Oleh:
NIM : P07220118090
Oleh:
NIM : P07220118090
A. Data Diri
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Mahasiswa
B. Riwayat Pendidikan
sampai sekarang
iv
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk menyusun karya
tulis ilmiah yang ditekankan pada aspek Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Post Debridement pada Poltekkes Kemenkes Kaltim dan untuk memperoleh gelar
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penelitian
ini dapat selesai. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
Kemenkes Kaltim.
2. Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M. Kes, selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
3. Ns. Andi Lis Arming G, S. Kep, M. Kep selaku Ketua Program Studi D-III
Timur.
v
4. Ns. Grace Carol Sipasulta, M. Kep.,Sp.Kep.Mat. selaku penanggung jawab
Kemenkes Kaltim.
Kalimantan Timur yang telah membimbing dan mendidik penulis dalam masa
pendidikan.
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan, saran,
serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
viii
3. Intervensi keperawatan .....................................................................................34
4. Implementasi keperawatan ...............................................................................38
5. Evaluasi keperawatan .......................................................................................38
BAB III ................................................................................................................. 39
METODE PENELITIAN ................................................................................... 39
A. Design Penelitian .................................................................................................39
B. Subyek Penelitian .................................................................................................39
C. Definisi Operasional .............................................................................................40
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................40
E. Prosedur Penelitian ...............................................................................................41
F. Metode dan Pengumpulan Data ............................................................................41
G. Keabsahan Data ....................................................................................................42
H. Analisis Data ........................................................................................................42
BAB IV ................................................................................................................. 44
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 44
A. Hasil .....................................................................................................................44
B. Pembahasan ........................................................................................................105
BAB V................................................................................................................. 124
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 124
A. Kesimpulan ........................................................................................................124
B. Saran ..................................................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 128
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
312,9 juta tindakan operasi didunia pada tahun 2012, terjadi peningkatan
1
2
dengan luka post operasi mengalami infeksi akibat dari gagalnya perawat
perawatan diri dan tidak tahu akan tanda dan gejala infeksi atau
yang efektif kepada pasien seperti pentingnya personal hygiene yang baik,
yang berbeda.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan proposal karya tulis ilmiah ini dibedakan
1. Tujuan umum
Debridement.
2. Tujuan khusus
debridement
debridement
debridement
4
debridement
debridement
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
debridement.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Debridement
Jaringan mati bisa berupa pus, krusta, eschar (pada luka bakar), atau
layak, slough, atau benda asing dari luka, dan juga memangkas
tanpa dihalangi tingkat eksudat yang tinggi dan semua resiko infeksi
individu dengan luka, menciptakan luka, tepi luka dan jaringan yang
luka.
a. Anatomi
5
6
terhadap pathogen, sinar ultra violet (UV), bahan kimia dan cidera
mekanis. Kulit juga mengatur suhu tubuh dan junlah air yang
dilepaskan tubuh.
1) Lapisan epidermis
epidermis).
a) Stratum basale
melanosit.
b) Stratum spinosum
desmosomes.
c) Stratum granulosum
d) Stratum lucidum
e) Stratum corneum
2) Lapisan dermis
membrane basal dan terdiri dari dua lapisan jaringan ikat, yaitu
pembuluh darah.
dengan epidermis.
3) Lapisan hypodermis
b. Fisiologi
dibentuk oleh sel envelop, bagian dari protein tidak larut air pada
aktif. Fungsi eksokrin dari kulit adalah sebagai jalan keringat dan
kelenjar subkutan.
10
meraba, sensasi pada panas, dingin dan sakit dari aksi nociceptor
2017).
luka, maka tindakan ini dapat diterapkan pada semua jenis luka,
terlepas dari diagnosis da nasal luka. Sebuah indikasi yang jelas dapat
11
karena itu, sebuah diagnosis yang tepat harus terlebih dulu dilakukan
Kedua, tentukan tingkat eksudat dari dasar luka (dari basah ke kering).
antara lain :
a. Indikasi :
pencangkokan.
tulang.
4) Pasien diabetes dengan luak terbuka pada tangan dan kaki yang
total.
dalam.
b. Kontraindikasi
jenis debridement :
1) Mechanical debridement
2) Surgical debridement
3) Biological debridement
4) Enzymatical debridement
(WoundSource, 2018).
5) Autolytical debridement
berdasarkan jenisnya :
1) Mechanical debridement
eskar.
2) Surgical debridement
dengan eschar yang utuh dan tidak ada bukti klinis adanya
3) Enzymatical debridement
infeksi berat.
4) Biological debridement
5) Autolytical debridement
16
4. Etiologi Debridement
a. Luka kronik
normal.
dengan sel yang rusak serta respon sistemik yang buruk dapat
atau tumit
17
b. Patah tulang
ini harus mencakup evaluasi kulit, lemak, fascia, otot dan tulang
sepenuhnya terpisah
c. Luka bakar
(Browning, 2020).
kuning. Tidak akan terasa sakit karena luka bakar tipe ini
5. Klasifikasi Debridement
a. Mechanical debridement
untuk luka akut dan kronis dengan luas jaringan nekrotik sedang
b. Surgical debridement
mengendalikan perdarahan.
(Steed, 2004).
c. Enzymatic debridemen
d. Biological debridement
e. Autolytic debridement
(Manna, 2021).
2021).
Pathway
Post Operasi
Debridement
Resiko Hipotermi
Terputusnya Port de entry perioperatif Hilangnya Nervus vagus/
kontinuitas kuman Pengaruh glosopharyngeal
jaringan Anastesi
Resiko Nausea
Gangguan Infeksi Nyeri Akut
Integritas
Kulit
7. Komplikasi
debridement adalah :
a. Nyeri
b. Perdarahan
c. Infeksi
c. Merokok
d. Diabetes
imun
3. Kondisi Terkait
kehidupannya.
27
fisik berlebihan)
bertegangan tinggi)
organisme patogenik
1. Pengkajian
kondisi yang ada pada klien, sangat penting dalam penegakan diagnosa
a. Biodata
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama :
mendapatkan perawatan.
keluarga.
3) Pola eliminasi
Mengkaji pola buang air besar (BAB) dan uang air kecil (BAK)
atau tidak.
penyakitnya
cara berkomunikasi
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Sistem pernafasan
3) Sistem kardiovaskuler
meningkat.
