Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASURANSI JIWA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Manajemen Risiko dan Asuransi

DOSEN PEMBIMBING :
Ane Kurniawati., S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH :
Ipan Ripandi 193402051
Fitri Yuliyanti 193402057
Dimas Eri Ardiyanto 193402061
Alen Purnama 193402064
Sri Intan Nuraini 193402065
Dea Hidayati Munggaran 193402077
Chika Siska Diana 193402079
Arrizqan Mufid Fadhilah 193402081
Sigit Sugianto 193402082
Desi Fitriyani 193402085

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen Risiko dan Asuransi.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penyusun juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penyusun miliki. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan.

Tasikmalaya, 01 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
2.1. Rumusan Masalah..................................................................................................1
3.1. Tujuan Masalah......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1. Pengertian Asuransi Jiwa.......................................................................................3
2.2. Polis Asuransi Jiwa................................................................................................4
2.3. Evenemen dan Santunan........................................................................................7
2.4. Asuransi Jiwa Berakhir..........................................................................................9
2.5. Manfaat Asuransi Jiwa.........................................................................................12
2.6. Jenis-Jenis Asuransi Jiwa.....................................................................................15
2.7. Sistem Klain Asuransi..........................................................................................17
BAB III PENUTUP.........................................................................................................19
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................19
3.2. Saran....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik
untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Orang yang
berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang
yang diasuransikan jiwanya. Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa
bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama
hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian. Pihak-pihak yang
mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan tertanggung. Penanggung
dengan menerima premi memberikan pembayaran, tanpa menyebutkan kepada orang yang
ditunjuk sebagai penikmatnya.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah tentang
1. Apa pengertian asuransi ?
2. Apa pengertian asuransi jiwa ?
3. Apa yang dimaksud polis asuransi Jiwa ?
4. Bagaimana berakhirnya asuransi jiwa. ?
5. Apa Manfaat asuransi Jiwa
6. Bagaimana Klaim atas asuransi jiwa?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian asuransi dan asuransi jiwa;
2. Memberi pemahaman tentang polis auransi jiwa;
3. Memberi pemahaman tentang evenemen berakhirnya asuransi jiwa;
4. Mengetahui manfaat sauransi jiwa;
5. Mengetahui Klaim asuransi jiwa.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Asuransi Jiwa
2.1.1. Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
Dalam Undang Nomor 2 Tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang
lebih lengkap jika dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam Pasal 246
KUHD. Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun
1992: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
taggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul dan suatu peristiwa tidak pasti atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ini mencakup 2
(dua) jenis asuransi, yaitu:
a. Asuransi kerugian (loss insurance), dapat diketahul dan rumusan:
“untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang dmarapkan, atau tanggung jawab
hukuin kepada pihak ket/ga yang rnungkin ahan diderita oleh terlanggung”.
b. Ansuransi jumlah (sum insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi
sosial, dapat diketahui dari rumusan:
“untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Dalam hubungannya dengan asuransi jiwa maka fokus pembahasan
diarahkan pada jenis asuransi, butir (b). Apabila Pasal 1 angka (1) Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1992 di persempit hanya melingkupi jenis asuransi jiwa, maka
urusannya adalah: “Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih
dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang diasuransikan.” Definisi inilah yang akan
dijadikan titik tolak pembahasan asuransi jiwa selanjutnya. Sebelum berlakunya
2
3
Undang Nomor 2 Tahun 1992, asuransi jiwa diatur dalam Ordonantie op het
Levensverzekering Bedrijf (Staatsblad Nomor 101 Tahun 1941). Menurut
ketentuan Pasal 1 ayat (1) huruf Ordonansi tersebut: “Ovoroenkomstem van
levensvorzekering de overeenkomsten tot het doon van geldelijke uitkeringen,
tegen genot van premie en in verband met het leven of den dood van den menschs.
Overeenkomsten van herverzekering daaronder begrepen, met dien verstande, dat
overeenkomsten van ongevallenverzokerinq niet als overeenkomsten van
levensverzekerinq worden berschouwd”.
Terjemahnnnya.
“Asuransi jiwa adalah perjanjian untuk membayar sejumlah uang karena telah
diterimanya premi yang herhubungan dengan hidup atau matinya seseorang,
rensuransi termasuk di dalamnya, sedangkan asuransi kecelakaan tidak termasuk
dalam asuransi jiwa”. Dalam Pasal 27 Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan
bahwa dengan berlakunya undang- undang ini, maka Ordonantie op het Levens
Verzekering Bedrijf dinyatakan tidak berlaku lagi. Adapun yang dimaksud dengan
‘undang-undang ini’ adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992. Oleh karena
itu, tidak perlu lagi membahas asuransi jiwa berdasarkari Ordonansi ini karena
sudah tidak berlaku lagi, dan pengertian asuransi jiwa sudah tercakup dalam Pasal
1 angka (1) nomor 2 Undang- Undang Tahun 1992.
2.1.2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302. pasal 308
KUHD. Jadi hanya 7 (tujuh) pasa. Akan tetapi tidak 1 (satu) pasalpun yang
memuat rumusan definisi asuransi jiwa. Dengan demikian sudah tepat jlka definisi
asuransi dalam Pasat 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dijadikan
titik totak pembahasan dan ini ada hubungannya dengan ketentuan Pasal 302 dan
Pasal 303 KUHD yang membolehkan orang mengasuransikan jiwanya. Menurut
ketentuan Pasal 302 KUHD:
“Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan,
baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam
perjanjian”.
Selanjutnya, dalam Pasal 303 KUHD ditentukan:
“Orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa
diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya”.
