Anda di halaman 1dari 8

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Remaja putri mengalami menstruasi pertama kali pada masa pubertas yaitu

usia 11 sampai 14 tahun. Masa tersebut disebut menarche (Sukarni & Wahyu,

2013). Menarche merupakan proses yang sama dengan menstruasi, yaitu

keluarnya darah, lendir, dan jaringan endometrium melalui serviks sehingga

keluar tubuh melalui vagina karena ovum tidak dibuahi. Jika proses menstruasi

dialami rutin dan lebih dari satu kali, maka istilah menarche berubah menjadi

menstruasi. Siklus normal menstruasi berkisar antara 21 sampai 42 hari dengan

rata-rata 28 hari selama tahun-tahun reproduktif. Periode untuk satu kali

menstruasi berlangsung selama 4-5 hari dengan sebanyak 50-60 ml darah yang

keluar (Brunner & Suddarth, 2002). Proses ini dapat menyebabkan beberapa

risiko.

Menarche dapat menyebabkan beberapa risiko baik secara psikologis

maupun fisiologis. Risiko psikologis antara lain perasaan malu, cemas, dan takut

ketika mendapatkan menstruasi. Selain itu orang tua yang kurang perhatian karena

disibukkan pekerjaan masing-masing mengakibatkan komunikasi yang tidak baik

sehingga transfer informasi mengalami kendala sehingga remaja kehilangan salah

satu tempat bertanya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kesiapan remaja putri

dalam menghadapi kematangan dirinya (Badan Kependudukan dan Keluarga


2

Berencana Nasional, 2008). Informasi yang tidak baik menyebabkan persepsi

negatif terhadap menarche.

Reaksi negatif terhadap menarche berdampak pada kondisi psikologis

maupun fisiologis, dalam kondisi psikologis menjadi tidak stabil (bingung, sedih,

marah, stress, cemas dan perasaan emosional lainnya) serta adanya keluhan

fisiologis (sakit kepala, nyeri pinggang, mual-mual dan muntah) (Mansur, 2011).

Anak yang telah mengalami menstruasi, tetapi tidak memiliki pengetahuan dan

informasi yang benar akan kesulitan dalam memilih pembalut yang aman dan

nyaman, tidak mengetahui siklus menstruasinya teratur atau tidak, dan kurang

merawat kebersihan alat kelaminnya (Linda, 2013). Hal tersebut yang akan

berpengaruh buruk pada kesehatan reproduksi remaja sehingga diperlukan

peningkatan pengetahuan untuk mengantisipasinya.

Perawatan yang kurang tepat dalam menjaga kebersihan alat kelamin

dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai gangguan organ

reproduksi wanita. Diantara negara-negara di Asia Tenggara, wanita Indonesia

lebih rentan mengalami infeksi saluran reproduksi (ISR) yang dipicu iklim

Indonesia yang panas dan lembab. Angka kejadian ISR tertinggi didapatkan pada

usia remaja sebanyak 35%-42% dan pada usia dewasa sebanyak 27%-33%

(Puspitaningrum, 2010). Jumlah kasus ISR di Jawa Timur yang terjadi pada

remaja putri sebanyak 86,5% disebabkan jamur yang berkembang biak dengan

kelembapan tinggi seperti pada saat menstruasi (Kasdu, 2008). Data yang

didapatkan dari Dinas Kesehatan Jember tercatat sebanyak 39% dari seluruh kasus

gangguan organ reproduksi wanita yang meliputi nyeri pada saat menstruasi, nyeri
3

organ kelamin, infeksi saluran reproduksi serta menometroragi terjadi di

Kecamatan Sumberbaru atau peringkat pertama di Kabupaten Jember, dan urutan

kedua sebanyak 21% kasus terjadi di Kecamatan Silo (Dinkes Jember, 2015),

sehingga pendidikan kesehatan perlu untuk dilakukan supaya mencegah terjadinya

gangguang organ reproduksi.

