Corresponding Author:
Azimah Hidayati
Universitas Ibn Khaldun
Email: azimah@gmail.com
PENDAHULUAN
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (2013), remaja adalah
penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah. Masa remaja merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang ditandai dengan terjadinya perubahan yang sangat cepat secara
fisik, psikologi dan kognitif. Remaja memerlukan asupan gizi yang baik untuk memenuhi kebutuhan tubuh,
apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka akan menyebabkan kekurangan gizi. Pertumbuhan dan
perkembangan yang berlangsung cepat pada masa ini memerlukan sejumlah energi dan zat gizi yang lebih
tinggi. Pada masa ini kebutuhan zat gizi merupakan yang paling tinggi dibandingkan masa lainnya dalam daur
kehidupan manusia (Fikawati,dkk.2017).
Masalah kekurangan gizi yang sering terjadi pada remaja putri adalah Kekurangan Energi Kronis (KEK)
(Almatsier,2015). Dampak KEK pada remaja antara lain anemia, perkembangan organ dan pertumbuhan fisik
kurang optimal. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap produktivitas seorang remaja (Waryana, 2010).
KEK merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat adanya ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
Hal ini menyebabkan zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh tidak terpenuhi (Depkes RI, 2013). KEK
merupakan keadaan seseorang atau menderita kekurangan asupan makan dari zat gizi makro yang berlangsung
lama. KEK terjadi apabila Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Rahmaniar, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO) 2012, permasalahan KEK telah dialami oleh hampir semua
negara berkembang seperti Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, Srilanka dan Thailand dengan pravalensi
KEK sebesar 15-47%. Secara nasional, prevalensi KEK pada WUS dengan usia 15-49 tahun (tidak hamil)
adalah 20,8%. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan angka kekurangan energi kronis (KEK)
tertinggi terjadi pada remaja putri dengan rentang usia 15-19 tahun yaitu sebanyak 30,9% pada tahun 2007 dan
meningkat menjadi 46,6% pada tahun 2013 (Kementrerian Kesehatan Indonesia, 2013).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 (Riskesdas), prevalensi risiko KEK pada WUS usia 15-
19 tahun pada wanita hamil yaitu 33,5% sedangkan pada wanita tidak hamil sebanyak 36,3%. Prevalensi risiko
KEK pada WUS tidak hamil di Provinsi Banten sebanyak 15%. Sedangkan jumlah prevalensi KEK remaja
tahun 2017 di Kabupaten Tangerang sebanyak 1,13% (Kesga –Kesmas Dinas Kesehatan Kab.Tangerang,
2017). Berdasarkan studi pendahuluan, prevalensi KEK pada remaja putri di SMPN 01 Pagedangan sebanyak
62,5% diperoleh dari 10% hasil populasi remaja putri di SMPN 01 Pagedangan. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kejadian KEK diantaranya yaitu faktor penyebab langsung dan tidak langsung. Faktor penyebab
langsung yaitu penyakit infeksi dan usia. Sedangkan faktor penyebab tidak langsung yaitu pengetahuan tentang
gizi prakonsepsi dan aktifitas fisik (Achadi, 2013). Status gizi pada negara berkembang terutama dipengaruhi
oleh penyakit infeksi dan konsumsi makanan yang kurang. Sedangkan tingkat social ekonomi meliputi
pendidikan dan pendapatan merupakan penyebab tidak langsung dari masalah gizi (Najoan, 2011).
METODE
Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional dengan fokus
penelitiannya untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada remaja putri di
SMPN 01 Pagedangan. Jumlah sampel sebanyak 174 responden yang di ambil dengan teknik Proportional
Random Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner, waktu pelaksanaan pada bulan Maret –
0ktober 2021.Uji statistik dalam penelitian ini adalah Chi-Square.
PEMBAHASAN
Pada pembahasan penelitian ini memaparkan mengenai bagaimana factor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian KEK pada remaja putri di SMPN 01 Pagedangan Tahun 2021.
adanya hubungan antara pengetahuan dengan status gizi adalah karena pengetahuan adalah memberi pengaruh
secara tidak langsung terhadap asupan gizi.
PROMOTOR : Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, No. 2, April 2023: 104-107
107
ISSN: 2654-8127
KESIMPULAN
1) Remaja putri di SMPN 01 Pagedangan yang menderita KEK sebanyak 58,6% dan 41,4% yang tidak
menderita KEK
2) Remaja putri di SMPN 01 Pagedangan memiliki jumlah yang sama antara pola makan kurang dan pola
makan baim sebanyak 50,0%
3) Remaja putri di SMPN 01 Pagedangan lebih banyak yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak
52,3%
4) Remaja putri di SMPN 01 Pagedangan lebih banyak yang memiliki riwayat penyakit infeksi sebanyak
56,9%
5) Remaja putri di SMPN 01 Pagedangan lebih banyak yang melakukan aktifitas fisik kurang sebanyak
71,8%
6) Remaja putri di SMPN 01 Pagedangan lebih banyak yang memiliki sosial ekonomi rendah sebanyak
58,3%
7) Tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian KEK pada remaja putri di SMPN 01
Pagedangan
8) Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian KEK pada remaja putri di SMPN 01
Pagedangan
9) Ada hubungan antara riwayat penyakit dengan kejadian KEK pada remaja putri di SMPN 01
Pagedangan
10) Ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian KEK pada remaja putri di SMPN 01 Pagedangan
11) Tidak ada hubungan antara sosial ekonomi dengan kejadian KEK pada remaja putri di SMPN 01
Pagedangan
Saran
Saran yang diberikan setelah penelitian ini adalah perlu adanya screening kesehatan melalui UKS untuk
para siswa dan siswi di sekolah, dan bagi siswa siswi lebih sering melakukan altifitas fisik sekurang-kurangnya
30 menit/hari serta menghindari makanan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Achadi., 2013, Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Raja Grafindo, Jakarta.
[2]. Almatsier, S., (2015), Prinsip Dasar Ilmu Gizi edisi ke 9, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
[3]. BKKBN. 2013. Ayo Menjadi Remaja Berkarakter: Religius, Sehat, Cerdas, Produktif. BKKBN: Jakarta
[4]. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI; 2013.
[5]. Najoan J, dan Mamamping A. 2011. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil di
Kelurahan Kombos Barat Kecamatan Singkil Kota Manado [Tesis]. Manado: Universitas Sam Ratulangi
[6]. Pujiatun , T . , (2014), Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada
Siswa Putri di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta
[7]. Rahmaniar A, Taslim NA, dan Bahar B. Media Gizi Masyarakat Indonesia. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan
Energi Kronis pada Ibu Hamil di Tampa Padang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. 2013 Feb;2(7): 98-03
[8]. Riskesdas, 2018, Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta : Kemenkes
[9]. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
[10]. World Health Organization (WHO). Global school-based student health survey (GSHS); 2012