Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASURANSI JIWA, POLIS ASURANSI JIWA, EVANEMEN,

SANTUNAN DAN ASURANSI JIWA BERAKHIR.

Disusun Oleh :

Exceline Evata Hasangapon Putri Sitompul (20600018)


Jonathan Silalahi (20600044)
Mairefika Parapat (20600050)
Octafianus Marganda Sitompul (20600017)

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN


FAKULTAS HUKUM
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan karunia-
Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Asuransi Jiwa, Polis Asuransi,
Evanemen, Santunan dan Asuransi Jiwa berakhir" ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Cipto
Soenaryo, S.H.,M.Kn pada mata kuliah Hukum Asuransi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Asuransi Jiwa, Polis Asuransi, Evanemen, Santunan dan
Asuransi Jiwa berakhir bagi para pembaca dan juga bagi para penulis/penyusun makalah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Cipto Soenaryo, S.H.,M.Kn selaku
dosen pada mata kuliah Hukum Asuransi, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 30 November 2021

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3. Tujuan ........................................................................................................................ 1

BAB II ....................................................................................................................................... 2

2.1. Pengertian Asurasi Jiwa ........................................................................................... 2

2.2. Polis Asurasi Jiwa...................................................................................................... 3

2.3. Evanemen dan Santunan .......................................................................................... 5

2.4. Asuransi Jiwa Berakhir ............................................................................................ 6

BAB III...................................................................................................................................... 7

Kesimpulan ........................................................................................................................... 7

Saran...................................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di Zaman sekarang ini banyak resiko dimasa depan dapat terjadi kepada siapa saja
dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas, misalnya
yang terjadi dalam kecelakaan, kematian maupun sakit semua itu dapat menimpa seseorang
yang membuat kerugian besar bagi yang mengalaminya. Oleh karena itu setiap resiko yang
dihadapi oleh seseorang harus ditanggulangi sebelum mengalami kerugian yang leih besar
lagi. Salah satunya cara menanggulanginya adalah dengan menggunakan jasa asuransi. Saat
ini perusahaan asuransi sudah banyak di Indonesia hal-hal apa pun bisa diasuransikan.
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik
untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Orang yang
berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan
orang yang diasuransikan jiwanya. Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya,
asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat
diadakan selama hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah tentang pengertian asuransi,
pengertian asuransi jiwa, polis asuransi jiwa, evenemen dan berakhirnya asuransi jiwa.

1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian asuransi dan asuransi jiwa, dan
memberi pemahaman tentang polis auransi jiwa, evenemen dan berakhirnya asuransi jiwa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Asurasi Jiwa


Dalam Undang Nomor 2 Tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang lebih lengkap
jika dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam Pasal 246 KUHD. Menurut
ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992:
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau taggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dan suatu peristiwa tidak pasti
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.1
Jadi dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulasan bahwa asuransi di bagi menjadi
dua yaitu:
1. Asuransi kerugian Seperti yang dikatakan dalam pasal 1 angka 1 dari undang-undang
diatas “untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang dmarapkan, atau tanggung jawab hukuin
kepada pihak ket/ga yang rnungkin ahan diderita oleh terlanggung”.
2. Asuransi jiwa dan asuransi sosial “untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Dalam hubungannya dengan asuransi jiwa maka fokus pembahasan diarahkan pada jenis
asuransi, nomor 2. Apabila Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 di
persempit hanya melingkupi jenis asuransi jiwa, maka urusannya adalah:
“Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak
Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang diasuransikan.”
Didalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302 sampai pasal 308
KUHD. Terdapat 7 pasala yang mengatur tentang asuransi jiwa tetapi tidak satu pun yang
menjelaskan tentang pengertian asuransi jiwa.

1
Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992

2
Menurut ketentuan Pasal 302 KUHD: “Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk
keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu
yang ditentukan dalam perjanjian”2.
Selanjutnya, dalam Pasal 303 KUHD ditentukan: “Orang yang berkepentingan dapat
mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan
jiwanya”3.
Sehubungan dengan uraian pasal-pasal perundang-undangan di atas, Purwosutjipto
memperjelas lagi pengertian asuransi jiwa dengan mengemukakan definisi:
“Pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil) asuransi
dengan penanggung, dengan mana penutup (pengambil) asuransi mengikatkan diri selama
jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung, sedangkan
penanggung sebagai akibat langsung dan meninggalnya orang yang jiwanya
dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu jangka waktu yang diperjanjikan,
mengikatkan diri untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh
penutup (pengambil) asuransi sebagai penikmatnya”.

