Anda di halaman 1dari 40

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DAN

AKTIFITAS FISIK PADA REMAJA PUTRI DENGAN


KEJADIAN DISMINORE DI SMAN 13 PADANG

Karya Tulis Ilmiah


(KTI)

Diajukan untuk Memenuhi


Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Oleh :

HERDI ULFIANA

NPM : 2110070130026

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS


VOKASIUNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah

memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga

sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Hubungan

Konsumsi Makanan Cepat Saji Dan Aktifitas Fisik Pada Remaja Putri

Dengan Kejadian Disminore di SMAN 13 Padang.”

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D III Kebidanan Fakultas

Vokasi Universitas Baiturrahmah. Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

(KTI) ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari berbagai

pihak, untuk itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu :

1. Oktavia Puspita Sari, Dipl. Rad, S. Si, M. Kes selaku Dekan Fakultas

Vokasi UniversitasBaiturrahmah

2. Ns Iswenti Novera, S. Kep, M. Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas Vokasi

UniversitasBaiturrahmah

3. Ns Irwadi, M. Kepselaku Wakil Dekan III Fakultas Vokasi

UniversitasBaiturrahmah

4. Hendri Devita Amd.Keb, SKM, M.Biomedselaku Ketua Program Studi D

III Kebidanan Fakultas Vokasi UniversitasBaiturrahmah dan selaku dosen

pembimbing yang dalam kesibukan banyak memberikan bimbingan

arahan dan dorongan kepada peniliti dengan penuh kesabaran sejak awal

sampai akhir sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya tulis

ilmiah(KTI)

PAGE \* MERGEFORMAT i
5. Bapak atau Ibu Dosen beserta staf Program Studi D III Kebidanan

Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah Padang yang telah membantu,

memberikan berbagai ilmu selama masa pendidikan untuk bekal peneliti.

6. Teristimewa buat Ayah dan Ibuku tercinta yang telah banyak memberikan

dukungan dan semangat serta do’a yang tiada henti- hentinya kepada

penulis dalam mencapaicita-cita.

7. Kepada Rekan-rekan sejawat yang telah memberikan dorongan dan

semangat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.

8. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan

namanya satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini

masih banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan peneliti karena

itu penulis mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.

Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri, semoga Karya Tulis

Ilmiah (KTI) ini dapat bermanfaat khususnya di bidang kebidanan.

Padang, 14 Januari 2024

Penulis

Herdi Ulfiana

PAGE \* MERGEFORMAT i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi adalah pendarahan periodik dari rahim yang alamiah terjadi

pada perempuan tidak terkecuali pada remaja. Padaremaja putri terjadi

perubahan-perubahan yang di pengaruhi oleh hormone esterogen dan

progesteroneyang akan mengalami mentruasi dengan perubahan fisik dan

periode ini akan mengubah perilaku remaja. Remaja putri akan mengalami

menarchepada usia 12 sampai dengan 16 tahun (Rosyida, 2020).

Remaja putri sering mengalami dismenore sebagai salah satu gangguan

mentruasi. Dismenore juga disebut sebagai kram menstruasi atau nyeri

menstruasi yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari (Rosyida, 2020).

Menurut data Word Health Organization(WHO) tahun 2013,

mengatakan 90% wanita mengalami dismenorea (Purwati dkk., 2020).

disminore adalah nyeri menusuk yang terasa di perut bagian bawah,ini terjadi

karna ketidak seimbangan hormon progesteron,stress,dan aktifitas berlebihan

angka kejadian disminore didunia sangat tinggi lebih dari 50% wanita di

setiap negara mengalami disminore,kejadian disminore ini dampaknya harus

mendapatkan perhatian dan penanganan yang efektif (Apriani,2022).

Nyeri haid merupakan salah satu masalah yang sangat sering terjadi

lebih dari 50% wanita tidak mampu melakukan aktifitas 1 sampai 3 hari

setiap bulannya dan sekitar 10% wanita.ada beberapa faktor yang

mempengaruhi nyeri haid yaitu faktor kejiwaan,usia dan penyakit

PAGE \* MERGEFORMAT i
menahun.disminore ini tidak hanya menyebabkan gangguan aktivitas tapi

juga gangguan fisik dan fisiologis (Apriani,22).

Disminore atau nyeri haid biasanya terjadi pada saat menstruasi yang di

tandai dengan gejala berupa saki tatau nyeri hebat pada bagian nyeri perut

yang di sebab kan oleh aktifitas prostagladin (Wulanda et al.,2020).

Disminore termasuk sindrom gangguan menstruasi yang paling umum

dan merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum pada wanita

dari segala usia.disminore dapat mempengaruhi aspek kehidupan sehari hari

termasuk kesejahteraan fisik,kinerja akademik, suasana hati,hubungan

interpersonal,diet,olahraga,dan pola tidur.siklus menstruasi juga banyak dapat

melibatkan banyak aspek psikologis,seperti cepat marah,suasana hati

berubah,depresi,dan kecemasan(parveen,et al.,2020).

Wanita yang menderita disminore lebih rentan terhadap gangguan

psikologis seperti depresi,kecemasan(moradpour,2019).setiap wanita dapat

sekedar berjalan jalan santai,joging ringan,berenang,senam maupun

bersepeda sesuai kondisi masing masing adanya hubungan kebiasaan

olahraga terhadap kejadian disminore dii sebabkan karna olahraga

merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat di gunakan untuk

mengurangi nyeri (Qomarasari,2021)

Menurut data WHO (World Health Organization) didapatkan kejadian

sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita mengalami disminore, 10- 15%

diantaranya mengalami disminore berat. Hal ini di dukung dengan penelitian

yang telah dilakukan di berbagai negara dengan hasil yang mencengangkan.

Dimana kejadian disminore primer lebih 50%. Angka kejadian nyeri haid

PAGE \* MERGEFORMAT i
(disminore) di dunia sangat besar. Rata-rata lebih 50% perempuan di setiap

negara mengalami disminore, prevalensi disminore primer di Amerika Serikat

tahun 2012 pada wanita umur 12-17 tahun dalah 59,7%, dengan derajat

kesakitan 49% disminore ringan 37%, disminore sedang 12%, disminore

berat yang mengakibatkan 23,6% dari penderitanya tidak masuk sekolah.