4) Sistem pencernaan
5) Sistem musculoskeletal
6) Sistem integument
33
2. Diagnosa keperawatan
(D.0141)
(D.0129)
3. Intervensi keperawatan
(D.0141)
pakaian tebal)
35
diberikan
(D.0129)
sesuai kebutuhan
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
METODE PENELITIAN
A. Design Penelitian
B. Subyek Penelitian
Kriteria inklusi,yaitu :
39
40
C. Definisi Operasional
1. Lokasi Penelitian
Balikpapan 2021.
41
2. Waktu Penelitian
sampai pulang dan atau klien yang dirawat minimal 3 hari. Jika
sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien yang
sejenis.
E. Prosedur Penelitian
dan menggunakan metode studi kasus. Setelah disetujui oleh tim penguji
G. Keabsahan Data
klien, perawat dan keluarga yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
1. Data primer
seperti orang tua, saudara atau pihak lain yang mengerti dan dekat
2. Data sekunder
H. Analisis Data
A. Hasil
Fasilitas yang tersedia antara lain; instalasi rawat jalan, instalasi farmasi,
pada tanggal 26 juni – 30 juni 2021 dan Anggrek Hitam Lantai 5 pada
perawatan klien dengan kasus bedah dan non bedah untuk pria dan
lahan parkir.
44
45
a. Pengkajian
beribadah. Pasien
mengatakan, saat merasa
kesakitan pasien selalu
berdzikir untuk
mengurangi rasa
sakitnya.
Pola persepsi dan konsep Pasien mengatakan tidak Pasien mengatakan tidak
diri cemas akan lukanya, cemas akan lukanya,
pasien tidak menunjukkan pasien tidak
adanya isolasi diri atau menunjukkan adanya
kurangnya percaya diri isolasi diri atau
pasien akibat luka dan kurangnya percaya diri
penyakit yang diderita. pasien akibat luka dan
penyakit yang diderita.
Bisep 2 Bisep 2
Tricep 2 Tricep 2
Brakioradialis 2 Brakioradialis 2
- Tidak ada reflex - Tidak ada reflex
patologis patologis
- Tidak ada keluhan - Tidak ada keluhan
pusing pusing
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
istirahat tidur selama istirahat tidur selama
lebih +/- 7-8 jam lebih +/- 7-8 jam
sehari sehari
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
terkadang terbangun terkadang terbangun
untuk buang air kecil untuk buang air kecil
di malam hari tapi di malam hari tapi
tidak mengganggu tidak mengganggu
tidurnya tidurnya
- Pemeriksaan saraf - Pemeriksaan saraf
kranial kranial
N1 = pasien tidak N1 = pasien tidak
mengalami gangguan mengalami gangguan
penciuman penciuman
N2 = pasien N2 = pasien
mengatakan tidak ada mengatakan ada
gangguan penglihatan gangguan penglihatan
N3 = tidak ada N3 = tidak ada
gangguan pada respon gangguan pada respon
pupil pupil
N4 = tidak ada N4 = tidak ada
gangguan pada gangguan pada
gerakan bola mata gerakan bola mata
N5 = tidak ada N5 = tidak ada
gangguan gerakan gangguan gerakan
rahang rahang
N6 = tidak ada N6 = tidak ada
gangguan pada gangguan pada
gerakan mata gerakan mata
N7 = tidak ada N7 = tidak ada
gangguan pada gangguan pada
gerakan otot wajah gerakan otot wajah
N8 = tidak ada N8 = tidak ada
gangguan gangguan
keseimbangan keseimbangan
N9 = tidak ada N9 = tidak ada
gangguan reflex gangguan reflex
muntah muntah
N10 = tidak ada N10 = tidak ada
gangguan menelan gangguan menelan
N11 = tidak ada N11 = tidak ada
gangguan pada gangguan pada
gerakan leher gerakan leher
N12 = tidak ada N12 = tidak ada
gangguan pada gerak gangguan pada gerak
otot. lidah.
55
4 4 4 4
3 3 3 3
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan
ekstremitas ekstremitas
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan
tulang belakang tulang belakang
- Tidak ada fraktur - Tidak ada fraktur
- Tidak ada - Tidak ada
traksi/spalk/gips traksi/spalk/gips
N. Pemeriksaan - Tidak ada - Tidak ada
integument kompartemen sindrom kompartemen sindrom
- Turgor kulit baik - Turgor kulit menurun
- Terdapat luka - Terdapat luka
Luas luka : 3cm Luas luka : 4cm
Derajat luka : 2 Derajat luka : 3
Warna dasar luka : Warna dasar luka :
merah merah
Goa : tidak ada Goa : ada, 3cm
Tipe eksudat/cairan Tipe eksudat/cairan
luka : kental luka : kental
berwarna berwarna
kekuningan kekuningan
Warna kulit sekitar Warna kulit sekitar
luka : merah muda luka : merah muda
Tidak ada edema Tidak ada edema
sekitar luka sekitar luka
Tidak ada tanda Tidak ada tanda
infeksi infeksi
- Tidak ada edema - Tidak ada edema
ekstremitas ekstremitas
- Tidak ada ekskoriasis - Tidak ada ekskoriasis
56
Total : 21 Total : 14
Kategori pasien low risk Kategori pasien : moderate
risk
O. Pemeriksaan sistem - Tidak ada pembesaran - Tidak ada pembesaran
endokrin kelenjar tiroid kelenjar tiroid
- Tidak ada pembesaran - Tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening kelenjar getah bening
- Pasien mengalami trias - Pasien mengalami trias
DM DM
- Hiperglikemia dengan - Hiperglikemia dengan
GDP : 239 mg/dL GDP : 148 mg/dL
- Kondisi kaki DM : - Kondisi kaki DM :
Luka ganggren : Luka ganggren :
iya iya
Warna luka : merah Warna luka : merah
Lama luka : 1 hari Lama luka : 1 hari
Luas luka : 3cm Luas luka : 10 cm
Kedalaman : 0.5 Kedalaman : 1 cm
cm Kulit kaki : pucat
Kulit kaki : normal Kuku kaki : bersih
Kuku kaki : bersih Telapak kaki :
Telapak kaki : terdapat luka
bersih Jari kaki : terdapat
Jari kaki : terdapat luka pada digit 1
luka pada digit 1 kiri
kanan Infeksi : tidak
Infeksi : tidak Riwayat luka
Riwayat luka sebelumnya : tidak
sebelumnya : tidak ada
ada
P. Keamanan - Riwayat jatuh yang - Riwayat jatuh yang
lingkungan baru atau 3 bulan baru atau 3 bulan
terakhir : tidak (0) terakhir : tidak (0)
57
total skor : 35
total skor : 65 kategori : sedang
kategori : risiko
Q. Pengkajian - Persepsi klien terhadap - Persepsi klien terhadap
psikososial penyakitnya : cobaan penyakitnya : cobaan
tuhan tuhan
- Ekspresi klien - Ekspresi klien
terhadap penyakitnya : terhadap penyakitnya :
gelisah gelisah
- Reaksi saat interaksi : - Reaksi saat interaksi :
kooperatif kooperatif
- Gangguan konsep diri : - Gangguan konsep diri :
tidak tidak
kenyamanan dan nyeri pada klien 1 didapatkn nyeri pada kaki kanan
hilang timbul, skala nyeri 4, nyeri terasa saat digerakkan dan hilang
diistirahatkan.
