Anda di halaman 1dari 6

Tugas Pengantar Ilmu Hukum/ PTHI Sesi 3

OLEH :

GIGIH DALU ROMADLON : 048686983

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SEMARANG POKJAR BANGSRI
2023
PERTANYAAN

1. Jelaskan mengapa kita perlu mempelajari ilmu hukum! Dan apa saja metode mempelajarinya ?

2. Joko seorang petualang yang tersesat di suatu daerah terpencil, tidak ada satu orang pun yang tinggal
dan hidup disana. Joko memutuskan untuk tinggal disana. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya
Joko memanfaatkan hasil dari bumi. Joko juga membangun tempat tinggal sendiri dari bahan-bahan
yang tersedia di alam. Joko bebas melakukan apapun disana. Suatu hari daerah yang ditinggali Joko
kedatangan serombongan petualang yang tersesat dan tidak bisa kembali ke tempat asalnya.
Rombongan petualang tersebut memutuskan untuk menetap hidup disana berdampingan bersama
Joko. Dalam jangka waktu yang lama akhirnya Joko dan para petualangan yang tersesat lainnya
membuat sebuah perkampungan kemudian membuat aturan yang mereka sepakati.

Pertanyaan

a. Seorang Filsuf Yunani, Aristoteles menyatakan bahwa manusia itu merupakan zoon politicon jelaskan
dan kaitkan dengan kisah di atas!

b. Berikan pendapat saudara mengenai hubungan antara manusia, masyarakat dan hukum.

3. Dalam hidup bermasyarakat tentu dibutuhkan suatu tatanan atau kaidah atau norma yang bertugas
mengatur setiap sendi kehidupan. Norma atau kaidah itu tidak akan timbul dengan sendirinya namun
terbentuk dari interaksi-interaksi sosial antar individu dalam masyarakat. Ada norma yang sifatnya tidak
mengikat dan hanya memiliki sanksi sosial seperti norma agama, norma kesusilaan dan norma
kesopanan dan ada pula norma yang sifatnya mengikat dan memiliki sanksi tegas seperti norma hukum.

Pertanyaan:

a. Analisis oleh saudara teori piramida hukum (stufentheorie) dari Hans Kelsen dan berikan contoh
konkretnya dalam norma hukum di Indonesia.

b.Mengapa dalam sistem hukum di Indonesia berkaitan dengan perundang-undangan memakai teori
piramida hukum (stufentheorie) atau norma berjenjang dari hans Kelsen? Jelaskan pendapat saudara

JAWABAN

1. Ilmu hukum merupakan ilmu yang mempelajari tentang aturan, norma, dan nilai-nilai yang
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat. Kita perlu mempelajarinya karena hukum
merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial dan politik manusia. Hukum juga berfungsi
untuk menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat serta melindungi hak-hak individu
dan kelompok yang lemah. Metode mempelajari ilmu hukum dapat dilakukan melalui
pembacaan dan studi terhadap dokumen hukum seperti konstitusi, undang-undang, peraturan
perundang-undangan, dan putusan pengadilan. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan
mempelajari teori-teori hukum, analisis kasus-kasus hukum, dan diskusi dengan praktisi hukum.
Beberapa alasan mengapa kita perlu mempelajari ilmu hukum sebagai berikut :

A. Pemahaman dan perlindungan hak: mempelajari ilmu hokum memungkinkan kita untuk
memahami hak-hak dan kewajiban kita dalam masyarakat. Hokum melindungi hak-hak asasi
manusia, termasuk hak sipil, politik, ekonomi, dan sosial.
B. Ketertiban sosial: hukum berfungsi sebagai kerangka kerja yang mengatur perilaku individu
dan kelompok dalam masyarakat. Dengan mempelajari ilmu hukum kita dapat memahami
bagaimana hukum membantu menjaga ketertiban sosial, mencegah konflik, dan
menyelesaikan sengketa.
C. Penegakan keadilan: hukum memainkan peran penting dalam penegakan keadilan dan
memberikan akses yang adil bagi semua individu dalam masyarakat. Mempelajari ilmu
hukum memungkinkan kita untuk memahami prinsip-prinsip keadilan dan bagaimana
mereka diterapkan dalam sistem hukum.
D. Profesionalisme dan karir: ilmu hukum adalah dasar untuk karir di bidang hukum dan sector
terkait, seperti pengacara, hakim, jaksa, atau penasihat hukum dalam perusahaan.
Mempelajari ilmu hukum memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk sukses dalam profesi tersebut.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mempelajari ilmu hukum meliputi:

a. Studi pustaka: membaca buku teks, jurnal hukum, kasus-kasus hukum, dan literatur
hukum lainnya untuk memperoleh pengetahuan tentang konsep hukum, teori, dan
kasus-kasus yang relevan.
b. Kuliah dan seminar: menghadiri kuliah hukum di perguruan tinggi atau seminar hukum
yang di selenggarakan oleh lembaga hukum atau organisasi terkait. Hal ini memberikan
kesempatan untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai aspek
hukum.
c. Diskusi dan debat: berpartisipasi dalam diskusi kelompok atau debat hukum dengan
sesame mahasiswa atau professional hukum untuk mengembangkan pemahaman,
kemampuan analis, dan keterampilan berpikir kritis.
d. Penelitian dan penulisan: melakukan penelitian independent tentang topik hukum yang
menarik minat kita dan menulis makalah atau artikel hukum. Ini membantu mengasah
kemampuan analitis, keterampilan penelitian, dan pemahaan yang lebih mendalam
tentang topik tersebut.
2. A. Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon yang artinya manusia secara
alami adalah makhluk sosial yang cenderung hidup dalam masyarakat dan berpartisipasi dalam
kehidupan politik. Konsep ini menekankan pentingnya interaksi sosial, pembentukan komunitas,
dan pembentukan structural politik dalam kehidupan manusia. Dalam kisah diatas, Joko yang
awalnya hidup sendiri di daerah terpencil dan memanfaatkan sumber daya alam untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Namun ketika rombongan petualang tersesat datang,
mereka memilih untuk menetap di daerah tersebut dan hidup berdampingan dengan Joko.
Mereka kemudian membentuk sebuat perkampungan dan membuat aturan yang disepakati
bersama.

Kaitannya dengan konsep “zoon politicon” adalah bahwa tindakan Joko dan rombongan
petualang yang tersesat tersebut mencerminkan naluri manusia untuk hidup bersama dalam
komunitas dan berinteraksi dengan sesame manusia. Mereka merasa kebutuhan untuk saling
bergantung satu sama lain, bekerja sama, dan menciptakan aturan-aturan yang mengatur
kehidupan mereka secara bersama-sama.

B. Manusia, masyarakat, dan hukum memiliki hubungan yang erat karena hukum merupakan
produk dari masyarakat yang digunakan untuk mengatur perilaku manusia. Hukum juga
berfungsi untuk melindungi hak-hak individu dan kelompok dalam masyarakat serta menjaga
ketertiban dan keadilan. Oleh karena itu, keberadaan hukum sangat penting untuk menjaga
kestabilan dan keberlangsungan masyarakat.

3. A. Teori piramida hukum atau stufentheorie adalah teori yang dikembangkan oleh Hans Kelsen
yang menyatakan bahwa hukum memiliki struktur yang berjenjang dan bertingkat, di mana
hukum yang berada di atas merupakan sumber hukum yang lebih tinggi dan mengikat hukum
yang berada di bawahnya. Dalam konteks norma hukum di Indonesia, contoh konkretnya dalam
piramida hukum sebagai berikut:
a. Norma Dasar: Undang-Undang Dasar 1945 (UUD1945)
UUD 1945 adalah norma dasar tertinggi di Indonesia yang menetapkan prinsip-prinsip
dasar negara, struktus negara, hak asasi manusia, dan mekanisme perubahan undang-
undang. Semua norma hukum di Indonesia harus sesuai dengan UUD 1945.
b. Undang-Undang (UU)
Undang-Undang dibentuk oleh lembaga legislative (DPR) dan merupakan norma yang
lebih rendah daripada UUD1945. Contoh konkret undang-undang di Indonesia adalah
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

c. Peraturan Pemerintah (PP)