Pada tahun 2012 sebanyak 75% remaja wanita di mesir mengalami

dismenorea, 55,3% dismenorea ringan, 30% dismenorea sedang, dan 14,8%

dismenorea berat. Pada tahun yang sama di Jepang angka kejadian disminora

primer 46% dan 27,3% dari penderita absen dari sekolah. Berdasarkan data di

Bali, angka kejadian dismenore diperkirakan 29.505 orang. Di antara 29.505

orang tersebut, ada yang mengalami nyeri dismenore sekunder, ada yang

mengalami nyeri dismenore primer dan mulai dari dismenore ringan hingga

berat (Widyanthi et al., 2021).

Angka kejadian disminore tahun 2018 di indonesia cukup tinggi yaitu

menunjukkan penderita disminore mencapai 60-70% wanita di

indonesia.angka kejadian disminore tipen primer di indonesia adalah

54,89%,sedangkan sisanya 45,11% adalah tipe sekunder.(kemenkes.RI,2019).

Di Propinsi Sumatera Barat belum ada data yang pasti mengenai angka

kejadian dismenorea, namun pada penelitian yang dilakukan oleh Titia pada

siswi kelas X dan XI SMA N 1 Kota Padang tahun 2017, menunjukkan

bahwa dari 106 siswi yang menjadi responden 74,5% diantaranya mengalami

dismenorea primer (Titia, 2017). Penelitian lain yang dilakukan oleh Risman

(Risman, 2019) pada siswi SMA di Kota Padang menunjukkan bahwa dari 76

siswi, 30 mengalami dismenorea nyeri ringan, 27 mengalami dismenorea

PAGE \* MERGEFORMAT i
nyeri sedang, dan 10 mengalami dismenorea nyeri berat.

Di Sumatera Barat lebih tepat nya di padang belum ada data yang pasti

mengenai angka kejadian dismenore akan tetapi menurut penelitian yang

dilakukan oleh Putra di MAN 2 Padang angka dismenore mencapai 57,3%

dari mereka yang mengeluh nyeri, 9% nyeri berat, 39% nyeri sedang dan 52%

nyeri ringan. Kejadian ini menyebabkan 12% remaja sering tidak masuk

sekolah (Irman & Etriyanti, 2020).

SMA Negeri 13 Padang merupakan salah satu SMA Negeri yang

berada di Padang, yang beralamat di JL. Tanjung Aur Balai Gadang Kec.

Koto Tangah Padang, Sumatera Barat. Studi pendahuluan dilakukan pada

remaja putri di SMAN 13 Padang tentang apakah siswi tersebut mengetahui

tentang makanan cepat saji dan disminore. Setelah dievaluasi, berdasarkan

survey awal melalui wawancara pada remaja putri yang tidak mengetahui

makanan cepat saji dan disminore, serta ada beberapa warung disekitar

sekolah menjual makanan cepat saji.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “ Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji Dan Aktifitas

Fisik Dengan Kejadian Disminore Pada Remaja Putri di SMAN 13 Padang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada

penelitian adalah : Bagaimana Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji Dan

Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Disminore Pada Remaja Putri di SMAN 13

Padang?

PAGE \* MERGEFORMAT i
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan cepat saji

Dan aktifitas fisik dengan kejadian disminore pada remaja putri di

SMAN 13 Padang.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi tentang konsumsi makanan cepat

saji di SMAN 13 Padang

b. Mengetahui distribusi frekuensi tentang kejadian disminore pada

remaja putri di SMAN 13 Padang.

c. Mengetahui hubungan konsumsi makanan cepat saji dan aktifitas

fisik dengan kejadian disminore pada remaja putri di SMAN 13

Padang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Institusi pendidikan tempat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan bagi

remaja putri di SMAN 13 Padang tentang hubungan konsumsi makanan

cepat saji dan aktifitas fisik dengan kejadian disminore.

1.4.2 Bagi instusi pendidikan

Hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan ilmu untuk

pengetahuan tentang hubungan makanan cepat saji dan aktifitas fisik

terhadap disminore sehingga penelitian ini bisa menjadi motivasi untuk

PAGE \* MERGEFORMAT i
melakukan penelitian selanjutnya.

1.4.3 Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan atau pengetahuan dalam

mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang di dapat di bangku perkuliahan

serta dapat menambah pengalaman dalam bidang penelitian khususnya

mengenai hubungan makanan cepat saji dan aktifitas fisik terhadap disminore.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Hubungan makanan cepat saji dan aktifitas fisik Dengan Kejadian disminore

pada remja putri di SMA N 13 Padang. Penelitian iniakan dilaksanakan di

SMAN 13 Padang .Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas x

dan xi remaja putri di SMA N 13 Padang. Jumlahseluruh populasi 576 siswa,

sedangkan sampel sebanyak 57 siswa.Jenis penelitian ini adalah analitik

dengan pendekatan cross sectional.Penelitian analisa data dilakukan dengan

menggunakan univariat dan bivariat,karena banyak kejadian remaja

disminore maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan makanan cepat saji dan aktifitas fisik Dengan Kejadian

Disminore Pada Remaja Putri Di SMA N 13 Padang.

PAGE \* MERGEFORMAT i
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Makanan Cepat Saji (Fast Food)

2.1.1 Pengertian

Makanan cepat saji adalah jenis layanan makan praktis yang

muncul sebagai akibat dari perubahan kebiasaan konsumsi makanan

masyarakat yang berbeda. Banyak investor di sektor makanan cepat saji

memanfaatkan peluang ini. Seperti namanya, "makanan cepat saji"

mengacu pada makanan siap saji seperti ayam cepat saji, hamburger, dan

pizza. Kelimpahan pasar makanan siap saji membuatnya lebih mudah

untuk memenuhi berbagai preferensi diet dan sarana keuangan.

Pertumbuhan restoran cepat saji yang pesat hingga mencapai 15% per

tahun (Bisnis.com, 2021). Sejalan dengan banyaknya perusahaan dagang

fast food yang bermunculan. Hal tersebut menimbulkan persaingan di

antara perusahaan. Mengambil keuntungan dari prospek bisnis saat ini dan

menerapkan taktik pemasaran yang relevan sangat penting untuk

mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar. Prasyarat bagi suatu

perusahaan untuk berhasil dalam persaingan antara lain berusaha untuk

mendapatkan dan mempertahankan konsumen. Agar bisnis berhasil di

pasar saat ini, ia harus memiliki strategi dan urutan tindakan yang

disesuaikan dengan karakteristik dan karakteristik unik pasar sasarannya.

