Proposal Penelitian
KHOIRIFA SAFITRI
NIM: KHGC18029
PENDAHULUAN
yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga Berencana, Program
Reproduksi pada Usia Lanjut. Saat ini kesehatan reproduksi remaja menjadi
Menengah (RPJM) yang disahkan melalui Peraturan Presiden no. 7 tahun 2005,
tak dikehendaki 2) kehamilan dan persalinan usia muda yang menambah risiko
kesakitan dan kematian ibu; 3) Masalah PMS, termasuk Dismenore (Rahayu dkk.,
2017).
wanita sehingga hal tersebut menjadi faktor penyebab terbanyak absennya para
kaum wanita pada jam kerja atau sekolah (Anggraeni & Utami, 2009). Dismenore
adalah nyeri yang muncul ketika menstruasi, penyebab dismenore adalah akibat
2
tingginya jumlah prostaglandin dalam endometrium sehingga menyebabkan
Dismenore primer adalah nyeri menstruasi idiopatik tanpa patologi yang dapat
diidentifikasi, dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan oleh kondisi
2019).
berat. Prevalensi dismenorea primer di Amerika Serikat tahun 2012 pada wanita
umur 12-17 tahun adalah 59,7%, dengan derajat kesakitan 49% dismenorea
ringan, 37% dismenore sedang, dan 12% dismenore berat. Prevalensi dismenorea
di Indonesia sebesar 107.673 jiwa atau (64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa
terjadi adalah dismenore primer lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 10-15%
kegiatan sehari-hari. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu
sekitar 2-3 tahun setelah haid pertama dan terjadi pada umur kurang dari 20 tahun.
menemukan bahwa 91% dari remaja SMA (umur 14-18) yang mengalami
3
.
Faktor risiko yang berkaitan dengan dismenorea antara lain umur < 30
tahun, usia menarche < 12 tahun, siklus menstruasi yang panjang, perdarahan
menstruasi yang banyak, merokok, gangguan psikologis dan salah satunya status
Indeks Masa Tubuh (IMT) yang tidak normal (Latthe P, Mignini L, 2006 dalam
Dyah dan Tinah, 2009). IMT adalah angka yang menjadi penilaian standar untuk
atau obesitas. Seseorang dengan tubuh tidak ideal memiliki resiko lebih besar
terhadap kejadian dismenore (Proverawati & Misaroh 2010). Status gizi yang
rasa nyeri (Trimayasari dan Kuswandi, 2013). Sedangkan status gizi lebih
lemak yang berlebihan yang dapat mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah atau
terdesaknya pembuluh darah oleh jaringan lemak pada organ reproduksi wanita,
sehingga darah yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan
diri dengan memilih makanan yang tidak mengandung banyak energi, tidak mau
makan pagi. Mereka harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari
4
kesehatannya. Menurut Laporan Nasional Riskesdas tahun 2018 mengatakan
bahwa status gizi remaja usia 13-15 tahun untuk indeks IMT dengan kategori
sangat kurus sebesar 1,7%, kurus 6,1%, overweight atau gemuk 12%, dan untuk
obesitas sebesar 4,9%. Berdasarkan hasil Riskesdas Jawa Barat tahun 2013,
prevalensi status gizi remaja usia 13-15 tahun untuk indeks IMT/U di Kabupaten
Bandung kategori sangat kurus sebesar 1,1%, kurus 3,1%, gemuk 6%, dan
obesitas sebesar 2%. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan hasil
lebih banyak hari libur dan prestasinya kurang begitu baik disekolah dibandingkan
remaja yang tidak terkena dismenorea. Dampak yang terjadi jika dismenorea tidak
ditangani maka patologi (kelainan atau gangguan) yang mendasari dapat memicu
peranan serta menimbulkan perasaan yang tidak nyaman. Karena nyeri haid
remaja putri mengalami gangguan dalam aktivitas belajar, hal ini menyebabkan
siswi semuanya mengatakan pernah mengalami nyeri haid atau dismenore. Dari
10 siswi 2 diantaranya mengatakan pernah tidak masuk sekolah karena nyeri haid.
