TENTANG
1
c. Menurut Jenis Usaha
Berdasarkan jenis usahanya asuransi dibedakan menjadi 4 (empat) macam seperti yang
diatur dalam undang-undang asuransi, yaitu:
1) Asuransi Kerugian
Asuransi kerugian adalah asuransi khusus yang bergerak di bidang jasa perlindungan
terhadap harta kekayaan dari ancaman bahaya atau peristiwa tidak pasti, misalnya
asuransi kebakaran, asuransi tanggung gugat, asuransi pengangkutan barang, asuransi
kendaraan bermotor dan asuransi kredit.
2) Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah asuransi khusus yang bergerak di bidang jasa perlindungan
terhadap keselamatan jiwa seseorang dari ancaman bahaya kematiann. Contohnya
adalah asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa berjangka, asuransi jiwa seumur hidup.
3) Reasuransi
Reasuransi adalah asuransi kepada pihak ketiga atau asuransi ulang, dikarenakan
perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa tidak ingin menanggung
risiko yang terlalu berat.
4) Asuransi Sosial
Asuransi sosial adalah asuransi yang khusus bergerak di bidang jasa perlindungan
terhadap keselamatan jiwa dan raga masyarakat umum dari ancaman bahaya
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, penyakit, berkurangnya pendapatan karena
pensiun, berkurangnya kemampuan kerja karena usia lanjut.
2
Berdasarkan Pasal 247 KUHD terdapat beberapa jenis asuransi yaitu sebagai berikut:
1. asuransi kebakaran;
2. asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian;
3. asuransi terhadap kematian orang;
4. asuransi terhadap bahaya di laut dan perbudakan; dan
5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan di darat dan di sungai- sungai.
Akan tetapi dalam praktek jenis-jenis asuransi itu lebih banyak dibandingkan dengan jenis-jenis
yang disebutkan dalam Pasal 247 KUHD.
Khotibul Umam mejelaskan Bentuk-bentuk asuransi yang dikenal dalam tata hukum
Indonesia, yakni sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian yang saat ini telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
dan peraturan pelaksanaannya, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa dapat didefenisikan dari dua perspektif, yaitu lingkungan masyarakat dan
perorangan. Dari sudut pandang lingkungan masyarakat, asuransi jiwa dapat didefenisikan
sebagai perangkat sosial pengalihan risiko keuangan perorangan akibat kematian ke kelompok
orang, dan melibatkan suatu proses akumulasi dana oleh kelompok untuk memenuhi kerugian
keuangan yang tidak pasti akibat kematian.
Dari sudut pandang perorangan, asuransi jiwa dapat didefenisikan sebagai suatu perjanjian
(polis asuransi) yang mana satu pihak (pemilik polis) membayar suatu perangsang kepada pihak
lain (penanggung) sebagai imbalan persetujuan penanggung untuk membayar jumlah tertentu
jika orang yang ditanggung meninggal. Dimana kegunaan asuransi jiwa adalah memberikan
perlindungan ekonomis terhadap kerugian yang mungkin terjadi akibat suatu kemungkinan
kejadian, seperti kematian, sakit, atau kecelakaan.
3
2. Asuransi Kerugian
Asuransi kerugian dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kelompok besar, yakni:
1) Asuransi Wajib (Compulsory Insurance)
Adalah asuransi wajib dilaksanakan oleh setiap orang yang berkepentingan
sehubungan dengan adanya undang-undang atau peraturan pemerintah mengenai
hal tersebut. Contoh dari asuransi ini antara lain adalah asuransi dana kecelakaan
lalu lintas jalan dan dana kecelakaan penumpang, dikenal dengan asuransi Jasa
Raharja, diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 tahun 1964 dan Undang-
Undang Nomor 34 tahun 1964.
