“DISTOSIA BAHU”
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala atas segala
rahmat dan karunianya yang berupa kesehatan, kekuatan serta kesempatan yang
Distosia bahu.
yang terbaik, oleh sebab itu penulis senantiasa menerima kritikan dan saran
rahmat-Nya kepada kita semua, memberi imbalan pahala kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL………………………………………………………..……….…. 1
KATA PENGANTAR………………………………………………….….. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……………………………………….………….. 4
2. Rumusan Masalah………………………………….…………… 5
3. Tujuan Penulisan………………………………….…………….. 5
A. Kesimpulan……………………. ……………`………………. 15
B. Saran……………………………. ………………………....… 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi, namun sangat berbahaya bagi ibu dan janin. Distosia bahu adalah suatu
janin gagal lahir secara spontan setelah lahirnya kepala janin.Tingkat insidensi
distosia bahu kurang lebih sebesar 0,6 hingga 1,4% dari seluruh persalinan
pervaginam. distosia bahu masih menjadi tantangan bagi tenaga medis karena
risiko terjadinya distosia bahu masih belum dapat diprediksi dengan baik.
Komplikasi yang dapat terjadi pada janin meliputi cedera pleksus brakialis 1-
perinatal. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada ibu antara lain berupa
Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
gizi dari wanita usia subur (WUS) serta faktor 4 T (terlalu muda dan terlalu tua
untuk hamil dan melahirkan, terlalu dekat jarak kehamilan/ persalinan dan
terlalu banyak hamil dan melahirkan). Kondisi tersebut di atas lebih diperparah
4
kesehatan yang tepat, dan 3) Terlambat memperoleh pelayanan dari tenaga
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan (Setyarini, Didien Ika. 2016; 97).
Distosia bahu adalah kondisi dimana kepala dapat lahir tetapi bahu tidak
lahir karena bahu gagal melewati simfisis pubis (Ana, Ni Wayan. 2021 : 131).
fetus setelah kepala lahir dan traksi gagal (Akbar, H. 2017: 2).
Hal ini mendukung diagnosis distosia bahu dimana tubuh bayi tidak
kunjung lahir setelah kepala lahir walaupun kontraksi his baik. Tanda klinis
a. Tubuh bayi tidak muncul setelah ibu meneran dengan baik dan traksi yang
b. Turtle sign adalah kepala bayi tertarik kembali ke perineum ibu setelah
keluar dari vagina. Pipi bayi menonjol keluar, seperti kura-kura yang
6
Ana Ni Wayan mengidentifikasi bahwa diagnosis distosia bahu yaitu :
d. Turtle sign (Kepala masuk kembali ke vagina saat ibu berhenti meneran)
Faktor risiko utama dari distosia bahu meliputi faktor antepartum dan
ibu lebih dari 35 tahun, IMT lebih dari 30 kg/m2 , dan peningkatan BB lebih
persalinan macet dan persalinan dengan bantuan alat ( Hamka. 2017 : 3).
a. Maternal
2) Diabetes gestasional
7
plasenta memetabolisme trigliserida dalam darah ibu, dan mentransfer
3) Kehamilan postmatur
b. Fetal
Dugaan makrosomia
Erb palsy, yang diakibatkan oleh peregangan berlebih dari radiks C5-6
belakang simfisis pubis, gaya alami dari kontraksi uterus (yang sangat kuat
untuk mengatasi disproporsi relatif dari besarnya fetus dan kecilnya pelvis
ibu) cukup untuk melanjutkan proses persalinan dan mendorong bayi keluar
dari jalan lahir. Namun, gaya yang hebat ini dapat menyebabkan kerusakan
d. Paralisis klumpe’s
8
f. Hipoksia
kematian perinatal. pH arteri akan menurun 0,011 per menit dan risiko
terjadinya asidosis berat (pH <7) tergangtung pada lamanya jarak waktu
yang diperlukan untuk lahirnya kepala dan tubuh. Interval <5 menit yang
sebesar 23,5%.14 Pada kasus ini, kepala bayi tidak dapat dilahirkan dan
telah terjepit selama 1 jam. Hal ini menyebabkan hipoksia yang menjadi
tinggi: janin luar biasa besar (>5 kg), janin sangat besar (>4,5 kg) dengan
ibu diabetes, janin besar (> 4kg) dengan riwayat distosia bahu pada
janin.
