PENDAHULUAN
Remaja putri mengalami menstruasi pertama kali pada masa pubertas yaitu
usia 11 sampai 14 tahun. Masa tersebut disebut menarche (Sukarni & Wahyu,
keluar tubuh melalui vagina karena ovum tidak dibuahi. Jika proses menstruasi
dialami rutin dan lebih dari satu kali, maka istilah menarche berubah menjadi
menstruasi berlangsung selama 4-5 hari dengan sebanyak 50-60 ml darah yang
keluar (Brunner & Suddarth, 2002). Proses ini dapat menyebabkan beberapa
risiko.
maupun fisiologis. Risiko psikologis antara lain perasaan malu, cemas, dan takut
ketika mendapatkan menstruasi. Selain itu orang tua yang kurang perhatian karena
satu tempat bertanya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kesiapan remaja putri
maupun fisiologis, dalam kondisi psikologis menjadi tidak stabil (bingung, sedih,
marah, stress, cemas dan perasaan emosional lainnya) serta adanya keluhan
fisiologis (sakit kepala, nyeri pinggang, mual-mual dan muntah) (Mansur, 2011).
Anak yang telah mengalami menstruasi, tetapi tidak memiliki pengetahuan dan
informasi yang benar akan kesulitan dalam memilih pembalut yang aman dan
nyaman, tidak mengetahui siklus menstruasinya teratur atau tidak, dan kurang
merawat kebersihan alat kelaminnya (Linda, 2013). Hal tersebut yang akan
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai gangguan organ
lebih rentan mengalami infeksi saluran reproduksi (ISR) yang dipicu iklim
Indonesia yang panas dan lembab. Angka kejadian ISR tertinggi didapatkan pada
usia remaja sebanyak 35%-42% dan pada usia dewasa sebanyak 27%-33%
(Puspitaningrum, 2010). Jumlah kasus ISR di Jawa Timur yang terjadi pada
remaja putri sebanyak 86,5% disebabkan jamur yang berkembang biak dengan
kelembapan tinggi seperti pada saat menstruasi (Kasdu, 2008). Data yang
didapatkan dari Dinas Kesehatan Jember tercatat sebanyak 39% dari seluruh kasus
gangguan organ reproduksi wanita yang meliputi nyeri pada saat menstruasi, nyeri
3
kedua sebanyak 21% kasus terjadi di Kecamatan Silo (Dinkes Jember, 2015),
Penelitian yang dilakukan oleh Linda (2013) didapatkan hasil bahwa dari
hanya mereka dapatkan saat keluar darah pertama kalinya. Penelitian yang
siswi memiliki pengetahuan kategori cukup sebesar 78,3% (Mendri, 2014), dan
sebanyak 54,8% siswa berada pada tingkat kecemasan yang berat dalam
mempersiapkan diri dalam menghadapi menarche yang dialami pada usia sekolah
(Wong, 2009). Menurut model Teori Betty Neuman cara untuk mempertahankan
garis pertahanan diri keperawatan yaitu dengan terfokus pada empat intervensi,
diataranya adalah upaya intervensi yang bersifat promosi dan prevensi (Swarjana,
dengan harapan anak menjadi tahu dan menghindari perilaku buruk pada saat
menstruasi.
Sumberbaru Kabupaten Jember pada 10 siswi dengan rentang usia 10-13 tahun
dan belum mengalami menstruasi pada saat ditanya tentang menarche didapatkan
bahwa hanya 1 siswi yang mempunyai pengetahuan baik. Siswi belum pernah
Jember dan Puskesmas Sumberbaru yang mengatakan bahwa selama ini tidak ada
reproduksi.
2013). Metode promosi kesehatan pada tahap usia sekolah antara lain berupa
permainan interaktif, teka-teki, mencocokkan dan role play (Makhfudli & Efendi,
2013). Salah satu jenis permainan edukatif yang pada umumnya digemari adalah
adalah salah satu jenis permainan edukatif untuk anak usia sekolah. Permainan
ular tangga adalah permainan yang menyenangkan sehingga anak tertarik untuk
5
belajar sambil bermain, dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas,
(Novarina, 2010). Namun sampai saat ini pengaruh pendidikan kesehatan melalui
metode permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam menghadapi
dapat dijelaskan.
ada pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap anak dalam
khususnya tentang kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan permainan ular
tangga yang menarik dan suasana yang menyenangkan dapat membuat responden
pendukung melalui permainan ular tangga ini diharapkan juga dapat menyebabkan
adanya modifikasi dari komponen permainan yang memicu anak untuk berpikir
meneliti pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam
6
dan sesudah diberikan permainan ular tangga pada kelompok intervensi dan
kontrol.
b. Mengidentifikasi sikap siswi dalam menghadapi menarche sebelum dan
kontrol.
c. Mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan sikap siswi dalam menghadapi
terhadap pengetahuan dan sikap dalam menghadapi menarche pada siswi SDN
7
khusunya pengaruh permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam
kelompok anak usia sekolah serta menerapkan metode permainan ular tangga
sekolah, siswi, dan masyarakat luas tentang memberikan pengetahuan bagi siswi
yang dilakukan oleh Riyani (2011) tentang pengaruh pendidikan kesehatan oleh
dengan rancangan one group pretest post test design. Data dikumpulkan dengan
signifikansi yang diperoleh adalah 0,002. Dari hasil penelitian tersebut dapat
sampling. Kemudian hasil data dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign
Rank Test.