4
Berdasarkan kedua pasal tersebut, jelaslah bahwa setiap orang dapat
mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk kepentingan
pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup atau selama jangka waktu
tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
Sehubungan dengan uraian pasal-pasal perundang-undangan di atas,
Purwosutjipto memperjelas lagi pengertian asuransi jiwa dengan mengemukakan
definisi: “Pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup
(pengambil) asuransi dengan penanggung, dengan mana penutup (pengambil)
asuransi mengikatkan diri selama jalannya pertanggungan membayar uang premi
kepada penanggung, sedangkan penanggung sebagai akibat langsung dan
meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu
jangka waktu yang diperjanjikan, mengikatkan diri untuk membayar sejumlah
uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup (pengambil) asuransi
sebagai penikmatnya”.
Dalam rumusan definisinya, Purwosutjipto menggunakan istilah “penutup
(pengambil) asuransi dan penangung.
Definisi Purwosutjipto berbeda dengan definisi yang terdapat dalam Pasal
angka (1) Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1 92. Perbedaan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dengan tegas di nyatakan bahwa
pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung
dan tertanggung, sedangkan Purwosutjipto menyebutnya penutup (pengambil)
asuransi dan penanggung.
b.Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dinyatakan bahwa “penanggung
dengan menerima premi memberikan pembayaran”, tanpa menyebutkan kepada
orang yang ditunjuk sebagai penikmnya. Purwosutjipto menyebutkan membayar
l orang yang ditunjuk oleh penutup (pengambil) asuransi sebagai penikmatnya.
Kesannya hanya untuk asuransi jiwa selama hidup, tidak termasuk untuk yang
berjangka waktu tertentu.
2.2. Polis Asuransi Jiwa
2.2.1. Bentuk dan isi Polis
Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 KUHD, asruransi jiwa harus diadakan
secara
5
tertulis dengan bentuk akta yang disebut polis. Menurut ketentuan pasal 304
kuhd, polis asuransi jiwa memuat:
a. Hari Diadakan Asuransi;
Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal
ini penting untuk mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat
diketahui pula sejak hari dan tanggal itu risiko menjadi beban penanggung
b. Nama Tertanggung;
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang
wajib membayar premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen
atau apabila jangka waktu berlakunya asuransi berakhir, tertanggung berhak
menerima sejumlah uang santunan atau pengembalian dari penanggung. Selain
tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa dikenal pula penikmat (beneficiary).
yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dan penanggung
karena ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya, dan tercantum
dalam polis. Penikmat berkedudukan sebagai pihak ketiga yang
berkepentingan.
c. Nama Orang Yang Jiwanya Diasuransikan;
Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu
kesatuan. Jiwa tanpa badan tidak ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak ada
arti apa-apa bagi asuransi Jiwa. Jiwa seseorang merupakan objek asuransi
yang tidak berwujud, yang hanya dapat dlkenal melalui wujud badannya.
Orang yang punya badan itu mempunyai nama yang jiwanya diasuransikan,
baik sebagai pihak tertanggung ataupun sebagai pihak ketiga yang
berkepentingan. Namanya itu harus dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini,
tertanggung dan orang yang jiwanya diasuransikan itu berlainan.
d. Saat Mulai Dan Berakhirnya Evenemen;
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku
asuransi. artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung,
misalnya mulai tanggal 1 januari 1990 sampai tanggal 1 Januari 00, apabila
dalam jangka waktu itu terjadi evenemen, maka penanggung berkewajiban
membayar santunan kepada tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai
penikmat (beneficiary).
e. Jumlah Asuransi;
6
Jumlah asuransi adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada
saat diadakan asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar oleh
penanggung kepada penikmat dalam hal terjadi evenemen, atau pengembalian
kepada tertanggung sendiri dalam hal berakhirnya jangka waktu asuransi tanpa
terjadi evenemen. Menurut ketentuan Pasal 305 KUHD, perkiraan jumlah dan
syarat-syarat asuransi sama sekali ditentukan oleh perjanjian bebas antara
tertanggung dan penanggung. Dengan adanya perjanjian bebas tersebut, asas
kepentingan dan asas keseimbangan alam.asuransi jiwa dikesampingkan.
f. Premi Asuransi.
Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh
tertanggung kepada penanggung setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap
bulan selama asuransi berlangsung. Besarnya jumlah premi asuransi
tergantung pada jumlah asuransi yang disetujui oleh tertanggung pada saat
diadakan asuransi. Akan tetapi, mengenai rancangan jumlah dan penentuan
syarat-syarat asuransi sama sekali bergantung pada persetujuan antara kedua
pihak (Pasal 305 KUHD).
2.2.2. Penanggung, Tertanggung, Penikmat
Dalam hukum asuransi minimal terdapat 2 (dua) pihak, yaitu penanggung dan
tertanggung. Penanggung adalah pihak yang menanggung beban risiko sebagai
imbalan premi yang diterimanya dari tertanggung. Jika terjadi evenemen yang
menjadi beban penanggung, maka penanggung berkewajiban mengganti kerugian.
Dalam asuransi jiwa, jika terjadi evenemen matinya tertanggung, maka penanggung
wajib membayar uang santunan, atau jika berakhirnya jangka waktu usuransi tanpa
terjadi evenemen, maka penanggung wajib membayar sejumlah uang pengembalian
kepada tertanggung. Penanggung adalah perusahaan asuransi jiwa yang memberikan
jasa dalam penanggulanggan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya
seseorang yang diasuransikan. Perusahaan Asuransi Jiwa merupakan badan hukum
milik swasta atau badan hukum milik negara.