Perusahaan perlu membangun citra yang baik sehingga menimbulkan

PAGE \* MERGEFORMAT i
kepercayaan konsumen untuk melakukan pembelian berulang sehingga

berujung pada kepuasan yang dirasakan dan menjadi pelanggan yang loyal.

Kebiasaan konsumsi makan masyarakat Indonesia saat ini sangat

beraneka macam sejalan dengan perkembangan pada jumlah dan jenis

makanannya, yaitu kegemaran untuk mengonsumsi makanan cepat saji. Zat

yang terkandung di dalam fast food dapat menyebabkan berbagai penyakit

karena tinggi natrium, tinggi kalori, dan tinggi lemak. Jumlah kalori yang

seharusnya dikonsumsi dalam sehari bisa dipenuhi hanya dengan sekali

makan di restoran, seperti humburger (800 kkal), satu porsi ayam goreng

(781 kkal), kentang goreng (280 kkal), mie udon (400 kkal), sandwich (350

kkal), serta minuman bersoda dan makanan penutup seperti es krim,

cokelat, permen, buah kemasan dan cemilan kemasan. Konsumsi kalori

melebihi anjuran sebanyak 2000 kkal perhari menjadi penimbunan kalori

dalam tubuh apabila tidak digunakan.

Karbohidrat dapat 1menyebabkan beberapa penyakit salah satunya

diabetes melitus (DM) (Yetmi, Harahap dan Lestari, 2021). Dalam

beberapa dekade terakhir, makan-makanan cepat saji menjadi semakin

populer di seluruh dunia. Biaya rendah, rasa yang diinginkan, kenyamanan,

dan persiapan yang cepat adalah salah satu alasan mengapa orang

cenderung mengkonsumsi fast food. Fast food umumnya terbuat dari

daging olahan yang rendah nutrisi dan tinggi energi, lemak total, asam

lemak trans, dan garam. Dengan demikian, konsumsi makanan cepat saji

erat kaitannya dengan aspek risiko kardio metabolik. Tidak hanya

komponen yang tidak sehat, fast food biasanya disiapkan dengan cara

PAGE \* MERGEFORMAT i
digoreng. Penggorengan adalah salah satu metode persiapan makanan yang

paling populer dan disukai di rumah dan industri karena menciptakan rasa,

tekstur, dan warna yang diinginkan dalam makanan. (Ghobadi et al., 2018

dalam Kevin,2019)

Makanan cepat saji adalah kategori kuliner yang mudah dikemas,

mudah disajikan, instan, maupun diolah memakai cara simpel. Santapan

tadi umumnya dibuat di industri pengolahan pangan memakai teknologi

tinggi dan menyimpan banyak sekali zat aditif buat mengawetkan dan

menyimpan cita rasa untuk produk tersebut. Ditinjau bagi segi gizinya,

yang dinamakan fast food ialahkategori kuliner yang memiliki kalori,

lemak, garam, gula yang besar, akan tetapi rendah akan kandungan serat,

nutrisi, asam akorbat, kalsium dan folat. Fast food tidak mesti dihindari,

namun dibatasi. Itu tidak dikonsumsi setiap hari, namun harus cukup sekali

maupun dua kali sebulan. Fast food terkategori dalam jenis sering dengan

frekuensi lebih dari 2 kali seminggu, sebaliknya terhitung dalam jenis tidak

sering dengan frekuensi kurang dari 2 kali seminggu. Pada dasarnya

seluruh sesuatu yang balance serta tidak dikonsumsi secara melampaui

batas, terhitung fast food, aman buat kesehatan tubuh. (Amalia, 2018).

2.1.2 Dampak Makanan Cepat Saji (Fast Food)

Dari segi pengelolaan yang handal, fast food memiliki keunggulan

yaitu pelayanan yang cepat sehingga dapat disajikan hemat waktu dan

kapan saja dan dimana saja, tempat saji serta penyajian yang higienis,

dianggap masakan bergengsi, masakan modern, serta masakan gaul untuk

PAGE \* MERGEFORMAT i
anak muda. Fast food adalah makanan yang dikemas, mudah disajikan,

nyaman, atau mudah diolah. Makanan ini umumnya dibuat dengan

teknologi tinggi oleh industri makanan dan menawarkan berbagai zat aditif

untuk mengawetkan produk dan memberikan rasa. Namun dibalik manfaat

tersebut, fast food juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan

bila dijadikan sebagai menu makanan sehari-hari. (Amalia,2018).

Mengkonsumsi makanan cepat saji yang terus menerus atau sering

berlebihan yang tidak sesuai dengan konsumsi makanan sehat berserat

tinggi meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius. Banyak

mengonsumsi masakan berlimpah lemak, terutama lemak trans,

meningkatkan risiko serangan jantung. Lemak jenuh atau lemak trans

berlimpah dalam makanan yang digoreng dan kue dengan margarin atau

mentega, serta di dalam daging sapi dan susu murni. Penyerapan asam

lemak jenuh mendorong pembentukan kerak lemak di pembuluh darah dan

karena itu menghambat aliran darah yang kaya nutrisi dan oksigen ke otak,

jantung, dan organ tubuh lainnya. Saat ini penyempitan pembuluh darah

kian banyak dialami oleh mereka yang berumur muda( walaupun

umumnya serangan jantung belum akan berlangsung hingga umur matang).

Garam memainkan peran penting dalam tubuh. Namun, mengonsumsi

garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi

(Hipertensi) yang dapat berdampak negatif pada kesehatan otak, mata, dan

jantung. Selain lemak, asupan gula yang berlebihan juga menyebabkan

peningkatan asupan kalori.asupan kalori tidak digunakan dengan hati-hati,

misalnya saat melakukan aktivitas pembakaran kalori, berat badan akan

PAGE \* MERGEFORMAT i
bertambah. Konsumsi gula kerap berhubungan dengan ancaman

kehancuran gigi, apabila tidak ingat menyikat gigi tiap kali usai komsumsi

makanan minuman bergula. Ancaman yang lain meningkatnya kandungan

lemak darah, baik kolesterol total,kolesterol LDL, ataupun trigliserida.

(Widyastuti, 2017).