2) Asuransi Sukarela (Voluntary Insurance)
Karena sifatnya sukarela maka setiap orang tidak terikat untuk masuk pada jenis
asuransi ini, yaitu:
a) Asuransi Jiwa (Life Insurance)
b) Asuransi Kerugian (Non Life Insurance) atau General Insurance, antara lain
sebagai berikut:
(1) Asuransi kebakaran
(2) Asuransi Pengangkutan Transport Laut, Darat, dan Udara
(3) Asuransi Kendaraan Bermotor
(4) Asuransi Kendaraan Berat (Heavy Equipment Insurance)
(5) Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance)
(6) Asuransi Cash
(7) Asuransi Kontruksi (Construction’s All Risk
Insurance)
(8) Asuransi Kerusakan Mesin (Machinery Breakdown Insurance)
(9) Asuransi Pembongkaran (Burglary Insurance)
(10) Asuransi pengelapan (Fidelity Guarantee).
4
Akan tetapi asuransi kendaraan bermotor tidak diatur secara khusus dalam KUHD,
sehingga semua ketentuan umum asuransi kerugian dalam KUHD berlaku terhadap
asuransi kendaraan bermotor.
Pendapat lain juga ada yang membedakan jenis asuransi berdasarkan beberapa
penggolongan yaitu sebagai berikut:
1. Penggolongan Asuransi Secara Yuridis
a. Asuransi Kerugian
a) Asuransi pencurian
b) Asuransi pembongkaran
c) Asuransi perampokan
d) Asuransi kebakaran
b. Asuransi Jumlah
5
Adalah suatu perjanjian asuransi yang berisikan ketentuan bahwa penanggung
terikat untuk melakukan prestasi berupa pembayaran sejumlah uang yang besarnya
sudah ditentukan sebelumnya.
1) Asuransi jiwa
2) Asuransi sakit
3) Asuransi kecelakaan
2. Penggolongan Asuransi Berdasarkan Kriteria ada tidaknya kehendak bebas para pihak
(sifat perikatannya)
Adalah suatu perjanjian asuransi yang terjadinya didasarkan kehendak bebas dari
pihak-pihak yang mengadakannya. Timbulnya perjanjian asuransi ridak ada paksaan
dari luar. Dilandasi oleh Asas Kebebasan Berkontrak Pasal 1338 KUHPerdata.
1) Asuransi Kebakaran
2) Asuransi Jiwa
5) Asuransi Perusahaan
6
6) Asuransi kendaraan bermotor
Asuransi wajib adalah asuransi yang ditentukan oleh Pemerintah bagi warganya yang
bersifat wajib dan ditentukan oleh undang-undang, salah satunya adalah asuransi
sosial. Meskipun secara konsep terdapat perbedaan yang prinsipil antara keduanya.
Asuransi sosial hanya memberikan perlindungan dasar dan lazimnya
penyelenggaraan program asuransi ini dimonopoli oleh badan usaha yang ditunjuk
oleh pemerintah seperti PT Jamsostek untuk asuransi tenaga kerja, PT ASKES untuk
asuransi kesehatan, PT ASABRI untuk Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia, PT TASPEN untuk Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Sipil, dan
PT. Jasa Raharja untuk Asuransi Kecelakaan Penumpang Umum dan Asuransi Lalu
Lintas Jalan.
a. Asuransi Komersial
Pada umumnya asuransi ini diadakan oleh perusahaan asuransi sebagai suatu bisnis,
sehingga tujuan utama adalah memperoleh keuntungan. Oleh karena itu segala
sesuatu yang berkaitan dengan perjanjian ini, misalnya besarnya premi, besarnya
ganti kerugian, didasarkan perhitungan-perhitungan ekonomis. Semua jenis asuransi
7
yang diatur di dalam KUHD merupakan asuransi komersil. Asuransi komersil
termasuk ke dalam asuransi sukarela.
b. Asuransi Sosial
Terkait dengan pelaksanaan asuransi sosial menurut Kun Wahyu Wardana, untuk
risiko-risiko yang telah dijamin dan hanya menyediakan perlindungan dasar,
masyarakat dapat menggunakan mekanisme asuransi sukarela ini untuk
meningkatkan jumlah santunan atau coverage, menjadi solusi atas keterbatasan
program yang disediakan melalui asuransi sosial
a. Asuransi Premi
8
b. Asuransi Saling menanggung
Dalam asuransi saling menanggung terdapat suatu perkumpulan yang terdiri dari
para tertanggung sebagai anggota. Jadi bentuknya perkumpulan tersebut , karena
antara para anggota terdapat suatu hubungan hukum dan mempunyai tujuan yang
sama.