Asuransi dapat juga diadakan untuk kepentingan pihak ketiga dan ini harus
dicantumkan dalam polis. Menurut teori kepentingan pihak ketiga (the third party
interest theory), dalam asuransi jiwa, pihak ketiga yang berkepentingan itu disebut
penikmat. Penikmat ini dapat berupa orang yang ditunjuk oieh tentanggung atau ahli
waris tertanggung. Munculnya penikmat ini apabila terjadi evenemen meninggalnya
7
tertanggung. Dalam hal ini, tertanggung yang meninggal itu tidak mungkin dapat
menikmati santunan, tetapi penikmat yang ditunjuk atau ahli waris tertanggunglah
sebagai yang berhak menikmati santunan. Akan tetapi, bagaimana halnya jika
asuransi itu berakhir tanpa terjadi evenemen meninggalnya tertanggung?. Dalam hal
ini tertanggung sendiri yang berkedudukan sebagai penikmat karena dia sendiri
masih hidup dan berhak menikmati pengembalian sejumlah uang yang dibayar oleh
penanggung.
Apabila tertanggung bukan penikmat, maka hal ini dapat disamakan dengan
asuransi jiwa untuk kepentingan pihak ketiga. Penikmat selaku pihak ketiga tidak
mempunyai kewajiban membayar premi terhadap penanggung. Asuransi diadakan
untuk kepentingannya, tetapi tidak atas tanggun jawabnya. Apabila tertanggung
mengasuransikan jiwanya sendiri, maka tentanggung sendiri berkedudukan sebagai
penikmat yang berkewajiban membayar premi kepada penanggung. Dalam hal ini
tertanggung adalah pihak dalam asuransi dan sekaligus penikmat yang berkewajiban
membayar premi kepada penanggung. Asuransi jiwa untuk kepentingan pihak
ketiga (penikmat) harus dicantumkan dalam polis.
2.3. Evenemen Dan Santunan
2.3.1. Evenemen dalam Asuransi Jiwa
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada ketentuan
keharusan mencantumkan evenemen dalam polis asuransi jiwa berbeda dengan
asuransi kerugian, Pasal 256 ayat (1) KUHD mengenai isi polis mengharuskan
Pencantuman bahaya-bahaya yang menjadi beban penanggung. Mengapa tidak ada
keharusan mencantumkan bahnya yang menjadi beban penanggung dalam polis
asuransi jiwa?. Dalam asuransi jiwa yang dimaksud dengan hahaya adalah
meninggalnya orang yang jiwanya diasuransikan. Meninggalnya seseorang itu
merupakan hal yang sudah pasti, setiap makhluk bernyawa pasti mengalami
kematian. Akan tetapi kapan meninggalnya seseorang tidak dapat dipastikan. lnilah
yang disebut peristiwa tidak pasti (evenemen) dalam asuransi jiwa. Evenemen ini
hanya 1 (satu), yaitu ketidak pastian kapan meniggalnya seseorang sebagai salah
satu unsur yang dinyatakan dalam definisi asuransi jiwa. Karena evenemen ini
hanya 1 (satu), maka tidak perlu di cantumkan dalam polis. Ketidakpastian kapan
meninggalnya seorang tertanggung atau orang yang jiwanya diasuransikan
merupakan risiko yang menjadi beban penanggung dalam asuransi jiwa. Evenemen
8
meninggalnya tertanggung itu bersisi 2 (dua), yaitu meninggalnya itu benar-benar
terjadi dalam jangka waktu asuransi, dan benar-benar tidak terjadi sampai jangka
waktu asuransi berakhir. Kedua-duanya menjadi beban penanggung.
2.3.2. Uang Santunan dan Pengembalian
Uang santunan adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh penanggung
kepada penikmat dalam hal meninggalnya tertanggung sesuai dengan kesepakatan
yang tercantum dalam polis. Penikmat yang di maksud adalah orang yang ditunjuk
oleh tertanggung atau orang yang menjadi ahli warisnya sebagai yang berhak
menerima dan menikmati santunan sejumlah uang yang dibayar oleh penanggung.
Pembayaran santunan merupakan akibat terjadinya peristiwa, yaitu meninggalnya
tertanqgung dalam jangka waktu berlaku asuransi jiwa. Akan tetapi, apabila sampai
berakhirnya jangka waktu asuransi jiwa tidak terjadi peristiwa meninggalnya
tertanggung, maka tertanggung sebagai pihak dalam asuransi jiwa, berhak
memperoleh pengembalian sejumlah uang dan penanggung yang jumlahnya telah
ditetapkan berdasarkan perjanjian dalam hal ini terdapat perbedaan dengan asuraransi
kerugian. Pada asuransi kerugian apabila asuransi berakhir tanpa terjadi evenemen,
premi tetap menjadi hak penanggung, sedangkan pada asuransi jiwa, premi yang telah
diterima penanggung dianggap sebagai tabungan yang dikembalikan kepada
penabungnya, yaitu tertanggung.
9
2.4. Asuransi Jiwa Berakhir
2.4.1. Karena Terjadi Evenemen
Dalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi beban
penanggung adalah meninggalnya tertanggung. Terhadap evenemen inilah
diadakan asuransi jiwa antara tertanggung dan penanggung. Apabila dalam jangka
waktu yang diperjanjikan terjadi peristiwa meninggalnya tertanggung, maka
penanggung berkewajiban membayar uang santunan kepada penikmat yang
ditunjuk oleh tertanggung atau kepada ahli warisnya. Sejak penanggung melunasi
pembayaran uang santunan tersebut, sejak itu pula asuransi jiwa berakhir. Apa
sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan, bukan sejak
meninggalnya tertanggung (terjadi evenemen)? Menurut hukum perjanjian, suatu
perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak berakhir apabila prestasi masing-masing
pihak telah dipenuhi. Karena asuransi jiwa adalah perjanjian, maka asuransi jiwa
berakhir sejak penanggung melunasi uang santunan sebagai akibat dan
meninggalnya tertanggung. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak terjadi
evenemen yang diikuti dengan pelunasan klaim.
