Anda di halaman 1dari 13

MASALAH PADA BAYI BARU LAHIR

”TRAUMA PLEKSUS BRAKIALIS”

KELOMPOK :

CHINTIA LAURA HARAHAP

DYA ADELIA

KHALIZA

LISA AMALIA

DOSEN PENGAJAR :

IBU MUSDALINA SST.M.kes

AKADEMI KEBIDANAN LANGKAT

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
serta kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptan-
Nya, solawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah berkatkemudahan yang diberikan Allah SWT, kami dapat


menyelesaikan makalah yang berjudul “MASALAH PADA BAYI BARU
LAHIR – FRAKTUR PLEKSUS BRAKIALIS”

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan salah


satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatal Dan Bayi Baru Lahir. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi yang
membacanya amin.

Kami sebagai penysun sangat menyadari bahwa makalah kami banyak


kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karenaitu, kami
mengharapkan keritikan dan saran yang ditunjukan sebagai pembangun.

STABAT, MEI 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG..................................................................................................4
2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
3. TUJUAN..................................................................................................................5
4. MANFAAT...............................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
1.1. Pengertian Fleksus Branchialis......................................................................6
1.2. Tanda Dan Gejala Bayi Dengan Trauma Fleksus Brakhialis...........................7
1.3. Trauma pada Fleksus Brachialis.....................................................................7
1.4. Penyebab Trauma Fleksus Brancialis...........................................................11
BAB III..............................................................................................................................12
PENUTUP.........................................................................................................................12
1. Kesimpulan..........................................................................................................12
2. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan
orang tua, terutama bayi yang sehat. Bayi yang nanti nyatumbuh menjadi
anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak
mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan
dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberi lingkungan
yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi
seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat.
Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal,
pascanatal. Keadaan ini akan memberi pengaruh bagi tumbuh kembang
selanjutnya. Seperti mengalami trauma pada fleksus brachialis, bahkan
masih banyak lagi gangguan yang tidak normal pada bayi.

Masalah–masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang di


akibatkan oleh tindakan-tindakan yang di lakukan pada saat persalinan
sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara pesalinan atau
gangguan kelainan fisiologi persalinan yang sering disebut sebagai cidera
atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan
tulang pelvis. Kebanyakan cidera lahir ini akan menghilang sendiri
dengan perawatan yang baik dan akurat.

Fraktur yang berhubungan dengan trauma lahir sering terjadi pada


saat persalinan. Prevalensi fraktur berhubungan dengan banyak faktor
antara lain, faktor ibu, faktor janin, dan keahlian penolong persalinan.
Trauma saat lahir sebagian besar akibat persalinan persalinan yang sulit
misalnya, pada presentasi puncak kepala, lengan yang tertahan pada
kelahiran sungsang, distokia bahu, dan penggunaan instrument porsep,
dan ekstraksivakum.

Asuhan neonates dengan jejas ( trauma) persalinan sangat


berpengaruh terhadap trauma pada kelahiran. Trauma lahir adalah trauma
mekanis yang disebabkan karena persalinan/kelahiran. Pengertian yang
lain tentang trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam
atau  karena proses kelahiran. Istilah trauma digunakan untuk
menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarikan
maupun yang dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan
dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat keterampilan atau
perhatian medis yang tidak  pantas atau tidak memadai samas ekali, atau
dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang
terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan
tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh. 

Pada saat persalinan, perlukaan atau trauma persalinan kadang-


kadang tidak dapat dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada
persalinan yang terganggu oleh beberapa sebab. Penangan persalinan
secara sempurna dapat mengurangi frekuensi peristiwa trauma pada
fleksus brachialis dan mengurangi juga jumlah kematian.

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengertian, penyebab, gejala, dan cara


penanganan trauma pada fleksus brachialis?

3. TUJUAN

4. MANFAAT
BAB II

PEMBAHASAN

1. FLEKSUS BRANCHIALIS

1.1. Pengertian Fleksus Branchialis

Fleksus brachialis adalah anyaman (latin : fleksus ) serat saraf yang


berjalan dari tulang belakang C4-T1, kemudian melewati bagian leher dan
ketiak, dan akhirnya keseluruh lengan ( atas dan bawah ). Serabut saraf akan
didistribusikan kebeberapa bagian lengan. Jaringan saraf dibentuk oleh
cervical yang bersambuangan dengan dada dan tulang belakang urat dan
pengadaan di lengan dan bagian bahu.