panjang luka +/- 5cm, lebar +/- 3cm, kedalaman luka +/- 0,5cm. warna
dasar luka merah, terdapat slough pada luka, tidak ada bau yang
kaki kiri dari digit 1 hingga telapak kaki. Dengan panjang luka +/-
15cm, lebar luka +/-4cm, dan kedalaman luka +/-1cm. warna dasar
luka yaitu merah, terdapat slough pada luka, tidak ada bau menyengat
pada luka.
debridement. Lama luka 1 hari, warna luka merah, luas luka luka +/-
5cm, lebar +/- 3cm, kedalaman luka +/- 0,5cm. tidak ada riwayat
debridement. Lama luka 1 hari, warna luka merah, luas luka +/- 15cm,
lebar luka +/-4cm, dan kedalaman luka +/-1cm. tidak ada riwayat
amputasi sebelumnya.
Pemeriksaan
Pasien 1 Pasien 2
Penunjang
Pemeriksaan 16 Juni 2021 (06.15) 26 Juni 2021 (06.30)
laboratorium - GDP : 239 mg/dL - GDP : 148 mg/dL
17 Juni 2021 (06.10) 27 Juni 2021 (06.41)
- Hb : 10,1 g/dL - Hb :8,6 g/dL
- Leukosit : 12,3 - Leukosit : 19,2
10ˆ3/uL 10ˆ3/uL
- Eritrosit : 4,34 10ˆ6/uL - Eritrosit : 3,21 10ˆ6/uL
- Hematokrit : 32,7 % - Hematocrit :25,7%
- MCV : 82 fL - MCV : 80 fL
- Basophil : 1 - RDW-CV : 14,7 %
- Neutrofil : 72% - Neutrofil : 77%
- Limfosit : 17,3% - Limfosit : 13,3%
- GDP : 211 mg/dL - GDP :113 mg/dL
28 Juni 2021 (06.16)
- Hb :8,6 g/dL
- Leukosit : 19,2
10ˆ3/uL
- Eritrosit : 3.70 10ˆ6/uL
- Hematocrit :29,7%
- MCV : 80,3 fL
- RDW-CV : 14,7 %
- Eosinophil : 4,1%
- Neutrofil : 72,5%
- Limfosit : 16,0%
- GDP :139 mg/dL
29 Juni 2021 (06.30)
- GDP : 177 mg/dL
Penatalaksanaan
Pasien 1 Pasien 2
Terapi
Obat-Obatan - NaCl 0,9%15 tpm - Transfusi 1 unit 200cc
- NaCl 3% 21cc/jam golongan darah O (27
- Ketorolac 3x1 amp Juni 2021, 17.30)
- Metronidazole 3x500 - NR : 3x6 Unit
tab - Sansulin : 12 Unit
- Ceftriaxone 2x1 gr - NaCl 0,9% 1000 cc/24
- Sansulin 12 unit jam
- Ceftriaxone 2x1gr IV
- Metronidazole
3x500mg IV
- Meloxicam : 2x7,5mg
- Omeprazole : 1x1 amp
61
Tabel 4.4 Data Fokus Pada Pasien 1 dan Pasien 2 Dengan Post
Debridement di RSUD dr.kanudjoso Djatiwibowo
Balikpapan Tahun 2021
Pasien 1 Pasien 2
DS :
a. Pasien mengatakan nyeri di lukanya
P : luka post operasi debridement
DS :
Q : pasien mengatakan nyeri seperti
a. pasien mengatakan sedikit sesak
tertusuk tusuk, luka mereda jika
nafas, dan merasakan ada dahak
pasien tidak menggerakkan kakinya
b. pasien mengatakan terdapat luka
R : kaki digit 1 dan telapak kaki
post operasi debridement di jempol
sinistra
kaki kanannya
S : skala 5
c. pasien mengatakan nyeri pada
T : pasien mengatakan nyeri sudah
lukanya
+/- 45 menit yang lalu
P : luka post operasi
b. Pasien mengatakan hanya bisa
Q : nyeri seperti tertusuk tusuk,
melihat bayangan orang
hilang timbul. Nyeri mereda jika
c. Pasien mengatakan nyeri pada
tidak menggerakkan kakinya.
lukanya
R : kaki digit 1 dextra, nyeri tidak
d. Pasien mengatakan merasa mual
menyebar
sejak 30 menit lalu
S : nyeri skala 4
e. Pasien mengatakan merasa ingin
T : nyeri mulai 30 menit lalu.