Penelitian yang dilakukan oleh Linda (2013) didapatkan hasil bahwa dari

total 120 partisipan anak perempuan, mengatakan bahwa mereka tidak

mendapatkan pengetahuan tentang menstruasi, gambaran tentang menstruasi

hanya mereka dapatkan saat keluar darah pertama kalinya. Penelitian yang

dilakukan di Yogyakarta pada pengetahuan siswi tentang menarche didapati hasil

siswi memiliki pengetahuan kategori cukup sebesar 78,3% (Mendri, 2014), dan

penelitian yang dilakukan di Kebumen memiliki pengetahuan kurang sebanyak

87,50% (Rahayu, Aminoto, Madkhan, 2011). Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Agustini (2009) di SDN Giwangan didapatkan hasil bahwa

sebanyak 54,8% siswa berada pada tingkat kecemasan yang berat dalam

menghadapi menarche dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang menarche.

Berdasarkan data di atas maka pengenalan tentang pendidikan kesehatan

perlu dilakukan khususnya tentang kesehatan reproduksi supaya anak dapat

mempersiapkan diri dalam menghadapi menarche yang dialami pada usia sekolah

(Wong, 2009). Menurut model Teori Betty Neuman cara untuk mempertahankan

garis pertahanan diri keperawatan yaitu dengan terfokus pada empat intervensi,

diataranya adalah upaya intervensi yang bersifat promosi dan prevensi (Swarjana,

2016). Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya pendidikan


4

kesehatan penting untuk diberikan pada anak sebelum terjadinya menstruasi

dengan harapan anak menjadi tahu dan menghindari perilaku buruk pada saat

menstruasi.

Berdasarkan studi pendahuluan di SDN Pringgowirawan 01 Kecamatan

Sumberbaru Kabupaten Jember pada 10 siswi dengan rentang usia 10-13 tahun

dan belum mengalami menstruasi pada saat ditanya tentang menarche didapatkan

bahwa hanya 1 siswi yang mempunyai pengetahuan baik. Siswi belum pernah

diberikan pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan tentang kesehatan

reproduksi khususnya menarche. Data juga diperkuat dari Dinas Kesehatan

Jember dan Puskesmas Sumberbaru yang mengatakan bahwa selama ini tidak ada

penyuluhan yang ditujukan pada siswi SD tentang pendidikan kesehatan

reproduksi.

Terdapat berbagai penelitian untuk meningkatkan pengetahuan melalui

metode pendidikan kesehatan seperti permainan edukatif, brainstorming, peer

group dan bermain peran. Peningkatkan pengetahuan pada anak dengan

karakteristik senang bermain berkelompok dengan teman sebaya, sehingga

diperlukan metode pendidikan kesehatan yang inovatif berupa permainan (Ayu,

2013). Metode promosi kesehatan pada tahap usia sekolah antara lain berupa

permainan interaktif, teka-teki, mencocokkan dan role play (Makhfudli & Efendi,

2013). Salah satu jenis permainan edukatif yang pada umumnya digemari adalah

permainan ular tangga. Menurut Soetjiningsih (2005) Permainan ular tangga

adalah salah satu jenis permainan edukatif untuk anak usia sekolah. Permainan

ular tangga adalah permainan yang menyenangkan sehingga anak tertarik untuk
5

belajar sambil bermain, dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas,

serta merangsang anak untuk beraktivitas secara berkelompok atau individual

(Novarina, 2010). Namun sampai saat ini pengaruh pendidikan kesehatan melalui

metode permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam menghadapi

menarche ini belum pernah dibuat sebelumnya, sehingga pengaruhnya belum

dapat dijelaskan.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Atrianingsih (2014) bahwa

ada pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap anak dalam

pencegahan impaksi serumen di SD Tambaksari III Surabaya Tahun 2014.

Penelitian yang dilakukan oleh Labibah (2015) pada siswa SDN 04

Tanggungharjo Kecamatan Grobogan menyebutkan bahwa pemberian informasi

khususnya tentang kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan permainan ular

tangga yang menarik dan suasana yang menyenangkan dapat membuat responden

lebih mudah menerima informasi yang diberikan.