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi konsumsi Fast Food

a. Akses ke sumber makanan

Kemudahan akses untuk memperoleh makanan fast food dapat

mempengaruhi kebiasaan atau frekuensi makan fast food seseorang. Pola diet

barat diluar restoran fast food berhubungan dengan kelebihan berat badan,

meskipun makanan tersebut diperoleh dari toko kelontong. Supermarket yang

menyediakan produk segar, tetapi juga menyediakan minuman manis dan

keripik dapat berkontribusi terhadap pola pembelian makanan yang sehat dan

tidak sehat. Makanan yang diperoleh dari toko makanan ritel Amerika Serikat

ditemukan mirip makanan fast food dilihat dari segi total lemak dan

kandungan gulanya (Poti et al, 2014 dalam Saleh, 2019).

b. Uang Saku

Remaja yang memiliki pola sarapan kurang baik lebih banyak

ditemukan pada remaja dengan uang saku tergolong besar dibandingkan pada

remaja dengan kategori uang saku kecil. Remaja usia sekolah pada umumnya

memiliki uang saku. Dari uang saku ini tercermin kondisi sosial ekonomi

keluarga. Remaja yang memiliki uang saku besar tentu memiliki pilihan lebih

banyak terkait makanan yang ingin ia beli, terlepas dari makanan tersebut

PAGE \* MERGEFORMAT i
sehat atau tidak. Remaja yang memiliki uang saku besar cenderung

melewatkan sarapan karena berpikir dapat membeli sarapan di luar dengan

menggunakan uang saku yang dimiliki.

Besar uang saku juga merupakan pertimbangan orangtua saat tidak

dapat menyiapkan sarapan di rumah. Orangtua yang tidak sempat menyiapkan

sarapan karena bekerja cenderung memberikan uang saku yang lebih besar

agar anak dapat membeli sarapan di luar berupa makanan siap saji (fast food)

sehingga menyebabkan kelebihan berat badan. Anak-anak remaja yang

kegemukan dan obesitas sering mengunjungi restoran makanan cepat saji

setiap minggunya (Punitha et al., 2014 dalam Saleh, 2019).

c. Pengetahuan

Remaja dengan pengetahuan yang rendah tentang ilmu gizi dapat

berpengaruh terhadap kebiasaan dalam mengonsumsi fast food tanpa

memperhatikan kandungan gizi yang terdapat di dalamnya hanya dengan

alasan rasa yang enak (Fitriani, 2011 dalam Saleh, 2019).

d. Ketersediaan makanan di rumah

Fase remaja memiliki hubungan dengan konsumsi fast food yang

tinggi dikarenakan hasil diet yang kurang baik. Ketersediaan makanan

dirumah( minuman soda, keripik, dan rendahnya mengonsumsi sayuran dan

susu) dapat mempengaruhi sesorang dalam hal frekuensi mengonsumsi fast

food (Poti et al., 2014 dalam Saleh, 2019).

2.1.4 Cara Efektif Menghilangkan Kecanduan Fast Food

Dibawah ini beberapa cara mengurangi konsumsi makanan cepat saji berikut ini:

PAGE \* MERGEFORMAT i
a. Rencanakan Menu Makan

b. Konsumsi Cukup Serat

c. Konsumsi Cukup Protein

d. Siapkan Camilan Sehat

e. Variasikan Menu Penuh Warna

f. Berikan Sugesti bahwa Fast Food Tidak Sehat

g. Cukupi Waktu Istirahat

h. Hindari Stres

2.2 Disminore

2.2.1 Pengertian Disminore

Dismenore merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi

nyeri abdomen, kram dan sakit punggung. Gejala gastrointestinal seperti

mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala dari menstruasi (Rosyida,

2020). Dismenore termasuk sindrom gangguan menstruasi yang paling

umum dan merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum

pada wanita dari segala usia. Dismenore dapat mempengaruhi aspek

kehidupan sehari-hari termasuk kesejahteraan fisik, kinerja akademik

suasana hati, hubungan interpersonal, diet, olahraga, dan pola tidur. Siklus

menstrusi juga dapat melibatkan banyak aspek psikologis, seperti cepat

marah, suasana hati berubah, depresi, dan kecemasan (Parveen , et al.,

2020).

2.2.2 Macam-macam Disminore

a. Dismenore primer

PAGE \* MERGEFORMAT i
Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak terdapat hubungan

dengan kelainan ginekologi, atau kelainan secara anatomik. Pristiwa ini

berdasarkan beberapa penelitian menyatakan bahwa umur, ras maupun status

ekonomi tidak berhubungan dengan kejadian dismenore primer (Pramardika

dkk, 2019).

b. Dismenore sekunder

yaitu sebuah kelaninan secara anatomi pada organ reproduksinya yang

mengakibatkan seorang perempuan mengalami nyeri haid atau terdapat

penyakit yang menetap, seperti wanita yang menderita infeksi rahim, kista atau

polip, tumor sekitar kandungan, serta kelainan kedudukan rahim yang

mengganggu organ dan jaringan sekitarnya (Pramardika dkk, 2019).

2.2.3 Dampak Disminore

Nyeri haid berdampak buruk dan dapat mempengaruhi

obsentisme dan menimbulkan kerugian karena responden mengalami

kelumpuhan sementara untuk melakukan aktifitas. Dimenore memang

tidak terlalu berbahaya tetapi selalu dialami oleh penderitanya setiap

bulan, sehingga menjadi penderitaan bagi yang mengalaminya. Sebaiknya

hal ini tidak boleh dibiarkan karena kondisi ini merupakan salah satu

penyebab endometriosis dimana hal ini dapat menurunkan kesehatan,

kualitas hidup dan kesuburan perempuan secara signifikan (Pramardika

dkk, 2019).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Kuwait (Al-Matouq et

al., 2019) menemukan prevalensi dismenore satu tahun ditemukan 85,6%.

PAGE \* MERGEFORMAT i
Dari peserta dengan dismenore, 26% peserta mengunjungi klinik umum

atau swasta untuk nyeri mereka dan 4,1% peserta dirawat di rumah sakit

karena nyeri haid. Selain itu, 58,2% siswa dengan dismenore melewatkan

setidaknya satu hari sekolah dan 13,9% melewatkan setidaknya satu ujian.

Dismenore atau nyeri haid merupakan masalah kesehatan yang paling

umum dialami oleh para mahasiswi putri dengan persentase 72.7%. Hal ini

menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup mereka.Dismenore

merupakan gejala yang normal. Meskipun normal, akan tetapi pada

beberapa kasus bisa terjadi dismenore berat bila tidak ditangani. Dampak

yang terjadi jika dismenore tidak ditangani dapat mengganggu aktifitas

hidup sehari-hari, menstruasi yang bergerak mundur, kemandulan,

kehamilan tidak terdeteksi atau kehamilan etrofik pecah, kista, dan infeksi.