5
aktivitas di sekolah pada hari pertama dan kedua menstruasi serta sering
meninggalkan pelajaran karena nyeri haid yang tidak tertahankan. Dari 10 siswi
terlihat 2 memiliki tubuh yang gemuk dan 8 terlihat kurus. Diperoleh daftar
kehadiran pada siswa kelas X yang berjumah 176 orang di MAN 2 Garut, jumlah
ketidak hadiran siswa putri lebih tinggi dari ketidak hadiran siswa putra,
didapatkan data dari bulan januari hingga maret sekitar 10% siswa perempuan
hidup remaja menurun. MAN 2 Garut merupakan satuan pendidikan formal yang
Adapun pelajaran yang diberikan meliputi semua mata pelajaran wajib sesuai
kurikulum yang berlaku dan tambahan pelajaran serta nilai-nilai agama Islam.
Mereka mendapatkan pelajaran umum seperti di sekolah formal dan juga pendidikan
hubungan index masa tubuh (IMT) dengan Keluhan Nyeri Haid Pada Remaja Di
MAN 2 Garut.
6
1.2 Rumusan Masalah
ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Adakah hubungan antara indeks masa
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan
antara indeks masa tubuh dengan keluhan nyeri haid pada remaja.
2. Tujuan Khusus
yang memadai.
antara indeks masa tubuh dengan keluhan nyeri haid pada remaja sehingga
7
3. Bagi Peneliti Lain, sebagai informasi atau sumber data bagi
8
Proverawati A & Misaroh (2010).” Menarche : Menstruasi Pertama Penuh
Makna.” Yogyakarta : Maha Medika.
Waryana (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama, h.112-122.
Trimayasari, D dan Kuswandi, K. (2013). Hubungan usia menarche dan status
gizi siswi SMP kelas 2 dengan kejadian dismenore. Jurnal Obstretika
Scientia Vol.2, No.2 ISSN 2337-6120, h.196.
Anggraeni, F. D., & Utami, F. S. (2009). DISMENORE TERHADAP UPAYA
PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI KELAS VII DI SMP
MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA. 2–3, 24–25, 46–50.
Herawati, R. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Nyeri Haid
(Dismenorea) pada Siswi Madrasah Aliyah Negeri Pasir Pengaraian.
Materniry and Neonatal Jurnal Kebidanan, 2(3), 161–172.
Kurniati, B., Amelia, R., & Oktora, M. Z. (2019). Hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Kejadian Dismenore pada Mahasiswi Angkatan 2015 Fakultas
Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang. Health & Medical Journal,
1(2), 07–11. https://doi.org/10.33854/heme.v1i2.234
Nurwana, N., Sabilu, Y., & Fachlevy, A. (2017). Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Disminorea Pada Remaja Putri Di Sma
Negeri 8 Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat Unsyiah, 2(6), 185630.
Rahayu, A., Noor, M. S., Yulidasari, F., Rahman, F., & Putri, A. O. (2017). Buku
Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja & Lansia. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Paath, E.F., Yuyum R. dan Heryati. 2004, Gizi dalam Kesehatan Reproduksi,
EGC, Jakarta.
Dyah, E., Tinah 2009, Hubungan Indeks Massa Tubuh <20 dengan Kejadian
Dismenore Pada Remaja Pitri di SMA Negeri 3 Sragen, Jurnal Kebidanan.
1(2), p.2.
Natalia, S. 2019. Pengaruh Permen Dark Chocolate terhadap Nyeri Dismenore
Primer pada Remaja Putri di SMP Gaya Baru Desa Sumberejo Kecamatan
Gedangan Kabupaten Malang. Journal for Quality in Women ’ s Health.
Journal for Quality in Women’s Health, 2(2), pp.34-35.