Peraturan Pemerintah dikeluarkan oleh lembaga eksekutif (Pemerintahan) dan berada
di bawah undang-undang. Contoh konkret peraturan pemerintah di Indonesia adalah
peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2021 tantang penyelenggaraan program
keluarga berencana.
d. Peraturan Menteri
Peraturan Menteri merupakan norma yan glebih rendah dari peraturan pemerintah dan
dikeluarkan oleh Menteri yang mewakili kewenangan di bidang tertentu. Contoh
konkret peraturan Menteri di Indonesia adalah peraturan Menteri kesehatan nomor 14
tahun 2020 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 di tempat kerja.

Penggunaan teori piramida hukum (stufenttheorie) atau norma hukum dari Hans Kelsen dalam
sistem hukum di Indonesia berkaitan dengan upaya untuk menjaga konsistensi, keabsahan, dan
hirarki norma-norma hukum yan gberlaku. Dengan adanya hirearki yang jelas, norma yan glebih
rendah harus sesuai dengan horma yan glebih tinggi, sehingga memastikan kestabilan dan
kepastian hukum di negara tersebut.

B. Sistem hukum di Indonesia menggunakan teori piramida hukum (stufentheorie) karena teori
ini memberikan kerangka yang jelas dan sistematis dalam pembentukan, penafsiran, dan
pelaksanaan hukum. Dalam teori ini, setiap sumber hukum memiliki tingkatan yang berbeda dan
mengatur mengenai wewenang dan kewenangan dari setiap sumber hukum tersebut. Oleh
karena itu, teori ini memudahkan dalam memahami dan mengatur pelaksanaan hukum secara
efektif dan efisien di Indonesia. Pendapat mengenai penggunaan teori piramida hukum ini dapat
didasarkan pada beberapa alasan:

a. Pengaturan hierarki hukum: teori piramida hukum memberikan kerangka kerja yang jelas
dan terstruktur untuk mengatur hierarki peraturan hukum. Dalam sistem hukum Indonesia,
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD1945) merupakan hukum tertinggi yang mengikat semua
peraturan hukum lainnya. UUD 1945 kemudian dibawahnya diikuti oleh peraturan
perundang-undangan tingkat nasional, peraturan daerah, dan peraturan lainnya yang dibuat
berdasarkan kewenangan yang diberikan undang-undang.
b. Kepastian hukum: dengan menggunakan teori piramida hukum, terdapat jaminan akan
adanya kepastian hukum. Setiap tingkatan peraturan hukum memiliki cakupan dan lingkup
yang jelas, sehingga individu dan institusi dapat mengenal dan mematuhi hukum yang
berlaku. Hal ini meminimalkan ketidakpastian dan ambigutas dalam penerapan hukum.
c. Perlindungan hak asasi manusia: penggunaan teori piramida hukum juga memungkinkan
untuk menjamin perlindungan hak asasi manusia. UUD 1945 yang mendaji hukum dasar
negara mengandung prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia yang harus dihormati dan
dilindungi oleh semua peraturan hukum yang ada. Dengan adanya hierarki yang jelas,
peraturan hukum yang bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia dapat
dinyatakan tidak sah.

Sumber Refrensi :

 Soekarno, Soerjono. (2009). Pengantar Ilmu


 Supriyadi Widodo Eddyono. (2019). Teori Hukum Dalam Perspektif Historis dan
Yuridis Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
 Basuki, R.(2018). Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Prenada media Group.
 Modul ISIP 413003

Anda mungkin juga menyukai