Penyebab dismenore bisa bermacam- macam, bisa karena suatu proses

penyakit (misalnya radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan

letak uterus, dan stress atau kecemasan yang berlebihan. Oleh karena itu

pada usia remaja dismenore harus ditangani agar tidak terjadi dampak

seperti yang sudah dijelaskan. (Saputra, 2021).

2.2.4 Gejala Disminore

Gejala-gejala dismenore yang biasa terjadi adalah nyeri pada

bagian perut bawah, pusing, mual hingga muntah, dan nyeri di bagian paha

dalam serta pinggang. Gejala dismenore juga dibagi 3 berdasarkan

derajatnya (Ardiyanti, 2021) :

a. Derajat I

PAGE \* MERGEFORMAT i
Nyeri yang dialami berlangsung hanya beberapa saat, danpenderita

masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya.

b. Derajat II

Rasa nyeri yang dialami cukup mengganggu, sehingga penderita

memerlukan obat penghilang rasa nyeri seperti paracetamol, ibuprofen

atau yang lainnya. Penderita akan merasa baikanjika sudah meminum

obat dan bisa melakukan kembali pekerjaannya.

c. Derajat III

Penderita mengalami rasa nyeri yang luar biasa hingga

membuatnya butuh waktu untuk beristirahat beberapa hari. Biasanya juga

penderita mengalami sakit kepala hingga pingsan, gangguan metabolisme

hingga menyebabkan diare, sakit pinggang dan pahabagian dalam.Banyak

ahli berpendapat bahwa keluhan dismenore sebenarnyamerupakan keluhan

individual. Keluhan dismenore juga banyak terdapat pada perempuan yang

mengeluhkan dismenore, serta sebanyak 7 % saudara perempuan yang

mengalami dismenore juga mengeluhkan hal yang sama, meskipun ibu

mereka dulunya tidak mengeluhkan dismenore.

Keluhan dismenore yang menjelma menjadi keluhan diseluruh

tubuh, antara lain :

a. Mual dan muntah-muntah

b. Rasa letih

c. Sakit daerah bawah pinggang

d. Perasaan cemas dan tegang

PAGE \* MERGEFORMAT i
e. Pusing kepala dan bingung

f.diare

Banyak wanita yang merasakan ketidaknyaman dismenore lebih

tinggi, dengan nyeri yang sering kali dirasakan di punggung bawah dan

menjalar ke bawah hingga ke bagian bawah hingga ke bagian atas

tungkai(Raras, N. A., 2021)Permasalahan nyeri haid merupakan

permasalahan yang sering terjadi pada perempuan, nyeri haid atau

dismenore ini apabila nyeri haid demikian hebatnya sehingga memaksa

seorang perempuan datang ke klinik atau dokter untuk memeriksakan

dirinya bahwa memaksa seorang perempuan meninggalkan semua aktivitas

sehari-hari dan istirahat untuk beberapa jam atau beberapaa hari (Raras, N.

A.,2021).

Dismenore primer memiliki ciri khas yaitu merasakan nyeri haid

saat menstruasi, nyeri perut bawah, nyeri punggung, sakit, mual dan

muntah(Angelica, dkk. 2021).

2.2.5 Pencegahan dan Cara Mengatasi Disminore

Perbanyak makan buah, sayur makanan berkadar lemak rendah,

konsumsi vitamin E, vitamin B6 dan minyak ikan untuk mengurangi nyeri

peradangan. Mitos tentang buah nanas yaitu selama haid dilarang makan

nanas karena menyebabkan nyeri perut, faktanya nanas tidak

menyebabkan nyeri perut saat haid. Justru pada saat haid harus

memperbanyak makan buah-buahan yang mengandung vitamin agar tubuh

tetap sehat. Dosis nanas yang digunakan 3,75 gr/kgbb (Wrisnijati, dkk

PAGE \* MERGEFORMAT i
2019.

Solusi penanganan masalah yang direncanakan menurut penelitian

Idaningsih, (2019) adalah melakukan penanganan secara ilmiah tanpa

obat- obatan dalam mengatasi dismenore primer seperti melakukan senam

yang 1,8% telah berhasil dalam penurunan intesitas nyeri dimenorea pada

wanita. Salah satu cara yang sangat efektif untuk mencegah nyeri

dismenore yaitu dengan melakukan olahraga.

2.3 Aktifitas Fisik

2.3.1 Pengetian Aktifitas Fisik

Menurut Adi & dkk (2020) aktivitas fisik penting untuk kebugaran

jasmani karena dapat meningkatkan kapasitas fungsional tubuh melalui

peningkatan konsumsi oksigen maksimal (V02max), komposisi tubuh,

kekuatan otot dan daya tahan, dan flexibilitas. Menurut Blair dalam Adi &

dkk (2020) Aktivitas fisik dapat digambarkan sebagai latihan untuk

kesehatan atau olahraga untuk kebugaran (2). Aktivitas fisik yang baik

yaitu yang dilakukan secara terus menerus. Apabila aktivitas fisik jarang

dilakukan di kehidupan sehari-hari, maka akan berpengaruh pada

kebugaran.

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 80% anak

usia sekolah yang berusia 11-17 tahun dinyatakan kurang aktif bergerak

dan berolahraga. Selain itu, WHO juga menemukan bahwa anak

perempuan lebih cenderung tidak aktif dibandingkan anak laki-laki. Anak

perempuan cenderung lebih memilih tinggal dirumah dan melakukan

pekerjaan rumah saja. Anak laki- lagi lebih suka melakukan aktivitas fisik

PAGE \* MERGEFORMAT i
karena sejalan dengan hobby misalnya sepakbola, renang, jogging dan

lain-lain (5). Sedikit. Penelitian badan kesehatan dunia (WHO)

menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja

menjadi penyebab 1 dari 10 kamtian dan kecacatan dan lebih dari 2 juta

kematian tiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktivitas fisik.

Oleh sebab itu, beraktivitas fisik sangat diperlukan untuk memelihara

kesehatan.

Aktivitas fisik sangat penting untuk manusia guna

keberlangsungan hidup, karena dengan melakukan aktivitas fisik dapat

mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan berat badan berlebih

(Ardiyanto dan Mustafa, 2021).

