Anda di halaman 1dari 3

Stunting adalah suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi pada saat periode kritis

dari proses tumbuh dan kembang mulai janin. Untuk Indonesia, saat ini diperkirakan ada 37,2%
dari anak usia 0-59 bulan atau sekitar 9 juta anak dengan kondisi stunting, yang berlanjut sampai
usia sekolah 6-18 tahun. Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59 bulan, dimana
tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2 Standar Deviasi (<-2SD) dari standar
median WHO. Stunting akan berdampak dan dikaitkan dengan proses kembang otak yang
terganggu, dimana dalam jangka pendek berpengaruh pada kemampuan kognitif. Jangka panjang
mengurangi kapasitas untuk berpendidikan lebih baik dan hilangnya kesempatan untuk peluang
kerja dengan pendapatan lebih baik (Riskesdas, Prevalensi Stunting, 2018). Salah satu penyebab
stunting adalah pola asuh ibu terhadap balitanya. Pola asuh erat kaitannya dengan tingkat
pengetahuan ibu. Pengetahuan yang kurang dapat menjadikan pola asuh ibu kurang sehingga
memengaruhi kejadian stunting pada balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian ini menggunakan
metode literature review. Penelusuran artikel dilakukan dengan dengan menggunakan search
engine google scholar dan diperoleh data jurnal sebanyak 89 jurnal yang terdiri dari 5 judul dari
proquest dan 84 judul dari google scholar. Di dapatkan sebanyak 10 jurnal full text yang sesuai
kriteria inklusi, yaitu data berasal dari artikel jurnal nasional dan merupakan hasil penelitian
primer, berbahasa Indonesia, serta terbit dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan hasil analisis dari
jurnal menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang stunting masih kurang, dan terdapat
hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian stunting. Penyebab kurangnya pengetahuan
ibu tentang Stunting adalah karena tidak semua ibu balita melakukan kunjungan ke Posyandu.
Disarankan untuk tenaga Kesehatan dapat memberikan pendidikan Kesehatan dengan metode
yang berbeda untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang stunting (Ramdhani et al., 2020)

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat berbahaya
(Silent Killer). Definisi hipertensi sendiri ialah suatu kondisi dimana terjadi kenaikan tekanan
darah sistolik mencapai angka diatas sama dengan 140 mmHg dan diastolik diatas sama dengan
90 mmHg. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), di seluruh dunia, sekitar 972
juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi. Di Indonesia sendiri, prevalensi
hipertensi mencapai 31,7% dan sekitar 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Faktor-
faktor yang menyebabkan hipertensi diantaranya faktor genetik dan faktor lingkungan seperti
obesitas, stres, konsumsi garam berlebih, merokok, dan alkohol. Gangguan fisiologis yang terjadi
pada pengaturan aliran darah sehingga menyebabkan hipertensi diantaranya gangguan pada
kardiak output dan resistensi perifer, gangguan pada sistem renin-angiotensin, dan gangguan
pada sistem saraf otonom. Terdapat hubungan antara onset dari hipertensi dan komplikasi
hipertensi. Selama jangka waktu yang panjang tersebut, serangkaian perubahan terjadi dalam
sistem kardiovaskular termasuk sirkulasi serebral. Perubahan yang terjadi seperti renovasi
vaskular, peradangan, stres oksidatif, dan disfungsi barorefleks berkontribusi dalam patogenesis
stroke yang disebabkan oleh hipertensi (Yonata & Pratama, 2016).

Kurang Energi Kronis (KEK) pada wanita hamil adalah status gizi kurang seseorang
karena ketidakseimbangan antara asupan pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi. World
Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan dan KEK
secara global 35-75% secara signifikan meningkat pada trisemester ketiga dibandingkan
trimester pertama dan kedua kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan Kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Warung Jambu Kota
Bogor tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross Sectional. Sampel dalam penelitian
ini 43 responden dengan teknik sampel random sampling. Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuesioner dan pita LiLA (lingkar lengan atas). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan tentang gizi (p value = 0,004) RR = 2,222, penyakit infeksi (p
value = 0,000) RR = 0,227 pemeriksaan kehamilan dan ANC (p value = 0,000) RR = 2,700
dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
antara pengetahuan, penyakit infeksi dan ANC (Antenatal Care) dengan kejadian KEK pada ibu
hamil. Saran yang dapat diberikan adalah memberikan penyuluhan mengenai bahaya KEK pada
ibu hamil serta pengetahuan pentingnya gizi, dan pemeriksaan kehamilan oleh petugas kesehatan
(Rahmi, 2018)

Dismenore primer merupakan nyeri menstruasi yang dijumpai tanpa kelainan yang nyata
pada alat-alat genital. Lebih dari 50% wanita mengalami dismenore primer dan 15% diantaranya
mengalami nyeri yang hebat.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan tingkat
stres dengan derajat dismenore primer. Penelitian dilakukan pada mahasiswi pendidikan dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas angkatan 2009 dan 2010. Desain penelitian ini
menggunakan cross sectional study dengan jumlah subjek 165 orang. Pengumpulan data dari
responden dilakukan dengan wawancara terpimpin (pengisian kuesioner). Analisa statistik yang
digunakan adalah uji chi-square dan uji koefisien korelasi sederhana. Uji chi-square menunjukan
ada hubungan yang bermakna antara stres dengan kejadian dismenore primer dan uji statistik
koefisien korelasi sederhana menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan korelasi agak
lemah antara tingkat stres dengan derajat dismenore primer (Sari et al., 2015)

DAFTAR PUSTAKA
Rahmi, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus. Jurnal Media
Kesehatan, 6(2), 169–179. https://doi.org/10.33088/jmk.v6i2.209

Ramdhani, A., Handayani, H., & Setiawan, A. (2020). Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Kejadian Stunting. Semnas Lppm, ISBN: 978-, 28–35.

Sari, D., Nurdin, A. E., & Defrin, D. (2015). Hubungan Stres dengan Kejadian Dismenore
Primer pada Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), 567–570. https://doi.org/10.25077/jka.v4i2.301

Yonata, A., & Pratama, A. S. P. (2016). Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke.
Jurnal Majority, 5(3), 17–21.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1030

Anda mungkin juga menyukai