2.2. Polis Asurasi Jiwa


Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 KUHD, asruransi jiwa harus diadakan secara tertulis
dengan bentuk akta yang disebut polis. Menurut ketentuan pasal 304 KUHD, polis asuransi
jiwa memuat:
a. Hari diadakan asuransi;
Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini penting
untuk mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat diketahui pula sejak hari
dan tanggal itu risiko menjadi beban penanggung.
b. Nama tertanggung;
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar
premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau apabila jangka waktu
berlakunya asuransi berakhir, tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan
atau pengembalian dari penanggung. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa
dikenal pula penikmat (beneficiary). yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang
tertentu dan penanggung karena ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya,

2
KUHD, Pasal 302, halaman 74
3
KUHD, Pasal 303, halaman 74

3
dan tercantum dalam polis. Penikmat berkedudukan sebagai pihak ketiga yang
berkepentingan.
c. Nama orang yang jiwanya diasuransikan;
Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan. Jiwa
tanpa badan tidak ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak ada arti apa-apa bagi asuransi
Jiwa. Jiwa seseorang merupakan objek asuransi yang tidak berwujud, yang hanya dapat
dlkenal melalui wujud badannya. Orang yang punya badan itu mempunyai nama yang
jiwanya diasuransikan, baik sebagai pihak tertanggung ataupun sebagai pihak ketiga
yang berkepentingan. Namanya itu harus dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini,
tertanggung dan orang yang jiwanya diasuransikan itu berlainan.4
d. Saat mulai dan berakhirnya evenemen;
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku
asuransi. artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung, misalnya
mulai tanggal 1 januari 1990 sampai tanggal 1 Januari 00, apabila dalam jangka waktu
itu terjadi evenemen, maka penanggung berkewajiban membayar santunan kepada
tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai penikmat (beneficiary).
e. Jumlah asuransi;
Jumlah asuransi adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada saat
diadakan asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar oleh penanggung
kepada penikmat dalam hal terjadi evenemen, atau pengembalian kepada tertanggung
sendiri dalam hal berakhirnya jangka waktu asuransi tanpa terjadi evenemen. Menurut
ketentuan Pasal 305 KUHD, perkiraan jumlah dan syarat-syarat asuransi sama sekali
ditentukan oleh perjanjian bebas antara tertanggung dan penanggung. Dengan adanya
perjanjian bebas tersebut, asas kepentingan dan asas keseimbangan alam.asuransi jiwa
dikesampingkan.
f. Premi asuransi.
Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh tertanggung
kepada penanggung setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap bulan selama asuransi
berlangsung. Besarnya jumlah premi asuransi tergantung pada jumlah asuransi yang
disetujui oleh tertanggung pada saat diadakan asuransi. Akan tetapi, mengenai
rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat asuransi sama sekali bergantung pada
persetujuan antara kedua pihak (Pasal 305 KUHD).

4
Pasal 305 KUHD

4
2.3. Evanemen dan Santunan
a. Evanemen dalam Asuransi Jiwa
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada ketentuan
keharusan mencantumkan evenemen dalam polis asuransi jiwa berbeda dengan
asuransi kerugian, Pasal 256 ayat (1) KUHD mengenai isi polis mengharuskan
Pencantuman bahaya-bahaya yang menjadi beban penanggung. Mengapa tidak ada
keharusan mencantumkan bahnya yang menjadi beban penanggung dalam polis
asuransi jiwa? Dalam asuransi jiwa yang dimaksud dengan hahaya adalah
meninggalnya orang yang jiwanya diasuransikan. Meninggalnya seseorang itu
merupakan hal yang sudah pasti, setiap makhluk bernyawa pasti mengalami kematian.
Akan tetapi kapan meninggalnya seseorang tidak dapat dipastikan. lnilah yang disebut
peristiwa tidak pasti (evenemen) dalam asuransi jiwa. 5
Evenemen ini hanya 1 (satu), yaitu ketidak pastian kapan meniggalnya
seseorang sebagai salah satu unsur yang dinyatakan dalam definisi asuransi jiwa.
Karena evenemen ini hanya 1 (satu), maka tidak perlu di cantumkan dalam polis.
Ketidakpastian kapan meninggalnya seorang tertanggung atau orang yang jiwanya
diasuransikan merupakan risiko yang menjadi beban penanggung dalam asuransi jiwa.
Evenemen meninggalnya tertanggung itu bersisi 2 (dua), yaitu meninggalnya itu benar-
benar terjadi dalam jangka waktu asuransi, dan benar-benar tidak terjadi sampai jangka
waktu asuransi berakhir. Kedua-duanya menjadi beban penanggung.
b. Uang Santunan dan Pengembalian
Uang santunan adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh penanggung
kepada penikmat dalam hal meninggalnya tertanggung sesuai dengan kesepakatan yang
tercantum dalam polis. Penikmat yang di maksud adalah orang yang ditunjuk oleh
tertanggung atau orang yang menjadi ahli warisnya sebagai yang berhak menerima dan
menikmati santunan sejumlah uang yang dibayar oleh penanggung. Pembayaran
santunan merupakan akibat terjadinya peristiwa, yaitu meninggalnya tertanqgung
dalam jangka waktu berlaku asuransi jiwa.
Akan tetapi, apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi jiwa tidak

