunjang usaha asuransi, yang menyelenggarakan jasa keperantaraan,
penilaian kerugian asuransi dan jasa aktuaria.

2.5 Perjanjian Asuransi


Pasal 246 KUHD maupun Pasal 1 UU Nomor 40 Tahun 2014 yakni pasal yang berisi
pengertian otentik dari asuransi menyebutkan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian.
Sebagai suatu perjanjian Ia tunduk pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Buku Ke-
III KUHPer yang dimulai dengan pasal 1313. Pasal 1313 KUHPer menyebutkan bahwa suatu
persetujuan atau perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.

4
Prinsip dasar atau hakekat asuransi di Indonesia yang dalam Pasal 246 KUHD dan UU
No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian adalah suatu perjanjian yang mengakibatkan
peralihan risiko dari tertanggung kepada penanggung. Dalam hal perjanjian asuransi, pihak-
pihak saling yang mengikatkan diri tersebut adalah penanggung dan tertanggung.Setelah
kedua belah pihak saling mengikatkan diri maka antara kedua belah pihak terjadi suatu
perikatan. Perikatan adalah hubungan hukum antara dua pihak yang, saling mengikatkan dini
melalui perjanjian.
Dalam perjanjian, kedua belah pihak saling berjanji untuk memberikan sesuatu,berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Perjanjian yang demikian dinamakan perjanjian atas
beban. Perjanjian atau persetuiuan adalah suatu peristiwa, sesuatu yang kongkrit yang dapat
kita lihat kita dengar, bahkan kalau perjanjian itu dituangkan dalam suatu naskah ia dapat kita
pegang. Hukum perjanjian menganut sistim terbuka,artinya setiap orang mempunyai
kebebasan seluas luasnya dalam menentukan isi dan perjanjian yang dibuatnya,dengan
ketentuan bahwa isi perjanjian tidak melanggar ketertiban umum,tata susila dan tidak
dilarang oleh undang-undang.
Hukum perjanjian sebagai suatu bagian dari hukum pedata yang diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) merupakan hukum pelengkap. Artinya
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam hukum perjanjian itu hanya merupakan ketentuan
yang sifatnya mengatur danakan melengkapi perjanjian yang kurang lengkap pembuatannya.
Ketentuan yang terdapat dalam hukum perjanjian dapat disimpangi atau tidak dipakai bila
disepakati oleh kedua belah pihak yang membuat persetujuan.
Pasal 1338 KUH Perdata menyebutkan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya, maka pihak yang
membuatnya harus mematuhi isi undang-undang tersebut. Disamping menganut sistim
terbuka, perjanjian berasas konsensual, artinya perjanjian sudah dianggap ada begitu terjadi
kesepakatan antara kedua belah pihak. Bila kedua belah pihak sudah memperoleh
kesepakatan mengenai hal-hal pokok dan perjanjian tersebut, maka perjanjian tersebut sudah
sah.
Asuransi/pertanggungan sebagai suatu perjanjian harus memenuhi syarat umum
perjanjian sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 1320 KUHPer yaitu :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri, yaitu adanya kehendak dan kedua belah
pihak terhadap benda/obyek yang dipertanggungkan.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

5
3. Suatu hal tertentu, yaitu adanya obyek dalam pertanggungan yang berupa benda,
jiwa manusia,raga manusia sehingga jelas mengenai obyek yang dipertanggungkan.
4. Suatu sebab yang halal

Ditambah ketentuan Pasal 251 KUHD tentang pemberitahuan (notification), yakni


tertanggung wajib memberitahukan kepada penanggung mengenai keadaan obyek asuransi.
Apabila lalai maka pertanggungan menajdi batal.

2.6 Polis
Pada dasarnya setiap perjanjian pasti membutuhkan adanya suatu dokumen. Setiap
dokumen secara umum mempunyai arti yang sangat penting karena berfungsi sebagai alat
bukti. Arti pentingnya dokumen sebagai alat bukti tidak hanya bagi para pihak saja, tetapi
juga bagi pihak ketiga yang mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan
perjanjian yang bersangkutan.Undang-undang menentukan bahwa perjanjian asuransi harus
ditutup dengan suatu akta yang disebut dalam Pasal 255 KUHD yaitu, “Suatu pertanggungan
harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polis“.
Menurut:
1. Ali Rido,S.H.
Polis adalah suatu akta yang ditandatangani oleh asuradur, yang fungsinya sebagai alat
bukti dalam perjanjian asuransi.
2. Molengraaff
Polis adalah suatu akta sebagai tulisan sepihak, dimana diuraikan dengan syarat-syarat
apa asuradur menerima perjanjian asuransi.
Polis asuransi adalah dokumen yang memuat kontrak antara pihak yang ditanggung
dengan perusahaan asuransinya.Ia dapat berupa secarik kertas kecil, suatu perjanjian singkat
yang tidak rumit, atau ia dapat pula berupa dokumen panjang yang rumit. Polis asuransi
menyatakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari pihak-pihak yang membuat kontrak itu.
Polis asuransi tidak lah serupa bentuknya, tetapi semua polis mempunyai persamaan anatomi.
Jenis-jenis Polis
 Polis maskapai
 Polis bursa (Amsterdam & Rotterdam)
 Polis Lloyds
 Polis perjalanan (voyage policy)
 Polis waktu (time policy)

6
Klausula dalam Polis
 Klausula Premier Risque
 Klausula All Risk (kecuali 276 & 249 KUHD).
 Klausula sudah mengetahui
 Klausula renuntiatie (renunciation)
 Klausula from Particular Average (FPA)
 Klausula with Particular Average (WPA)
Polis sebagai Bukti Tertulis
 Isi Polis (kecuali asuransi jiwa)/Pasal 256 KUHD:
1. Hari pembuatan perjanjian asuransi
2. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau untuk orang ketiga.
3. Uraian yang jelas mengenai benda obyek asuransi
4. Jumlah yang dipertanggungkan.
5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh penanggung.
6. Saat bahaya mulai berjalan & berakhir yang menjadi tanggungan penanggung.
7. Premi asuransi
8. Umumnya semua keadaan yg perlu diketahui oleh penanggung & segala syarat yang
diperjanjikan antara pihak-pihak.
 Dalam polis juga harus dicantumkan isi polis dari berbagai asuransi yang diadakan
lebih dahulu (sebelumnya), dengan ancaman batal jika tidak dicantumkan (Pasal 271,
272, 280, 603, 606, 615 KUHD).

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tetanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Polis asuransi adalah dokumen yang memuat
kontrak antara pihak yang ditanggung dengan perusahaan asuransinya.Ia dapat berupa secarik
kertas kecil, suatu perjanjian singkat yang tidak rumit, atau ia dapat pula berupa dokumen
panjang yang rumit.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33918453/Makalah_hukum_asuransi

https://lifepal.co.id/media/perusahaan-asuransi/

https://www.manulife.co.id/id/artikel/kenali-jenis-jenis-asuransi-untuk-
kebutuhanmu.htm

Anda mungkin juga menyukai