Anda di halaman 1dari 9

TSJKeb_Jurnal Vol.6 No.

2 Tahun 2021 iSSN: 2503-2461


eSSN: 2774-8731
HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN STATUS GIZI BALITA

Oleh;
Dewi Sapta Wati , Wahyu Utami Ekasari2)
1)
1)
Dosen Universitas An Nuur, Email; dewisaptawati.7@gmail.com
2)
Dosen Universitas An Nuur, Email; wutamiekasari@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang; Masa anak usia 1-5 tahun (balita) adalah masa pada mana anak sangat
membutuhkan makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup dan memadai.
Kekurangan gizi pada masa ini dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang. Pada masa ini
juga, anak masih benar-benar tergantung pada perawatan dan pola asuh dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan status gizi balita di Desa
Pilangpayung Kecamatan TorohTahun 2021.
Metode; Desain penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan
Cross Sectional. Populasi yang digunakan adalah 84 responden. Teknik yang digunakan adalah
total sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 14
pertanyaan dengan menggunakan uji statistik Kendall Tau.
Hasil; Hasil penelitian dari seluruh responden menunjukkan hubungan yang signifikan sebesar
P -value 0,045 sebagian besar adalah pola asuh orang tua sedang (33,3%) memiliki status gizi
sedang dan responden dengan pola asuh orang tua yang baik (66,7%) status gizi balita baik
sehingga ada hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan status gizi balita di
Desa Pilangpayung Kecamatan Toroh.
Kesimpulan; Berdasarkan hasil uji Kendall Tau disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola
asuh orangtua dengan status gizi balita .

Kata kunci: Pola Asuh, Status Gizi, Balita

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid 38
TSJKeb_Jurnal Vol.6 No.2 Tahun 2021 iSSN: 2503-2461
eSSN: 2774-8731
CORRELATION BETWEEN PARENTING PATTERN AND NUTRITIONAL STATUS
OF CHILDREN UNDER-FIVE YEARS OLD

By;
Dewi Sapta Wati , Wahyu Utami Ekasari2)
1)
1)
Lecturer of Universitas An Nuur, Email; dewisaptawati.7@gmail.com
2)
Lecturer of Universitas An Nuur, Email; wutamiekasari@gmail.com

ABSTRACT

Background; children really need food and nutrition in sufficient amount . Lack of nutrition
during this period may interfere the children`s growth and development. Also at this moment,
the children are totally dependent on the parenting care and patterns. This study aimed to find
the correlation between parenting pattern and nutritional status of children under-five years
old at Pilangpayung Village, Toroh Sub-district in 2021.
Method; This study used descriptive correlation design with cross sectional approach. The
population was 84 respondents. The data sampling used total sampling technique. The data
collecting used questionnaires consisting of 14 questions by using Kendall Tau statistical test.
Result; The results of this study indicated that the respondents mostly of above shows a
significant value =0,045 had sufficient parenting pattern (33.3%) had medium nutritional
status and greater compared to the percentage of respondents with good parenting pattern
(66.7%) having better nutritional status of children under-five years old. There was significant
correlation between parenting pattern and nutritional status of children under-five years old
at Pilangpayung Village Toroh Sub-district.
Conclusion; ased on the results of the Kendall Tau test, it was concluded that there was a
relationship between parenting patterns and the nutritional status of children under five.