2.3.2 Tingkat Aktifitas Fisik

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas

fisik adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang

menyertakan gerakan otot dan energi. Aktivitas fisik menjadi faktor

penting dalam menjaga kesehatan yang baik dan menyeluruh termasuk

pada lansia.

Lansia membutuhkan aktivitas fisik karena mempunyai

keuntunganjangka panjang bagi kesehatannya b. Tingkat Aktivitas Fisik

Menurut Kemenkes (2018), aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori

berdasaran intensitas dan besaran kalori yang digunakan, yaitu :

1) Aktivitas fisik ringan

Aktivitas fisik ringan adalah aktivitas fisik yang hanya

mengeluarkan sedikit tenaga dan tidak menyebabkan perubahan dalam

PAGE \* MERGEFORMAT i
system pernapasan. Biasanya nenergi yang dikeluarkan ketika

beraktivitas fisik ringan <3,5 kcal/ menit. Contoh aktivitas fisik ringan :

a) Berjalan santai di rumah, kantor, atau pusat pemberlanjaan

b) Duduk sambil membaca, menulis, ketika menyetir, dan ketika

bekerja.

c) Berdiri ketika melakukan pekerjaa rumah, seperti menucuci,

menyetrika, memasak, menyapu, mengepel, dan menjahit.

d) Latihan peregangan atau pemanasan dengan gerakan lambat

2) Aktivitas fisik sedang

Aktivitas fisik sedang adalah ketika dilakukan tubuh

mengeluarkan sedikit keringat, denyut jantung dan frekuensi nafas

menjadi lebih cepat. Tubuh mengeluarkan energi sebanyak 3,5-7 kcal/

menit. Contoh dari aktivitas fisik sedang, yaitu :

a) Berjalan, dengan kecepatan 5 km/jam pada permukaan yang rata

atau di luar rumah, atau berjalan santai saat istirahat ketika sedang

berada di sekolah atau di kantor.

b) Memindahkan perabotan ringan, berkebun, mencuci kendaraan.

c) Pekerjaan tukang kayu, seperti membawa dan menyusun balok

kayu, memebersihkan rumput dengan menggunakan mesing

pemotong rumput.

d) Bulutangkis, berekreasi, menari, bersepeda dengan lintasan datar

3) Aktivitas fisik berat

Aktivitas fisik berat adalah ketika aktivitas dilakukan tubuh

mengeluarkan banyak keringat, denyut jantung dan frukensi pernapasan

PAGE \* MERGEFORMAT i
meningkat hingga terengah-engah. Energi yang dikeluarkan oleh tubuh

>7kcal/menit. Contih aktivitas fisik berat:

a) Berjalan, dengan kecepatan >5 km/jam, melakukan pendakian,

berjalan sambil mebawa beban dipunggung, jogging dengan

kecepatan 8 km/jam.

b) Melakukan pekerjaan yang mengangkut beban berat, menyekop

pasir, memindahkan batu bata, menggali selokan, dan

mencangkul.

c) Melakukan pekerjaan rumah, seperti memindahkan benda yang

berat dan menggendong anak

d) Bersepeda dengan kecepatan 15 km/jam dengan lintasan yang

menanjak.

2.3.3 Jenis Aktifitas Fisik

Menurut Kemenkes (2018), secara umum jenis aktvitas fisik dibagi

menjadi tiga, yaitu aktivitas fisik harian, latihan fisik dan olahraga yaitu,

1) Aktivitas fisik harian

Jenis aktivitas yang ada di kehidupan sehari-hari seperti mengurus

rumah yang bisa membantu dalam membakar kalori yang diperoleh dari

makanan yang dikonsumsi, kegiatan tersebut seperti mencuci baju,

mengepel, jalan kaki, menyetrika, bermain dengan anak, dan sebagainya.

Kalori yang akan terbakar 50-200 kkal/kegiatan.

2) Latihan fisik

Latihan fisik adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara

terstruktur dan terencana. Contoh kegiatan dalam latihan fisik adalah jalan

PAGE \* MERGEFORMAT i
kaki, jogging, peregangan, senam aerbik, bersepeda, dan sebagainya.

Dilihat dari kegiatanya, latihan fisik memang sering dikatakan sebagai

kategori olahraga.

2.3.4 Manfaat Aktifitas Fisik

Menurut Kemenkes (2018), manfaat aktivitas fisik sebagai berikut:

1. Mengendalikan berat badan

2. Mengontrol tekanan darah

3. Menurunkan resiko tulang keropos pada wanita

4. Mencegah penyakit diabetes melitus

5. Membantu mengendalikan kadar kolesterol dalam darah

6. Meningkatkan dan menguatkan sistem kekebalan tubuh

7. Menjaga dan memperbaiki kelenturan sendi dan otot

8. Memperbaki postur tubuh

9. Mengendalikan stres dan mengurangi kecemasan

Menurut CDC (2021), aktivtas fisik yang dilakukan secara teratur

merupakan suatu hal penting bagi kesehatan. Aktivitas fisik bermanfaat

dapat mencegah risiko penyakit kronis (jantung, diabetes mellitus,

kanker), memperkuat tulang dan otot, mengurangi risiko depresi/

kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, mencegah kejadian jatuh, dan

meningkatkan kualitas hidup terutama bagi lansia.

2.4 Remaja

2.4.1 Pengertian Remaja

PAGE \* MERGEFORMAT i
Menurut WHO, remaja merupakan penduduk dengan usia 10-19 tahun,

sedangkan menurut Peraturan Menkes Nomor 25 tahun 2014 menjelaskan bahwa

remaja adalah penduduk dengan usia 10-18 tahun. Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana (BKKBN) menyebutkan bahwa remaja berada pada rentang

usia 10-24 tahun dengan status yang belum menikah (Diananda, 2018).

Remaja merupakan masa peralihan dari anak anak menuju dewasa. Masa

remaja berlangsung dari umur 15-20 tahun. Perubahan perkembangan yang terjadi

selama masa remaja meliputi perkembangan fisik, psikis, dan psikososial (Gainau,

2021).

2.4.1 Karakteristik Remaja

Ciri dan karakteristik remaja yang dikemukakan oleh Hurlock adalahsebagai

berikut (Gainau, 2021) :

1) Masa remaja sebagai masa peralihan

Merupakan masa peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap

berikutnya. Pada masa ini remaja dapat mencoba gaya hidup yang berbeda dan

menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

2) Masa remaja sebagai masa perubahan

Ada empat perubahan yang hampir bersifat universal, yaitu:meningginya

emosi, perubahan tubuh, perubahan nilai-nilai, dan bersifat ambivalen terhadap

setiap perubahan.