2.4.2. Karena Jangka Waktu Berakhir
Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang menjadi beban
penanggung itu terjadi bahkan sampai berakhirnya jangka waktu asuransi. Apabila
jangka waktu berlaku asuransi jiwa itu habis tanpa terjadi evenemen, niaka beban
risiko penanggung berakhir. Akan tetapi, dalam perjanjian ditentukan bahwa
penanggung akan mengembalikan sejumtah uang kepada tertanggung apabila
sampai jangka waktu asuransi habis tidak terjadi evenemen. Dengan kata lain,
asuransi jiwa berakhir sejak jangka waktu berlaku asuransi habis diikuti dengan
pengembalan sejumlah uang kepada tertanggung.
10
2.4.3. Karena Asuransi Gugur
Menurut ketentuan Pasal 306 KUHD: “Apabila orang yang diasuransikan
jiwanya pada saat diadakan asuransi ternyata sudah meninggal, maka asuransinya
gugur, meskipun tertanggung tidak mengetahui kematian tersebut, kecuali jika
diperjanjikan lain”, Kata-kata bagian akhir pasal ini “kecuali jika diperjanjiknn
lain” memberi peluang kepada pihak- pihak untuk memperjanjikan menyimpang
dari ketentuan pasal ini, misalnya asuransi yang diadakan untuk tetap dinyalakan
sah asalkan tertanggung betul-betul tidak mengetahui telah meninggalnya itu.
Apablia asuransi jiwa itu gugur, bagaimana dengan premi yang sudah dibayar
karena penanggung tidak menjalani risiko? Hal ini pun diserahkan kepada pihak-
pihak untuk memperjanjikannya. Pasal 306 KUHD ini mengatur asuransi jiwa
untuk kepentingan pihak ketiga.
Dalam Pasal 307 KUHD ditentukan: “Apabila orang yang
mengasuransikan jiwanya bunuh diri, atau dijatuhi hukuman mati, maka asuransi
jiwa itu gugur”. Apakah masih dimungkinkan penyimpangan pasal ini?. Menurut
Purwosutjipto, penyimpangan dari ketentuan ini masih mungkin, sebab
kebanyakan asuransi jiwa ditutup dengan sebuah klausul yang membolehkan
penanggung melakukan prestasinya dalam hal ada peristiwa bunuh diri dan
badan tertanggung asalkan peristiwa itu terjadi sesudah lampau waktu 2 (dua)
tahun sejak diadakan asuransi. Penyimpangan ini akan menjadikan asuransi jiwa
lebih supel lagi.
11
2.4.4. Karena Asuransi Dibatalkan
Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu
berakhir. Pembatalan tersebut dapat terjadi karena tertanggung tidak melanjutkan
pembayaran premi sesuai dengan perjanjian atau karena permohonan tertanggung
sendiri. Pembatalan asuransi jiwa dapat terjadi sebelum premi mulai dibayar
ataupun sesudah premi dibayar menurut jangka waktunya. Apabila pembatalan
sebelum premi dibayar, tidak ada masalah. Akan tetapi, apabila pembatalan
setelah premi dibayar sekali atau beberapa kali pembayaran (secara bulanan),
bagaimana cara penyelesaiannya? Karena asuransi jiwa didasarkan pada
perjanjian, maka penyelesaiannya bergantung juga pada kesepakatan pihak-pihak
yang dicantumkan dalam polis. Di negara – negara maju seperti Amerika dan
berbagai negara di belahan Eropa, mayoritas penduduknya sudah memiliki
kesadaran akan pentingnya peranan asuransi sehingga tanpa harus ditawari pun
mereka akan mencari sendiri produk asuransi yang cocok bagi mereka.
Sebaliknya, di negara – negara berkembang seperti Indonesia, kesadaran orang
mengenai pentingnya asuransi belum terlalu diutamakan. Karena itu, dalam
modul ini kita akan membahas pengertian asuransi itu sendiri dan apa manfaat
yang bisa kita dapatkan dengan memiliki asuransi. Contoh pihak yang memiliki
insurable interest adalah sebagai berikut:
- Orang Tua dan Anak. Kedua belah pihak memiliki insurable interest
karena adanya hubungan darah.
- Suami dan Istri. Keduanya memiliki insurable interest karena mereka
berdua terikat dalam suatu hubungan pernikahan yang sah menurut
hukum yang berlaku.
Sebagian orang menganggap bahwa membayar premi sama dengan membuang
uang dengan sia – sia karena tidak terlihat manfaatnya secara nyata. Sebenarnya
anggapan itu salah total karena sebenarnya manfaat uang pertanggungan yang
akan diterima jauh lebih besar daripada jumlah premi yang dibayarkan.
12
2.5. Manfaat Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa merupakan salah satu produk asuransi paling laris dan tidak kalah
dengan manfaat asuransi kesehatan. Supaya tidak penasaran, berikut manfaat asuransi jiwa
AIA, Prudential, dan lainnya yang patut kamu ketahui.