Keywords: Parenting Pattern, Nutritional Status, Children Under-Five Years Old

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid 39
TSJKeb_Jurnal Vol.6 No.2 Tahun 2021 iSSN: 2503-2461
eSSN: 2774-8731
PENDAHULUAN terhadap anak berupa suatu interaksi antara
Memiliki anak yang sehat dan cerdas orang tua dan anak, interaksi tersebut
adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mencakup perawatan seperti mencukupi
mewujudkannya tentu saja orang tua harus kebutuhan makan. Oleh karena itu peran
selalu memperhatikan, mengawasi dan orang tua dan pola pengasuhan merupakan
merawat anak secara seksama. Khususnya hal yang sangat penting dalam
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak (Jas dan Rahmadiana,
perkembangannya. Usia yang paling 2004).
penting dalam proses perkembangan adalah Pengukuran status gizi didasarkan
masa balita. Proses tumbuh kembang anak atas standar World Health Organization
berlangsung secara alamiah, proses tersebut (WHO, 2005) yang telah ditetapkan pada
sangat bergantung kepada orang tua.Pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
masa ini akan menentukan pembentukan 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang
fisik, psikis dan intelegensinya (Sulistijani, Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
2003). Anak. Menurut standar tersebut, status gizi
Masalah gizi buruk yang terjadi balita dapat diukur berdasarkan tiga indeks,
disebabkan oleh banyak hal. Faktor-faktor yaitu berat badan menurut umur (BB/U),
yang menyebabkan terjadinya gizi buruk tinggi badan menurut umur (TB/U), dan
adalah kemiskinan, kurangnya pendidikan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
dari orang tua, kurangnya pengetahuan (Profil Jateng, 2019)
masyarakat tentang gizi, menu seimbang Deteksi dini kasus gizi kurang dan
dan kesehatan. Selain itu hal-hal yang gizi buruk dapat dilakukan melalui
menyebabkan gizi yang buruk yaitu dari penimbangan balita. Dengan rutin
penyebab langsung dan penyebab tidak menimbang balita, maka pertumbuhan
langsung. Penyebab langsung terjadinya balita dapat dipantau secara intensif. Hal ini
masalah gizi buruk adalah adanya asupan dimaksudkan apabila berat badan anak
makanan yang kurang memenuhi gizi yang tidak naik atau jika ditemukan penyakit,
seimbang. Penyebab tidak langsung terdiri dapat segera dilakukan upaya pemulihan
dari persediaan makanan di rumah, serta dan pencegahan, agar tidak menjadi gizi
pelayanan kesehatan (M.Fakih, 2012). kurang atau gizi buruk. Semakin cepat
Banyak ahli mengatakan pengasuhan ditemukan, kasus gizi kurang atau gizi
anak adalah bagian penting dan mendasar buruk akan semakin cepat ditangani.
untuk menyiapkan anak menjadi Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tata
masyarakat yang baik. Pengasuhan laksana kasus anak gizi kurang atau gizi
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid 40
TSJKeb_Jurnal Vol.6 No.2 Tahun 2021 iSSN: 2503-2461
eSSN: 2774-8731
buruk akan mengurangi risiko kematian wawancara mendalam oleh penulis dengan
sehingga angka kematian akibat gizi buruk mengajukan beberapa pertanyaan