Etiologi Trauma Fleksus Brakhialis Pada Bayi Baru Lahir. Trauma


fleksus brakhialis pada bayi dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain:

1) Faktor bayi sendiri :

- Makrosomia

- Presentasiganda

- Letaksunsang

- Distosia bahu

- Malpresentasi

- Bayi kurangbulan

2) Faktor ibu :

- ibu sefalo pelvic disease (panggul ibu yang sempit)

- umur ibu yang sudah tua

- adanya penyulit saat persalinan

3) faktorpenolongpersalinan
- tarikan yang berlebihan pada kepala dan lehersaatmenolongkelahiran bahu
pada presentasikepala

- tarikan yang berlebihan pada bahu pada presentasi bokong

1.2. Tanda Dan Gejala Bayi Dengan Trauma Fleksus Brakhialis

1.      gangguanmotorik pada lenganatas

2.      paralisisataukelumpuhan pada lenganatas dan lenganbawah

3.      lenganatasdalamkeadaanekstensi dan abduksi

4.      jika anak diangkat maka lengan akan lemas dan tergantung

5.      reflex moro negative

6.      tangan tidak bisa menggenggam

7.      reflex meraihdengan tangan tidak ada

1.3. Trauma pada Fleksus Brachialis


Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam
kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal,
di mana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga ibu
mengedan dengan cara tidak dipaksakan dan kontaraksi kandung ramin tanpa
mengalami akfiksi yang berat maupun trauma lahir seperti trauma pada
fleksus brachialis

Macam-macam plesksus brachialis yaitu :

a. Paralis wajah dan cedera pleksus brachialis

Cedera pada wajah termasuk memar karena penggunaan forsep atau


paralis wajah yang disebabkan oleh forsep maupun tekanan sakkrumibu.
Tanda-tanda paralis wajah termasuk wajah asimetris. Salah satu mata
mungkin tetap terbuka. Tindakan kebidanan dapat meliputi konsultasi
penggunaan pelindung mata(eye patch) dan tetesan mata untuk lubrikasi.
Paralis ini bersifat sementara.
Cedera fleksus brachialis dapat terjadi saat prenatal atau selama
proses kelahiran saat traksi digunakan di leher. Cedera tersebut dapat terjadi
pada kelahiran persentasi bokong atau kelahiran yang diperberat distosia
bahu. Bayi baru lahir yang mengalami cedera fleksus brachialis rewel dan
merasa nyeri. Manifentasi cedera bergantung pada radiks saraf yang terkena
dan derajat cedera. Radiks saraf dapat terkena adalah radiks saraf servikal C5
dan C6( paralisErb-Duchenne ), radiks C8 dan T1 ( paralisKlumpke ), atau
keduanya.

Tanda-tanda fisik paralisis Erb-Duchenne termasuk hilangnya


pergerakan secara pada lengan yang terkena dengan aduksi pada bagian
bawah lengan tersubut. Hal ini menyebabkan karakteristik tanda “tip
pelayanan” (waiter's tip) yang ditandai denga totasi iternal bagian bawah
lengan denganjari dan pergelangantangan fleksi. Refles menggenggam tidak
terganggu, tetapi reflex moro lemah pada sisi yang terkena.

Pada paralisis Klumpke,refles genggam hilang dan tangan bayi dalam


postur seperti mencakar. Cedera fleksus brachialis sering terjadi dan
ditemukan pada hampir 1 dalam tersebut Biasanya terjadi setelah suatu
persalinan yang sulit, namun kadang kala sesudah persalinan yang
tampaknya mudah, bayi baru lahir dengan mengalami kelumpuhan. Paralisis
Dukchenne atau Erb meliputi paralisis mulkulus deltoideus dan infraspinatus
disamping lengan tampak lemas dan tergantung disisi tubuh, dengan lengan
bawah dalam keadaan ekstensi serta rotasi kedalam. Fungsi jari-jari tangan
biasanya tidak terganggu.