muntah
d. Pasien mengatakan berpindah
f. Pasien mengatakan tidak ingin
dibantu 1 orang atau berpegangan
makan
benda sekitar
g. Pasien mengatakan perlu bantuan
e. Pasien mengatakan tidak ada
untuk duduk dan berpindah
demam
DO : DO :
a. pasien tampak meringis a. Pasien tampak meringis
b. pasien tampak protektif jika daerah b. Pasien tampak protektif saat daerah
sekitar luka disentuh
sekitar luka disentuh
c. bunyi nafas ronkhi c. Pasien tampak gelisah
d. batuk tidak efektif d. Pasien tampak lemah
e. terdapat luka post operasi
e. Terdapat luka di kaki kiri dari digit 1
debridement di digit 1 kaki dextra sampai telapak kaki pasien, Dengan
pasien, dengan panjang luka 3cm panjang 15cm lebar terbesar 4cm,
lebar 2cm dan dalam luka 0,5cm kedalaman luka 1cm
f. kulit di sekitar luka tampak f. Kulit sekitar luka tampak kemerahan
kemerahan g. Warna dasar luka : merah
g. warna dasar luka : merah h. Teradapat darah dan slough pada
h. terdapat darah pada luka luka
i. terdapat slough pada luka i. Pasien tidak menghabiskan 1 porsi
j. TD : 122/78 mmHg makanannya
N : 109x/m j. TD : 140/80 mmHg
S : 36,5˚C N : 60x/m
RR : 21x/m RR : 20x/m
k. Penilaian resiko jatuh dengan skala
S : 36,2˚C
morse : skor 65 (risiko) k. Penilaian resiko jatuh dengan skala
morse : skor 35 (sedang)
62
b. Analisa data
DO :
- Tidak ada otot bantu nafas
- Bunyi nafas ronkhi
- Batuk tidak efektif
- Sputum berlebih
- TD : 122/78 mmHg
N : 109x/m
S : 36,5˚C
RR : 22x/m
3. DS : Faktor Elektris Gangguan
- Pasien mengatakan sudah (elektrodiatermi) integritas kulit
menjalani operasi untuk
luka di kakinya
DO :
- Terdapat luka post operasi
debridement di digit 1
kaki dextra pasien
63
c. Diagnosa keperawatan
Pasien 1 Pasien 2
No. Diagnosa Tanggal Diagnosa Tanggal
Keperawatan Ditemukan Keperawatan Ditemukan
Nyeri Akut b.d Nyeri Akut b.d
Agen Pencedera Agen Pencedera
1. 17 Juni 2021 26 Juni 2021
Fisik (Prosedur Fisik (Prosedur
Operasi) (D.0077) Operasi) (D.0077)
Bersihan Jalan Nausea b.d Efek
Nafas Tidak Efektif Agen Farmakologis
2. b.d Efek Agen 17 Juni 2021 (mis. Anastesi) 26 Juni 2021
Farmakologis (D.0076)
(Anestesi) (D.0001)
Gangguan Gangguan Integritas
Integritas Kulit b.d Kulit b.d Faktor
3. Faktor Elektris 17 Juni 2021 Elektris 26 Juni 2021
(Elektrodiatermi) (Elektrodiatermi)
(D.0129) (D.0129)
Resiko Infeksi d.d Resiko Infeksi d.d
4. Efek Prosedur 17 Juni 2021 Efek Prosedur 26 Juni 2021
Invasif (D.0142) Invasif (D.0142)
Resiko Jatuh d.d
Resiko Jatuh d.d Gangguan
5. Kekuatan Otot 17 Juni 2021 Penglihatan 26 Juni 2021
Menurun (D.0143) (Glaukoma)
(D.0143)
d. Perencanaan
pemanggil dalam
jangkauan pasien
Edukasi
5.6. Anjurkan memanggil
perawat jika
membutuhkan
bantuan untuk
berpindah
DS :
(14.40) 1.1. Mengidentifikasi lokasi, 1) Pasien mengatakan nyeri
karakteristik, durasi, pada luka operasinya
frekuensi, kualitas dan P : nyeri pada luka
intensitas nyeri operasi
1.2. Mengidentifikasi skala Q : nyeri seperti
nyeri tertusuk-tusuk, hilang
1.6 Melakukan kolaborasi timbul
pemberian analgetik R : nyeri pada luka
4.2. Mencuci tangan sebelum operasi di kaki kanan
dan sesudah kontak S : skala nyeri 4
dengan pasien dan T : nyeri dirasakan terus
lingkungan pasien menerus.
DO :
1) Pasien tampak meringis
2) Pasien tampak gelisah
3) Pasien tampak protektif
terhadap lukanya
4) Pasien telah diberikan
analgetik ketorolac IV
DS :
(15.00) 1.4. Memberikan teknik 1) Pasien dan keluarga
nonfarmakologi untuk mengatakan memahami
mengurangi nyeri cara melakukan kompres
(mis.kompres dingin) dingin
1.5. Mengajarkan teknik 2) Pasien mengatakan
nonfarmakologis untuk memahami teknik batuk
mengurangi nyeri efektif yang diberikan
Melakukan kolaborasi perawat
pemberian analgetik, jika 3) Pasien mengatakan
perlu memahami tanda dan
2.4. Mengatur posisi semi gejala infeksi
fowler 4) Pasien mengatakan
2.7. Menjelaskan tujuan batuk memahami anjuran
2.5. Memasang perlak dan perawat untuk
bengkok di pangkuan meningkatkan asupan
pasien nutrisi
2.8. Menganjurkan tarik nafas 5) Pasien mengatakan
dalam melalui hidung paham dengan anjuran
selama 4 detik, ditahan perawat untuk
selama 2 detik dan memanggil perawat jika
kemudian keluarkan dari butuh bantuan.
mulut dengan bibir
mencucu selama 8 detik DO :
2.9. Menganjurkan 1) Pasien dapat mengulangi
mengulangi tarik nafas langkah langkah
dalam selama 3 kali kompres dingin yang
2.10. Menganjurkan batuk diberikan perawat
dengan kuat langsung 2) Pasien tampak
setelah tarik nafas dalam menyimak pembahasan
yang ke-3 dan langkah-langkah
2.6. Membuang sekret pada teknik nafas dalam yang
tempat sputum diberikan
73
ekstremitas
7) TD : 130/80 mmHg
N : 90x/m
S : 36,2˚C
RR : 20x/m
8) Roda tempat tidur
terkunci
9) Handrail terpasang
10) Bel pemanggil dapat
dijangkau pasien
DS:
(11.30) 3.1. Monitor karakteristik luka 1) Pasien mengatakan nyeri
(mis.drainase, warna, pada lukanya mulai
ukuran dan bau) berkurang
3.2. Monitor tanda-tanda 2) Pasien mengatakan tidak
infeksi ada demam
3.3. Lepaskan balutan dan
plester secara perlahan DO :
3.4. Bersihkan dengan cairan 1) Luka berwarna merah
NaCl sesuai kebutuhan 2) Terdapat slough pada
3.5. Berikan salep yang sesuai luka
jikaperlu 3) Tidak ada
3.6. Pertahankan teknik steril pembengkakan
saat perawatan luka 4) Tidak ada pes
5) Tidak ada bau
menyengat pada luka
6) Tidak ada jaringan
nekrotik
terkunci
9) Handrail terpasang
