Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IMAN PUTRA GULO

NIM : 043863629
M.K : SISTEM HUKUM INDONESIA
TUGAS : 1 (SATU)

1. Mengapa masih terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat hukum


adat oleh negara, terutama hak ulayat, meskipun telah ada ketentuan Pasal 18B ayat (2)
UUD 1945 yang memberikan jaminan hak konstitusional masyarakat hukum adat ?
Silakan dianalisis kelemahan dari ketentuan Pasal 18B ayat (2) UUD 1945.
2. Kaitkan tanggapan anda bahwa pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat hukum adat
oleh negara tidak terlepas dari pengaruh politik hukum masa kolonial yang dicantumkan
dalam Algemene Bepalingen, Reglemen Regering dan lndische Staatregeling.

Jawab :

1. Sebagaimana bunyi Pasal 18B ayat (2) yang menyatakan “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.”
Berdasarkan analisis saya kelemahan dari ketentuan Pasal 18B ayat (2) UUD
1945 adalah negara hanya mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat. Jika masyarakatnya sudah berganti dari generasi kegenerasi
atau para ketua atau pemimpin adatnya sudah tidak ada lagi maka negara tidak
menganggap bahwa itu tanah ulayat. Tanah ulayat ini ibaratnya tidak tersurat secara
administrasi melainkan hanya tersirat. Kemudian dilihat juga bagaimana perkembangan
masyarakat yang ada disitu, apakah masih menganut sifat tradisional atau sudah modern.
Dan ini juga dikuatkan oleh Ketentuan Pasal 2 ayat (2) PMNA/KBPN No. 5
Tahun 1999 menentukan bahwa; Hak ulayat masyarakat hukum adat dianggap masih ada
apabila :
a. terdapat sekelompok orang yang masih merasa terikat oleh tatanan hukum adatnya
sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum tertentu, yang mengakui dan
menerapkan ketentuan-ketentuan persekutuan tersebut dalam kehidupannya sehari-hari,
b. terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan hidup para warga persekutuan
hukum tersebut dan tempatnya mengambil keperluan hidupnya sehari-hari, dan
c. terdapat tatanan hukum adat mengenai pengurusan, penguasaan dan penggunaan tanah
ulayat yang berlaku dan ditaati oleh para warga persekutuan hukum tersebut. Ketiga
unsur tersebut pada kenyataannya harus masih ada secara kumulatif. Penelitian mengenai
unsur hak ulayat akan ditugaskan kepada Pemerintah Kabupaten, yang dalam
pelaksanaannya mengikutsertakan para pakar hukum adat dan para tetua adat setempat.
Jika unsur tersebut tidak ada secara keseluruhan maka hak atas tanah ulayat tidak
terpenuhi dan tanah tersebut dikembalikan atau dikelola dan difungsikan oleh negara atau
pemerintah.

2. Tanggapan saya mengenai pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat hukum adat oleh
negara tidak terlepas dari pengaruh politik hukum masa kolonial yang dicantumkan
dalam Algemene Bepalingen, Reglemen Regering dan lndische Staatregeling karena dulu
pada zaman kolonial belanda ada pembagian golongan-golongan berdasarkan kelompok
– kelompok tertentu.
Penggolongannya yaitu sebagai berikut :
1. Hukum yang berlaku untuk orang Eropa, Bumi Putera dan Timur Asing yang ada
di wilayah Hindia Belanda pada waktu itu.
2. Membagi penduduk di Hindia Belanda atas golongan Eropa, Bumi Putera dan
Timur Asing.

Masing-masing kelompok tersebut mempunyai hukum perdatanya sendiri atau


pluralistik maupun beraneka ragam, sehingga hal ini menjadi pemicu pelanggaran hak-
hak masyarakat hukum adat oleh negara.
Sistem penggolongan hukum yang berlaku bagi penduduk di Indonesia yang
diatur dalam KUH Perdata mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam prosedur hukum
praktik pembuatan akta notaris bagi masing-masing golongan penduduk di Indonesia
tersebut. Sehingga hal-hal inilah yang menyebabkan adanya pelanggaran hak-hak
masyarakat hukum adat akibat dari berbagai perbedaan golongan dan hukum yang
berlaku pada masa politik hukum kolonial belanda.

Anda mungkin juga menyukai