Larangan Kepemilikan Tanah pertanian secara absentee adalah pemilikan tanah pertanian
yang letaknya di luar daerah tempat tinggal pemiliknya. Dalam Pasal 10 UUPA secara tegas
(1) Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian pada
(2) Pelaksanaan dari pada ketentuan ayat (1) akan diatur lebih lanjut dengan peraturan
perundangan;
(3) Pengecualian dari pada asas tersebut pada ayat (1) ini diatur dalam peraturan
perundangan.
Berdasarkan pada ketentuan di atas, UUPA memberi jaminan kepastian hukum kepada
setiap warga negara, tanpa membedakan kaya atau miskin untuk mempunyai hak atas tanah
pertanian. UUPA juga memberi perlindungan hukum berupa mencegah terjadinya pemerasan
oleh pemilik tanah yang kaya terhadap rakyat miskin, seperti petani penggarap atau buruh
tani dalam perjanjian bagi hasil yang tidak adil dan menguntungkan pemilik tanah yang kaya
tersebut, dengan mewajibkan pemilik tanah untuk mengerjakan atau mengusahakan sendiri
tanahnya. Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 224 tahun 1961 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1964 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 280, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2322)
untuk selanjutnya disebut PP No.224 tahun 1961, menyatakan bahwa : “Pemilik tanah
pertanian yang bertempat tinggal di luar Kecamatan tempat letak tanahnya, dalam jangka
waktu 6 bulan wajib mengalihkan hak atas tanahnya kepada orang lain di kecamatan tempat
1
Selanjutnya dalam Pasal 3 PP No.224 tahun 1961, menentukan bahwa mereka-mereka
yang mendapatkan pengecualian untuk memiliki tanah secara guntai (absentee), yaitu:
a. Bagi pemilik tanah yang bertempat tinggal di kecamatan yang berbatasan dengan
tempat letak tanah, dengan syarat jika jarak antara tempat tinggal pemilik dan tanahnya masih
b. Mereka yang sedang menjalankan tugas negara, menunaikan kewajiban agama atau
mempunyai alasan khusus lainnya yang dapat diterima oleh Menteri Agraria.
dengan mereka yang sedang menjalankan tugas negara. Apabila seseorang ketahuan memiliki
kelebihan tanah (absentee) maka tanah tersebut harus dilepaskan atau sanksi yang akan
dikenakan jika kewajiban diatas tidak dilaksanakan atau terjadi pelanggaran terhadap sesuai
yang diterangkan di atas maka tanah yang bersangkutan akan diambil oleh pemerintah untuk
kemudian didistribusikan dalam rangka landreform. Kepada bekas pemiliknya diberikan ganti
kerugian sesuai peraturan yang berlaku bagi para bekas pemilik tanah tersebut
Dalam Peraturan Pemerintah No.224 Tahun 1961 tersebut, tidak diatur secara tegas
mengenai persyaratan seseorang dapat memiliki tanah pertanian di kecamatan wilayah tempat
tinggalnya. Selain itu, pada Pasal 3 PP No.224 Tahun 1961 ini tidak mengatur persyaratan
apa yang diperlukan untuk menentukan kebenaran dari domisili seseorang. Hal tersebut
menimbulkan celah untuk terjadinya penyelundupan hukum agar seseorang dapat memiliki
tanah pertanian secara absentee. Ketentuan tersebut sampai saat ini belum dilakukan
perubahan. Banyak kecurangan yang timbul dalam pelaksanaan ketentuan mengenai larangan
kepemilikan tanah pertanian secara absentee ini akibat dari adanya kekosongan norma pada
pasal tersebut.
2
Selanjutnya di bawah ini akan dipaparkan ketentuan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 1964 Tentang Perubahan Dan Tambahan Peraturan Pemerintah
No. 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan Pemberian Ganti Kerugian
(1) Pemilik tanah pertanian yang berpindah tempat atau meninggalkan tempat kediamannya
keluar Kecamatan tempat letak tanah itu selama 2 (dua) tahun berturut-turut, sedang ia
melaporkan kepada pejabat setempat yang berwenang, maka dalam waktu 1 (satu) tahun
terhitung sejak berakhirnya jangka waktu 2 (dua) tahun tersebut di atas ia diwajibkan untuk
memindahkan hak milik atas tanahnya kepada orang lain yang bertempat tinggal di
(2) Jika pemilik tanah yang dimaksudkan pada ayat (1) pasal ini berpindah tempat atau
meninggalkan tempat kediamannya keluar Kecamatan tempat letak tanah itu, sedang ia tidak
melaporkan kepada pejabat setempat yang berwenang, maka dalam waktu 2 (dua) tahun
terhitung sejak ia meninggalkan tempat kediamannya itu diwajibkan untuk memindahkan hak
milik atas tanahnya kepada orang lain yang bertempat tinggal di Kecamatan letak tanah itu.
(1) Pegawai Negeri dan Anggota Angkatan Bersenjata serta orang lain yang dipersamakan
dengan mereka, yang telah berhenti dalam menjalankan tugas Negara dan yang
mempunyai hak atas tanah pertanian di luar Kecamatan tempat tinggalnya dalam waktu
Kecamatan letak tanah itu atau memindahkan hak milik atas tanahnya kepada orang lain
(2) Dalam hal-hal tertentu yang dapat dianggap mempunyai alasan yang wajar, jangka waktu
tersebut dalam ayat (1) di atas dapat diperpanjang oleh Menteri Agraria.
3
(1) Jika seseorang memiliki hak atas tanah pertanian di luar Kecamatan di mana ia bertempat
tinggal, yang diperolehnya dari warisan, maka dalam waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak si
pewaris meninggal diwajibkan untuk memindahkannya kepada orang lain yang bertempat
tinggal di Kecamatan di mana tanah itu terletak atau pindah ke Kecamatan letak tanah itu.
(2) Dalam hal-hal tertentu yang dapat dianggap mempunyai alasan yang wajar jangka waktu
tersebut dalam ayat (1) di atas dapat diperpanjang oleh Menteri Agraria.
Dilarang untuk melakukan semua bentuk pemindahan hak baru atas tanah pertanian yang
mengakibatkan pemilik tanah yang bersangkutan memiliki bidang tanah di luar Kecamatan di
Pasal 3e. Tidak dipenuhinya ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal pasal 3a, 3b, 3c dan 3d
mengakibatkan baik tanah maupun pemilik tanah yang bersangkutan dikenakan ketentuan-
ketentuan tersebut dalam pasal 3 ayat (5) dan (6) Peraturan Pemerintah No. 224 tahun 1961
(Lembaran-Negara tahun 1961 No. 280). Pasal II Dalam Peraturan Pemerintah No. 224 tahun
1961 (Lembaran- Negara tahun 1961 No. 280) diadakan perubahan-perubahan sebagai
berikut:
a. Bunga 3% (tiga perseratus) sebagai dimaksudkan dalam pasal 7 ayat (4) diubah menjadi
5% (lima perseratus).
Pasal 15 ayat (2) dan Pasal 16 ayat (2) diubah menjadi 6% (enam perseratus).
3. Kemukakan siapa saja yang mendapatkan pengecualian untuk memiliki tanah secara guntai
(absentee)!
4
4. Kemukakan mengenai persyaratan seseorang dapat memiliki tanah pertanian di kecamatan
wilayah tempat tinggalnya berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.224 Tahun 1961!
5. Kemukakan apa yang tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 224 Tahun 1961
ini, sehingga menimbulkan celah untuk terjadinya penyelundupan hukum agar seseorang
linajamilah.unisba@gmail.com
5
6