10) Bel pemanggil dapat
dijangkau pasien
DS:
3.1. Monitor karakteristik luka 1) Pasien mengatakan nyeri
(mis.drainase, warna, berkurang
ukuran dan bau) 2) Pasien mengatakan tidak
3.2. Monitor tanda-tanda ada demam
infeksi
3.3. Lepaskan balutan dan DO :
plester secara perlahan 1) Luka berwarna merah
3.4. Bersihkan dengan cairan 2) Terdapat slough pada
NaCl sesuai kebutuhan luka
3.5. Berikan salep yang sesuai 3) Tidak ada
jikaperlu pembengkakan
3.6. Pertahankan teknik steril 4) Tidak ada pes
saat perawatan luka 5) Tidak ada bau
menyengat pada luka
6) Tidak ada jaringan
nekrotik
DS :
1.4. Memberikan teknik 1) Pasien mengatakan
nonfarmakologi untuk memahami teknik nafas
mengurangi nyeri dalam yang diberikan
(mis.nafas dalam) 2) Pasien mengatakan akan
1.5. Mengajarkan teknik menigkatkan asupan
nonfarmakologis untuk nutrisinya
mengurangi nyeri
1.6. Melakukan kolaborasi DO :
pemberian analgetik, jika 1) Pasien tmapak lebih
perlu tenang
4.4. Menganjurkan 2) Meringis menurun
meningkatkan asupan 3) Pasien bisa
nutrisi menghabiskan seluruh
3.7. Menganjurkan memanggil porsi makanannya
perawat jika butuh 4) Pasien diberikan
bantuan analgetik, Ketorolac IV
5) Pasien diberikan
antibiotic, ceftriaxone IV
dan metronidazole IV
6) Pasien diberikan
antiemetic, Ondancetron
IV
77
Waktu
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
Pasien 2
26/06/2021 DS :
(13.30) 1.1. Identifikasi lokasi, durasi, 1) Klien mengatakan belum
frekuensi, kualitas dan ada nyeri pada kaki kiri,
intensitas nyeri 2) Pasien mengatakan mual
1.2. Identifikasi skala nyeri sejak dipindahkan dari
1.3. Identifikasi respon nyeri ruang operasi
non verbal 3) Pasien mengatakan tidak
2.1 Identifikasi faktor ada demam
penyebab mual 4) Pasien mengatakan
(mis.pengobatan/ dapat menjangkau bel
prosedur) pemanggil
3.1 Monitor karakteristik luka 5) Pasien mengatakan
(mis.drainase, warna, belum dapat
ukuran, bau) menggerakkan kakinya
3.2 Monitor tanda-tanda dengan leluasa
infeksi
4.1. Monitor tanda dan gejala DO :
infeksi local dan sistemik 1) Klien tampak protektif
5.1 Identifikasi faktor resiko terhadap lukanya
jatuh 2) Tidak ada bau yang
5.2 Memastikan roda tempat mneyengat pada luka
tidur dalam keadaan 3) Tidak ada drainase
terkunci 4) Tidak ada
5.3 Memasang handrail pembengkakan pada
tempat tidur luka
5.4 Mendekatkan bel 5) Penilaian resiko jatuh
pemanggil dalam dengan skala morse :
jangkauan pasien skor 35 (sedang)
6) Handrail kasur terpasang
78
DS:
(10.30) 3.1. Monitor karakteristik luka 1) Pasien mengatakan nyeri
(mis.drainase, warna, pada lukanya
ukuran dan bau) 2) Pasien mengatakan tidak
3.2. Monitor tanda-tanda ada demam
infeksi
3.3. Lepaskan balutan dan DO :
plester secara perlahan 1) Luka berwarna merah
3.4. Bersihkan dengan cairan 2) Terdapat slough pada
NaCl sesuai kebutuhan luka
3.5. Berikan salep yang sesuai 3) Tidak ada pes
jikaperlu 4) Tidak ada bau
3.6. Pertahankan teknik steril menyengat pada luka
saat perawatan luka 5) Tidak ada jaringan
nekrotik
DS :
(12.10) 1.4. Memberikan teknik 1) Pasien mengatakan
nonfarmakologis untuk memahami teknik nafas
mengurangi nyeri dalam yang diberikan
(mis.nafas dalam) 2) Pasien mengatakan
1.5. Mengajarkan teknik nafsu makannya mulai
nonfarmakologis untuk meningkat
mengurangi nyeri 3) Pasien mengatakan
1.6. Melakukan kolaborasi memahami teknik
pemberian analgetik, jika relaksasi yang diberikan
perlu untuk mengurangi mual
2.3. Memberikan makanan 4) Pasien mengatakan
dingin, cairan bening, jika memahami tanda dan
perlu gejala infeksi
2.4. Mengajarkan teknik 5) Pasien mengatakan akan
nonfarmakologis untuk menigkatkan asupan
mengurangi mual nutrisinya
(mis.relaksasi)
2.5. Melakukan kolaborasi DO :
antiemetic, jika perlu 1) Pasien tampak lebih
3.7 Menjelaskan tanda dan tenang
81
dijangkau pasien
DS:
(11.05) 3.1. Monitor karakteristik luka 1) Pasien mengatakan nyeri
(mis.drainase, warna, pada lukanya sudah
ukuran dan bau) menurun
3.2. Monitor tanda-tanda 2) Pasien mengatakan tidak
infeksi ada demam
3.3. Lepaskan balutan dan DO :
plester secara perlahan 1) Luka berwarna merah
3.4. Bersihkan dengan cairan 2) Terdapat slough pada
NaCl sesuai kebutuhan luka
3.5. Berikan salep yang sesuai 3) Kemerahan disekitar
jikaperlu luka cukup menurun
3.6. Pertahankan teknik steril 4) Tidak ada
saat perawatan luka pembengkakan pada
luka
5) Tidak ada pes
6) Tidak ada bau
menyengat pada luka
7) Tidak ada jaringan
nekrotik
DS :
(12.30) 1.4. Memberikan teknik 1) Pasien mengatakan
nonfarmakologis untuk memahami teknik nafas
mengurangi nyeri dalam yang diberikan
(mis.nafas dalam) 2) Pasien mengatakan
1.5. Mengajarkan teknik nafsu makannya mulai
nonfarmakologis untuk meningkat
mengurangi nyeri 3) Pasien mengatakan
1.6. Melakukan kolaborasi memahami tanda dan
pemberian analgetik, jika gejala infeksi
perlu 4) Pasien mengatakan akan
2.2. Memberikan makanan menigkatkan asupan
dingin, cairan bening, jika nutrisinya
perlu
3.7. Menjelaskan tanda dan
gejala infeksi DO :
3.8. Melakukan kolaborasi 1) Pasien tampak lebih
pemberian antibiotic bertenaga
4.3. Menjelaskan tanda dan 2) Pasien meringis sesekali
gejala infeksi 3) Pasien bisa
4.4. Menganjurkan menghabiskan lebih dari
meningkatkan asupan separuh porsi
nutrisi makanannya
4) Pasien diberikan
analgetik, tramadol IV
5) Pasien diberikan
83
antibiotic, ceftriaxone IV