1. Manfaat Asuransi Jiwa Sebagai Proteksi Dari Risiko Meninggal Dunia
Manfaat asuransi jiwa paling utama adalah dapat melindungi tertanggung dari
berbagai bentuk risiko musibah yang mungkin terjadi di masa depan. Misalnya kepala
keluarga meninggal dunia akibat kecelakaan atau sebab apapun yang menyebabkan
kehilangan mata pencaharian. Dengan memiliki asuransi yang juga disebut dengan
asuransi kematian ini, perusahaan asuransi akan membayar sejumlah uang
pertanggungan jika musibah terjadi sesuai dengan polis yang berlaku.
2. Manfaat Santunan Untuk Cacat Total Permanen Atau Cacat Sebagian
Produk asuransi jiwa terbaik mampu memberi manfaat asuransi berupa
perlindungan dari risiko cacat sebagian maupun cacat total permanen, selain proteksi
dari risiko meninggal dunia. Penanggung atau pihak asuransi jiwa akan membayarkan
manfaat asuransi (sebesar 100% uang pertanggungan atau sesuai polis yang disepakati)
dan selanjutnya asuransi akan berakhir apabila tertanggung mengalami cacat tetap total
akibat kecelakaan. Umumnya, jumlah pertanggungan akan diberikan dengan sistem
pembayaran sekaligus.
3. Memastikan Kelangsungan Hidup Keluarga Atau Ahli Waris
Asuransi jiwa berperan penting untuk memastikan kelangsungan hidup anggota
keluarga lainnya bila kepala keluarga tidak lagi memiliki mata pencaharian. Manfaat
ini tentunya membantu memberikan kepastian dalam mempersiapkan masa depanmu
dan keluarga, seperti pendidikan anak dan kehidupan keluarga secara finansial ke
depannya yang lebih terlindungi. Dengan memiliki asuransi jiwa, berarti kamu sudah
menjaga keluarga dan orang yang dicintai dari risiko kerugian secara finansial dan
membebaskan ahli waris dari beban-beban tanggungan yang dapat menyulitkan. Jadi
manfaat asuransi jini untuk menjaga kelangsungan harta benda keluarga.
4. Membantu Mengelola Keuangan Dengan Baik
Asuransi jiwa merupakan salah satu komponen penting dalam melakukan
perencanaan keuangan keluarga yang sehat. Dengan memilikinya, manfaat asuransi
jiwa bekerja sebagai pelindung kondisi finansial yang menjadi lebih stabil meski
terjadi risiko-risiko tidak terduga di masa depan. Selain itu, secara tidak langsung,
12
kamu akan
13
dipaksa berkomitmen untuk menyisakan sedikit nominal dari penghasilan agar
dapat membayar asuransi jiwa secara disiplin. Oleh karenanya, kamu akan menjadi
lebih hemat dan bijaksana dalam mengelola pemasukan dan pengeluaranmu.
5. Mengelola Uang Secara Tepat
Manfaat asuransi jiwa lainnya adalah membantu kamu mengalokasikan dana
untuk masa depan. Bila gaya hidup cenderung boros, asuransi jiwa bisa membantu
kamu menabung dan menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar premi
asuransi secara berkala. Tentunya ini lebih berguna karena kamu bisa mendapatkan
manfaat asuransi untuk mencegah berbagai kerugian finansial di kemudian hari.
6. Mencegah Terjadi Kerugian Besar
Jika dijabarkan sebagai turunan, manfaat asuransi jiwa lainnya terkait keuangan
adalah sebagai pencegah terjadinya kerugian yang lebih besar lagi alias meminimalkan
risiko. Asuransi akan berperan sebagai penanggung kerugian yang terjadi dengan
besaran uang yang akan diberikan sesuai dengan polis yang telah disepakati. Hal ini
berarti bahwa kamu maupun keluargamu tidak perlu khawatir dengan kondisi
keuangan jika mengalami sakit kritis karena kamu bisa lebih fokus pada penyembuhan
kerugian fisik.
7. Manfaat Asuransi Jiwa Yang Memberi Rasa Tenang Dan Aman
Kita semua tahu bahwa tidak ada hal yang pasti di dunia ini, termasuk jatuh
sakit maupun kematian yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Oleh karena itu,
memiliki asuransi jiwa sama artinya dengan mempersiapkan penanggulangan atas
segala kemungkinan yang bisa terjadi. Pada akhirnya, kamu dapat merasa lebih tenang
dan aman karena adanya asuransi jiwa yang dapat menanggung kerugian finansial.
Manfaat asuransi jiwa ini dapat diibaratkan sebagai dana darurat apabila tulang
punggung keluarga sudah tidak dapat menjadi penopang dalam segi finansial.
8. Manfaat Tambahan Berupa Investasi
Khusus untuk produk asuransi jiwa unit link, kamu tidak hanya membayar premi
untuk asuransi saja, tapi juga sekaligus mendapatkan manfaat asuransi jiwa berupa
investasi. Dengan demikian, uang pertanggungan yang diberikan kepada ahli waris
akan ditambahkan dengan hasil investasi yang kamu lakukan. Namun, manfaat
investasi hanyalah sebuah opsi. Jika kamu lebih menginginkan manfaat perlindungan
yang berfokus pada manfaat utama yang menyeluruh, asuransi jiwa murni akan lebih
cocok untuk kamu.