Menurut teori Lawrence dalam Notoatmodjo (2012), bahwa perilaku

kesehatan seseorang dan masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu

predisposing, enabling, dan reinforcing. Pendidikan sebagai salah satu faktor

pendukung melalui permainan ular tangga ini diharapkan juga dapat menyebabkan

proses terjadinya peningkatan pengetahuan dan sikap tentang menarche dengan

adanya modifikasi dari komponen permainan yang memicu anak untuk berpikir

dan menguasai pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk

meneliti pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam
6

menghadapi menarche pada siswi SDN Pringgowirawan 01 Kecamatan

Sumberbaru Kabupaten Jember.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan masalah Apakah ada

pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam

menghadapi menarche pada siswi SDN Pringgowirawan 01 Kecamatan

Sumberbaru Kabupaten Jember.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan umum

Menganalisis pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan

sikap dalam menghadapi menarche pada siswi SDN Pringgowirawan 01

Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember.

1.3.2 Tujuan khusus


a. Mengidentifikasi pengetahuan siswi dalam menghadapi menarche sebelum

dan sesudah diberikan permainan ular tangga pada kelompok intervensi dan

kontrol.
b. Mengidentifikasi sikap siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan

sesudah diberikan permainan ular tangga pada kelompok intervensi dan

kontrol.
c. Mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan sikap siswi dalam menghadapi

menarche pada kelompok intervensi dan kontrol.


1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi peneliti
Menambah pengetahuan peneliti terkait pengaruh permainan ular tangga

terhadap pengetahuan dan sikap dalam menghadapi menarche pada siswi SDN
7

Pringgowirawan 01 Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember sehingga bisa

digunakan sebagai acuan dalam pengembangan ilmu keperawatan.


1.4.2 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi serta literatur

tentang keilmuan keperawatan maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Jember, sehingga dapat menambah pengetahuan kepada mahasiswa

khusunya pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam

menghadapi menarche pada siswi SDN Pringgowirawan 01 Kecamatan

Sumberbaru Kabupaten Jember.

1.4.3 Bagi profesi keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi

referensi yang dapat digunakan sebagai metode pendidikan kesehatan pada

kelompok anak usia sekolah serta menerapkan metode permainan ular tangga

dalam promosi kesehatan.

1.4.4 Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada pihak

sekolah, siswi, dan masyarakat luas tentang memberikan pengetahuan bagi siswi

tentang persiapan menarche khususnya pada anak usia sekolah dasar.

1.5 Keaslian penelitian


Salah satu penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Riyani (2011) tentang pengaruh pendidikan kesehatan oleh

kelompok sebaya (Peer Group) terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche

pada siswi SDN Muhammadiyah Pringgokusuman Yogyakarta. Penelitian ini


8

bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan oleh kelompok

sebaya (Peer Group) terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche. Sampel

dikumpulkan dengan menggunakan purposive sampling yang terdiri dari 11

responden berdasarkan kriteria inklusi dari SDN Muhammadiyah

Pringgokusuman Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan pra experiment

dengan rancangan one group pretest post test design. Data dikumpulkan dengan

menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan menggunakan uji Paired t-test.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa thitung=4,183 dengan nilai

signifikansi yang diperoleh adalah 0,002. Dari hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan oleh kelompok sebaya

(Peer Group) terhadap kesiapan menghadapi menarche pada siswi SDN

Muhammadiyah Pringgokusuman Yogyakarta.


Penelitian yang sekarang dilakukan oleh Devis Yulia Rohmana adalah

pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam

menghadapi menarche pada siswi SDN Pringgowirawan 01 Kecamatan

Sumberbaru Kabupaten Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam

menghadapi menarche pada siswi SDN Pringgowirawan 01 Kecamatan

Sumberbaru Kabupaten Jember. Desain penelitian quasy experiment dengan

rancangan penelitian two group pretest-posttest treatment design. Populasi

penelitian adalaha siswi SDN Pringgowirawan 01 Kecamatan Sumberbaru

Kabupaten Jember dengan menggunakan teknik pemilihan sampel cluster

sampling. Kemudian hasil data dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign

Rank Test.

Anda mungkin juga menyukai