dan metronidazole IV
29/06/2021 DS :
(08.30) 1.1. Identifikasi lokasi, durasi, 1) Pasien mengatakan nyeri
frekuensi, kualitas dan yang dirasakan sudah
intensitas nyeri berkurang
1.2. Identifikasi skala nyeri P : nyeri akibat luka post
1.3. Identifikasi respon nyeri operasi di kaki sebelah
non verbal kiri
4.1. Monitor tanda dan gejala Q : nyeri seperti tertusuk
infeksi local dan sistemik tusuk
4.2. Mencuci tangan sebelum R : nyeri dirasakan
dan seudah kontak dengan pasien di daerah luka
pasien dan lingkungan saja, di kaki kiri, tidak
pasien menjalar ke bagian lain
5.2. Memastikan roda tempat S : skala nyeri 4
tidur dalam keadaan T : nyeri dirasakan terus
terkunci menerus
5.3. Memasang handrail 2) Pasien mengatakan tidak
tempat tidur ada demam
5.4. Mendekatkan bel
pemanggil dalam DO :
jangkauan pasien 1) Pasien tampak meringis
5.5. Mengatur tempat tidur sesekali
mekanis pada posisi 2) Gelisah menurun
terendah 3) Sikap protektif pasien
5.6. Menganjurkan memnaggil menurun
perawat jika butuh 4) Terdapat sedikit rembes
bantuan untuk berpindah pada balutan digit 1 kaki
kiri pasien
5) Tidak ada bau
menyengat pada luka
6) Tidak ada edema
ekstremitas
7) Akral teraba hangat
8) CRT < 2 detik
9) TD : 130/80 mmHg
N : 65x/m
S : 36,0˚C
RR : 20x/m
10) Roda tempat tidur
terkunci
11) Handrail terpasang
12) Bel pemanggil dapat
dijangkau pasien
DS:
(11.40) 3.1. Monitor karakteristik luka 1) Pasien mengatakan nyeri
(mis.drainase, warna, pada lukanya sudah
ukuran dan bau) menurun
3.2. Monitor tanda-tanda 2) Pasien mengatakan tidak
infeksi ada demam
3.3. Lepaskan balutan dan DO :
84
DO :
1) Pasien tampak lebih
bertenaga
2) Pasien meringis sesekali
3) Pasien diberikan
analgetik, tramadol IV
4) Pasien diberikan
antibiotic, ceftriaxone IV
dan metronidazole IV
f. Evaluasi
A:
- Masalah resiko infeksi belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi pencegahan
infeksi
88
Observasi
4.1. Monitor tanda dan gejala infeksi
local dan sistemik
Terapeutik
4.2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi
4.3. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
17 Juni 2021 Resiko jatuh d.d S:
kekuatan otot -
menurun (D.0143) O:
- Skor pasien pada penilaian resiko
jatuh dengan skala morse adalah
65 (risiko)
- Handrail tempat tidur telah
terpasang
- Roda tempat tidur telah terkunci
- Bel pemanggil dapat dijangkau
oleh pasien
A:
- Masalah resiko jatuh teratasi
P:
- Pertahankan intervensi
pencegahan jatuh
Terapeutik
5.2. Pastikan roda tempat tidur dan
kursi roda selalu dalam
keadaan terkunci
5.3. Pasang handrail tempat tidur
5.4. Atur tempat tidur mekanis
pada posisi terendah
5.5. Dekatkan bel pemanggil
dalam jangkauan pasien
Edukasi
5.6. Anjurkan memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan
untuk berpindah
18 Juni 2021 Nyeri akut b.d Agen S:
pencedera fisik - Pasien mengatakan nyeri sudah
(prosedur operasi) berkurng
(D.0077) P : pasien mengatakan nyeri
akibat luka post operasi
debridement
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : pasien mengatakan nyeri di
kaki kiri
S : pasien mengatakan skala 3
T : pasien mengatakan nyeri
dirasakan terus menerus
O:
- Meringis cukup menurun
- Gelisah cukup menurun
- Sikap protektif cukup menurun
89
- TD : 130/80 mmHg
N : 90x/m
S : 36,2˚C
RR : 20x/m
A:
- Masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P:
- Intervensi manajemen nyeri
dilanjutkan
Observasi
1.1. Identifikasi lokasi, durasi,
frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
1.2. Identifikasi skala nyeri
1.3. Identifikasi respon nyeri non
verbal
Terapeutik
1.4. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis.
Kompres dingin)
Edukasi
1.5. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
1.6. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
P:
- Lanjutkan intervensi pencegahan
infeksi
Observasi
4.4. Monitor tanda dan gejala infeksi
local dan sistemik
Terapeutik
4.5. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi
4.6. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
18 Juni 2021 Resiko jatuh d.d S:
kekuatan otot -
menurun (D.0143) O:
- Skor pasien pada penilaian resiko
jatuh dengan skala morse adalah
65 (risiko)
- Handrail tempat tidur telah
terpasang
- Roda tempat tidur telah terkunci
- Bel pemanggil dapat dijangkau
oleh pasien
A:
- Masalah resiko jatuh teratasi
P:
- Pertahankan intervensi
pencegahan jatuh
Terapeutik
5.2. Pastikan roda tempat tidur dan
kursi roda selalu dalam
keadaan terkunci
5.3. Pasang handrail tempat tidur
5.4. Atur tempat tidur mekanis
pada posisi terendah
5.5. Dekatkan bel pemanggil
dalam jangkauan pasien
Edukasi
5.6. Anjurkan memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan
untuk berpindah
19 Juni 2021 Nyeri akut b.d Agen S:
pencedera fisik - Pasien mengatakan nyeri sudah
(prosedur operasi) berkurng
(D.0077) P : pasien mengatakan nyeri
akibat luka post operasi
debridement
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : pasien mengatakan nyeri di
kaki kiri
S : pasien mengatakan skala 3
T : pasien mengatakan nyeri
dirasakan terus menerus
O:
92
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun
- TD : 132/87 mmHg
N : 93x/m
S : 36,4˚C
RR : 20x/m
A:
- Masalah nyeri akut teratasi
P:
- Intervensi manajemen nyeri
dihentikan
bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi pada tanggal 18 Juni 2021,
