Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

PENGEMBANGAN PROPOSAL

DOSEN PENGAMPUH

HENRIETTA IMELDA TONDONG,SKM.,MPH

MAHASISWA

A.A.RINDI (PO7124318031)

JURUSAN KEBIDANAN PRODI STr.Keb TINGKAT 4A

POLTEKKES KEMENKES PALU

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja atau masa pubertas merupakan masa peralihan dari anak-anak ke
masa dewasa. Remaja merupakan mereka yang berada di rentan usia 10-19
tahun. Pada tahap ini remaja pasti akan mengalami suatu keadaan yang di
namakan menstruasi. Banyak gangguan menstruasi yang biasanya
menyebabkan ketidaknyamanan fisik bagi seorang perempuan yang dapat
menganggu aktivitas mereka. (Putri, Smk and Tabanan, 2021)
Rasa nyeri pada saat menstruasi tentu saja sangat menyiksa bagi wanita.
Sakit menusuk, nyeri yang hebat disekitar bagian bawah dan bahkan kadang
mengalami kesulitan berjalan sering dialami ketika haid menyerang. nyeri ini
dapat berlangsung setengah hari sampai lima hari dan seringkali tampak
seperti nyeri berkepanjangan. Nyeri haid sering kali 45-90% wanita dalam
usia reproduktif di Amerika Serikat, serta 60-70% wanita dewasa yang belum
menikah. Penelitian diswedia menjumpai 90% perempuan yang berusia
kurang dari 19 tahun dan 67% perempuan yang berusia 24 tahun. (Stikes,
Bintaro and Selatan, 2019)
Nyeri haid (dismenore) merupakan keadaan dimana timbul rasa nyeri yang
hebat pada saat menstruasi. Salah satu aktivitas yang dapat terganggu karena
nyeri haid (dismenore) adalah aktivitas belajar. Dismenore sering dialami
oleh remaja putri yang ada pada usia produktif. Penelitian yang pernah
dilakukan menunjukan bahwa dismenore dapat menurunkan prestasi
akademis, aktivitas belajar, konsentrasi belajar dan aktifitas sosial karena
nyeri haid yang dirasakan. (Stikes, Bintaro and Selatan, 2019)
Dismenorea atau nyeri haid adalah nyeri yang dirasakan sebelum atau saat
menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus.1 Sakit yang menusuk,
nyeri yang hebat disekitar bagian bawah perut dan bahkan kadang mengalami
kesulitan berjalan ketika haid menyerang.2 Nyeri haid merupakan masalah
umum yang sering dikeluhkan oleh wanita yang mengalami menstruasi.
Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum
dan selama haid disertai rasa mual, sehingga penderita tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-harinya dan memerlukan waktu untuk beristirahat. Nyeri yang
terasa dibagian bawah perut biasanya terjadi di hari pertama sampai kedua
setelah pengeluaran darah. Derajat nyeri berkurang setelah pengeluaran darah
yang sangat banyak.4 Nyeri haid bukanlah penyakit melainkan gejala yang
timbul akibat adanya kelainan pada organ panggul. Remaja wanita yang
mengalami dismenorea paling sering terjadi pada usia 14-19 tahun.
(Correlation et al., 2016)
Salah satu keluhan ginekologi yang paling sering dirasakan oleh
perempuan usia produktif adalah menstruasi yang menyakitkan (dismenorea).
Prevalensi dismenorea di dunia berkisar 15,8 - 89,5 % dengan nilai tertinggi
pada populasi dewasa. 1 Dismenorea berdampak pada individu dan
komunitas, seperti tingginya ketidakhadiran di sekolah dan pekerjaan,
gangguan aktivitas sehari-hari, dan banyaknya penggunaan obat sedatif.
(Lestari, Citrawati and Hardini, 2018)
Tingginya angka kejadian dismenore pada remaja kurang mendapat
perhatian dari diri sendiri dan masyarakat, karena remaja hanya menerima
rasa sakit itu sebagai hal yang wajar. Padahal dismenore dapat menyebabkan
seseorang menjadi lemas tidak bertenaga, pucat, kurangnya konsentrasi,
sehingga berdampak negatif pada kegiatan sehari-hari dan bahkan menjadi
salah satu alasan tersering wanita tidak melakukan aktifitas (sekolah, kerja,
dan lain-lain).(Luli, 2020)
Dismenore primer adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan nyata pada alat
genital dan bisa merupakan tanda adanya gangguan sistem reproduksi.
Prevalensi dismenore primer cukup tinggi, namun kurang mendapatkan
perhatian dari dunia medis. (Surabaya et al., 2016)
Menurut Bajrai dalam (Murtingsih, 2015) dismenorea primer adalah nyeri
yang terjadi 6-12 bulan setelah menarche karena adanya peningkatan
prostaglandin yang menimbulkan terjadinya kontraksi uterus. Dismenorea
terjadi karena ketidakseimbangan hormon prosgesteron dalam darah yang
menimbulkan rasa nyeri (Istiqomah, 2009). Dismenorea sekunder adalah
nyeri yang terjadi akibat adanya gangguan pada pelvik atau uterus. Pada
remaja usia sekolah, dismenorea dapat mengganggu aktivitas belajar sehari-
hari.(Prastika et al., 2019)
Menurut Bajrai dalam (Murtingsih, 2015) dismenorea primer adalah nyeri
yang terjadi 6-12 bulan setelah menarche karena adanya peningkatan
prostaglandin yang menimbulkan terjadinya kontraksi uterus. Dismenorea
terjadi karena ketidakseimbangan hormon prosgesteron dalam darah yang
menimbulkan rasa nyeri (Istiqomah, 2009). Dismenorea sekunder adalah
nyeri yang terjadi akibat adanya gangguan pada pelvik atau uterus. Pada
remaja usia sekolah, dismenorea dapat mengganggu aktivitas belajar sehari-
hari.(Studi et al., 2017)
Prevalensi dismenore dari hasil berbagai penelitian pada kelompok umur
dan berbagai negara bervariasi, berkisar antara 40-90%. Mahasiswi
merupakan kelompok yang rentan menderita dismenore karena pada
umumnya dismenore terjadi pada usia 17-22 tahun dan prevalensi tertinggi
kejadian dismenore ditemukan pada usia 20-24 tahun (Dawood, 2006; Abdul-
razzak et al., 2010).(Resmiati, 2020)