14
9. Cara Paling Murah Dan Mudah Memiliki Uang Cash
Seperti diketahui, asuransi jiwa mampu memberikan manfaat finansial dalam
jumlah besar pagi tertanggung bila mengalami cacat atau meninggal. Misalnya kamu
berlangganan asuransi jiwa yang menyediakan uang pertanggungan sebesar 1 Milyar
Rupiah. Bayangkan, berapa lama waktu yang kamu perlukan untuk mengumpulkan
dana sebesar itu? Dengan memiliki polis asuransi jiwa dan menyetor premi dalam
jumlah yang kecil, kamu akan lebih tenang bila suatu waktu terjadi risiko dengan
tertanggung. Perusahaan asuransi akan memberikan uang cash dalam jumlah besar.
Tentunya ini menjadi tujuan banyak orang berlangganan asuransi jiwa.
10. Melunasi Utang Yang Belum Terbayar
Jika kamu mengajukan utang dalam jumlah besar, seperti Kredit
Kepemilikan Rumah (KPR), kamu wajib memiliki asuransi jiwa kredit. Produk
itu bakal menjamin pelunasan utang kalau amit-amit terjadi musibah saat kredit
belum lunas. Selain menguntungkan pihak peminjam, produk ini juga
menghindari beban utang keluarga.
11. Persiapan Pensiun
Manfaat asuransi jiwa asuransi unit link dan dwiguna mampu membantu
pemegang polis untuk mengakumulasi dana persiapan pensiun. Kamu juga bisa
memanfaatkan produk itu untuk menabung, selain juga dapat perlindungan jiwa.
Di sinilah jelas bahwa pentingnya asuransi jiwa untuk kamu miliki bisa
memberikan dampak besar di masa depan, terutama di usia pensiun atau masa
tua.
12. Memastikan Target Biaya Pendidikan Anak Tercapai
Setiap orangtua tentu wajib memenuhi pendidikan anaknya. Hanya saja tidak ada
yang tahu sampai kapan orangtua sanggup membiayai pendidikan anaknya. Guna
menanggulangi risiko yang tidak diinginkan, setiap orang tua tentu bisa
mempertimbangkan produk asuransi jiwa. Tujuannya supaya bisa mendapatkan uang
pertanggungan dari asuransi jiwa untuk biaya pendidikan anak di masa depan. Kamu
bisa menggunakan produk asuransi pendidikan bila ingin lebih fokus ke tujuan ini.
13. Memastikan Bisa Merawat Orangtua Yang Sudah Pensiun
Tidak hanya menanggung anak, fungsi asuransi jiwa juga berguna untuk
membiayai orang tua tercinta. Misalnya saat kamu mengalami musibah atau risiko
yang tidak diinginkan lainnya. Uang santunan dari asuransi jiwa bisa digunakan untuk
14
membiayai hidup orang tua yang sudah pensiun.
15
14. Mengganti Penghasilan Yang Hilang
Asuransi jiwa bisa digunakan untuk mengganti penghasilan yang hilang.
Pemegang polis bisa berjaga-jaga bila dirinya mengalami musibah seperti meninggal
dunia atau cacat. Jadi keluarga kamu bisa mendapatkan penghasilan sementara.
15. Asuransi Tambahan Bisa Tanggung Biaya Perawatan Medis
Biasanya produk asuransi jiwa terbaik juga menyertakan manfaat asuransi
tambahan, contohnya berupa pertanggungan biaya perawatan penyakit kritis dan
medis. Pemegang polis bisa memanfaatkan fitur ini guna melengkapi perlindungan
keluarga.
16. Menumbuhkan Aset
Manfaat asuransi jiwa berjenis unit link bisa berfungsi untuk menumbuhkan aset
kekayaan nasabahnya. Sebabnya, unit link punya fitur investasi dan pencairan dana
bila tidak ada klaim sampai masa asuransi habis. Tapi pertimbangkan pula risiko dan
fungsi asuransi jiwa unit link sebelum membelinya.
17. Mengumpulkan Dana Warisan
Produk asuransi jiwa seumur hidup cocok buat kamu yang mendambakan
tabungan jangka panjang sampai tua, termasuk meninggalkan warisan untuk anak
cucu? Produk ini bisa mencairkan premi nasabah bila tidak ada klaim asuransi jiwa
sampai akhir masa asuransi, selain juga menawarkan proteksi jiwa.

2.6. Jenis- Jenis Asuransi Jiwa


1. Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life Insurance)
Seluruh produk asuransi jiwa berjangka memberikan pertanggungan selama
satu jangka waktu tertentu yang disebut jangka waktu polis (policy term). Manfaat
polis asuransi ini dapat dibayarkan hanya apabila:
a. Tertanggung meninggal dunia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, dan
b. polis masih berlaku (in force) ketika Tertanggung meninggal dunia.
Jika Tertanggung masih hidup sampai berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan,
maka polis tersebut akan memberikan hak kepada pemegang polis untuk melanjutkan
pertanggungan asuransi jiwa. Jika pemegang polis tidak melanjutkan pertanggungan
tersebut, maka polis akan berakhir dan perusahaan asuransi tidak berkewajiban untuk
memberikan pertanggungan selanjutnya.
Adapun Jenis-Jenis Pertanggungan Asuransi Jiwa Berjangka Adalah:
16

a. Asuransi Jiwa Berjangka Dengan Uang Pertanggungan Tetap (Level Term Life
Insurance)
Memberikan manfaat kematian dalam jumlah yang sama selama jangka
waktu polis tersebut.
b. Asuransi Jiwa Berjangka Dengan Uang Pertanggungan Menurun (Decreasing
Term Life Insurance)
Memberikan manfaat kematian yang nilainya menurun selama jangka
waktu pertanggungan. Manfaat polis ini dimulai dengan suatu nilai pertanggungan
yang telah ditetapkan dan kemudian menurun selama jangka waktu pertanggungan
sesuai dengan metode yang dijelaskan dalam polis.
c. Asuransi Jiwa Berjangka Dengan Uang Pertanggungan Meningkat (Increasing
Term Life Insurance)
Memberikan suatu manfaat kematian yang dimulai pada suatu nilai dan
meningkat dengan nilai atau persentase tertentu pada interval yang telah
ditetapkan selama jangka waktu polis.
2. Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life Insurance)
Asuransi ini memiliki 2 (dua) karakteristik yaitu:
a. Memberikan pertanggungan seumur hidup kepada Tertanggung selama polis masih
berlaku (in force); dan
b. Memberikan pertanggungan asuransi dan mengandung unsur tabungan.
Adapun Jenis-Jenis Pertanggungan Asuransi Jiwa Seumur Hidup adalah:
a. Asuransi Jiwa Seumur Hidup Tradisional (Traditional Whole Life Insurance)
Jenis asuransi ini memberikan pertanggungan seumur hidup dengan tarif
premi tetap (level premium rate) yang tidak meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia Tertanggung.
b. Last Survivor Life Insurance
Jenis asuransi ini juga disebut sebagai second-to-die life insurance, yang
merupakan jenis asuransi jiwa seumur hidup gabungan dimana manfaat polisnya
hanya dibayarkan setelah kedua orang Tertanggung polis tersebut meninggal
dunia. Premi asuransi jiwa ini hanya dibayar sampai Tertanggung pertama
meninggal atau premi dapat dibayar sampai kedua Tertanggung meninggal.
Asuransi ini dirancang khusus terutama untuk memberikan pertanggungan kepada
16
pasangan menikah yang ingin memiliki dana untuk membayar pajak harta warisan
(estate taxes) yang
17
dikenakan setelah mereka meninggal dunia.
c. Asuransi Jiwa Seumur Hidup Gabungan (Joint Whole Life Insurance)
Jenis asuransi ini memiliki fitur dan manfaat yang sama seperti asuransi jiwa
seumur hidup untuk individu kecuali bahwa asuransi ini menanggung dua jiwa
dalam polis yang sama, seringkali disebut first-to-die life insurance karena setelah
kematian salah seorang dari Tertanggung, manfaat kematian dalam polis akan
dibayarkan kepada Tertanggung yang masih hidup dan pertanggungan polis
berakhir.
3. Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment Insurance)
Jenis asuransi ini memberikan suatu jumlah manfaat tertentu apakah
Tertanggung hidup sampai akhir jangka waktu pertanggungan atau meninggal selama
jangka waktu pertanggungan. Setiap polis asuransi jiwa dwiguna memiliki tanggal jatuh
tempo (maturity date), yaitu tanggal pembayaran uang pertanggungan oleh perusahaan
asuransi kepada pemegang polis jika Tertanggung masih hidup. Tanggal jatuh tempo
akan tercapai pada akhir suatu jangka waktu yang telah ditetapkan, atau ketika
Tertanggung mencapai usia yang telah ditetapkan.
4. Asuransi Unit Link
Asuransi unit link merupakan asuransi yang menggabungkan manfaat asuransi
dengan investasi. Premi yang dibayarkan akan dialokasikan ke dalam dua mekanisme
pengelolaan yang terpisah yaitu pengelolaan premi dasar untuk kepentingan proteksi
dan pengelolaan premi investasi. Premi Investasi dikelola oleh Manajer Investasi atau
ahli investasi perusahaan. Dengan membeli produk unit link, seorang Tertanggung
dapat memperoleh manfaat perlindungan asuransi sekaligus imbal hasil atas investasi
Produk unit link di Indonesia umumnya diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan
asuransi jiwa.

2.7. Sistem Klaim Asuransi


Zaman sekarang ini kita dapat menemukan banyak sekali perusahaan asuransi
yang berlomba – lomba untuk menjaring peserta asuransi. Produk yang ditawarkan pun
beraneka ragam dan tentunya dengan harga yang kompetitif. Ada kalanya, kita menemukan
produk asuransi yang hampir sama dari lebih dari satu perusahaan asuransi dan harganya
juga cukup kompetitif, sehingga kita jadi bingung untuk menentukan pilihan kita.