9
e. Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan begitu distosia bahu
langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi distosia bahu pada saat
Legs into Mc. Robert (ubah posisi tungkai pada posisi Mc. Roberts)
Enter (masuk: tangan masuk ke vagina dan dilakukan maneuver rotasi internal)
Roll (ubah posisi ibu “menungging” Start all over again (lanjutkan)
3) Meminta pertolongan kepada orang yang ada di sekitar ibu (suami atau
10
4) Atur posisi ibu sehingga bokong ibu berada di tepi tempat tidur
5) Bersihkan mulut dan hidung bayi dari lendir/cairan amnion dengan kasa
▪ Posisi ibu berbaring terlentang, minta ibu untuk menarik kedua lututnya
sejauh mungkin ke arah dadanya. Bila ada asisten atau keluarga dapat
▪ Tarik kepala bayi dengan hati-hati dan mantap, serta terus menerus ke
simfisis pubis.
8) Bila bahu masih tetap tidak lahir setelah melakukan manuver Mc Robert’s,
▪ Bantu kelahiran bayi dengan cara melakukan tarikan perlahan pada bahu
11
9) Bila bahu masih belum dapat dilahirkan, lakukan Teknik Pelahiran Bahu
Belakang:
▪ Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan ke arah sternum Setelah terjadi
untuk melewati dada dan kepala bayi, atau seperti mengusap muka bayi),
kemudian terik hingga bahu posterior dan seluruh lengan posterior dapat
dilahirkan
▪ Bahu anterior dapat lahir dengan mudah setelah bahu dan lengan
posterior dilahirkan
▪ Bila bahu anterior sulit dilahirkan, putar bahu posterior ke depan (jangan
menarik lengan bayi tetapi dorong bahu posterior), dan putar bahu
10) Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, segera
12
PENTING
yang belum melewati pintu atas panggul akan semakin sulit dilahirkan bila
episiotomi yang luas, posisi Mc. Robert, atau posisi dada-lutut. Dorongan pada
Setelah kepala lahir akan terjadi penurunan pH arteria umbilikalis dengan laju
impaksi tulang bahu fetus terhadap pelvis ibu pada kasus distosia bahu. Namun,
maneuver persalinan bahu posterior atau rotasi internal.5,20 Hingga kini risiko
terjadinya distosia bahu masih belum dapat diprediksi dengan baik. Oleh karena
13
itu, meskipun hampir separuh kasus distosia bahu terjadi pada bayi dengan berat
5 kg), janin sangat besar (>4,5 kg) dengan ibu diabetes, janin besar (>4 kg)
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Distosia bahu merupakan kondisi dimana tubuh bayi tidak lahir segera
setelah kepala karena terjadi impaksi bahu bayi terhadap inlet pelvis ibu. Faktor
ibu dan bayi termasuk yang paling berat adalah kematian perinatal seperti dalam
B. Saran
bahu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, 2018. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. N Usia 25 Tahun
G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 6 Hari Dengan Persalinan Distosia
Bahu Di Rumah Bersalin Ridho. Medan.
Akbar H, 2017. KEHAMILAN ATERM DENGAN DISTOSIA BAHU. Lampung:
Medula.
Ana, Ni Wayan, 2021. Modul Bimbel SKB CPNS 2021.Bandar Lampung :
Bimbingan Belajar Widya Medika.
Buku saku Pediatric. 2018.
Kementerian Kesehatan RI 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
Diunduh tanggal 24 April 2018
Setyarini, Didien Ika dkk, 2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.
Setyarini, Didien Ika dkk, 2016. Praktikum Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.
16