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
mengetahui hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian dismenorea primer
pada remaja putri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi aktivitas fisik pada remaja putri
b. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian dismenorea primer pada
remaja putri
c. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang dismenore primer pada
remaja putri.
C. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta
wawasan dalam kebidanan terutama mengenai hubungan aktivitas fisik
terhadap kejadian dismenore pada remaja putri.

2. Praktis
1. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam
teori tentang kejadian dismenore pada remaja putri sebagai bahan
ajar kepada mahasiswa.
2. Bagi Bidan
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan motivasi bidan
terhadap kejadian dismenore pada remaja putri sehingga dapat
mengembangkan intervensi dalam peningkatan pemenuhan
kebutuhan terutama untuk asuhan yang diberikan kepada remaja
putri.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan dasar acuhan/referensi untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya sehubungan dengan
hubungan aktivitas fisik terhadap kejadian dismenore pada remaja
putri.
DAFTAR PUSTAKA

Correlation, T. H. E. et al. (2016) ‘PADA SANTRIWATI MADRASAH


ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN’, HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK
DENGAN NYERI HAID (DISMENORE) PADA SANTRIWATI MADRASAH
ALIYAH SWASTA ULUMUDDIN UTEUNKOT CUNDA KOTA
LHOKSEUMAWE.

Lestari, D. R., Citrawati, M. and Hardini, N. (2018) ‘ARTIKEL PENELITIAN


Hubungan aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan dismenorea pada
mahasiswi FK UPN “ Veteran ” Jakarta’, ARTIKEL PENELITIAN
Hubungan aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan dismenorea pada
mahasiswi FK UPN “ Veteran ” Jakarta, 41(2), pp. 48–58. doi:
10.25077/mka.v41.i2.p48-58.2018.

Luli, N. A. (2020) ‘Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tingkat Dismenore pada


Siswi Kelas XII SMK Negeri 2 Godean Sleman Yogyakarta’, pp. 7–15.

Prastika, A. W. et al. (2019) ‘HUBUNGAN DISMENOREA PRIMER DENGAN


AKTIVITAS BELAJAR PADA SISWI SMAN 8 SURABAYA
CORRELATION BETWEEN PRIMARY DYSMENORRHEA AND Pada
bidang pendidikan dilakukan program wajib sekolah , Kartu Indonesia
Pintar , ( Shidiq , 2018 ). Dalam peningkatan kualitas pen’, hubungan
dismenorea primer dengan aktivitas belajar pada siswa SMAN 8 Surabaya,
3(2), pp. 107–113. doi: 10.20473/imhsj.v3i2.2019.107-113.

Putri, R., Smk, D. I. and Tabanan, N. (2021) ‘HUBUNGAN DESMINOREA


DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA’, HUBUNGAN DISMENORE
DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI
1 TABANAN TAHUN 2020, 4(febriari 2021), pp. 12–16.

Resmiati, R. (2020) ‘Aktivitas Fisik, Magnesium, Status Gizi, Dan Riwayat


Alergi Sebagai Faktor Determinan Dismenore’, Aktivitas Fisik,
Magnesium, Status Gizi, Dan Riwayat Alergi Sebagai Faktor Determinan
Dismenore, 5(1), p. 79. doi: 10.22216/jen.v5i1.4670.

Stikes, D. I., Bintaro, I. M. C. and Selatan, T. (2019) ‘HUBUNGAN


DISMENORE DENGAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWI DI
STIKes IMC BINTARO TANGERANG SELATAN 2019’, HUBUNGAN
DISMENORE DENGAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWI DI STIKes
IMC BINTARO TANGERANG SELATAN 2019, II(4), pp. 39–43.

Studi, P. et al. (2017) ‘DISMENORE PRIMER PADA SANTRI DI PONDOK


Oleh ’:, HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN
DISMENORE PRIMER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN X
KABUPATEN BOGOR, (September 2017), pp. 1–93.

Surabaya, T. et al. (2016) ‘Faktor risiko dismenore primer pada wanita usia subur
di kelurahan ploso kecamatan tambaksari surabaya’, Faktor risiko
dismenore primer pada wanita usia subur di kelurahan ploso kecamatan
tambaksari surabaya, 4(August 2016), pp. 37–49. doi:
10.20473/jbe.v4i1.37-49.

Anda mungkin juga menyukai