dapat ditekan (Profil Jateng, 2019). didapatkan hasil bahwa 3 orang tua 42,86
Persentase balita yang diimbang di % dalam memberikan perhatian atau
Jawa Tengah pada tahun 2019 sebesar 84,7 dukungan terhadap anak dalam praktik
persen, mengalami peningkatan bila pemberian makanan, orang tua menyiapkan
dibandingkan dengan persentase balita menu makan tidak bervariasi. Ditemukan 2
yang ditimbang tahun 2018 yaitu 82,6 orang tua (28,57 %) dalam memberikan
persen. Persentase balita yang ditimbang rangsangan psikososial yaitu perlakuan ibu
menunjukkan tingkat partisipasi terhadap anak dalam hal penjagaan dan
masyarakat dalam kegiatan Posyandu. pengawasan anak, selama orang tua bekerja
Persentase tertinggi terdapat di Kabupaten anak sering dititipkan kepada neneknya dan
Grobogan yaitu sebesar 100,1 persen, pembantu; dan 2 orang tua (28,57 %)
sedangkan persentase terendah terdapat di dalam perawatan kesehatan pada anak,
Kota Salatiga yaitu sebesar 75,7 persen dalam perawatan balita dalam keadaan
(Profil Jateng, 2019). sakit biasanya balita dibiarkan dulu, kalau
Berdasarkan data pendahuluan yang merasa sakitnya bertambah parah baru
diperoleh peneliti, pada bulan November dibawa ke tenaga kesehatan yang terdekat.
2021 di Desa Pilangpayung Kecamatan
Toroh yang masuk dalam Wilayah Kerja METODE
Puskesmas Toroh 1 terdapat data jumlah Desain penelitian yang digunakan
balita dan ibu sebanyak 94 orang dan balita dalam penelitian ini adalah deskriptif
yang ditimbang sebanyak 75 orang (79,78 korelasi dengan menggunakan pendekatan
%) dan balita yang BGM berdasarkan cross sectional dimana data yang
BB/TB bulan November tahun 2021 menyangkut variabel bebas dan variabel
sebanyak 4 orang (4,26 %). Dan balita yang terikat, yang akan diamati dalam waktu
gizi kurang pada bulan November 2021 bersamaan.
sebanyak 15 orang (15,95 %). Mayoritas Dalam melakukan penelitian
keluarga yang memiliki balita gizi kurang hubungan pola asuh orangtua dengan status
bekerja sebagai buruh pabrik. gizi balita anak balita di desa ngembak
Berdasarkan wawancara 7 orang tua dengan jumlah 94 balita. Metode
menyatakan bahwa mengalami kesulitan pengambilan sampel adalah dengan
dalam mengasuh anaknya karena anak accidental sampling yaitu sebanyal 84
susah untuk makan.Setelah dilakukan balita Penelitian ini menggunakan data
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid 41
TSJKeb_Jurnal Vol.6 No.2 Tahun 2021 iSSN: 2503-2461
eSSN: 2774-8731
primer berupa kuesioner yang terdiri dari Tabel 3; Karakteristik Pekerjaan Ibu
14 pertanyaan yang selanjutnya data akan Pekerjaan f (%)
Bekerja 66 78.6
dilakukan analisa univariat dan bivariat.
Tidak Bekerja 18 21.4
Total 84 100.0
HASIL
Tabel 4; Pola Asuh Orang Tua
Tabel 1; Karakteristik Umur Ibu
Pola Asuh f (%)
Umur Ibu f %
Baik 56 66,7
20-25 tahun 26 31.0
Sedang 28 33,3
26-30tahun 47 55.9
Kurang - -
31-35 tahun 11 13.1
>35 tahun - - Total 84 100,0
Total 84 100.0
Tabel 5; Status Gizi
Tabel 2; Karakteristik Pendidikan Ibu Status Gizi f (%)
Gemuk - -
Pendidikan f (%)
Normal 82 97,6
Tidak sekolah - -
Kurus 2 2,4
Tamat SD 1 1,2
Kurus sekali - -
Tamat SMP 28 33,3
Tamat SMA 43 51,2 Total 84 100,0
Tamat PT 12 14,3
Total 84 100,0