teratasi pada tanggal 19 Juni 2021, resiko jatuh teratasi pada tanggal
17 Juni 2021.
Diagnosa
Tanggal Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
26 Juni 2021 Nyeri akut b.d Agen S:
pencedera fisik - P : pasien mengatakan nyeri
(prosedur operasi) akibat luka post operasi
(D.0077) debridement
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : pasien mengatakan nyeri di
kaki kiri
S : pasien mengatakan skala 5
T : pasien mengatakan nyeri
dirasakan terus menerut
O:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak protektif terhadap
lukanya
- TD : 150/80 mmHg
N : 70x/m
S : 36,3˚C
RR : 20x/m
A:
- Masalah nyeri akut belum teratasi
P:
- Intervensi manajemen nyeri
dilanjutkan
Observasi
1.1. Identifikasi lokasi, durasi,
frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
1.2. Identifikasi skala nyeri
1.3. Identifikasi respon nyeri non
verbal
Terapeutik
1.4. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis.
Kompres dingin)
Edukasi
1.5. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
1.6. Kolaborasi pemberian
95
Terapeutik
3.3. Lepaskan balutan dan plester
secara perlahan
3.4. Bersihkan dengan cairan
NaCl sesuai kebutuhan
3.5. Berikan salep yang sesuai,
jika perlu
3.6. Pertahankan teknik steril saat
perawatan luka
Edukasi
3.7. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
Kolaborasi
3.8. Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
A:
- Masalah resiko infeksi belum
teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi pencegahan
infeksi
Observasi
4.1. Monitor tanda dan gejala
infeksi local dan sistemik
Terapeutik
4.2. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
Edukasi
4.3. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
4.4. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
26 Juni 2021 Resiko jatuh d.d S:
gangguan penglihatan -
(glaucoma) (D.0143) O :
- Skor pasien pada penilaian resiko
97
verbal
Terapeutik
1.4. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis.
Kompres dingin)
Edukasi
1.5. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
1.6. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
27 Juni 2021 Nausea b.d efek agen S:
farmakologis - Pasien mengatakan mual
(anestesi) (D.0076) berkurang
- Pasien mengatakan perasaan
ingin muntah sudah sangat
berkurang
- Pasien mengatakan sudahbisa
makan
O:
- Pasien tampak lebih bertenaga
- Pasien menghabiskan separuh
porsi makannya
A:
- Masalah nausea teratasi
P:
- Intervensi manajemen mual
dihentikan
27 Juni 2021 Gangguan Integritas S:
Kulit b.d Faktor - Pasien mengatakan nyeri pada
Elektris luka mulai berkurang
(Elektrodiatermi) O:
(D.0129) - Tidak ada bengkak pada sekitar
luka
- Terdapat rembes pada perban di
ujung luka
- Kerusakan jaringann cukup
menurun dibuktikan dengan tidak
ada bau tidak sedap pada luka,
warna luka merah, terdapat
slough, tidak ada jaringan
nekrotik
- Pes berkurang
A:
- Masalah gangguan integritas
kulit teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi perawatan
luka
Observasi
3.1. Monitor karakteristik luka
(mis.drainase, warna, ukuran,
bau)
99
A:
- Masalah resiko infeksi teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi pencegahan
infeksi
Observasi
4.1. Monitor tanda dan gejala
infeksi local dan sistemik
Terapeutik
4.2. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
Edukasi
4.3. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
4.4. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
100
Observasi
1.1. Identifikasi lokasi, durasi,
frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
1.2. Identifikasi skala nyeri
1.3. Identifikasi respon nyeri non
verbal
Terapeutik
1.4. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis.
Kompres dingin)
Edukasi
1.5. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
1.6. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
28 Juni 2021 Nausea b.d efek agen S:
farmakologis - Pasien mengatakan mual
(anestesi) (D.0076) berkurang
- Pasien mengatakan tidak ada
perasaan ingin muntah
- Pasien mengatakan sudahbisa
makan
O:
- Pasien tampak lebih bertenaga
- Pasien menghabiskan lebih dari
separuh porsi makannya
A:
- Masalah nausea teratasi
P:
- Intervensi manajemen mual
dihentikan
28 Juni 2021 Gangguan Integritas S:
Kulit b.d Faktor - Pasien mengatakan nyeri pada
Elektris luka berkurang
(Elektrodiatermi) O:
(D.0129) - Tidak ada bengkak pada sekitar
luka
- Terdapat rembes pada perban di
ujung luka
- Kerusakan jaringann cukup
menurun dibuktikan dengan tidak
ada bau tidak sedap pada luka,
warna luka merah, terdapat
slough, tidak ada jaringan
nekrotik
- Pes berkurang
A:
- Masalah gangguan integritas
kulit teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi perawatan
102
luka
Observasi
3.1. Monitor karakteristik luka
(mis.drainase, warna, ukuran,
bau)
3.2. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
3.3. Lepaskan balutan dan plester
secara perlahan
3.4. Bersihkan dengan cairan
NaCl sesuai kebutuhan
3.5. Berikan salep yang sesuai,
jika perlu
3.6. Pertahankan teknik steril saat
perawatan luka
Kolaborasi
3.7. Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
28 Juni 2021 Resiko infeksi d.d S:
efek prosedur invasif - Pasien mengatakan tidak ada
(D.0142) demam
- Pasien mengatakan nyeri pada
luka berkurang
O:
- Tidak ada bau tidak sedap pada
luka
- Tidak ada pes
- Tidak pembengkakan
- Tidak ada jaringan nekrotik
- Kemerahan pada kulit sekitar
luka cukup menurun
- TD : 130/80 mmHg
N : 65x/m
S : 36,0˚C
RR : 20x/m
A:
- Masalah resiko infeksi teratasi
sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi pencegahan
infeksi
Observasi
4.1. Monitor tanda dan gejala
infeksi local dan sistemik
Terapeutik
4.2. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
Edukasi
4.3. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
28 Juni 2021 Resiko jatuh d.d S:
gangguan penglihatan -
(glaucoma) (D.0143) O :
103
A:
- Masalah resiko infeksi teratasi
P:
105
teratasi 29 Juni 2021, resiko jatuh teratasi pada tanggal 26 Juni 2021.