3) Masa remaja sebagai usia bermasalah

PAGE \* MERGEFORMAT i
Masalah remaja sering menjadi sulit diatasi. Hal ini disebabkansepanjang

masa anak-anak, masalah diselesaikan oleh orang tua sehingga kebanyakan

remaja tidak berpengalaman mengatasi masalah. Selanjutnya karena para remaja

merasa diri mandiri, sehingga menginginkan untuk mengatasi masalahnya sendiri

dan menolak bantuan dari orang tua.

4) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak anak yang tidak

rapih dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus

membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Stereotip ini sering menimbulkan

pertentangan dengan orang tua dan menghalangi anak untuk meminta bantuan

orang tua untukmengatasi masalahnya.

5) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis

Remaja melihat dirinya dan orang lain sebagaimana ia inginkan dan bukan

sebagaimana adanya. Harapan dan cita-cita tidak realistik menyebabkan

meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.

6) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Untuk memberikan kesan sudah hampir dewasa, remaja mulaimemusatkan

diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, seperti merokok,

minum-minuman keras.

2.4.2 Fase-fase Remaja

Dalam penjelasan (Diananda, 2018) menyebutkan beberapa fase

remaja yang dijelaskan sebagi berikut :

PAGE \* MERGEFORMAT i
a. Pra Remaja (11/12 tahun hingga 14 tahun)

Fase ini merupakan fase remaja yang sangat pendek. Pada fase ini

remaja akan sangat tertutup dengan orang tua dan orang lain disekitar.

Adanya perubahan-perubahan bentuk tubuh termasuk perubahan hormonal

yang menyebabkan perubahan kondisi psikologis remaja.

b. Remaja Awal (13/14 tahun hingga 17 tahun)

Fase ini merupakan fase dimana banyak perubahan yang terjadi dalam

diri remaja. Pada fase ini remaja mulai mencari jati diri, dan mulai mandiri

dengan keputusan yang mereka ambil. Pemikiran remaja semakin logis, dan

semakin banyak waktu untuk membicarakan keinginan dengan orang tua.

c. Remaja lanjut (17-20 atau 21 tahun).

Pada fase ini remaja ingin menonjolkan diri, mereka ingin menjadi

pusat perhatian. Sudah memiliki cita-cita yang jelas, lebih bersemangat,dan

sudah mulai menetapkan identitas diri dan tidak bergantung pada kondisi

emosional.

2.4.3 Tahap Perkembangan Remaja

Sebagaimana dijabarkan oleh Havighurst dalam Gunarsa (2018) tahap

perkembangan remaja dijelaskan sebagai berikut

1) Menerima adanya perubahan fisik yang terjadi dan harus melakukan

peran sesuai dengan jenisnya dan merasakan kepuasan terhadap dirinya

sendiri.

PAGE \* MERGEFORMAT i
2) Menjalankan peran sosial dengan teman sebaya dan harus menjalankan

sesuai dengan jenis kelamin masing masing.

3) Terbebas dari ketergantungan orang lain seperti orang tua dan orang yang

lebih dewasa.

4) Mengembangkan pemikiran tentang konsep kehidupan masyarakat

5) Harus mencari jaminan untuk masa depan agar dapat membantu

menopang kehidupan ekonomi

6) Menyiapkan diri untuk menghadapi dunia pekerjaan dimasa depan

7) Mempersiapkan diri dari tanggungjawab yang diberikan sesuai dengan

nilai dan norma yang berlaku di masyarakat

8) Mempersiapkan diri untuk membangun rumah tangga

9) Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersiap baik dari orang

sekitar.

2.5 Kerangka Teori

MAKANAN CEPAT SAJI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI


MAKANAN CEPAT SAJI

PAGE \* MERGEFORMAT i
< 2 KALI SEMINGGU >2 KALI SEMINGGU

DAMPAK KONSUMSI MAKANAN


CEPAT SAJI CEPATSAJI

AKTIFITAS FISIK

DISMINORE

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Keterangan

Warna Hitam: Variabel yang diteliti

Warna Putih: Variabel yang tidak diteliti

PAGE \* MERGEFORMAT i
2.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

MAKANAN CEPAT SAJI


DISMINORE
DAN AKTIFITAS FISIK

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel terikat (dependen)

: Variabel bebas (independen)

2.7 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur

Operasional

Makanan Fast food Kuesioner Angket 0: < 2 kali Ordinal

cepat saji (Makanan seminggu

cepat 1: > 2 kali

saji)merupaka seminggu

n makanan

berenergi

tinggi, tinggi

lemak, instan,

gampang

PAGE \* MERGEFORMAT i
dikemas serta

disajikan.

Aktifitas Aktivitas fisik kuesioner Memberika 0:Rendah Rasio

Fisik merupakan n Aktifitas

setiap gerakan pertanyaan fisik

tubuh yang testruktur 1:

meningkatkan untuk Sedang/Ti

pengeluaran mendapatka nggi

tenaga/energi n laporan Aktifitas

dan subjektif fisik

pembakaran dengan

enegi, sangat keadaan

penting untuk Aktifitas

manusia guna Fisik pada

keberlangsung remaja putri

an hidup, di SMAN

karena dengan 13 Padang

melakukan

aktivitas fisik

dapat

mengurangi

risiko penyakit

jantung

PAGE \* MERGEFORMAT i
koroner dan

berat badan

berlebih.

Disminore Disminore kuesioner Menilai 0:Tidak Ordinal

merupakan keadaan disminore

suatu keadaan disminore 1:dismino

kram dan nyeri pada remaja re

pinggul saat putri di

haid dengan SMAN 13

penyebab Padang

umum aliran

darah

deras ,mengelu

arkan

gumpalan dan

simbelit

Tabel 2.3 Definisi Operasional

PAGE \* MERGEFORMAT i
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode Analitik Observasional

yang bertujuan menganalisa, menjelaskan suatu hubungan, menguji

berdasarkan teori yang ada. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan studi cross sectional.

Penelitian observasional analitik merupakan penelitian yang

meneliti mengkaji hubungan antara dua variabel ataupun lebih dan peneliti

cukup hanya mengamati tanpa melakukan intervensi pada subjek penelitian.