Tabel 6; Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Status Gizi Balita


Status Gizi Balita
Pola Asuh Orang Total
Sedang Baik
Tua
f % f % f %
Sedang 2 100,0 0 0 2 100,0
Baik 26 31,7 56 68,3 82 100,0
Total 28 33,3 56 66,7 84 100,0

PEMBAHASAN ini orang tua dianggap pada kondisi


1. Karakteristik Umur Ibu kesehatan yang optimum dengan perkiraan
Dari hasil penelitian yang telah usia harapan hidup yang memungkinkan
dilakukan dari 84 responden ditemukan waktu cukup dan untuk membangun sebuah
Sebagian besar umur 26 – 30 tahun keluarga.
sebanyak 47 responden dengan persentase
55,95% pada usia tersebut usia yang paling 2. Karakteristik Pendidikan Ibu
memuaskan untuk mengasuh anak adalah Dari hasil penelitian yang telah
26-35 tahun (Wong, 2008).Selama waktu dilakukan dari 84 responden ditemukan

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid 42
TSJKeb_Jurnal Vol.6 No.2 Tahun 2021 iSSN: 2503-2461
eSSN: 2774-8731
sebagian besar mempunyai pendidikan yang baik itu akan menjadikan berat badan
tamat SMA sebanyak 43 responden dengan dan tinggi badan anaknya akan semakin
presentase (51,2%). semakin tinggi bertambah.
pendidikan ibu semakin tinggi pengetahuan Pola asuh adalah salah satu faktor
yang didapatkan (Notoadmojo, 2007). yang erat kaitannya dengan tumbuh
Karakteristik Ibu berdasarkan Pekerjaan kembang anak. Pola asuh dalam konteks
Dari hasil penelitian yang telah ini, mencakup beberapa hal yaitu makanan
dilakukan dari 84 responden ditemukan yang merupakan sumber gizi, vaksinasi,
sebagian besar ibu bekerja sebanyak 66 ASI eksklusif, pengobatan saat sakit,
responden dengan presentase tempat tinggal, kebersihan lingkungan,
(78,6%).Seseorang yang bergaul dengan pakaian dan lain-lain (Soetjiningsih, 2012).
orang-orang yang mempunyai pengetahuan Pola pengasuhan balita berupa sikap dan
tinggi maka secara tidak langsung maupun perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal
tidak langsung pengetahuan yang dimiliki kedekatannya dengan anak, memberikan
akan bertambah (Notoadmojo, 2003). makan, perawatan, menjaga kebersihan,
Analisa Univariat memberi kasih sayang, rasa aman dan
sebagainya.
3. Pola Asuh Sejalan dengan penelitian Natalina,
Dari hasil penelitian yang telah kristiawati (2014), bahwa ada hubungan
dilakukan dari 84 responden didapatkan dengan keadaan ibu tentang kesehatan
sebagian besar 56 responden dengan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan,
presentase (66,7%) mempunyai pola asuh penghasilan, pengetahuan, dan
baik.Hal ini dikarenakan sebagian besar keterampilan tentang pengasuhan anak
orangtua di Desa Pilangpayung sudah baik yang baik, peran dalam keluarga atau
dalam mengasuh anaknya misalnya bila masyarakat dan sebagainya dari si ibu dan
anak tidak selera makan orangtua sudah pengasuhnya. Balita masih benar-benar
menyajikan makanan secara unik sehingga tergantung pada perawatan dan pengasuhan
anak akan tertarik untuk makan, juga ibu- oleh ibunya. Pengasuhan kesehatan dan
ibu sudah mengenalkan makanan seperti makanan pada tahun pertama kehidupan
orang dewasa pada anak balitanya. sangatlah penting untuk perkembangan
Sebagian besar ibu-ibu mengasuh anaknya balita.
dan memberikan anaknya menu yang
bervariasi 3 sampai 4 kali sehari, serta
memberikan tambahan susu. Pola asuh
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid 43
TSJKeb_Jurnal Vol.6 No.2 Tahun 2021 iSSN: 2503-2461
eSSN: 2774-8731
4. Status Gizi fisik, sosial maupun mental adalah sehat.
Dari hasil penelitian yang telah Analisa Bivariat
dilakukan dari 84 responden didapatkan
status gizi balita normal sebanyak 82 5. Hubungan Pola asuh Orangtua
responden (97,6 %), sebagian besar setelah dengan Status Gizi Balita
dilakukan penimbangan berat badan Dari hasil penelitian yang telah
dengan menggunakan timbangan gantung dilakukan pada 84 responden didapatkan
(dacin) dan mengukur tinggi badan dengan pola asuh orangtua cukup, seluruhnya
mikrotoice dibandingkan dengan baku (100,0%) memiliki status gizi balita
standar ternyata sebagian besar anak-anak sedang, sedangkan presentase responden
balita berstatus normal, karena sebagian dengan pola asuh orangtua yang baik
besar mendapatkan asupan gizi dengan sebagian besar (68,3%) memiliki status gizi
menu seimbang. balita baik.
Menurut Soetjiningsih (1994) dalam Berdasarkan hasil uji hubungan
Proverawati (2009), masih banyak antara pola asuh orangtua dengan status gizi
pendapat masyarakat mengira bahwa anak balita di Desa Pilangpayung dengan analisa
yang gemuk adalah sehat. Sehingga banyak yang diperoleh dengan menggunakan uji