B. Pembahasan
yang ada. Asuhan keperawatan dilaksanakan selama 3 hari pada klien 1 dari
tanggal 17 Juni sampai 19 Juni 2021 di ruang Anggrek Hitam lantai 5 RSUD
Juni 2021 di ruang Angrek Hitam Lantai 5 RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
1. Pengkajian
tanggal 17 Juni 2021 dan Ny.S pada tanggal 26 Juni 2021. Pengkajian
klien.
kanan dengan panjang luka 5cm, lebar luka 3cm dan kedalaman luka
0,5cm. Pada pasien 2 didapatkan luka pada digit 1 sampai telapak kaki
107
kiri. Dengan panjang luka 15cm, lebar luka 4 cm dan kedalaman luka
1cm.
luka post operasi dan adanya penumpukan sekret pada jalan nafas pasien.
Pada pasien 2 ditemukan keluhan nyeri pada luka post operasi dan
adanya nausea. hal ini sesuai dengan teori (Handayani, 2016) yang
sekret. Dan juga adanya gangguan pada sistem pencernaan berupa mual.
2. Diagnosa keperawatan
operasi)
gelisah.
b. (elektrodiaterm)
dengan adanya luka post debridement pada digit 1 kaki kanan, luas
luka kurang lebih 5cm dengan lebar 3cm, kedalaman luka yaitu 0,5
cm.
kaki kiri pasien. Dengan luas luka 15cm dengan lebar kurang lebih 4
farmakologis
mayor terdiri dari batuk tidak efektif, tidak mampu batuh, sputum
jalan napas (pada neonates). Sedangkan gejala dan tanda minor yaitu
muntah. Gejala dan tanda mayor terdiri dari mengeluh mual, merasa
karakteristiknya yaitu usia > 65 tahun, atau < 2 tahun, riwayat jatuh,
operasi)
tindakan nyeri akut yang telah disusun pada pasien 1 dan pasien 2
nyeri akut yang telah disusun pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu
farmakologis (anastesi)
tidak efektif yang telah disusun oleh peneliti pada pasien 1 sudah
3 hari 10. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas
tindakan bersihan jalan napas tidak efektif yang telah disusun pada
bersihan jalan napas tidak efektif yang telah disusun pada pasien 1
Indonesia (SLKI).
elektris (elektrodiatermi)
teknik steril saat perawatan luka 7. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
menurun.
1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik 2. Cuci tangan
nutrisi.
infeksi yang telah disusun pada pasien 1 dan pasien 2 belum sesuai
penglihatan (glaucoma)
jatuh yang telah disusun pada pasien 1 dan pasien 2 belum sesuai
4. Implementasi
nafas tidak efektif pada pasien 1 yaitu monitor adanya produksi sputum,
Buang sekret pada tempat sputum, Jelaskan tujuan prosedur batuk efektif
detik dan kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8
batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3.
dengan cairan NaCl sesuai kebutuhan. Berikan salep yang sesuai jika
perlu. Pertahankan teknik steril saat perawatan luka. Jelaskan tanda dan
pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu. Monitor tanda dan gejala infeksi local
dan sistemik. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
pasien 1 dan pasien 2 yaitu. Identifikasi faktor resiko jatuh. Pastikan roda
terhadap peneliti.
5. Evaluasi
(Dinarti, 2017).
kerusakan lapisan kulit cukup menurun dan nyeri cukup menurun. Pada
nyeri cukup menurun. Pada diagnosa risiko jatuh didapatkan hasil jatuh
kerusakan lapisan kulit cukup menurun dan nyeri cukup menurun. Pada
nyeri cukup menurun, risiko tidak menjadi aktual. Pada diagnosa risiko
123
jatuh didapatkan hasil jatuh dari tempat tidur menuru, dan jatuh saat
yang dilakukan selama 3 hari pada pasien 1 dan 4 hari pada pasien 2
yaitu, pada pasien 1 terdapat 1 diagnosa yang teratasi pada hari pertama
yaitu diagnosa risiko jatuh. 1 diagnosa teratasi pada hari kedua yaitu
diagnosa bersihan jalan nafas dan 3 diagnosa teratasi pada hari ketiga
yaitu diagnosa nyeri akut, gangguan integritas kuit dan resiko infeksi.
yaitu diagnosa risiko jatuh, 1 diagnosa teratasi pada hari kedua yaitu
diagnosa nausea, dan 3 diagnosa teratasi pada hari ke 4 yaitu nyeri akut,
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
2021 dan pasien 2 umur 72 tahun dilakukan pada tanggal 26 Juni 2021.
Kedua pasien memiliki keluhan yang sama dengan yang ada di teori,
yaitu adanya keluhan nyeri pada luka post operasi. Hanya saja adanya
2. Diagnosa keperawatan
124
125
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan tindakan
5. Evaluasi
pasien 1 selama 3 hari dan pada pasien 2 selama 4 hari perawatan oleh
B. Saran
1. Bagi peneliti
masalah yang ditemukan pada klien serta tidak ada masalah yang luput
teliti saat proses analisa data, dimana data subjektif dan objektif yang
lebih teliti lagi dalam menganalisis data mayor maupun data minor baik
DAFTAR PUSTAKA
Lipsky, B. A. (2012). Clinical Practice Guideline for the Diagnosis and Treatment
of Diabetic Foot Infections. Infectious Disease Society of America, 160.
Manna, B. (2021, Februari 20). Wound Debridement. Retrieved Mei 25, 2021,
from ncbi.nlm.nig.gov: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507882/
Marc. (2020, Februari 13). Burn Injury. Retrieved Juni 17, 2021, from
nature.com: https://www.nature.com/articles/s41572-020-0145-5/figures/1
McGuire, J. (2020, April 30). Wound Debridrement. Retrieved Mei 2021, 2021,
fromwww.woundsource.com:https://www.woundsource.com/blog/wound-
debridement-patient-considerations
Nunez, K. (2019, Februari 13). Debridement. Retrieved Mei 25, 2021, from
www.healthline.com: https://www.healthline.com/health/debridement
Omniskin. (2020). Memahami Lapisan Kulit Pada Manusia. Retrieved 2021, from
Omniskin.co.id: https://omniskin.co.id/apa-saja-lapisan-kulit-tubuh-kita/
Owda, A. Y. (2019, Desember 27). Synthetic Aperture Radar Imaging for Burn
Wounds Diagnostics. Retrieved Juni 17, 2021, from www.mdpi.com:
https://www.mdpi.com/1424-8220/20/3/847/htm
Sarkissian, C. D. (2021, April 14). What are the types and degree of burns?
Retrieved Juni 17, 2021, from www.webmd.com:
https://www.webmd.com/first-aid/types-degrees-burns