Sebenarnya ada satu cara untuk dapat menentukan pilihan produk asuransi mana yang kita
18
pilih yaitu dengan memperhatikan sistem klaim dari perusahaan – perusahaan asuransi
tersebut. Secara umum terdapat 2 macam sistem pergantian yang biasanya dianut oleh
perusahaan perusahaan asuransi kesehatan di dunia yaitu sistem reimbursement dan
sistemprovider. Perusahaan asuransi yang menganut sistem reimbursement atau yang juga
dikenal dengan sebutan sistem penggantian mengharuskan kita sebagai peserta asuransi
untuk mengeluarkan uang terlebih dahulu untuk membayar biaya pengobatan, biaya rumah
sakit, biaya laboratorium dan biaya lainnya baru kemudian kita dapat melakukan klaim dan
menerima penggantian dari perusahaan asuransi tempat dimana kita menjadi peserta
asuransi kesehatan. Sementara untuk sistem provider, sebagai peserta asuransi, kita tidak
perlu mengeluarkan uang sedikitpun terlebih dahulu untuk membiayai seluruh biaya yang
berkaitandengan pengobatan kita. Kita hanya perlu menunjukkan kartu keanggotan asuransi
kesehatan untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang kita butuhkan. Dari hal yang
tertulis di atas, sistem provider seakan – akan tampak lebih menyenangkan karena tanpa
harus mengeluarkan uang terlebih dahulu, kita sudah dapat menerima pelayanan kesehatan
yang kita butuhkan. Sebenarnya, kedua sistem tersebut memiliki keuntungan dan kerugian
masing – masing. Dalam sistem reimbursement walaupun kita harus mengeluarkan uang
terlebih dahulu sebelum kita dapat menerima pelayanan kesehatan baru kemudian kita
menerima nilai pertanggungan kembali dari perusahaan asuransi setelah menyerahkan
dokumen dokumen administrasi lengkap (biasanya uang penggantian akan cair sekitar 7
hari sejak diserahkannya dokumen – dokumen administrasi rumah sakit dan biaya yang
diganti tidak 100% melainkan sesuai dengan perjanjian awal), namun keuntungannya kita
dapat menentukan sendiri di rumah sakit mana kita akan memperoleh layanan kesehatan
dan semuanya terserah pada kita. Hal ini sangat berbeda dengan yang diterapkan dalam
sistem provider, di mana peserta asuransi hanya perlu menunjukkan kartu keanggotaan
asuransi kesehatan tanpa perlu mengeluarkan dana terlebih dahulu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Di dalam sistem provider, kebebasan kita untuk menentukan pilihan
rumah sakit mana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sangatlah terbatas pada daftar
rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi kita. Berarti apabila kita ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumah sakit lain yang tidak ada di dalam daftar
kerja sama, maka kartu keanggotaan asuransi kesehatan kita tidak bisa digunakan. Kedua
macam sistem klaim asuransi memiliki keuntungan dan kerugian masing -masing. Kini
keputusan ada di tangan kita apakah kita memilih sistem reimbursement atau sistem
provider.
18
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Asuransi jiwa adalah perjanjian untuk membayar sejumlah uang karena telah diterimanya
premi yang herhubungan dengan hidup atau matinya seseorang, rensuransi termasuk di
dalamnya, sedangkan asuransi kecelakaan tidak termasuk dalam asuransi jiwa. Menurut
ketentuan pasal 304 KUHD, polis asuransi jiwa memuat, hari diadakan asuransi, nama
tertanggung, nama orang yang jiwanya diasuransikan, saat mulai dan berakhirnya evenemen,
jumlah asuransi, dan premi asuransi.
Dalam hukum asuransi minimal terdapat 2 (dua) pihak, yaitu penanggung dan tertanggung.
Penanggung adalah pihak yang menanggung beban risiko sebagai imbalan premi yang
diterimanya dari tertanggung. Dan tertanggung adalah pihak dalam asuransi dan sekaligus
penikmat yang berkewajiban membayar premi kepada penanggung. Asuransi jiwa dikatakan
berakhir karena terjadi evenemen, karena jangka waktu berakhir, karena asuransi gugur,
karena asuransi dibatalkan. Adapun manfaat dari asuransi jiwa yaitu , asuransi jiwa sebagai
proteksi dari risiko meninggal dunia, santunan untuk cacat total permanen atau cacat
sebagian, memastikan kelangsungan hidup keluarga atau ahli waris , membantu mengelola
keuangan dengan baik, mengelola uang secara tepat, mencegah terjadi kerugian besar,
manfaat asuransi jiwa yang memberi rasa tenang dan aman , manfaat tambahan berupa
investasi, cara paling murah dan mudah memiliki uang cash , melunasi utang yang belum
terbayar, persiapan pensiun, memastikan target biaya pendidikan anak tercapai, memastikan
bisa merawat orangtua yang sudah pensiun, mengganti penghasilan yang hilang, asuransi
tambahan bisa tanggung biaya perawatan medis, menumbuhkan aset, mengumpulkan dana
warisan.
Jenis-jenis asuransi jiwa yaitu, asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa seumur hidup , asuransi
jiwa seumur hidup gabunga, asuransi jiwa dwiguna, dan asuransi unit link.
Secara umum terdapat 2 macam sistem pergantian yang biasanya dianut oleh perusahaan
perusahaan asuransi kesehatan di dunia yaitu sistem reimbursement dan sistemprovider.
sistem reimbursement atau yang juga dikenal dengan sebutan sistem penggantian
mengharuskan kita sebagai peserta asuransi untuk mengeluarkan uang terlebih dahulu untuk
membayar biaya pengobatan, biaya rumah sakit, biaya laboratorium dan biaya lainnya baru
kemudian kita dapat melakukan klaim dan menerima penggantian dari perusahaan asuransi
19
20
tempat dimana kita menjadi peserta asuransi kesehatan. Sementara untuk sistem provider,
sebagai peserta asuransi, kita tidak perlu mengeluarkan uang sedikitpun terlebih dahulu
untuk membiayai seluruh biaya yang berkaitan dengan pengobatan kita.

3.2. Saran
Asuransi sangat membantu kita dalam meminimalisir risiko yang mungkin terjadi
sehingga alangkah lebih baiknya kita membuat asuransi bukan hanya untuk barang-barang
mewah saja, melainkan membuat asuransi untuk jiwa kita. Dengan melakukan asuransi
terhadap jiwa kita maka akan meringankan biaya yang dikeluarkan ketika kita menerima
musibah.
DAFTAR PUSTAKA

Afdika, Zaky dan Awawa, Yogarta. 2021. 17 Manfaat Asuransi Jiwa Yang Optimal Untuk
Berbagi Risiko. www.qoala.app. Diakses 29 Oktober 2021.
BNI LIFE. 2021. Jenis-Jenis Asuransi Jiwa Yang Perlu Kamu Ketahui. www.bni-life.co.id.
Diakses 29 Oktober 2021.

21

Anda mungkin juga menyukai