Lesi ini terjadi akibat regangan atau robekan pada radiks superior
pleksus brachialis yang mudah mengalami tegangan ekstrim akibat tarikan
kepala ke lateral, sehingga denag tajam memfleksikan pleksus tersebut
kearah salah satu bahu. Mengingat traksi dengan arah ini sering dilakukan
untuk melahirkan bahu pada presentasi verteks yang normal, paralisis Erb
dapat tejadi pada persalinan yang tampak mudah. Karena itu, dalam
melakukan ekstraksi kedua bahu bayi, kita harus berhati-hati agar tidak
melakukan flaksi lateral leher yang berlebihan. Yang paling seringterjadi,
pada kasus dengan persentasi kepala, janin yang menderita paralisis
inimemiliki ukuran khas abnormal yang besar, yaitu denga berat 4000 gram
atau lebih.
Pada ekstraksi bokong, kita harus memberikan perhatian terutama
untuk mencegah ekstensi kedua lengan lewat kepala. Lengan yang ektensi
bukan saja memperlambat persalinan bokong namun juga meningkatkan
resiko paralisis. Prognosis keadaan ini biasanya baik bila dilakukan fisio
terapi segera dan tepat. Namun, demikian kadang kala terdapat kasus yang
tidak berhasil diatasi denagn segala tindakan dan lengan bayi mengalami
paralisis permanen.

Yang lebih jarang terjadi, trauma terbatas pada nervus bagian distal
daripleksus brachialis yang menimbulkan paralisis tangan atau paralisis
Klumpke.

Penata laksanaan kebidanan meliputi rujukan untuk membebat yang


terkena dekat dengan tubuh dan konsultasi dengan tim pediatric. Orang tua
harus dianjurkan untuk sebisa mungkin menghindari menyentuh ekstremitas
yang tekena selama minggu pertama karena adanya nyeri. Orang tua dapat
diyakin kanbahwa pada mayoritas kasus, paralisis hilang dalam 3-6 bulan,
dengan perbaikan awal dibuktikan dalam beberapa minggu. Terapi ini
bermanfaat setelah pembengkakan pertama berkurang.

Cedera pada radikslebihtinggi, yaitu pada pleksus brachialis (C3-C5)


dapat menyebabkan tanda gangguan pernapasan yang signifikan karena
paralisis saraf frenikus dan gangguan diafragma. Bayi baru lahir yang
mengalami tipe cedera saraf ini bernapas sangat dangkal dengan ekskursi
pernapasan dan memerlukan dukungan pernapsan agresif saat lahir.

b. Paralisis fleksus brachialis

Timbul akibat tarikan kuat pada leherbayi, misal pada distosia bahu
atau persalinan sunsang.Kelainan initerdiri atas :

Paralisis Duchenne – Erbya itu mengenai lengan


atasdipersaraficabang-cabang C5-C6,lengan dalam dengan ektensi dan
aduksi dengan refleks biseps dan refleks Moro negatif atau dengan
pengertian lain adalah kelumpuan bagian tubuh yang disarafi oleh cabang-
cabang C5 dan C6 dari fleksus brachialis.disini terdapat kelemahan untuk
fleksi, abduksi, serta memutarkeluar, disertai hilang nyare fleksbiseps dan
Moro. Jadi bayi diangkat maka lengan yang lumpuh akan tergantung lemas.
Paralisis Klumpke, yaitu mengenai lengan bawah yang deper saraf
icdabang-cabang C8-T1,sangat jarangdi temukan atau dengan kata lain
kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh cabang C8-T1 dari
fleksus brachialis. Disini terdapat kelemahan otot-otot freksor pergelangan
tangan, sehingga bayi kehilangan refkes mengepal.Kelainan ini timbul akibat
tarikan yang kuat didaerah leher pada saat lahir nya bayi,
sehinggaterjadikerusakan pada fleksus brachialis. Hal iniditemukan pada
persalinan sunsang apabila dilakukan traksi yang kuat dalam usaha
melahirkan kepala bayi. Pada persalinan presentasi kepala, kelainan dapat
terjadi pada janin pada bahu lebar.