ibu merasa bangga kalau anaknya sangat statistik Kendall Tau didapatkan hasil p
gemuk, dan disatu pihak ada ibu yang value = 0,045<0,05.Hal ini menunjukkan
kecewa kalau melihat anaknya tidak adanya hubungan yang signifikan antara
segemuk anak tetangganya. Sebenarnya pola asuh orangtua dengan status gizi
kekecewaan tersebut tidak beralasan, balita.
asalkan grafik pertumbuhan anak pada Hal ini karena kegiatan posyandu di
KMS sudah menunjukkan kenaikan yang Desa Pilangpayung selalu mengadakan
kontinu setiap bulan sesuai lingkungan kegiatan penimbangan dan pemberian
grafik pada KMS dan berada pada pita makanan tambahan untuk meningkatkan
warna hijau, maka anak tersebut sehat. gizi balita. Selain itu di era komunikasi
Lebih-lebih kalau anak itu menunjukkan sekarang ini semua informasi mudah
perkembangan mental yang normal, artinya diperoleh selain di penyuluhan juga internet
perkembangan motorik, bahasa, sudah mewabah.Hasil penelitian ini sejalan
intelektual, emosional dan sosial sesuai dengan penelitian Husin (2008) yaitu ada
dengan umurnya, maka anak tersebut hubungan antara pola asuh ibu terhadap
walaupun tidak terlalu gemuk, tetapi secara status gizi anak balita dalam hal praktek
pemberian makanan, kebersihan
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid 44
TSJKeb_Jurnal Vol.6 No.2 Tahun 2021 iSSN: 2503-2461
eSSN: 2774-8731
lingkungan dan sanitasi. Hasil penelitian 3. Sebagian besar ibu bekerja sebanyak
juga diperkuat dengan penelitian Sakti 66 responden dengan presentase
(2013) bahwa ada hubungan yang (78,6%).
signifikan pada pola pemberian makanan 4. Pola asuh orangtua cukup, seluruhnya
pendamping ASI dengan status gizi balita. (100,0%) memiliki status gizi balita
Masa balita merupakan masa emas dimana sedang, sedangkan pola asuh orangtua
bisa menjadi penentu masa depan. yang baik sebagian besar (68,3%)
Penelitian lainnya membuktikan memiliki status gizi balita baik. Hal ini
bahwa perubahan pola asuh psikososial menunjukkan ada hubungan pola asuh
telah meningkatkan derajat pertumbuhan orangtua dengan status gizi balita
anak. Penelitian di Bogota, Columbia dengan P value 0.045 < a 0.05.
membuktikan bahwa anak-anak yang
menderita kurang gizi, dikunjungi DAFTAR PUSTAKA
rumahnya setiap minggu selama 6 bulan Adisasminto, W. 2010. Sistem Kesehatan.
Jakarta : Rajawali Press
oleh kader desa, ternyata pertumbuhan pada
umur 3 tahun lebih tinggi daripada yang Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
tidak dikunjungi, Dengan dikunjungi
Utama
rumahnya, ibu-ibu menjadi lebih
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian .
memahami kebutuhan anak dan memberi
Jakarta : PT. Rineka Cipta
makan pada saat anak sedang lapar.
Arisman, M.B. 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi
Didapatkan juga bahwa ibu- ibu yang
dalam Daur Kehidupan. Jakarta :
memahami tentang kebutuhan untuk EGC
perkembangan kognitif anak, anak-anaknya
Depkes RI. 2004. Keluarga Sadar Gizi
lebih pintar daripada ibu yang lalai dalam (Kadarzi). Jakarta : Depkes RI.
pengasuhan anaknya (Anwar, 2009).
Depkes. 2005. Pedoman Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta : Depkes RI
KESIMPULAN
1. Sebagian besar umur 26 – 30 tahun Gunarsa, S. 2003. Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Jakarta : BPK
sebanyak 47 responden dengan
Gunung Mulia
persentase 55,95% .
Moehji, S. 2000. Bayi Sehat dan Cerdas
2. Sebagian besar mempunyai pendidikan
melalui Gizi dan Makanan Pilihan.
tamat SMA sebanyak 43 responden Jakarta : Pustaka Mina
dengan presentase (51,2%)
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid 45
TSJKeb_Jurnal Vol.6 No.2 Tahun 2021 iSSN: 2503-2461
eSSN: 2774-8731
Keperawatan. Jakarta : Salemba Santoso, S dan Lies A. 2004. Kesehatan
Medika dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Sugiyono. 2007. Statistika Untuk


Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Rineka Cipta.
Sunarti. 2003. Waspadai Gizi Balita anda.
Profil Kesehatan Jawa Tengah. 2019. Jakarta : Gramedia

Proverawati, A dan Asfuah S. 2009. Gizi Supanto. 2002. Bagaimana Mengasuh anak
untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha dan pengaruh anak bagi kehidupan
Medika. orangtuanya. Jakarta : Yudistira

Riskesdas. 2020. Profil Kesehatan Supariasa, I Dewa Nyoman. 2012.


Indonesia. Jakarta : Depkes Penilaian Status Gizi. Jakarta.
Penerbit Buku.Kedokteran EGC.
Soetjiningsih, 2005. Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta. EGC Tindiasari. 2015. Kesehatan Ibu Dan Anak.
Surabaya: Pustaka Nasional.

http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid 46

Anda mungkin juga menyukai