Pendekatan cross sectional merupakan jenis penelitian yang hanya

melakukan pengukuran data pengamatan subjek penelitian sebanyak satu kali

pada satu saat. Satu saat yang dimaksudkan di sini bukanlah semua subjek

penelitian diteliti secara bersamaan di saat yang sama, akan tetapi tiap subjek

hanya diobservasi sebanyak satu kali dan pengukuran variabel subjek

dilakukan pada saat tersebut (Harlan and Johan, 2018).

3.2 Tempat dan Waktu

3.2.1 Tempat

Penelitian ini rencananya di lakukan di SMAN 13 Padang.

3.2.2 Waktu

Akan dilakukan dari bulan februari sampai bulan april 2024.

PAGE \* MERGEFORMAT i
3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Handayani (2020), populasi adalah totalitas dari setiap

elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu

dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Adapun

populasi pada penelitian ini adalah semua remaja putri kelas X dan XI

di SMAN 13 Padang yang berjumlah 576 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dan bagian dari populasi yang akan diamati dan diukur

oleh penelitian. Menurut Arikunto(2013) apabila jumlah subjeknya

kurang dari100, maka sebaiknya diambil semuanya, selanjutnya jika

subjeknya besar maka dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Maka dari itu

peneliti mengambil 10% dari seluruh populasi, yaitu sebanyak 57 siswi.

n:10%xN

Keterangan:
n : Jumalah sampel yang diambil

N : Jumlah Populasi

n:10%x576

:57siswi

Metode pengembalian sampel menggunakan teknik proportional

random sampling. Jadi jumlah sampel dalampenelitian ini berjumlah

57siswi.

PAGE \* MERGEFORMAT i
Jumlah sampel kelas = X jumlah siswi kelas x,xi

Berdasarkan rumus diatas didapatkan sampel masing-masing kelas

a.Kelas X = X 57 = 29 orang

b.Kelas XI = X 57 = 28 orang

Berdasarkan rumus diatas didapatkan sampel masing-masing kelas yaitu :

Jumlah sampel kelas = X jumlah sampel

Kelas X

a. Kelas X.E.1 = X 29 = 4 orang

b. Kelas X.E.2 = X 29= 4 orang

c. Kelas X.E.3 = X 29= 4 orang

d. Kelas X.E.4 = X 29 = 4 orang

e. Kelas X.E.5 = X 29= 4 orang

f. Kelas X.E.6 = X 29= 3 orang

g. Kelas X.E.7 = X 29 = 3 orang

h. Kelas X.E.8 = X 29= 3 orang

Kelas XI

a. Kelas XI.E.1 = X 28=4 orang

b. Kelas XI.E.2= X 28= 4 orang

c. Kelas XI.E.3= X 28= 4 orang

d. Kelas XI.E.4= X 28 = 4 orang

e. Kelas XI.E.5= X 28 = 4 orang

f. Kelas XI.E.6= X 28= 4 orang

g. Kelas XI.E.7= X 28 = 2 orang

h. Kelas XI.E.8= X 28= 2 orang

PAGE \* MERGEFORMAT i
3.4 Kriteria Sampel

Cara pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik

proportionate random sampling. Teknik proportionate random sampling

Menurut Sugiyono (2014:118) proportionate random sampling adalah teknik

pengambilan sampel dimana semua anggota mempunyai kesempatan yang

sama untuk dijadikan sampel sesuai dengan proporsinya. Kemudian dipilih

sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

3.4.1. Kriteria Inklusi

Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inkulusi pada

penelitian ini adalah :

a.Remaja perempuan

b.Siswi SMAN 13 Padang

c.Siswi yang telah diberi penjelasan tentang informasi penelitian dan

bersediamenjadi responden penelitian.

3.4.2. Kriteria Enklusi

Adalah ciri-ciri populasi yang tidak dapat diambil sebagai

sampel, yaitu Siswa laki-laki dan siswa di luar sekolah SMAN 13

Padang.

3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Data primer

PAGE \* MERGEFORMAT i
Data Primer adalah data yang lansung diambil pada responden,

seperti data yang diperoleh dari kuisioner secara langsung.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari

absensi di SMAN 13 Padang dan dari tata usaha mengenai data

geografis SMAN 13 Padang.

3.6 Pengolaan Data

Pengolahan data melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

3.6.1 Seleksi Data (Editing)

Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga dapat

menghasilkan data yang akurat untuk pengelolaan data selanjutnya

kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan apakah semua pertanyaan

peneliti sudah dijawab dan jawabanya yang tertulis dapat dibaca secara

konsisten.

3.6.2 Pemberian Kode (Coding)

Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberi kode

pada tiap-tiap data sehingga dapat mudah dilakukan analisa data.

3.6.3 Data Skoring (Scoring)

Proses pemberian nilai pada jawaban responden di lembar

kuesioner untuk dianalisis atau dimasukan kedalam mesin pengolah

data.

3.6.4 Pengelompokkan Data (Tabulating)

PAGE \* MERGEFORMAT i
Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama

dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan

kemudian dituliskan dalam bentuk tabel.

3.7 Analisa Data

Adapun analisis data yang digunakan antara lain :

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi

untuk masing-masing variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah makanan

cepat saji dan aktifitas fisik dengan kejadian disminore pada remaja

SMAN 13 Padang.

Data univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, yaitu:

x = F/N 100

Keterangan:

x = Hasil persentase

F = Frekuensi/hasil pencapaian

N = Total seluruh frekuensi

b. Analisis Bivariat

Analasis bivariat yang di lakukan adalah mencari hubungan

makanan cepat saji dan aktifitas fisik dengan kejadian disminore pada

Cremaja SMAN 13 Padang dengan menggunakan uji chi-square, dengan

rumus :

X2 = "∑" (0-E)2/E

Keterangan :

PAGE \* MERGEFORMAT i
0 = Frekuensi yang diamati

E = Frekuensi yang diaharapkan

X2 = Statistik Chi-Square

Analisa data uji Chi Square dengan taraf signifikasi α = 0,05 dan

interval kepercayaan 95%. Analisis data dilakukan menggunakan bantuan

komputer dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Nilai p ≤ α menunjukkan ada hubungan makanan cepat saji danaktifitas

fisik terhadap kejadian disminore

2) Nilai p > α menunjukkan tidak ada hubungan makanan cepat saji dan

aktifitas fisik terhadap kejadian disminore

PAGE \* MERGEFORMAT i

Anda mungkin juga menyukai