Pengobatan ialah dengan imobilisasi lengan yang lumpuh dalam


posisi lengan atas abduksi 90 ⁰,sikufleksi 90 ⁰disertai supinasi lengan bawah
dan pergelangan tangan dalam ekstensi, selain 12 jam sehari, disertai
massege dan latihan gerak. Atau penaggulangan nya dengan jalan
meletakkan lengan atas dalam posis abduksi 90 ⁰ dan putaran keluar. Siku
berada dalam fleksi 90⁰ disertai supinasi lengan bawah dengan ektensi
pergelangan dan telapak tangan menghadap kedepan. Penyembuhan biasanya
setelah beberapa hari, kadang-kadang 3-6 bulan. Atau penyembuhan
berpariasi antara 2 bulan sampai 2 tahun

c. Brachialis palsi

Brachialis palsi merupakan Kelumpuhan pada fleksus brachialis.


Brachialis palsi terjadi akibat Tarikan lateral pada kepala dan leher pada
waktumelahirkan bahu presentasi kepala Apabila dengan entensi melewati
kepala pada presentasi bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada
bahu.

Gejala

1. Gangguan motorik lengan atas


2. Lengan atas dalam kedudukan ekstansi dan abduksi
3. Jika anak diangkat maka lenganakan lemastergantung
4. Refleks moronegatif
5. Hiperekstensi dan fleksi pada jari-jari
6. Refleks meraih dengan tangan tidak ada
7. Paralisis dari lengan atas dan lengan bawah
“Gejala-gejala tersebut tergantung besar kecilnya kelumpuhan”

1.4. Penyebab Trauma Fleksus Brancialis


Ada banyak penyebab kemungkinan lesipleksus brachialis. Trauma
adala hpenyebab yang paling sering, selain itu juga konpresi local seperti
pada tumor ideopatik, radiasi, post operasi dan cedera pada lahir.

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan radiografi Fotovetebra vertical


untuk mengetahui apakahada fraktur pada vertebra vertical, Foto bahu untuk
mengetahui apakah ada fraktur scapula, klavekula dan hemerus terapi
okupasi terutama diperlukan untuk memelihara luas gerak sendi
bahu,membuat ortesa yang tepat untuk membantu fungsi tangan, siku dan
lengan, mengotrol edema deficit sensorik.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di
jaringan sekitarnya. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana
terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung
dan trauma tidak langsung. Clavicula merupakan tulang yang berbentukhuruf
S, bagian medial melengkung lebih besar dan menujuke anterior.
Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghada pke posterior. Fraktur
Clavikula adalah Patahnya tulang clavikula pada saat proses persalinan
biasanya kesulitan melahirkan bahu pada letak kepala dan melahirkan lengan
pada presentasi bokong,

Fleksus brakialis adalah Sebuah jaringan saraf tulang belakang yang


berasal dari belakang leher, meluas melalui aksila (ketiak), dan
menimbulkan saraf untuk ekstremitas atas. Pleksus brakialis dibentuk oleh
penyatuan bagian dari kelima melalui saraf servikal kedelapan dan saraf
dada pertama, yang semuanya berasal dari sumsum tulang belakang.

2. Saran
Untuk bidan, sebaiknya lebih teliti mendiagnosis secara dini terhadap
letak dan presentasi janin agar dapat mengurangi terjadinya fraktur. Bidan
sebaiknya memiliki pengetahuan yang luas tentang fraktur agar dapat
member penanganan segera pada fraktur. Dan, dalam menangani persalinan
bidan harus memperhatikan persalinan tersebut dengan penuhhati-hati agar
dapat melakukan persalinan dengan normal dan seorang bidan pun dapat
menghindari sebagian dari persalinan yang abnormal seperti trauma pada
pleksus brachialis pada saat persalianan neonates. Oleh karena itu bidan juga
sangat berperan dalam menangani trauma pada fleksus brachialis dengan
caramerujuk kerumah sakit terdekat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/17290698/MAKALAH_NEONATUS

Anda mungkin juga menyukai