5
JurnalUNDIPpolisAsuransiJiwa Volume 5 no 3 (2016)
Pasal 304 KUHD
Pasal 256 ayat (1) KUHD

5
terjadi peristiwa meninggalnya tertanggung, maka tertanggung sebagai pihak dalam
asuransi jiwa, berhak memperoleh pengembalian sejumlah uang dan penanggung yang
jumlahnya telah ditetapkan berdasarkan perjanjian dalam hal ini terdapat perbedaan
dengan asuraransi kerugian. Pada asuransi kerugian apabila asuransi berakhir tanpa
terjadi evenemen, premi tetap menjadi hak penanggung, sedangkan pada asuransi jiwa,
premi yang telah diterima penanggung dianggap sebagai tabungan yang dikembalikan
kepada penabungnya, yaitu tertanggung.6

2.4. Asuransi Jiwa Berakhir


Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu berakhir.
Pembatalan tersebut dapat terjadi karena tertanggung tidak melanjutkan pembayaran premi
sesuai dengan perjanjian atau karena permohonan tertanggung sendiri. Pembatalan asuransi
jiwa dapat terjadi sebelum premi mulai dibayar ataupun sesudah premi dibayar menurut
jangka waktunya. Apabila pembatalan sebelum premi dibayar, tidak ada masalah. Akan
tetapi, apabila pembatalan setelah premi dibayar sekali atau beberapa kali pembayaran
(secara bulanan), bagaimana cara penyelesaiannya? Karena asuransi jiwa didasarkan pada
perjanjian, maka penyelesaiannya bergantung juga pada kesepakatan pihak-pihak yang
dicantumkan dalam polis.
Di negara – negara maju seperti Amerika dan berbagai negara di belahan Eropa,
mayoritas penduduknya sudah memiliki kesadaran akan pentingnya peranan asuransi
sehingga tanpa harus ditawari pun mereka akan mencari sendiri produk asuransi yang
cocok bagi mereka. Sebaliknya, di negara – negara berkembang seperti Indonesia,
kesadaran orang mengenai pentingnya asuransi belum terlalu diutamakan. Karena itu,
dalam modul ini kita akan membahas pengertian asuransi itu sendiri dan apa manfaat yang
bisa kita dapatkan dengan memiliki asuransi.

6
Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal),. Vol. 9 No.4 tahun 2020

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa asuransi jiwa adalah perjanjian, antara
2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang diasuransikan.
Menurut ketentuan pasal 304 KUHD, polis asuransi jiwa memuat:
a. Hari diadakan asuransi;
b. Nama tertanggung;
c. Nama orang yang jiwanya diasuransikan;
d. Saat mulai dan berakhirnya evenemen;
e. Jumlah asuransi;
f. Premi asuransi.
Evenemen ini hanya 1 (satu), yaitu ketidakpastian kapan meniggalnya seseorang sebagai salah
satu unsur yang dinyatakan dalam definisi asuransi jiwa. Berakhirnya asuransi jiwa:
a. Karena terjadinya Evenemen
b. Karena jangka waktu berakhir
c. Karena Asuransi gugur
d. Karena Asuransi dibatalkan

Saran
Alangkah baiknya, apabila di dalam KUHD yang mengatur tentang pertanggungan jiwa,
ditambahkan pasal yang mengatur mengenai pengertian asuransi jiwa yang lebih lengkap dan
dapat mencakup semua unsur-unsurnya, hal ini di maksudkan untuk memperoleh kesatuan
pengertian, sehingga dapat dihindarkan pelbagai penafsiran.
Hendaknya, di dalam pasal 304 KUHD ditambah dengan ke - tentuan mengenai tertunjuk
atau orang yang menerina uang pertanggungan, sebab hal ini harus ada dalam perjanjian
asuransi jiwa.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahasuransijiwa-maya.blogspot.com
https://pratamaiin.blogspot.com/2014/02/makalah-asuransi-jiwa.html
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
http://eprints.ums.ac.id/7875/1/C100060175.pdf
https://repo.undiksha.ac.id/3023/3/1613011100-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai